Rania wanita menikahi Faiz di kala usianya baru menginjak sembilan belas tahun, dan saat itu Faiz berusia 23 tahun, tepat di hari ulang pernikahan yang yang ke tujuh belas, Rania yang saat itu berusia 36 tahun, melihat kenyataan pahit, Faiz sang suami mengkhianatinya, bahkan sang suami berniat menikahi siri dengan wanita yang bernama Kinan, seorang janda seusia sama dengan Rania, tapi Kinan wanita yang maju dan mandiri sebuah butik dan salon, berhasil ia miliki. Berbanding terbalik dengan Rania, wanita itu sangat sederhana dan apa adanya, kesehariannya hanya mengurus suami dan putrinya, pengabdian Rania untuk pernikahannya serasa sia-sia, karena sang suami menduakannya, bahkan putrinya yang bernama Safa juga menutupi kebusukan sang ayahnya. Ditambah lagi keluarga suaminya justru memojokannya. Dorongan dari keluarga Faiz untuk menerima pernikahan kedua Faiz dan Kinan membuat Rania marah, dan bertekad tetap akan mengajukan gugatan cerai, dan mengungkap perselingkuhan Faiz, yang akan berakibat buruk bagi karir Faiz sebagai pegawai pemerintah.
View MoreRania berjalan ragu menuju rumah Larasati, beberapa jam yang lalu Safa mencemaskan Faiz, dan meminta Rania untuk membujuknya, sebenarnya Rania kesal, dengan sikap Faiz, yang kekanak-kanakan, tak seharusnya, ia mogok makan dan minum, jika Fathan mengetahui dirinya datang ke rumah mantan suaminya, pastilah Fathan akan marah.Setibanya disana, Rania disambut Safa,”Mah...terima kasih telah datang, kasihan Papah, sejak kemarin malam tidak makan sekalipun,”ujar Safa.“Aku akan berusaha memberi pengertian pada Papahmu, Safa, tapi setelah ini, tolong jangan libatkan aku dengan masalah Papahmu,”pinta Rania.Safa , hanya mengangguk pelan.“Iya Ran, aku minta tolong padamu, Faiz sangat frustasi dengan kabar pernikahanmu,”sela Larasati dengan tatapan penuh permohonan pada Rania.Rania berjalan ke arah kamar Faiz, lalu mengetuk pintu pelan Tok!..tok!.. Mas...aku Rania, ingin bicara, keluarlah,”suruh Rania.Seketika pintu terbuka, dan terlihat Faiz dibalik pintu,”Ran...”Faiz berbinar melihat Rania
Safa terlihat gelisah, mentari sudah meninggi, tapi ayahnya belum keluar kamar sejak kejadian kemarin malam, Safa takut jika Faiz, berbuat bodoh lagi, berniat mengakhiri hidupnya.“Pah.. sudah siang, apa Papah tidak berangkat kerja,”suara Safa di depan pintu kamar Faiz.Ceklek! Pintu kamar terbuka,”Hari ini, Papah malas kerja,”balas Faiz, matanya sembab dan wajahnya kusut.“Iya, izin kerja tak mengapa , tapi kamu harus tetap makan, ibu sudah siapkan sarapan untukmu,”suruh Larasati“Aku tidak berselera makan Bu..,”lalu Faiz menutup pintu kembali dan menguncinya dari dalam.Safa dan Larasati saling pandang, dengan tatapan cemas.“Bagaimana ini Oma, jika Papah sakit,”ucap Safa mencemaskan Faiz.“Haduh, bagaimana ini, dulu Rania waktu dicerai Faiz, tidak seperti ini, tapi kenapa sekarang Faiz, terlihat frustasi dan stres, ketika mendengar Rania menikah dengan Fathan.”Larasati mengaruk kepalanya yang tak gatal itu.“Oma, apa perlu kita bawa ke psikiater saja, sebelum terlambat,”saran Safa
Rania menarik tangan Faiz, disaat yang tepat, mereka terjatuh di pinggir taman.“Bodoh, apa yang kamu lakukan Mas..!”bentak Rania dengan kesal, dan menahan rasa sakit , lututnya terbentur batu.“Ran, katakan kamu masih menicintaiku ‘kan, buktinya kamu menyelamatkanku.”Faiz terus mendesak Rania.Rania bangkit berdiri.”Aku menyelamatkanmu karena Safa, lihat Safa Mas!”Safa berdiri dengan kaki gemetar, airnya matanya mengucur, deras menyaksikan kejadian didepan matanya.Dug! Tiba-tiba pukulan mendarat di tubuh Faiz.”Kurang ajar kamu, Faiz, hampir membuat Rania celaka!”bentak Fathan yang tiba-tiba ada ditempat itu.“Mas Fathan, cukup, sudah hentikan.”Rania berusaha menarik tangan Fathan yang siap memukul Faiz lagi.“Rania mencintaiku Fathan, kamu harus meninggalkannya,”Faiz terus saja memaksa.“Lain kali jika mau bunuh diri, jangan dihadapan Rania dan Safa!”suruh Fathan dengan mengepalkan telapak tangannya.“Fathan, seharusnya kamu pergi dari sini, kamu mengacaukan segalanya!”gertak Fai
“Tapi Pak Fathan sudah menginginkan perceraian,”timpal Fadil, seraya menatap dalam wanita yang disangka Harafa, yang masih menunjukan wajah tegang, sesekali mengetuk-ngetukan jarinya di meja.“Sebenarnya Pak Fathan telah berbaik hati, aku menjadi pengacara Pak Fathan sudah 5 tahun, kalian sudah terpisah dua tahun, dan itu sudah dikategorikan perpisahan, dukumen itu hanya administrasi yang harus dilengkapi,”lanjut Fadil.“Sudah aku bilang, aku tidak menginginkan perceraian, pertemukan aku dengan Mas Fathan, aku tidak punya ponsel, untuk menghubunginya, kamu tahu sendiri ‘kan, selama aku kecelakaan, aku hilang ingatan, dan selama dua tahun, aku hidup seperti orang primitif, tidak tahu kehidupan diluar, selain lingkungan terpencil,”dalih Haralina.“Saya akan sampaikan keinginan Anda pada Pak Fathan,”jawab Fadil.Setelah pembicaraan yang ternyata tidak sesuai yang diharapkan , Fadil, sang pengacara pun pergi meninggalkan Haralina yang mengaku sebagai Harafa.Setelah kepergian Fadil, Hara
“Mah...setelah Safa berpikir, Safa lebih mendukung Mamah rujuk lagi dengan Papah. dua hari kemarin bersama Papah, aku kasihan dengan Papah, ia selalu murung, apalagi ketika melihat Mamah bersama Pak Fathan, Papah bilang, jika tidak bersama Mamah, papah akan bunuh diri, Safa takut Mah...”Safa terlihat menahan tangis.“Jangan percaya dengan ancaman Papahmu,itu hanya ancaman untuk menarik simpatimu, supaya kamu mendukungnya, apa kamu tidak ingat bagaimana merayumu, supaya mendukung hubungan gelapnya bersama Tante Kinan dulu,”timpal Rania kesal.“Bagaimana, jika papah tahu Mamah telah menikah?”“Safa, untuk sementara ini, tolong kamu jaga rahasia ini, mamah memberitahukan padamu, supaya kamu tidak berpikiran buruk tentang Mamah dan Pak Fathan.”Safa hanya mengangguk, tapi batinnya sangat mengkhawatirkan orang tuanya.Sementara itu Fathan, sudah berada dikantor pengacara, ia duduk di kursi, dimana berhadapan dengan sang pengacara.“Pak Fadil, aku ingin memberikan tunjangan pada Harafa,
Rania menyisir rambut basahnya, sambil menatap cermin, dua malam ini sungguh menjadi moment bahagia bagi hidupnya, menjadi seorang istri dari seorang pria yang sangat mencintainya, ia merasakan, jika Fathan sangat mencintai dirinya.Sebuah pelukan hangat mendarat di punggung Rania, terlihat dari pantulan cermin, Fathan tersenyum, lalu mengecup pipi Rania.“Aku bahagia Ran, sangat bahagia, akhirnya setelah dua tahun, aku menemukan wanita yang baik dan cantik sepertimu,” bisik Fathan.“Pak Fathan, bolehkah aku memberitahukan tentang pernikahan kita pada Safa?”pinta Rania.“Jika kamu menganggap itu perlu, katakanlah pada Safa.”“Kita sudah menikah, otomatis kita akan lebih dekat ‘kan, aku tidak ingin Safa berpikiran buruk tentang kita,” timpal Rania, sembari membalikan tubuhnya menghadap Fathan, dan menatapnya sambil memegang telapak tangan suaminya itu.“Kamu benar, Safa, sudah besar, ia pasti paham, dan aku tidak ingin Safa berpikiran buruk tentang kita.” Akhirnya Fathan mengizinkan R
Rania dan Fathan terbawa dalam situasi romantis, apalagi diatas rop top hanya ada mereka berdua, setelah menyantap makan malam keduanya meminum wine merah.“Aku baru pertama kali merasakan minuman ini, bagaimana jika aku mabuk pak Fathan?”“Aku yang mengurusmu, aku sudah menjadi suamimu ‘kan, kenapa kamu risaukan itu,”balas Fathan mengulum senyum.Benar saja, baru beberapa teguk, Rania sudah setengah sadar, ia meracau tak karuan.Jalannya pun sempoyongan, terpaksa Fathan, membopongnya sampai kamar. Tepat didepan kamarnya, Fathan terkejut melihat Faiz sudah berkaca pingkang didepan kamar dan begitu melihat Rania dibopong Fathan, tatapannya berubah tajam.“Fathan, lepaskan Rania, kamu sengaja ya membuatnya mabuk supaya bisa melecehkannya!”gertak Faiz.“Pak Faiz, itu bukan urusan Anda, silahkan pergi dari sini, jangan halangi aku!”usir Fathan.“Aku tidak akan pergi sebelum kamu meninggalkan Rania, dikamarnya.”“Ck...naif sekali sih kamu,”sarkas Fathan geram.Disaat itu ada seorang room b
Mobil sedan hitam Fathan memasuki area hotel berbintang, satu buah kamar vvip telah dipesannya, Rania berjalan mengikuti Fathan, naik lift sampai dilantai sepuluh, lalu berjalan ke sebuah kamar berpintu besar.Pintu kamar dibuka, keduanya masuk. sebuah kamar yang besar dengan bed ukuran king size, bersperti putih bersih, jendela menghadap ke view pegunungan, menambah sejuk suasana.“Ran , kita makan siang dulu, kamu ingin ke resto atau dikamar saja,”tawar Fathan.“Kita ke resto saja, sambil jalan –jalan menikmati pemandangan,”jawab Rania.“Basok pagi, kita jalan-jalan berwisata, sekalian mengunjugi restoran barumu.”“Iya , aku sudah menghubungi Bu Fatma, kebetulan ia juga ada di Bogor, besok kita janjian, ketemu di restoran, “jawab RaniaFathan dan Rania berjalan –jalan disekitar hotel, keduanya saling bergandengan tangan, seperti layaknya pengantin baru, Fathan sesekali menatap Rania, dalam hatinya ia sedih, karena dirinya menyembunyikan rahasia tentang kembalinya Harafa, tapi apa
“Jangan berisik, apa kamu sudah gila berbicara sendiri!’bentak napi wanita bertubuh gemuk, membentak Kinan.Kinan hanya berdecih kesal, ingin rasanya ia melarikan diri dari penjara itu.ini semua gara-gara Rania, ia harus membayarnya, jangan kira hidupmu akan tenang setelah berhasil, mengungkap kejahatanku Rania, batin Kinan telapak tanganya mengengam seakan meluapkan emosinya.***Hari minggu Pagi, Rania terlihat berbinar, setelah fiting gaun pengantin, tak henti-hentinya ia selalu mengulas senyum didepan cermin, membayangkan betapa bahagianya jika bersanding dengan seorang dokter.Senyumnya memudar, ketika dering ponselnya berbunyi, lalu ia segera meraih ponsel, nama Fathan terlihat dilayar ponsel.“Assalamualaikum Pak Fathan,”sapa Rania.“Waalaikum salam Ran, aku akan menjemputmu satu jam lagi, bersiap-siaplah,”suruh Fathan“Baik Pak,”sahut Rania.Kejutan apa lagi yang akan kamu berikan Pak Fathan? tanya Rania dalam hatinya, senyum kecil menghiasi bibirnya yang merah muda alami
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.