All Chapters of Suami Dalam Kontrak Pernikahan: Chapter 11 - Chapter 20
31 Chapters
BAB 11 Dita Yang Misterius
Zayyan memasuki apartemennya dengan tangan yang bergerak melepaskan dasi. Waktu menunjukan sudah lewat tengah malam. Ia terpaksa lembur karena sore tadi pergi menjemput Maya yang diculik oleh Ian. Lalu, ia mampir ke rumah gadis itu dan baru bisa keluar setelah pukul sembilan malam. Akibat hal itu pekerjaannya banyak yang tertunda dan semakin menumpuk. Padahal jika bukan gara-gara Ian yang menculik calon istrinya, ia sudah berencana mengajak pergi Maya berkencan mumpung besok adalah hari Minggu. Sebenarnya bisa saja hari Minggu ia mengajak Maya kencan, sayangnya besok ia ada jadwal dinas ke beberapa kota selama tujuh hari. Kini berkat sahabat baiknya itu rencananya berantakan dan waktu istirahatnya semakin berkurang. Zayyan membuka lemari esnya dan mengambil botol air mineral, lalu menegaknya dengan rakus. Kaki panjangnya melangkah menuju ruang tamu. Ketika ia ingin berbaring di sofa panjang, Zayyan dikejutkan oleh sosok lain yang telah men
Read more
BAB 12 Gangguan Ian
“Morning!” sapa Maya yang sedang membawa mangkuk besar. Gadis yang mengenakan midi skirt polos berwarna krem dipadu padankan dengan outer rajut berwarna biru muda. Rambutnya ia ikat tinggi memperlihatkan leher jenjangnya yang polos tanpa ada aksesoris apapun.   “Halo, Dita! Ayo kita mulai sarapannya.” Ratih datang dan langsung memeluk Dita. Kemudian ia mengambil tempat duduk di seberangnya tepat sebelah Maya. Setelah itu mereka bertiga memulai sarapannya.   “Om Bim kemana Tante?” tanya Dita y
Read more
BAB 13 Welcome Bali!
Maya menginjakkan kaki ke pasir pantai tanpa mengenakan alas kaki. Ia tersenyum lebar dengan tangan kanan memegang topi lebarnya dan tangan kiri memegang sandalnya. Sesuai rencananya yang lalu, hari ini Maya dan Dita telah sampai di Bali dengan tujuan liburan. Setelah beristirahat hingga menjelang sore hari, mereka berdua memutuskan ke pantai untuk melihat matahari terbenam.   Mengenakan setelan kaos dan celana pendek warna soft blue, lalu sandal  dan topi untuk menghalau sinar matahari yang masih terasa menyengat meski waktu menunjukkan sudah sore. Di sampingnya Dita mengenakan kaos putih yang dipadu padankan dengan celana jeans dan juga sandal yang sama seperti Maya. Dua gadis itu mencari tempat yang nyaman sembari
Read more
BAB 14 Finding Maya
Zayyan mengerutkan kening saat membuka dan menonton status Maya. Sudah lama sekali ia absen menghubungi Maya karena pekerjaannya yang datang tiada henti. Meski begitu, ia selalu mendapatkan kabar Maya dari Ian. Laki-laki itu secara tidak langsung menjadi informan mengenai segala kegiatan Maya pada dirinya. Dia tak pernah meminta pria itu untuk melakukan hal itu padanya. Walaupun sering kali ia merasa iri karena Ian jadi lebih sering bertemu dengan Maya dibanding dirinya saat ini.Hari ini ia baru saja selesai membereskan barang bawaannya. Pekerjaannya telah selesai yang mana artinya ia sudah bisa kembali. Saat ia akan mengirim pesan pada Maya, Zayyan melihat bahwa gadis itu baru saja memperbaharui status akunnya. Jarinya pun bergeser untuk membukanya. Halaman pertama menampilkan pergelangan kakinya kecil Maya yang terdapat gambar mawar kecil.“Sepertinya itu baru …,” gumamnya lalu kembali menekan layar untuk melihat halaman selanjutnya.Zayyan menonton gambar Maya yang sedang berselfi
Read more
BAB 15 Sesuatu Telah Terjadi
Tengah malam pada hari kedua di Bali, Maya kini tengah tertidur lelap kecuali Dita yang sekarang sedang terbangun. Gadis itu menoleh menatap temannya yang tampak damai itu. Rencana hari kedua mereka berubah karena detik sebelum keberangkatan, Maya yang selalu menelpon Mamahnya mendapat pertanyaan mengenai keberadaan mereka berdua. Maya dan Dita yang telah was-was semalam akibat teror telepon dari Zayyan jadi berpikir ketika mendapatkan pertanyaan tersebut.“Mamah tumben nanyain gitu, biasanya juga enggak,” sahut Maya di telepon yang dibalas oleh Mamahnya, “Zayyan tadi telpon Mamah nanyain kamu, semalam Ian juga kesini. Pas tahu kamu di Bali dia langsung buru-buru pergi. Kamu beneran dah bilang ke Zayyan kalo pergi kan?”“Mas Yan dateng lagi? Ih, nggak bosen dia ya mampir terus.” Maya menolak menjawab pertanyaan Mamah perihal pemberitahuan kepergiannya pada Zayyan karena merasa tidak enak untuk berbohong jadi ia mengalihkannya dengan menjawab tentang topik kedatangan Ian.“Ya biar ajal
Read more
BAB 16 Dua Pasang Manusia
Dita berjalan cepat usai memberikan tendangan pada pria asing yang menariknya tadi. Banyaknya orang yang berlalu lalang sedikit membuat Dita kesulitan. Helaan napas lega keluar dari mulut saat ia berhasil keluar dari club tersebut. Namun, siapa sangka pria mabuk yang tadi mengganggunya berhasil menyusulnya dan kini laki-laki itu menyeret Dita menuju tempat sepi. Dita dengan panik berteriak minta tolong, tapi sayang semua orang tak menanggapinya. Orang-orang itu hanya melihatnya dan membiarkan dirinya diseret dengan pria asing.Dita yang hampir menangis ketakutan terselamatkan oleh tarikan di tangannya yang lain. Saat ia menoleh Dita terkejut mendapati keberadaan Ian di sana. Si pria mabuk yang merasa ada tarikannya tertahan lantas menoleh dan berteriak kesal pada Ian. Sedangkan Ian memanfaatkan hal itu untuk menarik Dita agar terlepas dari cengkeraman pria mabuk tersebut.Pria mabuk tersebut jadi emosi, lalu melayangkan tangan untuk memukul Ian. Dita berteriak memperingatinya, “awas!”
Read more
BAB 17
Dua hari pasca kejadian tersebut, Maya langsung minta pulang pada Zayyan. Padahal Zayyan sudah menyiapkan waktunya jikalau calon istrinya itu meminta untuk tetap melanjutkan rencana liburannya. Namun, yang tak disangka justri gadis itu setelah selama dua hari hanya menghabiskan waktu di hotel langsung mengajaknya pulang saat itu juga. Hal yang mengejutkan untuk dirinya. Zayyan bahkan sampai bertanya tiga kali untuk memastikan dan Maya tetap dengan pilihannya. Maka hari inilah, Zayyan dan Maya telah berada di pesawat yang akan membawa mereka berdua pulang. Sementara itu Dita tetap berada di Bali dan melanjutkan rencana liburannya dengan sendiri. Maya hanya bisa mengucapkan maaf dan ditanggapi dengan santai oleh Dita. Untuk Ian sendiri, lelaki tersebut telah menghilang selepas kejadian kemarin. Tanpa mengatakan kemana perginya ia hanya meninggalkan pesan pada Zayyan untuk pamit. Dan Zayyan tak menanyakan apapun karena entah mengapa ia merasa Ian sedikit bertingkah aneh akhir-akhir ini.
Read more
BAB 18
"Maya," panggil Zayyan yang membuat gadis tersebut menoleh. Sehari setelah kepulangan mereka dari Bali, Zayyan datang mengajak Maya pergi ke taman bermain yang berada di pinggiran kota. Perjalanan yang ditempuh membutuhkan waktu hampir satu jam dengan mobil melewati jalanan kota. Zayyan memesan tiket sementara Maya tampak menoleh kesana kemari melihat area sekitar. "Ayo,kita masuk." Zayyan mengambil tangan maya dan menggandengnya. maya tampak terkejut dengan kontak fisik yang tiba-tiba dari calon suaminya itu. Entah mengapa semenjak dari Bali, Zayyan menjadi lebih sedikit aktif dibanding sebelumnya. Biasanya Zayyan hanya selalu diam memperhatikan dan selalu Maya menjadi pihak yang paling aktif. Zayyan lebih sering memberikan respon dibanding aksi. Namun kini lelaki yang tengah menggandengnya jadi berbeda. Zayyan jadi sedikit lebih cerewet. Dia jadi sering menanyakan dirinya. Entah
Read more
BAB 19
"Hacih ...." Dita menoleh menatap Ian yang tak henti-hentinya bersin. Tatapan kasian ia lontarkan pada Ian yang sedang terbungkus selimut dengan kain basah mengompres dahinya."Dingin banget Dit," keluhnya yang sudah kesekian kalinya.Dita berdecak kesal dan berkata, "makanya jangan sok jadi pahlawan kesiangan. Malam-malam pake kaus dalam sok tahan banting sama angin malam. Rasain kan jadi masuk angin!"Kemarin malam setelah insiden Dita yang diganggu oleh pria mabuk dan diselamatkan oleh Ian, dirinya dengan percaya diri melepaskan kemejanya untuk diberikannya pada Dita. Demi melindungi Dita dari angin malam, Ian hanya mengenakan kaus dalam yang menyebabkan dirinya demam keesokan harinya.Setelah membelikan obat, Dita juga membantu Ian makan dengan menyuapinya. Baru beberapa menit yang lalu pria itu selesai makan dan minum obat, keluhan tentang rasa sakitnya masih saja terlontar. Mendengarnya membuat Dita jadi ikut pusing.
Read more
BAB 20
"Hellooo!" seru Ian saat memasuki rumah MayaDi hari Minggu yang cerah ini Ian datang mengunjungi rumah maya dengan membawa satu lusin donat dari merek terkenal. Dusnya yang berwarna oranye itu ia letakkan pada meja ruang keluarga. Maya yang sedang bersantai menonton televisi langsung beranjak membuka dus tersebut."Wooo!" Mata Maya berbinar saat melihat salah satu menu donat kesukaannya berjajar dalam dus tersebut. "Thanks Mas Ian!" ucapnya setelah itu langsung menggigit donat di tangannya dengan bersemangat."Sendirian May?" tanya Ian dengan kepala celingukan seolah mencari seseorang."Barusan Mami pergi, emang nggak ketemu? Kalo Papah biasalah tugas luar kota." Maya memicingkan matanya saat melihat Ian yang seperti mencari sesuatu. "Cari apa?""Tumben nggak keluar sama Zayyan," balas Ian mengabaikan pertanyaan terakhir dari Maya."Lhah situ nggak tau kalo Mas Yan pergi? Nggak mungkin kan Mas Ian ke sini tanpa tahu hal itu?"
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status