Semua Bab Kembalinya Ayah Milik si Kembar: Bab 111 - Bab 120
122 Bab
S2 - 24. Sunrise Indah
“Terima kasih,” ucap Brooke yang masih bersandar pada tubuh gagah pemuda itu.Brooke berdiri dengan bantuan Galen. Kayu yang mereka bawa tadi jatuh ke tanah karena pemuda itu menolongnya. Sekarang, pemuda yang memakai kaos pendek itu memilih membawa semua kayu yang tadi terjatuh.Brooke yang merasa tidak enak berinisiatif untuk mengambil air mineral dan diberikan kepada pemuda yang menolongnya. Aksi itu tidak sengaja diperhatikan oleh saudara kembar pemuda target Brooke hingga membuat tersenyum.Dua tenda sudah terbangun dengan apik dan kokoh. Persiapan untuk memanggang pun juga sudah siap. Api masih membara di sana, tinggal mengipasi sebentar untuk mengembalikan apinya.“Mau makan sekarang atau gimana?” tawar Galaxy kepada teman-temannya.Milly dan Brooke berpandangan lalu meminta izin dulu kepada para pemuda jika mereka butuh ke tenda untuk meletakkan barang-barang mereka yang masih di mobil.Galen mengambil alih da
Baca selengkapnya
S2 - 25: Tidak Menyenangkan
“Sorry,” ucap Milly yang menatap ke arah Brooke yang sudah jatuh dengan pantat menyentuh tanah lebih dulu.“Kalian gak papa?” tanya Galen mendekati Brooke.Pemuda itu membantu Brooke bangkit dan membersihkan kotoran yang menempel di kaki dan bagian pantat secara perlahan. Namun, tidak diduga Brooke menjerit karena kaget sehingga membuat Galen juga sadar jika apa yang dilakukannya salah. Dia pun buru-buru minta maaf.Sementara ketiga pemuda lainnya menahan ketawanya karena melihat Galen salah tingkah dan tidak peka bagaimana cara memperlakukan seorang gadis. Pemuda yang ditertawakan itu akhirnya kembali setelah menolong gadis tersebut.Kembali ke Brooke, yang ikut malu pun memilih untuk berbalik badan dan mengambil ponselnya dari tangan Milly. Dia pamit dari sana untuk mencari tempat yang sepi agar bisa menghubungi ayahnya karena panggilan itu terakhir jam 11 malam.“Lho, Mil, Brooke ke mana?” tanya Galen yang sed
Baca selengkapnya
S2 - 26. Bermain ke Apartemen Brooke
“Duh, gimana mau berangkat sekolah kalo gini,” keluh Brooke saat menatap cermin di pagi hari.Semalaman dia menangis hingga tertidur dan sekarang matanya bengkak. Gadis itu kembali ke ranjangnya dan memutuskan untuk tidak ke sekolah hari ini. Dia tidak mungkin menunjukkan wajahnya yang sembab. Pasti Milly nanti akan bertanya dan dia tidak ingin berbohong kepada mereka.Namun, perut Brooke mendadak berbunyi karena ternyata dia kelaparan. Gadis itu memejamkan matanya dan mengabaikan perutnya yang terus menerus berbunyi. Pada akhirnya, dia pun bangkit dan menuju dapur. Brooke memilih membuat mie instan karena dia tidak dapat menahan rasa laparnya.Gadis yang kali ini menggerai rambutnya duduk menikmati makanannya sambil menyalakan televisi untuk menghiburnya. Ponselnya yang berdering di dalam kamarnya dia biarkan hingga berhenti.“Paling papa lagi. Biarin aja, masih kesel.” Brooke melanjutkan gerutuannya mengingat kemarin membuatnya sakit hati lagi.**Sementara di sekolah, Milly memperh
Baca selengkapnya
S2 - 27. Sikap Galen
“Mil, kamu tumben diam aja?” tegur Galaxy yang sedari tadi memperhatikan gadis itu.“Gak papa, kok.” Milly tetap memilih diam dan memperhatikan jalanan yang berubah sepanjang jalan.Galaxy tidak mengorek lebih jauh karena sikap temannya seperti yang ibunya ketika tidak ingin diganggu. Perjalanan itu sangat hening karena Galen juga sibuk dengan pikirannya. Kali ini, Galaxy yang menyetir untuk pulang.Tak lama, dia tiba di rumah milik Milly sehingga gadis itu hanya berpamitan dan turun dari mobil. Setelah itu, Galaxy memilih untuk langsung pulang ke mansion keluarga karena Galen telah memejamkan mata di kursi sebelahnya.“Kalian kenapa sih, pada diam-diam setelah pulang dari apatemen brooke?” gerutu Galaxy. Dia tetap mengeluarkan keluhannya meski tahu bahwa saudaranya tidak akan menimpali.Galen keluar lebih dulu dari mobil dan tanpa menunggu adiknya, dia langsung menuju ke kamar dan hanya menyapa sekilas ibu dan adik perempuannya. Mereka berdua hanya menatap heran karena jarang melihat
Baca selengkapnya
S2 - 28. Mencari Pengalaman
Galaxy memeriksa sumber suara dari arah belakang mobilnya. Dia melihat seorang sedang bersembunyi, sepertinya untuk menghindari seseorang. Pemuda itu memperhatikan sekeliling untuk mencari siapa yang mengejar wanita tersebut.Usai memastikan tidak ada orang, Galaxy segera membuka dan menyuruh wanita itu masuk. Pemuda itu belum mengetahui wajah si wanita tapi tetap menolongnya. Dia pun melihat sekeliling sebelum masuk ke tempat pengemudi.“Kamu mau turun di mana?” tanya Galaxy sambil memperhatikan spion tengah mobilnya.Wanita itu masih menunduk dan lalu menoleh ke belakang. Memastikan bahwa tidak ada yang mengikuti mobil pria yang menolongnya. Dia lalu menoleh ke arah pengemudi dan karena mobil itu berhenti di perempatan lampu merah sehingga lampu jalan menyorot lebih terang tempat pengemudi.“Galaxy?” tanya suara wanita itu tidak percaya. Sungguh sial sekali nasibnya sekarang bertemu dengan pemuda itu dalam kondisi yang tidak meng
Baca selengkapnya
S2 - 29. Menyukai Hal Baru
“Ya, terserah akulah! Kamu siapa, larang-larang aku,” protes Galaxy sehingga membuat Avery diam.Bebarengan dengan pintu lift yang terbuka, Galaxy segera meninggalkan wanita itu di sana terdiam. Dia harus segera mengikuti rapat para sales di ruang rapat 2. Tidak enak jika dia harus terlambat karena dalam list kertas kerjanya harus ditanda tangani orang yang memimpin rapat. Terlebih dia juga harus membuat rangkuman dari rapat tersebut.Pemuda itu dipersilakan masuk dan tidak lupa dia meminta maaf karena sedikit terlambat. Galaxy duduk di tempat yang ditunjuk lalu mulai menyimak apa yang diperlukan saat rapat. Dia mencocokkan catatannya dengan notulen dari divisi sekretaris untuk memastikan yang dia catat sesuai.Usai rapat selesai, dia kembali ke ruangan yang khusus untuknya di lantai atas. Akan tetapi, memang nasib apes menyukai hari ini karena dia dipertemukan dengan Avery saat dia berada di pantry untuk mengambil minum.“Gal, maafin sa
Baca selengkapnya
S2 - 30. Sebuah Kondisi
“Kondisi istri Tuan sempat mengalami pendarahan setelah bayi dikeluarkan tadi. Saat ini, tim sedang telah berhasil menghentikan pendarahan tapi masa kritis belum bisa terlewati hingga 1x24 jam,” jelas dokter lebih detail.Seketika tubuh James merosot jatuh menyentuh lantai. Lionel yang di sampingnya tidak sempat menolong. Pria itu dan dokter membantu Jeff untuk berdiri dan didudukkan di kursi ruang tunggu operasi. Lionel meminta dokter untuk memberikan perawatan terbaik untuk Leia.Sementara Jeff masih tidak bisa menerima kenyataan karena kesehatan istrinya tersebut. Ada rasa penyesalan yang hadir di benaknya saat ini karena sebelumnya sudah dikatakan akan ada resiko jika Leia tetap memaksa untuk mengandung anak kedua ini. Namun, Leia terlanjur mencintai buah hati mereka sehingga mempertahankan hingga saat ini.Elise yang tadi masih mengurus administrasi mendekat ke arah Jeff untuk bertanya bagaimana kondisi sepupunya itu tapi Lionel menggeleng. Dia
Baca selengkapnya
S2 - 31. Galaxy Terabaikan
“Ada apa, Mil?” tanya Galen panik karena Milly menyeretnya keluar saat guru belum datang.Melihat Galen dengan Milly sangat terburu-buru, Galaxy dan kedua temannya ikut menyusul mereka. Ketiga orang tersebut ingin tahu apa yang sedang terjadi.“Heh. Inget kamu itu anak baru! Sadar diri dong kalo mau deketin Galen!” bentak seorang gadis dari tingkat yang sama tapi berbeda kelas. “Ngaca!”“Tapi-”Perkataan Brooke terpotong oleh gadis lain yang sekali lagi menggebrak dinding di sebelahnya. Gadis yang berdiri di depannya menunjukkan bukti saat dia turun dari motor Galen. Foto itu diambil ketika dia diantar oleh Galen setelah mereka terkunci di perpustakaan sekolah.Padahal saat itu sudah tengah malam dan masih bisa terlihat bahwa itu sosoknya dan Galen. Brooke sedikit gemetar saat tangannya mendadak ditarik oleh gadis kelas lain tersebut. Untung Milly itu tidak diikut-sertakan sehingga gadis itu sekarang
Baca selengkapnya
S2 - 32: Avery Mulai Berubah?
“Gak bakal. Lebih baik kamu obrolin deh sama Galen,” saran Perry menepuk bahu adik Galen.“Aku tau kita akan jarang berinteraksi setelah sibuk dengan urusan masing-masing tapi aku jadi rindu momen saat kita masih bersama-sama,” ucap Galaxy tersenyum tipis.Membayangkan saat kecil mereka selalu berdua ke mana-mana. Lihatlah sekarang dia yang sibuk dengan magangnya sementara Galen dengan urusan masalah cinta, mungkin. Tidak disangka mereka begitu cepat beranjak remaja dan sebentar lagi akan dewasa.“Sudah, gak perlu bersedih. Ayo kita pulang,” ajak Jayden yang memang tidak menyukai suasana yang mengharu biru atau tangisan.Galaxy dan Perry pun menyusul Jayden yang sudah berada di luar kelas. Mereka pun mengantarkan Galaxy yang memilih langsung pulang karena magangnya diundur hingga minggu depan. Meski ada Ryan di sana tapi pria itu menggantikan Jeff untuk memimpin perusahaan sementara sehingga tidak ada yang mengawasi pek
Baca selengkapnya
S2 - 33. Keputusan
“Buat apa? Kerjaanmu juga gak ada hubungan dengan dia,” protes Ryan yang merasa aneh. Jadi, dia tidak ingin salah langkah. “Kutanyakan dulu sama dia.”Avery mengangguk dan keluar dari ruangan Ryan, merasa lega setelah menyampaikan apa yang mengganjal di hatinya. Meski tidak langsung mendapat yang diinginkan tapi setidaknya dia berusaha. Wanita itu malu jika harus langsung minta kepada yang bersangkutan.Sementara Ryan langsung mengirim pesan kepada pemuda yang sedang dibicarakan. Karena tidak mendapat balasan, pria itu pun meninggalkan ponselnya dan kembali fokus ke pekerjaannya.**Joanna dan Lily pulang terlambat dari rumah sakit sehingga yang ada di meja makan hanyalah si kembar. Tanpa banyak bicara mereka makan malam bersama. Sebenarnya, Galaxy ingin bertanya mengenai Brooke tapi takut sang kakak tidak ingin ditanya-tanya.“Len, gimana kondisi Brooke? Baik?” tanya Galaxy setelah menyesap gelas terakhirnya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status