All Chapters of Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap: Chapter 131 - Chapter 140
236 Chapters
Mencoba Menghubungi
“Ren…kamu sakit?” Pak Santoso yang sedang memimpin morning briefing tiba-tiba perhatiannya teralihkan ketika melihat wajah Rena yang pucat pasi dan supervisornya itu seperti terhuyung dari tempatnya berdiri.Rena mengangkat tangan memijit sisi kepalanya yang memang terasa sakit semenjak bangun pagi ini.“Kamu udah sarapan belum?” tanya Pak Santoso lagi dengan ekspresi khawatir.“Nanti aja, Pak …,” balas Rena dibarengi senyum tipis.“Pak Dono ... tolong buatkan Rena teh manis dan Rio tolong antar Rena ke pantry, kamu istirahat aja dulu ya Ren … kayanya kamu lagi kurang sehat,” kata pak Santoso yang langsung dibalas anggukan oleh ketiga orang yang disebutkan namanya tadi.Dengan hati-hati dan takut-takut Rio membantu Rena berjalan menuju pantry sedangkan yang lain melanjutkan morning briefing.“Kamu masuk angin kayanya, Ren …,” tebak Rio sambil menarik kursi untuk Rena duduki.“Iya, kayanya Yo.” Rena menyahut lirih.“Maksih ya, Yo!” tambahnya lagi setelah tubuhnya duduk sempurna
Read more
Kecewa Terdalam
Rena memaksakan dirinya untuk bangun dari tempat tidur karena bel di luar sana berbunyi kencang, beberapa waktu lalu dia memang memesan makanan melalui aplikasi online setelah menyalakan ponselnya yang sudah beberapa hari sengaja dia matikan.Setelah mengucapkan terimakasih kepada kurir, Rena menutup pintu kemudian menyajikan makan malamnya ke piring.Dengan satu tangan memegang piring dan satu tangannya lagi memegang gelas, Rena berjalan ke ruang tv, dia akan menyantap makan malamnya sambil menonton acara televisi.Ketika itu Rena belum mengganti chanel tv karena tangannya sibuk memegang piring dan sendok tapi tiba-tiba perhatiannya teralihkan oleh berita yang ditayangkan tentang keberhasilan Andra bekerja sama dengan pemerintah Australia.Keberhasilan tersebut menjadi suatu kebanggan bagi Indonesia, terlihat Andra sedang berfoto sambil berjabat tangan dengan Perdana Mentri Australia juga ada beberapa moment lainnya.Berita itu termasuk berita besar karena melibatkan kerjasama d
Read more
Rasa Bersalah
Setelah berhasil mendapatkan kerjasama dengan Pemerintah Australia dan merayakannya dalam sebuah pesta yang hanya di hadiri oleh petinggi dalam pemerintahan tersebut dan juga Kedubes Indonesia untuk Australia, Andra dan yang lainnya pun kembali ke Indonesia.Dalam perjalan kembali ke Negaranya, Andra, Ricko dan Monica tidak henti membahas mengenai kerja sama tersebut.Nama mereka akan semakin dikenal oleh investor asing apalagi bila kerjasama ini berjalan dengan baik dan lancar sampai akhir.Setelah menikah dengan Rena, Andra seolah bertubi-tubi dihinggapi keberuntungan dalam bisnisnya tapi sayang tidak berlaku dengan kedamaian rumah tangganya bersama Rena.“Pak … Bapak dapat undangan dari Istana.” Santi menyela ketiga orang yang sedang terlibat perbincangan serius di tengah kabin pesawat.“Kapan?” tanya Andra sambil mengangkat satu alis menunggu jawaban.“Besok Pak … Siang,” jawab Santi cepat.“Oke…,” balas pria itu kemudian menipiskan bibir dengan ekpresi enggan.Setelah men
Read more
Berita Buruk
Privat Jet milik AG Group mendarat dengan mulus di Bandara.Keempat orang penting dari Perusahaan AG Group itu keluar dari dalam pesawat untuk kemudian masuk ke dalam mobil sedan mewah berwarna hitam keluaran terbaru yang telah terparkir beberapa langkah dari ujung tangga pesawat.Ada dua mobil yang terparkir dengan pintu terbuka, Andra langsung memasuki salah satu mobil diikuti dengan Monica tapi ketika wanita dengan tubuh langsing itu akan menundukan tubuh untuk memasuki mobil, tangan Santi mencekalnya.“Maaf Ibu Monica, sepertinya Anda harus bersama saya di mobil belakang karena biasanya pak Andra akan duduk bersama pak Ricko,” kata Santi sambil tersenyum.Monica tertegun kemudian menatap kesal Santi lantas menoleh ke arah Ricko yang sudah memasuki mobil dari pintu bagian lain.Monica menghentak tangan Santi kasar kemudian merapihkan blazernya yang tidak kusut, dia mulai melangkahkan kaki untuk memasuki mobil yang terparkir di belakang mobil Andra seraya memberikan delikan taj
Read more
Berbuat Nekat
FLASHBACKEdward menepati janjinya untuk kembali ke apartemen Rena dengan membawa makanan berdasarkan keyakinan bahwa mantan kekasihnya itu belum makan dari pagi."Makanlah dulu Rena.” Edward memberikan bungkusan makanan yang baru saja dibelinya."Simpan saja disana Kak ... aku belum lapar.” Rena yang masih duduk termenung di depan jendela besar hanya mengendikan dagu ke arah meja coffe di ruang televisi agar Edward menyimpan makanan yang telah dibelinya di sana, tidak lupa dia juga mengucapkan Terimakasih. Edward menghela napas kemudian menyimpan makanan tersebut di meja coffe seperti yang diminta Rena, pria itu kemudian melangkah mendekati perempuan itu.Tubuh Rena menegang ketika merasakan langkah Edward mulai mendekat."Aku praktek dulu ya, nanti sepulang praktek aku kesini lagi." Edward mengusap puncak kepala Rena percis seperti yang sering pria itu lakukan ketika mereka masih menjalin kasih.Rena mengangguk samar tanpa membuka mulutnya karena bibir itu ingin sekali menol
Read more
Akhirnya Selamat
Tanpa berpikir dua kali hingga lupa mengucapkan terimakasih kepada bagian resepsionis, Andra langsung berlari menuju lantai enam menggunakan tangga.Tidak sabaran Andra menunggu lift yang bergerak lambat dengan santainya.Monica dan Ricko yang tidak kalah terkejut mendengar informasi yang disampaikan sang resepsionis lantas bergegas menyusul Andra ke lantai enam menggunakan lift.Akhirnya Andra sampai lebih dulu, dia berhasil menemukan ruang operasi setelah bertanya kepada seorang perawat.Tapi lantai tersebut sepertinya hanya dikhususkan untuk ruang operasi dan ruang tunggu pasien, tidak ada siapapun di sana bahkan sekuriti tidak terlihat di mejanya.Beberapa saat kemudian bunyi denting lift terdengar, Andra menoleh dan mendapati Ricko keluar dari lift bersama Monica.Cukup lama mereka menunggu di ruang tunggu operasi yang sepi, Andra nyaris akan menerobos masuk ke dalam ruang operasi andaikan saja akses ke ruang operasi tidak dibatasi dengan keycard.Selang berapa lama Edward
Read more
Ancaman
Rena berusaha membuka mata tapi seperti ada lem yang melumuri kelopak matanya hingga sulit sekali terbuka.Masih dengan mata terpejam, ingitannya ditarik mundur dengan paksa mengingat kembali apa yang telah terjadi.Kemudian perlahan bulu mata lentik itu mengibas seiring kelopak mata yang terbuka.Lampu ruangan yang begitu terang menyorot langsung dari plafon membuat Rena kembali menutup matanya kemudian mengerjap menyesuaikan cahaya lampu yang mengenai retina.Ingatannya masih belum bisa dia raih dengan sempurna, keningnya berkerut ketika mata yang sudah berhasil terbuka sempurna memindai sekeliling.Kebingungan mulai melanda dan pertanyaan mengapa dia bisa berada di ruangan serba putih dengan bau obat menyengat ini belum berhasil terjawab.Tenggorokannya tercekat seperti ada batu besar yang mengganjal. Selang oksigen yang masuk dari hidung melewati tenggorokan malah membuatnya merasa tidak leluasa bernafas.Rena meringis ketika merasakan sakit yang sangat luar bisa di perge
Read more
Terbuai
Ketika itu Rena sudah dipindahkan ke ruang rawat inap VVIP.Rena masih tertidur lelap namun selang oksigen sudah lepas dari alat pernapasannya. Andra menarik kursi untuk kemudian duduk di samping tempat tidur Rena.Menggenggam tangan istrinya yang dibebat perban cukup erat kemudian menciumnya berharap kehangatan yang disalurkan oleh bibirnya bisa menyembuhkan luka di tangan Rena.Sesekali tangannya mengelus perut istrinya yang masih rata.Dia membayangkan akan ada seorang anak kecil yang mirip dirinya kelak, entah itu perempuan atau laki-laki yang pasti dia akan menyayanginya sepenuh hati.Perasaan bersalah kembali mendera dan membuat sesak dada Andra.Andra begitu awam dengan semua ini, sungguh tidak mengerti bila sesudah menikah segela sesuatunya harus dikomunikasikan terlebih dahulu bersama pasangan, apa lagi menyangkut masa lalu.Seharusnya dia berkonsultasi terlebih dahulu dengan Rena sebelum memutuskan menjadikan Monica sebagai partner bisnisnya, seharusnya dia meyakink
Read more
Pembatalan Kontrak
“Udah bangun?” Suara bariton sexy itu terdengar parau bersama punggunya yang menegak.Pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban menandakan Andra sedang diliputi beban hingga otaknya tidak berfungsi secerdas biasanya.“Haus .…” Rena berusaha keras mengeluarkan suara.Pria itu langsung berdiri menuju pantry kecil yang berada di sudut ruangan untuk mengisi gelas dengan air dari dispenser yang berjejer rapi disamping kulkas.Langkah Andra cepat saat kembali menghampiri Rena lalu memasukan sedotan ke dalam gelas.Andra membantu Rena untuk bangun dengan menekan tombol di sisi tempat tidur dan perlahan bagian kepala dari tempat tidur itu menegak.“Jangan dulu banyak bergerak,” perintahnya lembut dengan penekanan.Rena mengangguk samar kemudian menuntaskan rasa hausnya dengan menghabiskan satu gelas air mineral dari tangan Andra.Setelah Andra menyimpannya di meja samping tempat tidur, pria itu duduk disisi ranjang menghadap Rena.Keduanya hanya saling tatap tanpa mampu mengeluarkan
Read more
Kebersamaan
Plak!!! Monica menampar Edward ketika pria itu sudah puas menjelajah bibirnya.Edward malah menyeringai sambil memegang pipinya yang terasa panas.Setelah kungkungan Edward terlepas, Monica tidak menyiakan kesempatan langsung menegakan punggung kemudian mengancingkan kemejanya yang sempat terlepas oleh kebuasan dokter tampan namun kurangajar itu.“Kamu….” Ucapan Monica tersendat karena menahan sesak didada akibat dari emosinya yang sudah tidak terbendung.Buliran bening berdesakan di pelupuk matanya kemudian lolos tanpa pernah meminta ijin.Monica meraung, pelecehan Andra secara verbal yang sering dia dapatkan sudah sangat menyakitinya kini pria lain pun melecehkannya secara fisik.Monica tergugu mencoba menahan ledakan tangisnya dengan menutup wajah menggunakan kedua tangan.“Maaf. “ Satu kata itu keluar dari mulut Edward setelah dirinya puas melecehkan Monica.Kata maaf keluar begitu saja dan Edward benar-benar menyesali perbuatannya.Monica masih menangis membuat Edward
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
24
DMCA.com Protection Status