All Chapters of Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap: Chapter 91 - Chapter 100
249 Chapters
Pria Rolex
"Bro ... Ini rekaman dari kamera yang lo simpan di apartemen Monica ... mau lihat?" Ricko mengacungkan flashdisk sembari melangkah memasuki ruangan Andra."Enggak perlu lah, lo aja yang cari tau kelemahannya," balas Andra malas-makanan.Pria itu sibuk dengan pekerjaan, berserakan berkas di atas meja dengan macbook dan iPad yang menyala sekaligus."Yakin??" tanya Ricko dengan mata memicing.“Soalnya ada yang harus lo liat, Ndra!” imbuh pria jangkung itu.Sejenak Andra berpikir, dia lantas mengalihkan tatap pada Ricko."Ya udah lo buka di macbook gue.”Ricko memasukan flashdisk ke macbook sesuai perintah Andra.Isi rekaman :**Monica bangun dari tidur beberapa jam setelah kepergian Andra, dia sudah tidak melihat Andra di apartemennya. Matanya memindai sekeliling ruang yang berantakan seperti sudah terjadi gempa bahkan lebih parah dari itu, ruang tv, dapur sampai kamarnya tak luput dari amukan Andra mencari ponsel Monica yang terdapat video pribadi mereka.Sadar akan apa yang
Read more
Cemburu
"Oh ya … ternyata kita tetangga, dan aku belum tahu nama kamu tetangga? Aku Daren." Pria itu memperkenalkan diri."Rena.” Rena tersenyum lantas masuk ke dalam apartemennya.Rena langsung membersihkan tubuh dan mengganti pakaiannya dengan yang biasa dia pakai untuk tidur.Selang berapa lama dia mendengar suara bel pintu.Ting...Tong…"Siapa yang berkunjung?" gumam Rena dengan dahi mengernyit tak ayal dia membuka juga pintu unit apartemen.Ceklek... "Oh Pak Daren ... ada apa?" Ternyata si tetangga Rolex.Daren terpesona melihat lekuk tubuh Rena yang hanya memakai thanktop berenda dan celana hotpant sehingga kulit putih mulus Rena tampak jelas memanjakan matanya yang membulat seperti serigala yang sedang mengintai mangsa."Boleh pinjam gula? Tadi saat akan membuat teh dan aku lupa belum membeli gula." Daren tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Ada sebentar.” Rena masuk ke dalam apartem tanpa mempersilahkan Daren masuk tapi pria itu berinisiatif untuk masu
Read more
Pulang Ke Bandung
“Mas ... berhenti dulu di rest area, aku mau buang air kecil,” pinta Rena sembari meringis.Andra mengangguk samar dan setelah beberapa kilo meter, pria itu membelokan kemudi ke rest area.“Mau sekalian aku beliin kopi?” Rena bertanya sebelum turun dari mobil.“Boleh deh, Mas tunggu disini ya!” Setelah menganggukan kepala, Rena turun menuju toilet untuk menuntaskan rasa ingin berkemihnya.Semenjak drama cemburu buta sang Presdir tampan, Rena memang terlihat biasa saja.Setiap hari wanita itu tidak pernah terlewat membuat sarapan dan makan malam, kebutuhan biologis suaminya yang besar dan menggebu itu pun masih dilayani dengan baik oleh Rena.Tapi Andra merasa ada yang kurang dari istrinya, wanita itu seperti robot yang iya-iya saja dan melakukan rutinitasnya tanpa mengeluh tapi juga seperti tidak bahagia.Andra sadar betul seharusnya dia tidak boleh sekasar itu pada istrinya, maklum saja jabatan suami baru satu tahun terakhir ini dia emban dan Andra masih harus banyak belajar
Read more
Keluarga Om Rizal
“Mobil siapa?” Andra menegur Rena yang hanya berdiri mematung di belakang mobil, pria itu membuka pintu mobil bagian belakang menurunkan oleh-oleh untuk keluarga sang istri. “Mobil Om Rizal,” balas Rena malas.Andra menipiskan bibir, sudah hapal dengan ekspresi istrinya.Keduanya masuk ke dalam rumah yang pintunya sudah terbuka, benar saja keluarga om Rizal tengah berkumpul di dalam. Bapak begitu bahagia saat melihat Andra dan Rena, terlihat dari senyum dan binar di matanya.Andra dan Rena memang sengaja memberikan surprise karena bila diberitahu sebelumnya akan pulang ke Bandung, ibu pasti overacting membuatkan banyak kue dan masakan untuk mereka.Sebagai anak, Rena dan Andra tidak ingin merepotkan orang tua. Kalau perlu selama Andra dan Rena di sini, setiap sarapan, makan siang dan makan malam mereka akan membawa kedua orang tua itu menikmati santapan kuliner di luar rumah. Ibu juga tidak kalah heboh menyambut kedatangan anak dan menantu yang disayanginya.“Ayo ... langs
Read more
Membantu Om Rizal
Sore harinya om Rizal sekeluarga pamit, kedatangan mereka ke Bandung sebetulnya untuk menghadiri pesta pernikahan anak dari klien bisnis om Rizal hari minggu besok dan karena undangan yang mendadak, mereka tidak mendapatkan hotel untuk menginap di Bandung.Di Bandung memang sedang diadakan beberapa acara besar, banyak pengunjung dari luar kota memadati kota Bandung kala itu.Hotel berbintang sampai hotel melati sudah penuh dari jauh-jauh hari dan akhirnya om Rizal memutuskan mengajak keluarganya untuk menginap di rumah bapak Roni sekalian bersilaturahmi dan dengan sangat terpaksa anak juga istrinya om Rizal mengiyakan ide tersebut.“Loh Mas Rizal sekeluarga enggak jadi menginap di sini? Saya sudah siapkan kamar Ricko dan Lia … Biar nanti Lia tidur di kamar Aras.” Ibu yang baru turun dari lantai dua setelah merapikan kamar Ricko tampak kebingungan.“Tadinya iya, karena kita enggak kebagian hotel tapi berhubung Rena dan nak Andra baru saja tiba, biarlah kami memesan hotel biasa yang
Read more
Butuh Kepastian
“Kita jalan-jalan dulu ya,” ajak pria itu bukannya menjawab pertanyaan Rena.“Ke mana?” “Nanti juga kamu tahu.”Tidak membutuhkan waktu lama dengan menysuri jalan sempit tibalah mereka di suatu perbukitan hutan pinus, kabut yang begitu tebal menghalangi pandangan sehingga Andra harus hati-hati mengendarai mobilnya.“Pake ini.” Andra memberikan jaket tebal miliknya yang baru saja dia ambil dari kabin belakang begitu dia berhasil mencari tempat parkir.“Ini ‘kan jaket, Mas … trus Mas pake apa?” Rena menyerahkan kembali jaket tebal dengan hoodie itu kepada Andra.“Mas pake sweater ini saja.” Andra memakai sweater yang dia juga keluarkan dari dalam bagasi.Cukup jauh mereka berjalan masuk ke dalam hutan pinus, walau udara dingin menusuk dan tempat yang sedikit mengerikan karena berada di dala, hutan, tapi tidak menghentikan Rena dan Andra juga pengunjung lain untuk menyambangi tempat wisata itu.Rena bisa melihat tempat itu di dominasi oleh pasangan kekasih, mereka semua saling b
Read more
Pertanyaan Menohok
Rena tersenyum tipis menyapa Andra saat keluar dari gedung tempat pendidikan milik Bank di mana dia bekerja.Setelah kemarin wanita itu menyinggung masalah kontrak pernikahan yang berhasil membuat mood Andra berubah buruk, sore ini Andra menjemputnya.Entah sejak kapan pria itu menunggu dengan masih menggunakan stelan jas mahal, menyandar di sisi mobil mewah miliknya.Kedua tangan dimasukan ke dalam saku celana. Kakinya yang panjang dan ramping, dada bidang dan perut rata membuat jangankan wanita, para pria saja melirik iri ke arah Andra.Wajah tampan bak titisan dewa Yunani dengan rahang tegas dan hidung lancip, sepertinya Tuhan sedang tersenyum saat menciptakan pria itu.Dan lihatlah bagaimana cara Andra tersenyum lebar saat melihat sang istri semakin menambah level ketampanannya, membuat jantung Rena berdetak kencang.Bila sudah begini lirikan tajam pasti Rena dapatkan dari wanita-wanita yang sedang menggilai suaminya diam-diam jangan lupakan bisik-bisik penuh kebencian yan
Read more
Melawan Monica
“Apa dia udah enggak sabar pengen cerai dari gue?” Andra gagal fokus, pria sehebat, sepintar, secerdas dan sesukses Andra ternyata tidak bisa mengartikan bahasa kalbu Rena.Padahal Andra menguasai lima bahasa.Ricko tergelak. “Emang lo udah bilang ke dia kalau lo cinta sama dia? Ingin menjadikan dia istri lo untuk selamanya dan apakah lo udah bawa Rena ke om Bimo untuk membatalkan kontrak itu?” Ricko menghujani Andra dengan pertanyaan yang menohok.Andra tertegun beberapa saat dengan ekspresi tidak terbaca, dia menatap Ricko seolah baru tersadar akan sesuatu. Hanya satu gelengan kepala Andra menjawab semua pertanyaan Ricko. “Ya pantes saja dia masih ngebahas kontrak, soalnya hubungan kalian enggak jelas,” cibir Ricko sambil merotasi bola matanya jengah.“Enggak jelas gimana? Kita nikah secara syah di depan penghulu dengan wali bapak Roni sendiri, dia juga enggak pernah nolak kalau gue ngasih nafkah bathin … gue pikir itu cukup,” tukas Andra tidak terima dengan pendapat Ricko
Read more
Demi Rena
Jam menunjukan pukul dua dini hari saat privat Jet milik Andra mendarat mulus di Halim Perdana Kusuma.Pak Syam sudah menunggu di pintu kedatangan, kedua executive muda itu seolah dikerjar waktu melangkah cepat meninggalkan landasan pacu tersebut.“Pak … Antar saya dulu ke apartemen ya!” perintah Andra kepada pak Syam sesaat setelah masuk dan duduk di kursi penumpang belakang.“Gue dulu donk, Ndra … apartemen gue ‘kan lebih deket!” protes Ricko yang duduk di sampingnya.“Deket tapi puter balik dulu jauh, lama lagi gue entar sampe apartemennya … udaaah, anter gue aja dulu!” tolak Andra sengit.“Tapi nanti kasian pak Syam kudu bolak balik!” Ricko tidak mau kalah.“Udah deh Ko, lo nginep aja di rumah gue, besok pagi dianter pak Syam ke apartemen … lo mah ‘kan enggak ada nungguin … kasian bini gue nungguin di rumah!” Andra memberikan alasan membawa Rena yang pasti akan membuat Ricko luluh.Ricko berdecak kesal sambil memutar bola matanya jengah.“Makanya lo cepetan kawin, biar ada
Read more
Merajuk
Rena yang dipeluknya sudah berubah menjadi guling, matanya memindai ke seluruh ruangan dan tertuju pada baju ganti yang sudah Rena siapkan di kursi meja rias.Andra mendudukan tubuhnya kemudian menuangkan air kedalam gelas yang sudah istrinya siapkan di atas nakas, setelah meneguknya hingga tandas pria itu bergegas mandi untuk kemudian turun menemui keluarga istrinya."Kak Andra udah bangun?” Aras menghampiri Andra untuk bersalaman.Kebahagiaan terbesarnya memiliki kakak Ipar seperti Andra adalah karena selain royal dalam memanjakannya, Kakak iparnya itu pun sangat perhatian dan bisa jadi teman curhat yang baik.Tanpa Rena ketahui, kedua adiknya sering berkomunikasi dengan Andra cukup intens sama halnya dengan ibu dan bapak."Apa kabar Ras?" sapa sang Kakak ipar."Baik Kak,” sahut Aras."Ayo Nak Andra kita makan siang dulu.” Bapak melipat koran lalu menyimpannya di atas meja."Iya Pak…,” balas Andra kemudian semua pergi ke ruang makan.Diam-diam mata Andra tak henti mencari i
Read more
PREV
1
...
89101112
...
25
DMCA.com Protection Status