All Chapters of Mandiri Setelah Bercerai : Chapter 11 - Chapter 20
106 Chapters
BAB 11: Mulai Membuat Kejutan
Kembali di restoran mewah, tempat keluarga Larasati berkumpul, mereka masih menikmati menu restoran dengan sangat bahagia. Tiba-tiba ada sosok yang mendekat ke arah meja. Senyum mengembang di wajah kharismatiknya dengan rambut yang ditata rapi.“Selamat malam Bu Larasati,” sapa pria itu.“Selamat malam Pak Fathan.”Wanita baya serta yang lainnya terkejut, tiba-tiba saja Dokter Fathan ada dihadapan mereka.“Kebetulan sekali Dokter Fathan kita bertemu disini, silahkan bergabung dengan kami,” ajak Faiz dengan ragu.“Oh terima kasih.” Fathan pun duduk bergabung di salah satu kursi yang kosong, matanya mengedar seakan mencari seseorang.“Aku tidak melihat Bu Rania disini?” tanya dokter itu dan membuat semua orang gelagapan, terutama Larasati.“Isrti saya sedang tidak enak badan, jadi tidak ikut makan malam,” sahut Faiz.“Oh sayang sekali.“ Fathan ter
Read more
BAB 12: Pemerasan Berhasil
Sementara itu di sebuah apartemen Kinan, sedang merenung, mengingat perkataan Dokter Fathan, yang ternyata calon kakak ipar Dinda. Kinan menyalahkan dirinya kenapa ia terlambat mengetahuinya, terlalu terlena dengan Faiz, hingga waktu datang di acara pertunangan Dinda, ia melewatkan hal penting yaitu berkenalan dengan keluarga tunangan Dinda.“Sialan, apa tadi Mas Faiz mencerna perkataan Dokter Fathan, jika aku menjanda bukanlah bercerai, tapi suamiku meninggal dunia,” gumam Kinan sambil jarinya mengetuk-ngetuk meja, berpikir alasan apa jika nanti Faiz mempertanyakan kebohongan tentang mendiang suaminya.Kinan mengingat kejadian dimana  mendiang suaminya meninggal saat kecelakaan saat itu dibawa ke rumah sakirt terdekat, ada beberapa dokter yang menanganinya, tapi wajah Dokter Fathan tak diingat Kinan, mereka memakai masker, dan hanya satu dokter yang mengajaknya berbicara.Dokter Fathan, bilang ia sahabat dari Mas Bima, tapi
Read more
BAB 13: Sebuah Video Menjadi Tamparan Keras
Rania berjalan menyusuri pasar tradisional, dua hari lagi adalah pernikahan Dinda dan Bastian, dan ia harus menyiapkan semuanya, uang untuk catering telah diberikan Faiz. Ini merupakan tantangan baru bagi Rania, sebenarnya dunia percateringan tidak asing baginya, sebelum menikah dengan Faiz, Rania pernah berkerja di sebuah catering, selama dua tahun, setidaknya ada sedikit ilmu yang ia dapatkan dari sana, selain hobbynya memang masak memasak.Tangan Rania cekatan dalam memilih sayur mayur segar, serta bahan mentah lainnya. Sesekali ia menyeka keringat yang turun dari keningnya. Melangkah dari kios satu ke kios lainya, di tangannya sudah penuh bungkusan plastik, sebagian memakai jasa tukang panggul untuk dibawa ke taksi online yang sudah dipesannya.Taksi melaju sedang menyusuri jalanan, hingga berhenti di depan rumah, Rania memutuskan untuk menyiapkan catering di rumah suaminya selain jaraknya memang dekat dengan rumah mertuanya, dan ia juga meminta bantuan dari beberapa orang dikena
Read more
BAB 14: Gagalnya Pernikahan
Rania menutup laptop, menyimpan kembali flash disk, diusapnya perlahan air mata yang menetes, kemudian menghela napas pelan, berusaha menenangkan hatinya yang telah hancur. Tujuh belas tahun pernikahan bukanlah waktu yang singkat, ia pikir rumah tangganya baik-baik saja, tapi nyatanya sangat hancur, siapa yang disalahkan dirinya, suaminya ataukan seorang wanita yang menarik perhatian sang suami.Sebagai seorang istri, Rania berusaha menjadi istri yang baik, ibu yang baik, semua dikorbankan demi menjaga keluarga kecilnya, tapi sedikitpun Faiz dan Safa menghargai apa yang ia lakukan, sedih, hancur meratapi betapa malangnya nasibnya.“Ran, kemana saja sih, apa semua catering sudah siap!” suara Larasati membuat Rania tersadar dari lamunannya.“Ibu tidak usah cemas, besok pagi Rania pastikan semua beres,” jawab Rania.“Ya sudah, ibu mampir kesini hanya untuk memastikan, sekarang aku dan Dinda mau ke salon. Kamu tahu ‘kan bes
Read more
BAB 15: Kembali Terbakar
Rania bangkit perlahan, semua mata menatap ke arahnya, hanya Safa yang membantunya berdiri.“Mah, lebih baik Mamah tinggalkan rumah nenek dulu,” ajak Safa.“Mamah memang akan pergi, acaranya sudah selesai, dan pertunjukannya sangat memuaskan,” balas Rania, mengusap darah yang mengalir di sudut bibirnya.“Benar ‘kan ini ulahmu!” bentak Dinda lagi.“Siapapun penyebar foto dan video itu tidak penting, perbaiki akhlakmu itu,” sarkas RaniaRania berlalu pergi meninggalkan rumah ibu mertuanya yang sedang kacau. Ia menaiki taksi dan menuju ruko yang baru dibelinya beberapa hari ini, kini Rania sudah berdiri di depan ruko berlantai dua, ia merasa lega, walaupun tidak besar, tapi ia berharap dari ruko sederhananya impiannya akan terwujud menjadi wanita mandiri, dan tidak tergantung pada siapapun.Sedangkan di tempat lain, di sebuah rumah mewah, Bastian meninju meja dengan genggaman tangannya, ia t
Read more
BAB 16: Gederang Perang Di Mulai
Di sebuah rumah sederhana, Dinda menangis sambil  meluapkan amarahnya dengan membanting semua barang yang dipegangnya.Brak!Sebuah piring dilempar hingga membentur dinding.“Hai, hentikan sikap konyolmu itu!” bentak pemuda dengan asap rokok yang mengepul membentuk bulatan-bulatan kecil.“Kalau bukan kamu pelakunya siapa?” Dinda kembali histeris, menuduh Rafa yang menyebarkan video asusilanya.“Din, kamu tahu ‘kan, aku mencintaimu, aku rela jika kamu menikah dengan dokter itu, asalkan kita masih bersama, itu sudah cukup bagiku sesekali kita menghabiskan waktu bersama, aku terima itu kok,” jelas Rafa kekasih Dinda, berusaha membuat tenang wanita di depannya sambil mengusap punggung dan  air mata Dinda.Dinda menghentikan tangisannya, ia duduk di sofa tangannya sibuk memeluk sang kekasih hati.“Akan aku  hancurkan orang yang telah menghancurkan nama baiku!” ujar Dinda
Read more
BAB 17: Tragedi
Faiz tampak serius di depan laptopnya memeriksa pekerjaan dengan seksama, sejak di angkat menjadi kepala departemen tugas berat selalu menanti tapi semua akan terbayar dengan kenaikan gaji yang berlipat, dan kemungkinan ada promosi jabatan lagi, jika kinerjanya cukup berprestasi.Tiba-tiba sebuah ketukan pintu terdengar membut Faiz mengalihkan tatapannya dari laptop ke arah pintu sembari mempersilahkan sang pengetuk untuk masuk.Ceklek! Pintu terbuka sosok wanita sudah berdiri di ambang pintu.“Pak Faiz, Bapak Kepala Dinas, ingin bertemu dengan Bapak,” ujar wanita itu dengan serius“Baik aku akan ke ruang Bapak Kepala.”Faiz mematikan laptopnya, lalu berjalan keluar ruangan, ia berpikir pasti akan ada dinas luar kota, yang akan diberikan padanya.Faiz mengulum senyum, baru beberapa hari ia bertugas sebagai kepala departemen, kini ia sudah dipercaya untuk mewakili departemenya ke tingkat nasional.Dengan rasa percaya diri pria matang berusia empat puluh tahun itu mengetuk pintu. Tok!
Read more
BAB 18: Semua Terbakar
Rania terus berteriak napasnya mulai sesak karena asap telah memenuhi kamarnya, ia berlari ke jendela, dan membuka jendela, sambil terus berteriak minta tolong.Orang–orang mulai terlihat di bawah. Sementara api terus menjilat–jilat, pemilik ruko sebelah Rania, mulai panik dan mengamankan barang dagangan mereka.Fathan yang melihat kejadian itu dari jendela apatermennya terlihat cemas, ia tahu yang terbakar adalah ruko milik Rania.“Apa Ranai ada di dalam sana, aku harus memastikanya.” Bergegas Fathan berlari kecil keluar apatermen, ia terus berlari menuju ruko.“Apa ada yang tinggal di dalamnya,  Pak?” tanya Fatah pada seseorang.“Tadi ada seorang wanita yang berteriak minta tolong, aku rasa wanita itu sudah pingsan, jika tidak diselamatkan pasti tidak tertolong,” balas seseorang di depan rukoTidak lama kemudian dua unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi, pertugas bersiap-siap akan
Read more
BAB 19: Diterima Kerja
“Okay Bu Rania, fokuslah pada kesembuhanmu dulu,” jawab Fathan, lalu pria itu berpamitan.Rania tampak sakit, kepalanya masih terasa pening, lalu ia berpikir kenapa rukonya kebakaran, bahkan dia belum memiliki kompor, ia hanya bisa menunggu penyelidikan pihak berwajb. Dalam hatinya Rania masih bersyukur bisa selamat dari kobaran api, walau ia harus kehilangan beberapa benda penting seperti ponsel,dan dompetnya.Sementara itu di temapt lain, Larasati dan Dinda sudah mendengar musibah yang dialami Rania. Ibu dan anak itu tersenyum puas, melihat ruko milik Rania habis di lalap api.“Hah..puas aku lihat Rania hancur, sekarang dia tidak punya apa-apa lagi ruko tempat tinggal satu-satunya telah di lalap api,” ujar Dinda.“Dinda, apa kebakaran itu kebetulan atau...” tatapan Larasati menunjukkan seakan menuduh Dinda otak dari kebakaran itu.“Atau apa Bu, aku dan Rafa yang merencanakan?” timpal Dinda.&
Read more
BAB 20: Otak Dibalik Kebakaran Ruko
Rania menatap pria tampan dan gagah di depannya, ia tak percaya dengan apa yang ditawarkan Fathan. Sejak dulu ia memimpikan bisa belajar memasak, untuk meningkatkan kemampuanya dan saat ini ada seseorang yang mau mendukungnya.“Dokter Fathan, dengan cara apa saya harus membayar kebaikan Dokter Fathan?”“Kenapa Bu Rania menganggap, seakan apa yang saya lakukan adalah sesuatu yang mengharapkan imbalan, Apa salah jika aku menolong seorang wanita yang hidupnya baru saja dihancurkan,” balas Fathan.“Tapi aku tidak mau berhutang apapun pada seseorang.”“Baiklah, aku kelak akan memotong gajimu, jika Bu Rania sudah menjadi karyawanku. Bagaimana, sekarang setuju dengan kesepakatan kita?”“Baiklah Pak Fathan saya setuju.”Setelah berpamitan dengan Dokter Fathan, Rania melangkah pergi. Sementara Fathan menatap punggung Ranai sampai menghilang dari pandangannya lalu senyum kecil terbit di bibirnya.Dalam hati Fathan, ia sangat bersyukur bertemu dengan Rania.Di tempat lain Kinan dan Faiz sedang
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status