Semua Bab Jelata Jadi Penguasa: Bab 21 - Bab 24
24 Bab
Chapter 21
Seorang wanita tengah gusar dalam diamnya. Matanya tak henti-hentinya melirik kearah pintu kediamannya. Raut khawatir bercampur kesal nampak jelas pada wajahnya.Ceklek ...Begitu terdengar seseorang membuka pintu, ia menoleh cepat. Namun raut wajahnya nampak kecewa melihat sosok yang baru saja tiba."Ada apa, Ibunda?"Sang ibu kembali tertunduk lesuh. "Adrian lagi?" lanjut George sudah muak melihat ibunya yang terus mengkhawatirkan saudara tirinya itu."Belum ada kabar juga ya, Nak?" tanya Audreya dengan suara lemah.George menghela napas berat sembari duduk di samping ranjang sang ibu. "Sudahlah, Ibunda, tak perlu cemas seperti ini."Tak ada respon dari sang ibu membuat George dilanda kekesalan yang teramat. Ia kembali berdiri menatap ibunya kesal."Ada apa dengan kalian ini? Sebenarnya anak kalian itu siapa sih aku atau Adrian?!" ketus George marah.Audreya menggengam tangan sang putera kemudian mengelusnya dengan penuh kasih sayang. "Nak, kamu tidak boleh seperti itu. Ibunda dan
Baca selengkapnya
Chapter 22
"Pangeran Adrian, anda baik-baik saja?" Sang empu segera menoleh kepada sosok bersuara pria yang tiba-tiba hadir di belakangnya. Ia sempat mengernyit heran melihat sesosok pria berumur yang masih bertubuh kekar. "Itu ayahku, Pangeran, Perdana Menteri Parveen Aaron," sahut Zilano yang cepat tanggap melihat Adrian nampak kebingungan. Adrian lantas terkejut begitu menyadari sosok di depannya ini adalah perdana menteri. "Ooh ya, salam kenal, Paman Perdana Menteri Parveen," sapa Adrian lantas mengulurkan tangan hendak berjabat tangan. Sang perdana menteri nampak terkejut sekaligus kebingungan dengan apa yang sang pangeran lakukan. "Apa yang kau lakukan, Pangeran?" tegur Zilan yang memang tipe orang yang senang berterus terang. Adrian yang menyadari tingkah bodohnya segera tersadar. Ia kembali menarik tangannya dan bertepuk tangan canggung. Sungguh kekonyolan yang tak biasa. "Salam, Pangeran Adrian, maafkan saya yang tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu," ujar Parveen la
Baca selengkapnya
Chapter 23
~~~~~"Adrian ... jangan lari kau!" teriak seorang bocah bersurai hitam memanggil seorang bocah lainnya yang telah berlari lebih dahulu.Sosok bocah bernama Adrian itu jatuh terduduk usai kakinya tersandung sebuah batu. Ia terjerembab hingga membuat lututnya terluka."Apa kubilang jangan lari seperti itu!" tegur bocah berusia 6 tahun yang tadi tertinggal di belakang. Ia langsung menghampiri saudaranya yang menangis kesakitan.Netra biru laut itu saling menatap lama kemudian salah satu netra menakjubkan itu kembali berinang air mata. "Maafkan aku, George," mohonnya dengan terisak.Bocah bernama George itu lantas ikut berjongkok. Naluri saudara membuatnya ikut iba melihat saudara tirinya itu terluka. "Apa ini sakit?" tanya bocah kecil nan polos itu menepuk debu di sekitar luka yang tercetak pada lutut Adrian.Adrian tanpa ragu mengangguk cepat. George bergegeas membantu saudaranya itu bangkit. Ia memapah Adrian membawanya ke sebuah kursi kayu di bawah pohon yang rindang."Tunggu di sin
Baca selengkapnya
Chapter 24
Adrian mengucek matanya berulang kali memastikan apa yang ia lihat tidaklah salah."Kau tidak salah, Kak, aku jiwa Pangeran Adrian."Mendengar hal itu Adrian terkejut bukan main. Ia mendadak mundur menjauh rasanya seperti masih berada di alam mimpi."Kau jiwa tubuh ini? Apa yang kau lakukan? Apa kau akan ... "Ucapan Adrian menggantung menatap sang pangeran waspada.Wajah ramah jiwa Pangeran Adrian tak berubah sedikitpun. Ia justru terlihat tersenyum tulus. "Malam nanti selamatkan Permaisuri Audreya jika kau ingin mengubah takdirku."Ekspresi wajah Adrian berubah cengo. Ia masih tak paham mengapa jiwa dari tubuh yang ia tempati justru hadir menyapanya. "Apa maksudmu? Kau ingin menempati tubuh ini kembali? Silahkan ambil alih, aku ingin kembali ke tubuh asalku," ujar Adrian mendekat kepada jiwa pangeran yang di sekeliling tubuhnya dilingkupi cahaya.Pangeran Adrian terlihat menggeleng. "Takdir kita telah ditukar. Tak ada pilihan lain, jika kau tak ingin berakhir tragis lakukanlah hal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status