Semua Bab Hasrat Pernikahan Suami Arogan: Bab 101 - Bab 110
191 Bab
Tamu Tak Terduga
Laura memaksakan diri berjalan meniti undakan anak tangga, lalu masuk ke bangunan beberapa lantai yang menjadi tempatnya bernaung dalam beberapa hari terakhir. Meskipun tak kuat menahan pusing, tetapi dia tetap berusaha naik ke lantai dua. Setelah tiba di depan pintu flat yang ditempati Kenneth, wanita itu segera membuka kunci. Dia bergegas masuk, lalu mengempaskan tubuh ke sofa. Laura tak kuat berjalan sampai ke kamar. Dia bahkan tidak melepas mantel serta sepatu. Tas pun diletakkan begitu saja di lantai. Laura memejamkan mata, demi menghalau rasa pusing yang membuat kepalanya seperti berputar kencang. Tak berselang lama, wanita cantik itu tertidur tanpa meminum obat terlebih dulu. Beberapa jam berlalu. Kenneth telah kembali dari tempat kerja. Dia heran karena pintu flatnya dalam keadaan tidak terkunci. Kenneth langsung masuk. Pria tampan itu terke
Baca selengkapnya
Godaan Berat
Seseorang berperawakan tinggi tegap serta berpenampilan semi formal mendekat ke ambang pintu. Pria tampan rambut cokelat tembaga dengan raut wajah yang terlihat ramah itu berdiri di sebelah Nyonya Collins. Dia melihat ke dalam flat sederhana yang ditempati Kenneth. “Laura!” panggil pria yang tak lain adalah Lewis Bellingham. Laura terkejut bukan main, mendapati kolega bisnis sang suami ada di sana. Dia yang baru selesai minum obat, memaksakan bangkit dari tempat duduk. “Tuan Bellingham?” sebutnya pelan. Namun, seperti ada gelombang kuat yang menyampaikan suara pelan Laura ke telinga Lewis. “Syukurlah. Akhirnya aku menemukanmu.” Senyum kalem mengiringi tatapan penuh cinta yang dilayangkan Lewis terhadap Laura. Sementara Laura hanya berdiri terpaku dengan sorot tak
Baca selengkapnya
Gaun Merah One Shoulder
Laura terkejut bukan main mendengar ucapan Lewis yang begitu lugas. Dia tak pernah menyangka pria tampan tersebut berani menyuruhnya meninggalkan Christian. Laura tak segera memberikan jawaban. Dia hanya menatap lekat pengusaha berparas rupawan tersebut.“Apakah itu terlalu berat untukmu?” tanya Lewis, yang seakan memahami makna tatapan Laura. “Aku menawarkan sesuatu, lebih dari apa yang diberikan Christian padamu,” ucapnya serius. “Haruskah? Kenapa?” tanya Laura lirih. “Jawabannya karena kau berhak mendapat seseorang bisa menghargaimu.” “Dari mana kau tahu bahwa Christian tak pernah menghargaiku?” Lewis tersenyum simpul, lalu mengajak L
Baca selengkapnya
Kejutan untuk Laura
“Laura!” Lewis terkejut. Dia sigap menahan tubuh wanita itu agar tak jatuh ke lantai. Tanpa pikir panjang, Lewis membopong tubuh Laura. Membawanya ke kamar. Setelah tiba di sana, Lewis membaringkan di kasur.“Laura, sadarlah.” Lewis menepuk-nepuk pelan pipi wanita itu. Dia segera memanggil dan menyuruh Miranda agar menghubungi dokter pribadi, berhubung dirinya tengah berusaha menyadarkan Laura yang terus terpejam. “Dokter Wilson O’Neal akan segera kemari, Tuan,” lapor Miranda, setelah menghubungi dokter. “Bagus,” sahut Lewis tanpa menoleh, berhubung perhatiannya terus tertuju pada Laura. “Apa kau melihat ada yang aneh tadi?” tanya pengusaha tampan tersebut. “Tidak ada, Tuan. N
Baca selengkapnya
Ucapan Jamie
“Kenapa?”Lewis terdiam sejenak tanpa mengalihkan pandangan dari Laura yang tetap terlihat cantik, meskipun baru bangun tidur. Dia meraih tangan wanita berambut pirang itu, lalu menggenggamnya erat. “Jujur saja aku sangat terkejut dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Dr. O’Neal. Aku bahkan memikirkan itu hingga larut malam dan hampir tidak bisa tidur. Namun, akhirnya satu keputusan didapat. Aku ingin kau tetap di sini. Bersamaku. Jangan kembali pada Christian, meskipun kau tengah mengandung darah dagingnya.” Laura tak percaya atas apa yang Lewis katakan. Dia belum terlalu lama mengenal pria itu. Namun, Lewis bersikap sangat berbeda dengan Christian. Sepasang mata biru Laura mulai berkaca-kaca, saat menatap pria tampan di hadapannya. “Sebegitu besarkah kau menginginkank
Baca selengkapnya
Semua Telah Berubah
“Henry dipenjara?” Emma terbelalak tak percaya. Jamie hanya menanggapi dengan menaikkan sepasang alis, lalu kembali tersenyum mencibir. “Christian bergerak lebih cepat dariku. Entah bagaimana dia bisa dengan mudah menjebloskan pecundang itu ke penjara. Padahal, kekasihmu masih memiliki sisa utang padaku. Ck!” Jamie berlalu sambil menggerutu pelan. “Bukankah dia sudah mencicil utangnya?” Emma membalikkan badan, mengikuti gerak Jamie dengan tatapan. “Baru sebagian, Sayang. Masih ada sisa sekitar enam puluh persen lagi. Si bodoh itu lebih dulu menghilang. Saat kutemukan kembali jejaknya, dia tidak memiliki uang sepeser pun. Hidup kekasihmu benar-benar menyedihkan. Aku heran karena kau masih mengharapkannya.” Rona kecewa tergambar jelas di paras tampan J
Baca selengkapnya
Makin Mendekat
Di saat Christian terus dilanda kegalauan, Laura justru merasa sebaliknya. Walaupun belum benar-benar menikmati kedekatannya dengan Lewis, tetapi dia berusaha menunjukkan rasa nyaman. Apalagi, Lewis bersikap sangat baik serta perhatian padanya. Usia kandungan Laura sudah menginjak lebih dari enam minggu. Untungnya tak seperti Chelsea, yang mengalami awal kehamilan dengan buruk. Laura terlihat baik-baik saja, meskipun tak jarang merasa mual dan lesu. “Ini adalah susu dengan harga paling tinggi di antara yang lain. Semoga tidak membuatmu muntah lagi,” ucap Lewis, seraya mengaduk susu khusus ibu hamil yang akan diberikan kepada Laura. “Sepertinya mual dan muntah biasa terjadi pada awal kehamilan,” ujar Laura menanggapi. Ingatan wanita itu tertuju pada Chelsea. Namun, dengan seg
Baca selengkapnya
Bersama Gerimis
Laura memejamkan mata, saat merasakan sentuhan lembut di bibirnya. Namun, yang hadir di benak wanita cantik tersebut justru paras tampan Christian dan segala keintiman antara mereka berdua. Mungkin itulah yang membuatnya begitu menikmati adegan ciuman tadi. Lain halnya dengan Lewis. Selama beberapa waktu tinggal bersama Laura, baru kali ini membiarkan dirinya kehilangan kontrol. Dia seolah tak ingin menghentikan pertautan itu, padahal Laura harus berganti pakaian. Setelah beberapa saat berlalu, barulah Lewis tersadar. Begitu juga dengan Laura. Kedua insan itu saling pandang. Lewis tersenyum kalem, seraya membelai lembut pipi wanita di hadapannya. Ada rasa tak percaya bahwa dirinya baru selesai mencium Laura. Sesuatu yang selama ini hanya ada dalam bayangan, benar-benar dirasakan. “Bagaimana j
Baca selengkapnya
Hancur Berkeping-keping
Christian mencoba menghubungi Wayne. Namun, panggilannya tak dijawab oleh sang sopir. Pengusaha muda itu memutuskan menunggu hingga Wayne kembali.Tak sabar, Christian beranjak dari kursi Dia begitu gelisah menunggu Chelsea pulang dari klinik. Keresahan itu bahkan tak juga sirna, meskipun dirinya sudah mencoba mengalihkan pada segelas minuman.Gerimis di luar masih turun dengan lebat. Christian berdiri dekat jendela. Tatapannya tertuju lurus ke luar, diiringi pikiran tak menentu. Tak dapat dibayangkan, ternyata Laura bersama Lewis Bellingham. Beberapa saat kemudian, terdengar ketukan di pintu. Christian langsung menoleh. Dia mendapati Chelsea masuk dengan wajah berseri. “Kau tahu, Christian? Jenis kelamin bayi kita sudah diketahui. Aku akan melahi
Baca selengkapnya
Cinta yang Dikembalikan
“Katakan sekali lagi, Laura!” sentak Christian, seraya meraih lengan sang istri. Dia mencengkram erat, sampai Laura meringis menahan sakit. “Aku ingin bercerai!” tegas Laura. Wanita itu pernah memberikan perlawanan terhadap Christian di awal pernikahan mereka. Walaupun sakit dan terhina, tetapi Laura tak menyerah apalagi sampai bersedia tunduk. “Ceraikan aku! Setelah itu, kau bebas hidup dengan wanita yang dirimu cintai!”“Kau tidak mengerti, Laura!” sergah Christian penuh penekanan. “Bukan itu yang kumaksud.” Tatapan tajamnya terasa begitu menakutkan.“Aku tidak peduli dengan apa pun lagi. Aku hanya ingin bercerai darimu. Secepatnya!” Laura berusaha melepaskan cekalan tangan Christian. M
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status