Semua Bab Sebatas Pengantin Pengganti: Bab 231 - Bab 240
339 Bab
231). Pemeriksaan
***"Gimana, Sya? Udah normal belum?"Menemui Arsya tepat pukul setengah tiga sore, Aludra langsung melakukan pemeriksaan dan tentunya step pertama yang diperiksa Arsya—sebagai obgyn baru untuk Aludra adalah; tekanan darah.Lebih baik dari hasil pemeriksaan dua minggu lalu, tekanan darah Aludra sudah terbilang cukup normal."Seratus sepuluh per delapan puluh, normal," kata Arsya sambil melepaskan alat yang barusan dia pakai memeriksa tekanan darah Aludra."Syukurlah," kata Arka."Seriusan normal?" tanya Aludra yang cukup speecles, pasalnya dokter lama dia berkata Aludra sedikit susah menaikkan tekanan darahnya."Iya normal, Ra," jawab Arsya. "Ada keluhan lain selain morning sickness sama kram enggak?""Enggak sih," jawab Aludra. "Udah beberapa hari ini mualku juga udah mereda.""Bagus dong," kata Arsya. Dia yang duduk di depan Aludra dan Arka lantas memandang Arka sambil menahan senyum. "Mual kamu udah diborong sama Arka waktu itu.""Maksudnya?"Arsya terkekeh. "Seminggu lalu di Dufan
Baca selengkapnya
232). Menuju Makan Malam
***"Damar mana ya, lama banget."Sekali lagi, Arsya melirik arloji di pergelangan tangan kirinya yang sudah menunjukkan pukul enam sore.Menunggu dengan gelisah, hampir setengah jam Arsya menunggu kedatangan Damar sambil duduk di sebuah bangku panjang di koridor rumah sakit.Backstreet. Arsya yang semula mengajak Damar untuk menyembunyikan hubungan mereka sementara waktu dari Alfian, pada akhirnya harus pasrah juga ketika Papanya itu memergoki dia ketika sedang menelepon Damar—tentunya dengan nada bicara yang berbeda dari biasa—layaknya pasangan kekasih pada umumnya.Bukan orang tua yang kuno, Alfian langsuny bisa menebak jika putri bungsunya itu menjalin hubungan dengan Damar dan tentu saja setelah kejadian itu—hari ini, Damar diundang makan malam oleh Alfian.Arsya sebenarnya sempat menolak permintaan Alfian yang menyuruh Damar datang. Namun, ancaman sang papa yang tak akan memberikan restu tentunya membuat Arsya mau tak mau akhirnya meminta Damar untuk datang ke rumahnya malam ini
Baca selengkapnya
233). Perjodohan Damar dan Alula
***"Nasi gorengnya agak pedas ya, Mas.""Nanti sakit perut.""Enggak kok, kalau nasi goreng itu enggak sakit perut.""Ya udah, nanti aku telepon lagi.""Iya, Mas."Duduk di kursi yang berada di pinggir kolam renang, Aludra menutup sambungan teleponnya dengan Arka yang sekarang sedang berada di luar.Usai maghrib—setelah beberapa hari tak menginginkan sesuatu, Aludra kembali meminta Arka membelikannya makanan. Bukan makanan aneh, yang dia minta hanyalah nasi goreng yang biasa dibelikan Damar.Tentunya harus pedas agar persis dengan yang diberikan Damar."Mas Arka, makin sayang deh," gumam Aludra pelan.Memegang ponselnya, dia sedikit tersentak ketika benda pipih itu kembali bergetar. Memandang layar, di sana nama sang papa terpampang."Halo, Pa," sama Aludra setelah menjawab panggilan dari Dewa. "Oh ya, Papa udah sampe mana? Kok bisa telepon?""Transit dulu, Ra," kata Dewa. "Kamu lagi apa?""Duduk di pinggir kolam, Pa.""Awas jatuh!" seru Dewa dengan segera—membuat Aludra terkekeh kar
Baca selengkapnya
234). Menjemput Restu
***"Sampai juga akhirnya."Pukul tujuh malam—setelah sempat terjebak macet, Damar dan Arsya akhirnya sampai di kediaman Alfian. Pintu gerbang terbuka lebar, ferarry merah yang dikendarai Damar bisa langsung masuk dan kini berhenti persis di samping Fortuner hitam dengan plat yang terbilang cukuk unik.B 1997 AXL"Itu mobil siapa?" tanya Damar sambil mengarahkan dagunya ke arah fortuner hitam tersebut."Tiga huruf belakangnya, kamu pasti tahul," kata Arsya. "AXL alias Alexander. Itu mobil uncle Adam.""Oh iya ya."Melepas seat belt, Arsya memandang Damar lalu menepuk bahu kekasihnya itu. "Kamu siap, kan?" tanyanya."Siap, Sya. Doain ya.""Pasti."Saling melempar tatapan untuk beberapa detik, Damar dan Arsya akhirnya turun dari mobil. Melangkah bersama, keduanya masuk ke dalam rumah tanpa harus mengetuk pintu karena memang sepertinya pintu utama sengaja dibuka lebar-lebar—menyambut kedatangan Damar."Selamat malam," sapa Damar ketika di ruang tamu dia mendapati dua orang pria berwajah
Baca selengkapnya
235). Salah Orang
***"Halo Sayangku, apa kabar?"Mendapat panggilan sayang dari pria asing yang jelas tak pernah dia kenal bahkan temui sebelumnya, tentu saja berhasil membuat Aludra takut sampai harus berdiri rapat dengan Mbak Tita."Kamu siapa?" tanya Aludra untuk yang kedua kalinya, setelah beberapa menit lalu dia mengajukan pertanyaan serupa. Namun, belum dijawab oleh pria tersebut."Aku siapa?" Pria itu tersenyum lagi. Beranjak dari sofa yang dia duduki, dia berjalan mendekati Aludra lau berdiri di depannya dengan jarak yang cukup dekat."Kamu pura-pura lupa, Lu? Aku pria yang pernah kamu sayang dan aku adalah pria yang pernah menghabiskan malam panas sama kamu."Aludra mengerutkan keningnya lagi. "Siapa?" tanyanya. "Aku enggak kenal kamu.""Aku tahu kamu marah, tapi jangan pura-pura gak kenal juga dong," ucap pria tersebut. Lancang, dia mengulurkan tangan—berniat untuk mencolek dagu Aludra.Namun, Mbak Tita sigap menepis tangan pria tersebut hingga menjauh dari wajah Aludra."Jangan asal sentuh
Baca selengkapnya
236). Karangan Bunga dan Teror
***Come back to me, please."Mama!"Teriakan itu terdengar nyaring minggu pagi ini.Aludra yang berniat untuk berjemur pagi hari di depan rumah tiba-tiba saja dikejutkan dengan kedatangan sebuah karangan bunga berukuran cukup besar dengan tulisan; permintaan kembali.Dari siapa? Tentu saja dari Marvel yang tetap bersikukuh mengira Aludra adalah Alula.Seminggu berlalu sejak kedatangan Marvel malam itu, sudah dua jenis bunga yang datang ke rumah Dewa dengan tulisan yang sama.Pertama, buket bunga mawar—kesukaan Alula, dan sekarang karangan bunga dengan tulisan yang serupa."Kenapa Rara? Pagi-pagi kok udah teri ... ih apa itu?!" tanya Aurora yang tak kalah kaget dengan Aludra."Karangan bunga untuk Mbak Alula," ucap sang pengantar paket yang baru saja selesai menurunkan karangan bunga tersebut."Udah dibayar?" tanya Aludra."Sudah, Mbak. Tugas saya hanya mengantar," kata sang kurir."Bawa lagi," perintah Aurora tanpa basa-basi. "Bapak salah orang.""Benar kok ini alamatnya, Bu," kata k
Baca selengkapnya
237). Pelaku Penikaman
***"Papa cepetan, Pa!"Dewa yang sejak tadi fokus mengemudi, menoleh sekilas ke belakang ketika ucapan itu dilontarkan oleh Aludra untuk yang kesekian kalinya.Mendapat kabar buruk tentang Arka, tentu saja baik Dewa, Aurora, maupun Aludra langsung bergegas menuju apartemen untuk memastikan keadaan pria itu karena menurut kabar yang didapatkan Tita dari tetangga apartemen Arka, Kejadian bermula dari kedatangan seseorang yang tiba-tiba saja menikam Arka dengan pisau."Sabar ya, Ra. Ini Papa udah cepat kok bawa mobilnya," kata Dewa—berusaha setenang mungkin agar tak membuat konsentrasinya dalam mengemudi, buyar."Mas Arka, Ma. Rara takut dia kenapa-kenap ... aw!" Aludra meringis sambil memegangi perutnya yang tiba-tiba saja terasa sakit."Kenapa? Perut kamu kenapa?""Kram," ungkap Aludra."Ya udah tenangin dulu," pinta Aurora yang langsung menyandarkan Aludra pada jok mobil lalu meminta putrinya untuk menenangkan pikiran. "Jangan panik, Ra. Arka enggak kenapa-kenapa.""Tadi Mbak Tita b
Baca selengkapnya
238). Marvel Gila
***Marvel berhasil ditangkap.Kabar bagus itu didapatkan Dewa juga Aludra pagi ini setelah pihak kepolisian yang menangani kasus Marvel menghubungi nomor Dewa.Tak ditangkap di rumahnya, polisi menangkap Marvel di salah satu apartemen mewah kota Jakarta yang dia tempati dan tentunya yang membuat terkejut, ternyata Marvel tinggal di gedung yang sama dengan Arka."Papa mau ke kantor polisi dulu buat mastiin," kata Dewa yang langsung beranjak dari kursi setelah menghabiskan sarapannya."Ikut."Mengerutkan kening, Dewa menatap Aludra ketika sebuah kata dilontarkan sang putri."Ikut apa?" tanya Dewa."Ikut ke kantor polisi," kata Aludra. "Rara mau pastiin kalau polisi tangkap orang yang benar.""Pasti benar, Ra. Kan ada fotonya waktu itu," ucap Dewa."Kali aja salah, Pa," kata Aludra."Ra." Aurora yang duduk di samping Aludra, langsung memberikan sebuah tatapan pada sang putri. "Kehamilan kamu masih tiga bulan lho, dijaga dulu, jangan banyak gerak.""Rara mau pastiin doang, Ma," kata Alud
Baca selengkapnya
239). Tiba-tiba Cemburu
***"Gimana, bagus enggak kebayanya?"Keluar dari ruang ganti, Arsya tersenyum sambil memutar tubuhnya agar kebaya berwarna coklat muda yang dia pakai saat ini bisa dilihat dengan jelas oleh Damar yang duduk di kursi."Kamu kok cantik?" tanya Damar. Tak berkedip, dia jelas terpesona dengan penampilan Arsya sekarang.Meskipun wajahnya cenderung bule, tapi nyatanya dia terlibat begitu cocok memakai kebaya juga kain kebat yang sengaja disesuaikan dengan warna kebaya."Serius?" tanya Arsya."Seriuslah, masa becanda?" tanya Damar.Lima bulan menjalin hubungan, Arsya dan Damar akhirnya memantapkan hati untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius—setelah sebelumnya mendapatkan restu dari kedua keluarga.Tak langsung menikah, Damar dan Arsya memutuskan untuk menggelar acara lamaran untuk meresmikan hubungan mereka sebelum nanti melangkah ke tahap selanjutnya—pernikahan.Tentunya, meskipun hanya sekadar lamaran, pesta akan digelar di sebuah hotel berbintang kota Jakarta karena bagaimanapun ju
Baca selengkapnya
240). Bumil Insecure
***"Ra, udah? Yuk berangkat.""Enggak ah!""Lho kok eng ... Ra? Kok masih dasteran?"Melihat Aurora masuk ke kamarnya—lengkap dengan dress brukat berwarna krem, Aludra hanya bisa merengut—mengagumi tubuh sang mama yang terlihat begitu ramping.Jauh berbeda dengannya yang semakin lama semakin membengkak karena usia kehamilan yang semakin bertambah. Terhitung, minggu ini adalah minggu ke dua puluh delapan usia kehamilan Aludra dan tentu saja ukuran perut bahkan badannya sudah tak seramping dulu.Melakukan pemeriksaan seperti biasa, minggu kemarin. Berat badan Aludra yang semula—sebelum hamil hanya mencapai lima puluh kilogram, sekarang sudah berada di angka tujuh puluh lima.Dan tentu saja semua itu membuat Aludra terkadang berasa insecure dengan ukuran tubuhnya, apalagi jika sudah bersanding dengan Arka. Seperti angka satu dan nol, begitulah Aludra membandingkan tubuhnya dengan sang calon suami sekaligus calon ayah dari kedua bayi di perutnya."Mama aja sama Papa terus Mas Arka yang p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
34
DMCA.com Protection Status