Semua Bab Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar: Bab 81 - Bab 90
97 Bab
Nasib Malang
#89Pagi itu, firasat Bu Intan mendadak terasa tak enak. Melihat wajah Tasya yang pucat pasi semalam, dan langsung mengurung diri di kamar membuatnya khawatir sampai tidur pun tak nyenyak.Bu Intan pun belum tahu pasti apa yang terjadi pada putrinya. Karena Tasya tak menceritakan apa pun dan langsung terburu menghindarinya dan juga Angga. Nalurinya sebagai seorang ibu tentunya tak akan bisa dibohongi. Beliau tahu persis kalau ada sesuatu sedang Tasya tutupi.Brukk!Tiba-tiba Bu Intan tak sengaja menangkap bunyi berdebam dari dalam kamar Tasya yang ada di sebelahnya. Sontak saja Bu Intan langsung berlari keluar menuju kamar Tasya.Untungnya, Bu Intan memiliki kunci duplikat kamar Tasya sehingga memudahkannya untuk masuk ke dalam kamar Tasya meski pintunya terkunci.Bu Intan segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam, dan mencari keberadaan Tasya. Ia menggerakkan kedua eko
Baca selengkapnya
Karma?
#90Baik Angga maupun Bu Intan masih terpukul dengan keadaan Tasya. Apalagi Bu Intan,dia lah yang paling terpukul karena mau tak mau harus menyetujui operasi pengangkatan rahim bagi Tasya. Ia pun pasrah jika suatu saat nanti, Tasya tidak akan bisa memberinya cucu. Dan itu akan berlaku selamanya. Ia tak bisa membayangkan saat Tasya harus mengetahui semuanya nanti. Bagaimana perasaannya saat tahu kenyataan pedih itu. Bu Intan tak tega melihat putrinya hancur.'Ya Tuhan, apakah ini karma bagiku yang selalu menghina dan mencemooh Laras kalau dirinya mandul?' sesal Bu Intan dalam hatinya. Sepercik kesadaran mulai menyentuh hatinya yang semula keras, dan selalu merasa jika dirinya benar dan tak pernah salah. Kini, dengan melihat keadaan Tasya, membuat Bu Intan menyadari kesalahannya sendiri. Dia seakan berkaca pada kesalahannya sendiri di masa lalu.Tanpa seorangpun tau, ia telah menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi pad
Baca selengkapnya
Kejujuran Tasya
#91Angga terkejut saat ibunya menampar adiknya dengan sangat keras. Ia tak menduga karena gerakan ibunya sangatlah cepat. Ia pun tak kuasa mencegah tangan ibunya, sebab kejadiannya begitu cepat. Hanya sepersekian detik saja, dan Angga merasa pilu saat melihat adiknya mulai meneteskan air matanya. Pasti sakit sekali rasanya, ucap Angga dalam hatinya."Bu, kenapa harus nampar Tasya?" protes Angga tak setuju dengan apa yang dilakukan oleh ibunya. "Jangan pakai kekerasan, Bu. Yang ada Tasya malah semakin tertekan dengan keadaannya yang sekarang," lanjut Angga mencoba menasehati sang ibu. Bu Intan melengoskan wajahnya. Merasa tersinggung dengan ucapan Angga yang terkesan mengguruinya."Gimana ibu nggak emosi, Ga. Ditanya baik-baik dia malah nyalahin orang lain. Dia juga nyalahin ibu. Siapa yang nggak marah coba kalau dibegitukan! Jelas Ibu marah, biar dia tau kalau yang dia lakuin itu salah!" Bu Intan tak terima dengan nasehat yang diberikan oleh Angga. Ia merasa jika apa yang dilakukanny
Baca selengkapnya
Salah Sangka
#92Tanpa menunggu lebih lama lagi, Angga segera berpamitan pada sang ibu untuk pulang ke rumah demi mencari petunjuk tentang siapa yang telah melakukan kejahatan itu terhadap Tasya."Angga pergi dulu, Bu," pamitnya sebelum dirinya benar-benar pergi meninggalkan ruang perawatan Tasya. Ia segera melajukan mobilnya untuk pulang. Meski sempat tak fokus saat menyetir karena pikirannya bercabang kemana-mana. Ia masih memikirkan nasib Tasya begitupun masa depannya.Penyesalan yang dirasakannya tak berguna lagi. Dan saat ini yang dapat Angga lakukan adalah berusaha untuk mencari keadilan bagi Tasya. Menghukum semua lelaki bejat yang telah membuat masa depan Tasya hancur, itulah yang harus dilakukan Angga.Setelah hampir empat puluh lima menit berkendara, kini Angga sudah sampai di rumahnya. Angga segera menepikan mobilnya di garasi rumahnya. Ia turun dari mobil dan mendapati Syahna sedang bermain dengan Jelita di teras rumahnya. Syahna yang melihat bosnya itu pun bangkit berdiri menyapa Angg
Baca selengkapnya
Ngaku Hamil Lagi
#93Usai mendapatkan bukti tentang siapa yang disinyalir sebagai penyebab Tasya mengalami hal buruk seperti itu. Angga pun menguatkan tekadnya untuk membawa masalah ini ke ranah hukum. Agar Tasya mendapatkan keadilan untuk apa yang ia alami. Angga sudah bertekad kuat untuk membawa masalah ini ke jalur hukum. Semua yang dia butuhkan sebagai bukti telah ia simpan. Angga merasa jika semua itu sudah cukup untuk dijadikan bukti.Ia sudah mengumpulkan semua bukti dari chat yang ada di ponsel Tasya. Itu sudah cukup untuk menjebloskan para keparat itu ke penjara."Aku harus segera bergegas!" serunya bertekad dalam hati. Angga lalu meninggalkan kamar Tasya sambil membawa ponselnya sebagai bukti yang tak akan terbantahkan oleh para bedebah yang telah merusak masa depan Tasya. Bisa dipastikan hukuman yang akan mereka terima nantinya.Saat Angga hendak kembali ke mobilnya dan melajukannya ke kantor polisi, tiba-tiba ia teringat ucapan Syahna yang mengatakan kalau saat ini istrinya sedang tidak en
Baca selengkapnya
Penangkapan Roy CS
#94Angga kini sudah berada di kantor polisi. Setelah sebelumnya dirinya pergi ke rumah untuk mencari bukti dan kini ia sudah mendapatkannya. Siap untuk membuat orang-orang yang telah berbuat keji pada Tasya dibui. Ia pun berniat untuk ikut serta dalam proses penangkapan para cecunguk itu."Laporan Pak Angga sudah dibuat, jadi kita tunggu surat penangkapan itu turun dan kami akan segera bertindak," ucap salah satu pihak berwajib yang menangani laporan atas dugaan kekerasan seksual pada Tasya."Baik, Pak. Tolong, saya mohon agar secepatnya menindaklanjuti laporan saya dengan bukti-bukti yang sudah saya sertakan." Angga membalas ucapan petugas itu dengan suara setengah memohon. Ia sangat berharap banyak pada petugas berwajib yang akan menangani kasus Tasya ini."Ya, Pak. Percayakan semuanya pada kami," sahut petugas itu mantap dan yakin. Sesuai tugasnya yang mengayomi masyarakat, petugas itu pun terus meyakinkan Angga kalau semuanya akan ditangani dengan baik."Kira-kira berapa lama wak
Baca selengkapnya
Keraguan Mona
#95"Memangnya dia mengatakan apa saja sama kamu, Re?" tanya Mona lagi mengulang tanyanya untuk mendapatkan jawaban. Ia tampak penasaran dengan apa yang kakak Angga bicarakan dengan Rere. Meskipun, Mona belum mengenal dan bertemu dengan Angga, tapi tetap rasa penasaran tetap mengganggu pikirannya."Banyak hal yang dia katakan, Mona. Dan aku benar-benar merasa bersalah karena sudah membuat Tasya ikut melalui ini, aku lah yang mengenalkan Tasya sama Roy dan kawan-kawannya." Rere menundukkan kepalanya. Ia tampak merenungkan setiap kesalahannya pada Tasya."Dia nyalahin kamu ya?" tebak Mona menduga-duga. Sebab melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Rere sehingga membuatnya berpikir lebih.Rere menggelengkan kepalanya cepat. "Nggak kok. Nggak ada satu pun dari kata-kata Bang Angga yang menyalahkanku atau kamu. Lebih baik kita pulang dulu ke kosan ya. Nanti aku ceritakan semuanya." Rere tak mau langsung menjawab pertanyaan Mona dengan gamblang mengenai apa saja yang dikatakan Angga tadi."B
Baca selengkapnya
Tamu Tak Terduga
#96Tasya tampak mengerjapkan kedua bola matanya. Ia mengingat kembali hal terakhir yang terjadi sebelum dia tak sadarkan diri. Bu Intan yang melihat putrinya sudah siuman itu pun, segera bangkit dari sofa dan menghampirinya."Bu," lirih Tasya memanggil Bu Intan hampir tak bersuara."Iya, Sya. Ibu di sini." Bu Intan menyahut dengan suara lembut. Emosinya sudah sirna saat ini. Sudah tak menggebu lagi seperti tadi.Mungkin Bu Intan sadar dan berpikir kalau emosinya hanya akan membuat keadaan menjadi semakin runyam. Ia pun berusaha agar tidak emosi lagi, dan menekan egonya.Tasya memang salah, tapi bukan berarti dirinya harus dihakimi terus-terusan. Itulah yang Bu Intan tanamkan dalam hatinya. Ia berusaha legowo untuk menerima semua musibah yang menimpa keluarganya itu. Apalagi sekarang ini Angga sedang berusaha menangkap pelaku kejahatan yang menyebabkan Tasya begini.Hal itu sudah cukup membuat Bu Intan merasa lega. Karena sebentar lagi pelaku kejahatan itu akan ditindak sesuai dengan
Baca selengkapnya
Petaka Baru
#97Bu Intan segera menggelengkan kepalanya. Ia mengusir pikiran liarnya yang menduga-duga kalau Arvin menyukai Tasya. Padahal itu belum tentu terjadi. Apalagi saat Arvin tau kalau Tasya sudah tidak suci lagi, bahkan terancam tidak dapat mempunyai anak. Mungkin kisahnya akan lain.'Ya ampun. Kenapa aku malah mikirin hal yang aneh-aneh,' gumamnya kemudian. Bu Intan segera menepis angan-angan anehnya itu. Ia tak habis pikir bisa-bisanya berpikir demikian, sedangkan kondisi Tasya begitu.Arvin tampak canggung di hadapan Tasya. Pun sama dengan Tasya, keduanya merasa canggung satu sama lain. Sehingga seolah kehilangan topik untuk dibicarakan.Bu Intan segera menyadari hal itu, dan menarik kesimpulan kalau kehadiran dirinya lah yang membuat mereka tak leluasa untuk mengobrol dengan bebas. 'Sepertinya, aku harus keluar dari sini. Biar mereka bebas untuk mengobrol,' kata Bu Intan kemudian. Lantas, ia pun segera melakukan aksinya.Bu Intan bangkit lalu mendekati ranjang Tasya."Ibu mau ke mana
Baca selengkapnya
Hubungan Terlarang
#98Setelah menyelesaikan urusannya di kantor polisi. Angga pun memutuskan untuk pulang ke rumah dulu. Ia pun sempat mengirimkan pesan singkat pada Bu Intan untuk memberitahukan kalau dirinya tidak akan kembali ke rumah sakit, mungkin besok.Angga teringat kejadian sebelum dirinya pergi ke kantor polisi. Pengakuan mencengangkan dari Aluna membuatnya emosi."Aku hamil." Dua kata itu terus terngiang dalam benak Angga dan itu membuatnya frustrasi.Mengetahui jika dirinya mandul dan ternyata Jelita bukanlah darah dagingnya adalah pukulan terberat bagi hidup Angga. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa sekarang, Aluna kembali mengatakan kalau dirinya sedang hamil.'Aku telah salah mengenal Aluna selama ini. Kupikir aku telah mengenalnya dengan sangat baik, ternyata begitu banyak yang ia sembunyikan. Kali ini aku nggak akan biarkan dia membohongiku lagi.' Angga membatin dalam hatinya. Ia bertekad untuk segera menyelesaikan masalahnya dengan Aluna secepat mungkin.Angga terpikir untuk menalak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status