All Chapters of MENDADAK DINIKAHI BIG BOSS: Chapter 221 - Chapter 230
252 Chapters
(DS) Sangat To The Point
Danzel yang kepanasan, masa bodo dan memilih tidur. Sedangkan Nathan dan Karamel, sudah mencondongkan tubuh ke depan–penasaran, terpana dan tak sabar melihat sosok perempuan cantik tersebut. Perempuan itu mengangkat pandangan. Nathan, Naren dan Karamel terus memandang–jantung mereka berdebar kencang. Mungkinkan perempuan yang mereka tabrak merupakan jodoh salah satu dari mereka?Flasss'Angin bertiup lebih kencang, membuat rambut cantik tersebut tertiup dan berkibar indah. "Sial!""Fuck!""What the hell!"Ketiganya seketika saling mengumpat. Awalnya mereka terkesima melihat si perempuan, tetapi setelah mengangkat dan mendongak mereka bertiga sama-sama mengumpat–langsung menarik doa-doa yang sempat terpanjat dalam batin. Alih-alih menabrak gadis desa cantik speak bidadari seperti di film, yang mereka tabrak ternyata seorang bapak-bapak. Kebetulan punya rambut panjang yang bagus serta tubuh kecil dan kurus.Bapak-bapak tersebut mengenakan baju kaos bergambar bunga-bunga sembari mengen
Read more
(DS) Diusir Lachi
"Kenapa Pak Danzel datang ke sini?" Lachi masih berdiri di belakang tubuh mamanya, menatap gugup bercampur syok ke arah Danzel dan tiga teman pria itu. "Bukannya kau yang menyuruhku untuk datang melamarmu?" ucap Danzel santai. "Hah?" Lachi melongo kaget, reflek menutup mulut sembari menatap mamanya yang juga ikut-ikutan menutup mulut. "Ih, Mama ngapain sih?" gumam Lachi pelan, memutar bola jengah pada sang mama yang terkekeh pelan padanya–menertawakan tingkah Lachi yang kaget barusan. Lachi langsung menatap ayahnya. Raut muka wajah Lachi tegang dan jantungnya berdebar kencang. Lachi khawatir ayahnya salah paham, mengira jika selama di kota Lachi hanya sibuk pacaran. Dia takut ayahnya marah. "Yah, aku bisa jelasin," ucap Lachi, menghampiri ayahnya secepat mungkin. Lachi langsung duduk di sebelah ayahnya dan langsung memijit pundaknya–merayu sang kepala keluarga agar tak marah padanya. "Tidak apa-apa. Orang Ayah suka kok dengan calon kamu," jawab Adit sembari tertawa kecil. Lachi
Read more
(DS) Lebih Percaya Calon Menantu
"Beruntung juga kau, Dude. Ayah Kakak ipar langsung suka padamu," bisik Karamel pada Danzel, lagi-lagi Danzel tersenyum. Tetapi kali ini senyum bangga. Akhirnya mereka mengobrol kembali, membahas Lachi habis-habisan. Danzel baru tahu jika Lachi memang sangat gigih dalam bekerja. Ayah mertuanya-- ah maksud Danzel, calon ayah mertuanya mengatakan jika saat Lachi berusia delapan tahun, anak itu pernah ikut mengisi polybag di salah satu kebun jeruk milik keluarganya tanpa sepengetahuan siapapun. Saat membayar upah karyawan, Lachi datang dengan mengenakan topi supaya tak dikenali. Adit tahu jika itu putrinya, dan dia benar-benar terkejut karena putrinya ikut mengisi polybag. Saat ditanya kenapa Lachi ikut, Lachi menjawab jika dia ingin mengumpulkan uang untuk membeli sepeda. Itu membuat ayahnya semakin terkejut. Bukan hanya itu, Lachi berusia dua belas tahun juga pernah ikut membantu pasca panen kelapa sawit dengan karyawan, hanya demi mengumpulkan uang untuk mengganti handphonenya yan
Read more
(DS) Terkejut
Mamanya senang karena Lachi memang jarang membawa teman ke rumah, hampir tak pernah jika itu teman di kota. Karena hampir malam, Lachi buru-buru menyusul. Di sisi lain, Zendaya, Kiandra dan Bela duduk di sebuah warung dekat persimpangan. Sedangkan Indah langsung lanjut pulang, mengejar sebelum hari semakin gelap. Mereka bertiga terlihat lesu, lelah karena perjalanan yang cukup memakan waktu. Mereka sama-sama berkeringat dingin, bisa dikatakan mabuk perjalanan. Sebuah mobil pajero sport tiba-tiba berhenti di depan mereka. Zendaya, Kiandra dan Belle hanya mengamati. "Kayaknya nggak ada deh bus yang masuk ke dalam. Jangan-jangan Lachi menjemput kita dengan jalan kaki," ucap Bela, masih sempat julit sembari mengibas tangan ke arah wajah. Tadi sangat panas, tetapi semakin hari menuju malam, semakin suhu udara turun. Ditambah angin bertiup, membuat udara semakin dingin. "Kalau jalan kaki aku nggak akan sanggup deh." Bela kembali berucap. "Ada kok transportasi ke dalam, Neng. Mini bu
Read more
(DS) Menantu Kesayangan Ayah Mama
"Hehehe … ha-hanya sedikit kesalahpahaman kok, Zen. Hehehe …." Zendaya ikut menyengir, tak tahu harus menanggapi seperti apa. Yang jelas, Zendaya kaget kakaknya di sini. Sekarang Zendaya gugup, takut berhadapan dengan Danzel. "Ayo, masuk," ucap Lachi, mendadak kikuk karena Zendaya sudah tahu ada Danzel di sini. Lachi diam-diam merasa tak enak, teman-temannya menyukai Danzel. Dia takut mereka salah paham karena Danzel ada di sini. Setelah masuk ke dalam rumah, mereka disambut hangat oleh orang tua Lachi. Setelah berbincang sedikit, Zendaya dan yang lainnya istirahat. Zendaya sangat bersyukur karena tidak bertemu dengan kakaknya. Sedangkan Lachi, dia menyiapkan makan malam bersama para pembantu. Namun, tiba-tiba saja ayahnya datang. "Lachi, tolong rebus dedaunan ini dan air rebusannya kasih ke calon kamu. Dia sakit perut, kebanyakan makan buah rambutan," titah Adit, memberikan daun berserta ranting dan bunga kecil yang beraroma pahit. "Pak Danzel sakit perut?" beo Lachi, merai
Read more
(DS) Mengusir Zendaya
Setelah makan dan berbincang-bincang–di mana orangtua Lachi sudah tahu kalau Zendaya adalah adik Danzel, sekarang Lachi dan yang lainnya sedang menghabiskan waktu bersama di teras balkon belakang rumah. Orangtua Lachi awalnya tak curiga karena Danzel dan Zendaya tak saling bertegur sapa. Akan tetapi ayah Lachi memperhatikan, merasa jika Danzel dan Zendaya punya kemiripan. Dari sana lah ketahuan kalau Zendaya dan Danzel adik kakak. "Lachi, aku meminta maaf untuk perkataan ku selama ini padamu. Aku juga meminta maaf padamu karena telah memfitnahmu." Bela berkata sepenuh hati–dari luar dia terlihat tulus dengan mata yang berkaca-kaca, tetapi dari dalam hatinya terus merutuki Lachi. "Ini-- uang untuk membayar utangku waktu itu padamu," tambah Bela, menyerahkan sejumlah uang pada Lachi. Lachi menerima uang tersebut lalu menghitungnya. Setelah memastikan jumlahnya pas, Lachi langsung memberikan uang itu pada salah satu pembantu. "Mulut itu dijaga. Lain kali
Read more
(DS) Melamarmu Baik-baik
'Jika aku berhasil membujuk Pak Danzel agar Zendaya tetap di sini, Zendaya pasti merasa berkesan padaku dan akan memihakku lagi.' batin Bela, bersiap-siap untuk memulai misi caper pada Danzel. Namun, baru saja membuka mulut, Bela sudah kembali menutup rapat mulutnya. Sial! Lachi lebih dulu bersuara, sepertinya sengaja supaya Bela tidak bisa mencari perhatian pada Danzel. 'Awas saja kamu, Lachi!' batin Bela, mengepalkan tangan kuat sembari menatap Lachi berang. "Pak Danzel, Zendaya bersahabat denganku, dan ini pertama kalinya Zendaya, Kiandra datang kemari. Aku belum mengajak mereka berkeliling desa dan kami belum menghabiskan waktu yang banyak di sini. Jadi-- tolong izinkan Zendaya untuk lebih lama di sini. Orang-orang di sini baik, tak akan ada yang akan mencelakai Zendaya," ucap Lachi, membujuk dan meyakinkan agar Danzel membiarkan Zendaya lebih lama di sini. Awalnya, Lachi sendiri yang ingin Zendaya maupun Kiandra serta Bela pulang dari rumahnya. N
Read more
(DS) Apa Alasan Kamu Menikah dengan Kakak
"Hampir saja aku jadi makan malam raja Jin di kamarku," gumam Lachi pelan, mengelus dada sembari menghela napas beberapa kali. Dia sudah berhasil keluar dari kamarnya, dia berhasil meyakinkan Danzel kalau mereka akan menikah setelah ini. "Ya Tuhan! Masa cuma gara-gara becanda sama dia aku berakhir dinikahi begini? Aku cuma becanda minta dilamar, cuma becanda ngajak punya anak sama dia. Ck, malah dianggap serius. Dia tahu nggak sih beda becanda sama serius? Nggak habis thinking aing mah," gerutu Lachi, berjalan ke kamar tamu–kamar tempat Zendaya dan yang lainnya menginap. Setelah sampai di sana, Lachi langsung membaringkan tubuh di sebelah Zendaya. Tiba-tiba saja Zendaya membuka mata, membuat Lachi tergelonjak kaget dan reflek menjerit. "Huaaa! Ngapain kamu buka mata?! Ngagetin tahu!" Zendaya terkekeh pelan, merasa lucu karena melihat ekspresi Lachi. "Kamu habis menemui Kak X yah?"Masih dengan berusaha menormalkan detak jantung, Lachi menganggukkan kepala. "Cuma mengantar obat, di
Read more
(DS) Ada yang Cari Perhatian
"Mah, keluarga Pak Danzel ingin datang ke sini hari ini," ucap Lachi pada ibunya, saat ini sedang menyiapkan sarapan–dibantu oleh kedua sahabatnya. Bela? Bagi Lachi dia bukan siapa-siapa lagi. "Humm?" Maisya menoleh pada putrinya, "cepat juga yah Danzel ingin menghalalkan kamu. Tapi lebih cepat itu memang lebih baik. Ya sudah, kamu lanjut masak yah, Sayang. Mama sama mbak-mbak ke pasar dulu, untuk mempersiapkan jamuan ke keluarga Danzel dan Zendaya." "Iya, Mah," jawab Lachi lesu, melanjutkan tugas mamanya untuk menyiapkan sarapan. Setelah semuanya, sarapan juga telah selesai, Lachi dan kedua temannya–Bela ikut tetapi tak dianggap oleh Lachi, mereka berempat bersantai di halaman belakang. "Itu mangga kalian yah?" tanya Kiandra, sejak tadi gagal fokus dengan buah mangga yang sudah kuning kulitnya–menggantung di atas pohon. Pasti rasanya sangat manis dan segar. Atau … jika mangga yang muda, pasti enak untuk dirujak. Bukan hanya mangga yang ada di taman belakang rumah Lachi, tet
Read more
(DS) Perhatian Tapi Menyebalkan
Sedangkan Bela, dia malah seperti sengaja untuk terkena lemparan kulit rambutan–supaya nanti dia bisa meringis manja dan mengeluh pada Danzel. Caper!"Pak Danzel!" teriak Lachi frustasi. Lachi sedang berupaya mengambil mangga menggunakan galah, akan tetapi lembaran kulit dari Danzel membuatnya sering kehilangan fokus. "Sekali lagi Pak Danzel melemparku, aku--" Lachi memperingati dengan marah. Namun, dia berakhir bingung. Ancaman seperti apa yang akan dia berikan pada Danzel? "Apa?" seru Danzel dari tempatnya. "Aku--" Lachi rasanya ingin mengacungkan jari tengah ke arah pria itu, akan tetapi dia takut akibatnya sangat fatal–bisa-bisa Danzel mematahkan jarinya. Oleh sebab itu Lachi mengacungkan jari manis. "Wah … kode ingin dipasangkan cintin pernikahan, Brother," seru Naren geli, Karamel dan Nathan tertawa karenanya.Lachi memerah malu, memilih mengabaikan para pria menyebalkan itu dan kembali mengambil mangga dengan galah. "Jangan dibawah terik matahari. Panas! Cepat kemari, Zend
Read more
PREV
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status