All Chapters of Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar: Chapter 41 - Chapter 50
97 Chapters
Kebahagiaan Laras
#41 Kebahagiaan Laras"Selamat ya, Nak. Atas kehamilan kamu. Akhirnya, mama akan segera menjadi seorang nenek," ungkap Bu Irma yang saat itu langsung mendatangi rumah putranya setelah dikabari Galih jika Laras sedang mengandung. Istrinya sedang hamil. Wajahnya tak luput menampilkan senyuman sumringah sejak tadi.Pun begitu juga dengan Pak Dhanu, suaminya. Mereka berdua menganggap kabar kehamilan Laras adalah hal yang paling membahagiakan. Bu Irma pun akhirnya yakin dan bisa mematahkan pernyataan mantan mertua Laras yang telah menuduhnya mandul."Terima kasih, Ma. Alhamdulillah, semua usaha Laras akhirnya membuahkan hasil," sahut Laras. Senyumnya mengembang dengan sempurna."Nanti kita periksakan kehamilanmu, Sayang," ujar Galih tersenyum bahagia. Lelaki itu menggenggam tangan istrinya sangat erat. Seakan genggaman tangannya enggan terlepas darinya. Malah semakin erat. Lelaki itu juga merasakan kebahagiaan ya
Read more
Bu Intan Syok Berat
#42 Bu Intan MenyesalPenyesalan itu memang terkadang selalu datang terlambat. Seperti yang kini sedang dialami oleh Bu Intan. Ia baru menyadari jika Laras adalah menantu yang baik selama masih menjadi istri Angga. Laras tak pernah sekali pun membantah Bu Intan. Ia selalu diam  dan mengalah, atau bahkan lebih sering menghindari perdebatan.Laras pun tak pernah mempermasalahkan uang gaji suaminya yang cenderung lebih banyak untuk Bu Intan dan Tasya. Malah terkadang Laras sering memberikan uang ia kalau sedang ramai job manggungnya.Karena tak kunjung hamil lah, sikap Bu Intan pada Laras akhirnya berubah. Wanita paruh baya itu selalu menekannya dengan berbagai  hinaan dan cemoohan. Bahkan dengan tega selalu menyindirnya dengan keras.Kata-kata kasar pun tak luput Bu Intan lontarkan hingga membuat Laras selalu menanggung rasa sakit hatinya sendirian. Ia merasa jika itu adalah hal yang wajar untuk membenci Laras
Read more
Kecurigaan Angga
#43Bu Intan tertawa licik saat dirinya merasa jika telah berhasil membuat rencana pernikahan Laras batal. Ia yakin jika calon mertua Laras akan be⁸rpikir dua kali untuk menikahkan putra mereka dengan seorang wanita mandul.'Rasain kau, Laras! Saya tidak akan membiarkan kamu bahagia. Apa pun caranya, saya akan terus membuatmu menderita! Sama seperti hidup saya dan Angga saat ini!' desis Bu Intan geram di dalam hatinya.Jauh di dalam lubuk hatinya, Bu Intan masih ingin menjadikan Laras menantunya. Kebenciannya yang telah berkarat pada Aluna lah yang menjadi alasan terkuatnya untuk mengharapkan Laras bisa kembali pada Angga dan menyingkirkan posisi Aluna.'Tapi, apa itu mungkin, ya?' gumam Bu Intan dalam hatinya. Wanita itu sempat ragu jika memikirkan tentang kisah rumah tangga putranya.Wanita paruh baya itu sedang mencari cara untuk menyatukan Laras lagi dengan Angga. Ia menginginkan kehidupan yang tenang lagi seperti dulu. Jauh dari ribut dan cekcok. Uang belanja dari Angga pun kuran
Read more
Aluna Drama
#44Aluna begitu sumringah saat dirinya meminta untuk memanjakan diri dengan perawatan di salon hari minggu itu. Angga memberinya izin, setelah Aluna merengek beberapa kali. Dan akhirnya dengan berat hati Angga pun memberinya izin seharian menghabiskan waktu di hari minggu itu untuk melakukan serangkaian perawatan.Ia selalu mengatakan pada Angga jika dirinya sangatlah beruntung memilikinya. Karena ia telah berhasil memberikan Angga keturunan, juga memberi Bu Intan seorang cucu, seperti yang sangat mereka inginkan selama ini. Itulah satu-satunya yang Aluna syukuri karena telah mengenal Angga saat dirinya merasa buntu."Akhirnya, setelah sekian lama aku bisa nikmati lagi perawatan di sini," ucap Aluna girang. Wanita itu nampak rileks saat menikmati berbagai macam pelayanan dari pegawai salon yang sudah jadi langganannya."Hei, Lun!" panggil sebuah suara memanggil nama Aluna sambil menepuk pelan bahunya.
Read more
Bibit Lakor
#45Bu Intan menghentak-hentakkan langkah kakinya saat kembali ke rumah. Ia benar-benar kalut. Sehingga hanya bisa merenung dan berpikir. Apa yang terjadi saat ini rasanya masih belum bisa diterima akal sehatnya.Ia masih meragukan bagaimana Laras bisa hamil sedangkan dengan Angga yang bertahun-tahun saja, Laras sama sekali belum pernah menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Sekuat apa pun Laras mencoba berbagai macam program hamil. Tetap saja hasilnya nihil."Sebenarnya apa yang salah di antara mereka? Apa Angga yang bermasalah, kalau begitu bagaimana Aluna bisa hamil?" gumam Bu Intan lirih. Ia terus menerka-nerka apa yang sedang terjadi pada rumah tangga putranya yang bahkan belum sampai satu tahun lamanya itu.Wanita paruh baya itu semakin pusing memikirkan masalah yang tengah menimpanya. Ditambah dengan kabar kehamilan Laras yang membuatnya semakin merasa pening. Angga juga tampak terkejut dengan kabar kehamilan Laras. Tapi, dia juga seolah tidak percaya pada awalnya."Kenapa sih Lara
Read more
Rencana Tasya
46Hamil?Sebuah pernyataan yang membuat Tasya terperanjat tak percaya. Ia bahkan mengulangi pertanyaannya untuk memastikan bahwa apa yang didengarnya barusan adalah nyata."Laras … hamil?" tanya gadis itu tak percaya.Galih mengangguk ringan. "Ya, istriku sedang hamil saat ini. Jadi, tolong jangan pernah ganggu saya lagi. Saya tidak akan tergoda sekalipun kamu menyodorkan tubuhmu, karena saya sudah memiliki istri saya," lanjutnya.Setelah mendengar kata-kata itu, Tasya hendak berbicara lagi dan menunjukkan sikap keras kepalanya. Tetapi, ia mengurungkan niatnya dan memilih bungkam. Lantas, gadis itu pun pergi meninggalkan Galih di ruangannya dengan membawa sejuta amarah.Sejak pulang ke rumah, Tasya begitu muram akibat kejadian di cafe Galih. Gadis itu selalu uring-uringan bahkan dia menyalahkan Bu Intan terus menerus karena telah gagal membuat pernikahan Galih dan Laras
Read more
Rencana Licik Tasya
#47"Rencana apa, Sya. Jangan aneh-aneh deh," ujar Bu Intan agak tidak setuju dengan rencana yang bahkan belum diucapkan oleh Tasya."Ah, ibu nggak seru ah. Belum apa-apa udah takut gitu. Pokoknya rencana Tasya pasti oke," kata Tasya antusias."Emangnya apa rencana kamu?" tanya Bu Intan. Sedikit penasaran dengan rencana yang dikatakan oleh Tasya."Sini, Bu, aku bisikin, ya?" Tasya memberi kode pada ibunya agar mendekatkan telinganya.Lalu, gadis itu mulai membisikkan sesuatu cukup lama di telinga ibunya. Sepersekian detik kemudian mata Bu Intan terbelalak."Gila kamu, Sya!" pekik Bu Intan sedikit tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Ia merasa jika apa yang Tasya bisikan tadi menurutnya sangat keterlaluan."Coba deh ibu pikirin lagi baik-baik. Nanti ibu juga pasti akan setuju sama rencana aku," ujar Tasya yakin."Nggak, Sya. Kamu jangan macem-macem deh. Ibu takut kalau Angga tahu malah ibu kena semprot sama dia," kata Bu Intan lagi-lagi kurang setuju dengan ide putrinya i
Read more
Pertengkaran
#48"Jelaskan padaku, apa itu benar?" tanya Galih lagi.Melihat Laras yang hanya bergeming dan terdiam membuat Galih merasa tak sabar. Karena ia butuh jawaban Laras atas apa yang didengarnya dari seseorang mengenai kehamilan Laras."Mas, a–aku. Dari mana Mas bisa berpikir demikian?" tanya Laras. Jujur saja ia masih merasa bingung dengan apa yang sedang terjadi saat ini.Pernyataan Galih tak sepenuhnya salah. Awalnya memang Laras mau menikah karena ingin membuktikan jika dirinya tidak mandul tapi lama kelamaan dia merasa nyaman dengan perannya.Dan tentang perasaannya pada Galih? Entahlah, Laras tak dapat memastikan perasaannya saat ini. Ia juga masih merasa bingung dengan hatinya.Galih yang sudah sangat mengenal Laras pun akhirnya dapat menyimpulkan satu hal yakni, Laras memang tidak atau belum dapat mencintainya meskipun sudah begitu banyak waktu yang mereka lewati ber
Read more
Sisi Liar Tasya
#49Menjadi taruhan? Menjadi alat untuk membuktikan kalau dia tidak mandul. Dan perasaannya yang belum pernah diungkapkan pada Galih.Semua pikiran buruk itu telah mengganggu pikiran Galih hingga membuatnya tersulut emosi yang sulit untuk dipadamkan. Bahkan dia tidak mau mendengarkan apa yang Laras jelaskan karena sudah termakan racun fitnah dari Tasya."Kalau Mas Galih nggak percaya, aku akan ajak mamaku buat buktiin kalau Laras bertaruh sama mama waktu itu!" ucap Tasya lagi. Kata-katanya begitu meyakinkan bagi Galih."Cukup! Pergilah dari sini. Saya tidak ingin diganggu," balas Galih tak bersemangat.Ia tampak memijat pelipisnya yang berdenyut nyeri. Tasya menarik sudut bibirnya membentuk senyuman sinis. Gadis itu merasa jika dirinya sudah berhasil dengan rencananya."Dan, satu lagi, Mas. Aku akan ngasih tahu sebelum terlambat! Sepertinya istrimu masih belum bisa melupakan kakakku," tutur Tasya lagi. Ia terus menyiram emosi Galih, dan membuat pria itu semakin marah."Kubilang, henti
Read more
Renggang
#50Dalam kepiluan malam yang ditemani rintik hujan yang sendu. Laras tak dapat memejamkan matanya malam itu. Sekuat apa pun Laras mencoba, ia tetap tak bisa memejamkan matanya yang sudah terasa berat."Ya Allah … apa yang harus kulakukan sekarang? Di mana Mas Galih saat ini pun aku nggak tahu," bisiknya lirih dalam gulitanya kamar tidurnya.Sesaat dan hanya sebentar saja, Laras tertidur. Namun, ia kembali membuka matanya ketika mimpi buruk datang menghampiri dalam tidurnya. Ingin berteriak pun percuma, karena seakan lidahnya kelu. Tubuhnya seakan tak bisa digerakkan.Laras mengucap asma Allah dalam hatinya. Dada yang terasa sesak dan ditindih perlahan menghilang dan kini ia dapat membuka matanya lebar-lebar."Astaghfirullahaladzim …!"Laras terbangun dari tidur malamnya yang hanya beberapa menit itu. Wanita itu ketakutan untuk sekadar menutup matanya lagi. Ia meraih pon
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status