All Chapters of Suami Pengganti untuk Adara: Chapter 31 - Chapter 40
316 Chapters
31). Ayam Goreng
***"Jangan egois, Dara.""Jangan mau menang sendiri.""Mama mohon kamu mengerti.""Kamu kan rebut Danendra dari Felicya."Ucapan Teresa beberapa jam lalu terus terngiang-ngiang di pikirannya, Adara yang sedang menuangkan air dari dispenser ke gelas tak sadar jika gelas yang dia pegang sudah penuh—bahkan lantai pun sudah cukup basah."Ra, itu basah!""Astaga!"Tersentak, Adara refleks melepaskan pegangannya pada gelas sampai gelas tersebut jatuh di lantai dan tentu saja pecah dan berserakan."Ya ampun," ucap Adara."Kamu kenapa, Ra?" tanya Danendra yang sigap menarik Adara untuk menjauh dari pecahan gelas yang berserakan di lantai agar tak mengenai kaki sang istri yang kini telanjang tanpa alas. "Kamu ngelamun?""Dan." Masih dengan raut wajah terkejut, Adara memandang Danendra dengan napas yang terengah. "Iya, maaf ya.""Enggak apa-apa, aku juga minta maaf karena udah ngagetin kamu," kata Danendra tak enak.Pulang tepat pukul tujuh, Danendra yang lelah memang meminta tolong pada Adara
Read more
32). Aku Mau Kamu
***"Kamu boleh ceraikan aku, Dan. Aku siap.""Ra."Danendra menatap lekat Adara yang kini duduk di depannya—mencari kesungguhan bahkan alasan dibalik ucapan tiba-tiba sang istri yang tentu saja mustahil dia lakukan.Menikahi Adara—meskipun hanya menjadi pengganti, adalah sebuah anugerah yang tak pernah dibayangkan oleh Danendra sebelumnya. Jika diibaratkan, ketika Adara tiba-tiba mengajaknya menikah, Danendra seperti mendapatkan jackpot yang tak ternilai harganya.Seburuk apapun Adara, sebanyak apapun kekurangan yang dia miliki, Danendra akan menerima semuanya dengan senang hati.Dan tentu saja—sejak Rafly dipastikan meninggal dunia, tak pernah terbersit sedikit pun di hati putra kedua Adam Alexander itu untuk menceraikan Adara."Aku malu, Dan. Kamu nikah sama aku dan ninggalin Felicya itu kaya buang berlian terus ambil batu, tau enggak?"Danendra tersenyum. "Perumpamaan macam apa itu, Ra?" tanyanya."Semuanya bener, Dan."Danendra menghela napas lalu beranjak dari kursinya. Mengitar
Read more
33). Danendra Marah?
"Raf? Maksud kamu Rafly?"Adara merutuki dirinya sendiri. Dalam hati dia jelas mengumpat memarahi bibirnya yang sial justru menyebut Rafly. Padahal sudah jelas jika yang sedang bersamanya adalah Danendra."Dan ... aku." Adara kehabisan kata-kata, tidak tahu harus bagaimana menjelaskan semuanya karena kini Danendra pasti kecewa. Dia pasti marah.Tentu saja. Tidak ada pria yang tak akan marah ketika di tengah kegiatan 'intim' yang sedang dilakukannya bersama sang istri, ada nama pria lain yang digumamkan.Danendra tersenyum. "Masih ingat Rafly ya, Ra?" tanyanya. Tak terlihat emosi, Danendra bersikap begitu tenang di depan Adara—sementara tubuhnya kini masih berada di atas Adara, mengungkung istrinya dengan kedua tangan yang ada di sisi kanan dan kiri Adara."Dan, maaf. Aku enggak senga-""Its okay," jawab Danendra dengan segera—bahkan sengaja memotong ucapan Adara. Beringsut, Danendra menyingkir dari atas tubuh Adara lalu duduk di pinggir kasur, dan Adara yang kini hanya memakai kaos ta
Read more
34). Postingan Media Sosial
***"Dan."Adara bergumam pelan tepat setelah dirinya membuka mata. Meraba-raba kasur, keningnya langsung berkerut ketika tangannya tak menemukan sosok Danendra di kasur.Beringsut, Adara duduk bersila dan mengerjapkan mata beberapa kali. Danendra benar-benar tak ada di kasur."Udah bangun apa ya?"Adara mengedarkan pandangan lalu sekali lagi dia memanggil nama Danendra. Namun, tetap tak ada sautan. Terdiam sejenak, ingatan Adara kembali terlempar ke kejadian semalam ketika dirinya dan Danendra hampir saja melakukan 'sesuatu'"Dia beneran marah kayanya," gumam Adara pelan.Semalam Danendra memang tak menunjukkan amarah atau bahkan kekecewaannya di depan Adara. Namun, dari gerak-gerik pun Adara merasa Danendra berbeda.Danendra yang biasanya mengajak ngobrol Adara sebelum tidur, semalam tak melakukannya—bahkan Danendra tidur tanpa memeluk Adara. Padahal biasanya laki-laki itu selalu melakukannya.Pagi ini pun Danendra berbeda. Tak membangunkan Adara, pria itu meninggalkan apartemen beg
Read more
35). Affair, Dan?
***"Udah beres semuanya, Dan?"Danendra yang baru saja kembali, menganggukkan kepalanya ketika pertanyaan itu dilontarkan Teresa yang sejak tadi menunggu bersama Felicya yang kini sudah duduk di kursi roda—bersiap-siap untuk pulang."Udah," jawab Danendra. Dia kemudian menunjukkan kresek putih berisi obat yang baru saja ditebusnya. "Nih obat juga udah ditebus. Tinggal pulang.""Makasih, Dan," ucap Felicya sambil mengukir senyuman semanis mungkin karena dia bahagia..Tahu salah satu followers akun instagramnya karyawan di perusahaa Ginanjar, Felicya sengaja memposting beberapa foto Danendra di feed maupun instastory dengan harapan Adara melihatnya.Felicya ingin menunjukkan pada Adara, jika dirinya di mata Danendra masih penting. Sekali pun dia dan Danendra tak terikat lagi dalam sebuah hubungan, Felicya berjanji akan membuat Danendra lebih memedulikan juga mementingkan dirinya daripada Adara.Ah, meskipun rasanya menyebalkan karena tak bisa berjalan, Felicya cukup merasa bersyukur de
Read more
36). Jujur Tentang Perasaan
***"Dia maunya apa sih?!"Setelah sejak tadi berusaha tenang dan tak terpancing emosi, Adara kesal juga. Menyimpan dengan kasar ponselnya di atas meja, Adara memundurkan kursi kerjanya lalu bersandar.Menyugar rambutnya ke belakang, Adara menghembuskan napas kasar setelah beberapa menit lalu sebuah pesan menyebalkan masuk ke ponselnya.Dan pengirim pesan tersebut tentu saja Felicya. Bukan hanya sekadar kata-kata, pesan yang dikirimkan mantan Danendra itu adalah sebuah foto dirinya dan Danendra yang tengah berpelukan di mobil.Sungguh demi apapun Adara tak mengerti dengan cara pikir Felicya. Adara tahu dia salah karena menjadi penyebab kandasnya hubungan Felicya dan Danendra, tapi apakah harus sampai seperti ini?Adara pikir apa yang dilakukan Felicya sekarang cukup keterlaluan dan terlalu blak-blakan. Adara memang merebut Danendra agar menikahinya, tapi apakah harus seterang-terangan ini Felicya memeluk suaminya?"Aish, Danendra juga! Dia itu gimana sih?! Bilang sayang sama aku tapi
Read more
37). Warung Bakso dan Rafly
"Ja-jadi, kamu ma-masih sayang sama Feli?"Adara menatap Danendra dengan seksama—berharap jika apa yang dikatakan suaminya itu adalah sebuah kebohongan. Namun, sial. Danendra justru mengangguk pelan."Bukan masih, tapi aku emang sayang sama dia.""Dan."Setelah mengucapkan hal itu—bukannya merasa bersalah, Danendra justru terkekeh melihat raut wajah Adara yang tak bisa menyembunyikan keterkejutannya."Kok ketawa?""Kamu percaya?" tanya Danendra."Maksudnya?""Aku emang sayang sama Feli, Ra, tapi sayangku sama Feli beda sama sayangku ke kamu," ungkap Danendra."Apanya yang beda?"Danendra tersenyum lalu mengulurkan tangannya—mengusap lembut rambut Adara yang menyeruakkan wangi menyegarkan dari shampo yang dia pakai."Sayangku ke kamu itu sayangnya seorang laki-laki ke perempuan dalam artian, di dalam sayang aku ke kamu itu terdapat cinta di dalamnya," ungkap Adara."Ke Feli?""Aku sayang dia sebagai sahabat," ucap Danendra. "Dia selalu ada buat aku. Semenjak kita kenalan, Feli selalu b
Read more
38). Makan Siang untuk Danendra
***"Ra, udah selesai?"Adara yang masih merapikan bajunya menoleh pada Danendra yang kini menyembulkan kepala di pintu kamar.Setelah kejadian tak mengenakkan di warung bakso, Adara dan Danendra memutuskan untuk pulang ke apartemen karena kebetulan jarak apartemen Danendra dari warung tempat mereka makan tadi tak terlalu jauh.Tak hanya mengganti atasannya yang basah, Adara mengganti semua pakaiannya. Tak lagi memakai celana katun, Adara kini memutuskan untuk memakai rok yang dipadupadankan dengan kemeja putih juga cardigan senada.Rambutnya yang masih sedikit basah pun digerai. "Udah, sebentar ya, sisir rambut dulu.""Oke."Kembali berdiri seperti semula, Danendra memutuskan untuk menunggu di ruang tamu dan tak berselang lama Felicya datang dari dapur."Dan, aku buat makanan," kata Felicya. Menyimpan kotak makan di pangkuannya, dia memutar roda kursi mendekati Danendra lalu memberikan kotak makan tersebut pada pria yang dia cintai itu.Mbak Siti—asisten rumah tangga Felicya datang,
Read more
39). Cemburu?
***"Kok diem aja daritadi? Kenapa?"Adara yang sejak tadi duduk sambil memeluk kedua tangannya di dada hanya menoleh sekilas, ketika pertanyaan tersebut meluncur dari mulut Danendra setelah keduanya menempuh perjalanan selama lima belas menit dari apartemen."Enggak apa-apa," jawab Adara singkat."Enggak apa-apa, tapi mukanya kaya gitu," ucap Danendra. "Kaya lagi bete.""Emang bete," jawab Adara apa adanya."Bete kenapa? Sini bilang sama aku," pinta Danendra yang membuat Adara kini sedikit memiringkan posisi duduknya."Bete kerena suami aku dibekelin makanan sama perempuan lain," ucap Adara. "Mana perempuan itu mantannya lagi eh ... enggak tau mantan apa masih pacaran sih."Alih-alih tersinggung, marah, atau sebagainya. Danendra justru menanggapi ucapan Adara dengan tenang lalu memberanikan diri untuk bertanya."Kamu cemburu?" "Cemburu?" tanya Adara. Dia menatap Danendra dari samping. Orang bilang, cemburu adalah tanda cinta. Jika seseorang cemburu itu berarti dia mencintai orang ya
Read more
40). Bunga Daisy
***"Percobaan pertama, berhasil."Felicya tersenyum sambil memandangi sebuah buku catatan kecil yang dia pegang. Bukan sembarang buku catatan, buku kecil dengan jilid berwarna coklat tersebut berisi sesuatu yang sangat penting bagi Felicya.Dunia berpihak padanya, beberapa menit setelah Danendra dan Adara pergi, Felicya mendapat telepon dari salah satu temannya yang menjadi pegawai di salah satu apartemen. Bukan perempuan, teman Felicya tersebut bernama Edgar.Berawal dari curhatan Edgar yang katanya diminta membersihkan sebuah unit apartemen yang ditinggal pemiliknya, Felicya seolah diberi jalan karena secara kebetulan unit apartemen yang dibersihkan Edgar adalah milik Rafly Sanjaya—tunangan Adara yang sudah dinyatakan meninggal seminggu lalu.Meminta Edgar untuk mencari benda penting di unit apartemen Rafly, Felicya akhirnya mendapatkan sebuah notebook alias buku catatan kecil yang ternyata berisi tulisan tangan Rafly.Di dalam buku catatan tersebut terdapat berbagai macam kesukaan
Read more
PREV
123456
...
32
DMCA.com Protection Status