All Chapters of Istri yang Kau Sia-siakan, Dilamar CEO Tampan: Chapter 41 - Chapter 50
92 Chapters
41_Sebenarnya siapa yang bodoh di sini?
"Saya minta bapak jangan bersikap seperti tadi, tiba-tiba mencium pipi saya," ujar Mutia. Semburat merah terlihat di kedua pipi wanita ini, dia benar-benar sangat malu. "Oh, itu? harus nya kamu senang. saya berterima kasih atas kerja kerasmu dengan menghadiahi ciuman." What? siapa yang mau hadiah seperti itu, pak? Mutia hanya bengong dengan kehabisan kata-kata. Sebenarnya tugasnya ini kalau dipikir-pikir, kenapa seperti tugas istri pada suaminya? Sehingga suami memberi penghargaan pada istri dengan ciuman. Entah kenapa kepala Mutia menjadi pening seketika. Hari pertama bekerja, Mutia benar-benar harus menahan geram dan menahan amarah. Diaz benar-benar membuat darahnya selalu mendidih. Dia harus banyak-banyak bersabar dan mengendalikan amarah. Lelaki itu dengan arogannya memintanya melakukan ini dan itu, kadang apa yang diperintahkan benar-benar tidak penting dan hanya membuatnya sibuk tidak karuan. "Mutia, cepat lap keringat di kening saya pakai tissue!" Mutia hanya men
Read more
42_Kamu harus merubah strategi
"Hei, siapa ini? sepertinya istri yang disia-siakan? masih bisa makan di sini? sepertinya hidupmu tidak begitu buruk, ya? uh ... aku benar-benar tidak senang ini!" Suara seorang wanita datang dari belakang Mutia, ketika Mutia menghadap ke belakang, aroma permusuhan itu sudah kental terlihat dari mata wanita muda itu. "Evita?" gumam Mutia melihat ternyata Evita datang bersama tiga teman akrabnya tersebut. "Memangnya Mutia disia-siakan oleh suaminya?" tanya temannya yang bernama Rosalin. Dulu ketika mereka masih SMA, Evita memiliki teman akrab bernama Rosalin dan Lidya. Evita dan Mutia satu sekolah, dan duduk ditingkat yang sama, hanya saja selesai berbeda kelas. Evita dan kedua temannya ini sering sekali menindas Mutia, itu lantaran Evita mengatakan pada semua orang bahwa Mutia adalah pembantunya. Karena dalam prestasi ternyata Mutia lebih unggul dan selalu memengang juara 3 besar, Evita semakin membencinya. Padahal semua PR Evita, sepenuhnya Mutia yang mengerjakannya.. Tentu
Read more
43_Kamu begitu kurus, tidak seperti dulu
"Eh, Kak Mutia! Kamu makan di sini juga?" Mutia hampir tersedak sambal ijo yang baru di makan, hidungnya terasa perih akibat sambal yang masuk ke saluran pernapasan, dia terbatuk-batuk. Sungguh, perkataan Evita barusan benar-benar mengganggu pendengarannya. Sejak kapan gadis ini memanggilnya Kak? sejak kapan dia menganggapnya sebagai kakak sepupunya? "Pelan-pelan, Marmut! Kenapa makan terburu-buru, jadi tersedak kan? Ini, minum!" Evita hanya pura-pura tersenyum padahal hatinya pahit, melihat lelaki itu begitu perhatian pada Mutia. Lelaki itu bahkan memanggil Mutia dengan panggilan kesayangan walaupun nama itu nama binatang sejenis kelinci. Sedang Mutia hanya mendelik mendengar lelaki itu menggilanya Marmut dengan suara yang begitu lembut, dia akhirnya menerima gelas yang disodorkan oleh Diaz. "Terima kasih, Pak ...," ujar Mutia ketika dia mulai tenang. "Hei, Kak Mutia ... Kakak tidak mengenalkan siapa orang yang makan bersama kakak? Halo, saya Evita ... adik sepupu Kak M
Read more
44_Mumut, uh ... manis sekali!
"Kamu tidak usah banyak protes! melihat cara makanmu yang lambat itu membuatku geram. Pantas saja kau begitu kurus sekarang, padahal dulu kamu begitu montok dan menggemaskan." Byuuuur ... Mutia tidak tahan menyemburkan air minum yang baru saja hendak ditelannya. "Mumut! apa-apapan kamu!" pekik Diaz yang ternyata terkena semburan air dari mulut Mutia. Mutia tidak habis pikir, sekarang lelaki itu memanggilnya Mumut, tadi Marmut. Panggilan itu sebenarnya panggilan hinaan di telinga Mutia, tetapi di telinga orang lain siapa yang tahu? bahkan ketiga gadis di meja sebelahnya menganggap panggilan itu adalah semacam panggilan kesayangan. "Ma ... Maaf, Pak ... Saya tidak sengaja. Habisnya Bapak begitu ...." "Begitu apa? cepat bersihkan pakaianku!" Mutia langsung mengambil tissue banyak-banyak dan mengelap pakaian Diaz sampai bersih, jarak mereka yang begitu dekat membuat semua orang kembali berpikiran ambigu. Mutia membersikan bagian lengan jas Diaz yang basah, berulang kali dia
Read more
45_Kamu mau saya antar?
Hari pertama bekerja ini, suasana hati Mutia sangat nano-nano. Entah dia harus bersikap seperti apa. Dia benar-benar jengkel dengan sikap Diaz, tetapi juga tidak menampik, kalau dia senang bisa membungkam Evita. Sikap Diaz yang sangat random itu, kadang membuat Mutia sedikit baper, tapi sedetik kemudian membuatnya marah.Hingga waktu pulang tiba, Diaz masih saja berkutat dengan laptopnya, sementara wajah kelelahan Mutia hanya duduk di meja kerjanya sambil menopang kedua tangannya menatap Diaz dengan tatapan kelincinya. Mutia sangat heran, sudah jam lima sore, tetapi tidak ada gurat kelelahan di wajah Diaz. Wajah serius itu justru terlihat begitu semangat, resepnya apa sih?Mutia tidak tahu saja, jika Diaz seperti ini ya baru hari ini saja. Melihat Mutia menjadi suplemen pemantik buat lelaki itu menjadikan dia bersemangat, tatapan polos bak kelinci Mutia membuat hatinya selalu bergetar, ingin melakukan yang iya-iya pada perempuan itu. Mencuri-curi pandang pada perempuan itu, jika Mutia
Read more
46_Kedatangan Tasya.
Sampai apartemen, Mutia benar-benar melakukan itu semua. Mandi, membuat secangkir teh, nonton televisi sambil memakan biskuit di toples. Dia malas sekali untuk masak makan malam, karena sendirian nanti setelah salat magrib dia hanya akan memasak mie instan. Ketika malam hari, dia sudah bersiap akan tidur, tetapi ponselnya berbunyi. Ketika dia melihat, itu adalah panggilan dari Tasya. Apa anak itu sudah kembali ke Bandung? "Tasya, apa kamu sudah kembali ke Bandung?" tanya Mutia langsung setelah menerima panggilan. "Mutia, di mana alamatmu? aku datang ke kost mu kata ibu kost kamu sudah pindah." "Ha? jadi kamu masih ada di kota ini?" "Iya, aku pindah ke kota ini." Mutia benar-benar heran, Tasya saat ini bekerja di perusahaan BUMN, kenapa dia musti pindah? apa dia menyusul calon suaminya, Raid? "Apa kamu berencana menetap di sini?" "Nanti saja ceritanya, please. Kamu sekarang tinggal di mana? aku sudah lelah ingin istirahat." "Baiklah, langsung aku sharelock, ya!" "A
Read more
47_Sakitnya sama-sama dikhianati
Beberapa saat kemudian, Tasya bisa menguasai diri. Dia kembali mengambil tissue dan mengeringkan kembali air matanya. "Kenapa kamu kayak gini?" Mutia jelas mendesak agar sahabatnya ini cerita. "Mutia, aku sekarang benar-benar hancur." "Kenapa?" "Dulu, ketika aku masih di Bandung, aku dan bang Raid sudah sepakat untuk menikah akhir bulan ini. Dia satu-satunya laki-laki yang kucintai, Mut. Dia cinta pertama aku, aku sangat mencintainya." Mutia kini tidak mendesak, dia biarkan Tasya menceritakan dengan pelan, dia sendiri belum bisa meraba ke mana arah cerita gadis ini. "Mama dan Papa aku sudah sangat banget sama Raid. Dia sudah mempersiapkan pernikahan dengan baik, dulu aku meminta setelah menikah, Bang Raid pindah saja ke Bandung, biar kepindahannya diurus oleh Om Kamal, dia kan kepala cabang di Bandung. Bang Raid bilang, di Bandung karirnya sulit berkembang, jadi dia memutuskan akan tetap di sini. Aku percaya aja! dulu kami LDR lebih dari dua tahun, tapi setelah menikah aku
Read more
48_Ternyata Tetangga
Malam itu, Mutia membiarkan Tasya istirahat di kamarnya, dia tidak ingin Tasya menjadi depresi. Paginya, Mutia langsung mandi dan salat subuh, setelah itu dia akan sibuk di dapur. Kemarin bosnya sudah mewanti-wanti agar dia datang ke rumah bosnya itu untuk menyiapkan semua kebutuhan bosnya. Tetapi sampai sekarang bosnya itu belum mengirim lokasi rumahnya. Jadi dia harus menyiapkan sarapan. Ketika Mutia sudah mengambil bahan-bahan di kulkas, sebuah notifikasi hp membuat Mutia menghentikan kegiatannya, dia sudah menduga jika itu pesan dari bosnya. Ternyata memang benar, lelaki itu sudah mengirim lokasi rumahnya. [Datang sekarang juga!] Mutia mencelos membaca pesan tersebut, berapa seenaknya menyuruhnya datang sekarang juga. [Saya tunggu sekarang juga] [Pak, saya sedang membuat sarapan. Saya akan ke sana setelah membuat sarapan.] [Buat di sini! Kalau dalam waktu lima belas menit tidak datang, saya pecat kamu!] What? Benar-benar arogan! enak saja, kalau gak datang akan dipec
Read more
49_Siapkan pakaian kerjaku!
"Nanti kamu buka sendiri pintu apartemen ini, tidak usah menungguku membukain pintunya. Paswordnya tanggal malam pertama kita!" teriak Diaz dari lantai atas. Aduh, pusiiing! Mutia benar-benar sebal dengan lelaki itu, tangan wanita itu mengepal dan meninju udara seolah-olah dia sedang meninju hidung mancung punya lelaki itu. Benar-benar brengsek, kenapa semua hal harus disangkut pautkan dengan kejadian malam itu. Mutia sudah berusaha melupakan kejadian malam itu, tetapi lelaki itu selalu mengungkitnya seolah-olah dia tidak akan melepaskan Mutia dengan mudah. Mutia keluar dari apartemen dan membanting pintu dengan kuat, untuk melampiaskan kejengkelannya. Tentu saja suara keras itu terdengar di telinga Diaz. Tetapi lelaki itu hanya terkekeh, seolah melihat kemarahan Mutiara adalah hiburan yang menyenangkan baginya. Setalah keluar dari rumah Diaz, Mutia tertengung melihat pintu apartemen yang dia tinggali. Di dalam sana masih banyak bahan makanan yang dibelinya kemarin sebelum dia b
Read more
50_Masakan kamu enak
"Cepat sana! kok malah bengong!" "Iya, di mana baju-baju bapak?" "Ya, di kamar lah! cepat sana naik ke atas!" Diaz sedikit geram dengan kelambatan gerakan Mutia. Sebenarnya Diaz akui kalau Mutia ini termasuk lumayan gesit, tapi kalau gak mencari-cari kesalahan begini, mana bisa dia akan terus berkomunikasi dengan wanita itu. Mutia berjalan ke lantai atas, dia membuka kamar pertama, ternyata itu adalah ruang kerja. Jadi kita dugaan jika kamar satunya adalah kamar lelaki itu. Ketika dia masuk ke kamar itu, aroma maskulin sangat kuat tercium oleh indra penciumannya, membuatnya sedikit meremang. Warna kamar yang didominasi warna abu-abu, hitam dan coklat sudah menggambarkan bagaimana kepribadian lelaki itu yang tegas, pintar, fokus dan serius dalam berkerja. Tempat tidur king size dengan sprei berwarna abu-abu polos sedikit berantakan, Mutia langsung merapikan tempat tidur itu. "Kamu gak perlu membereskan tempat tidur itu, nanti akan ada orang yang datang untuk merapikan dan
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status