Semua Bab Kembalinya Ayah Milik si Kembar: Bab 71 - Bab 80
124 Bab
71. Kabar dari Jeff
“Kamu gak papa? Ngapain wanita itu deketin kamu?” cecar Lionel.“Aku bisa menghadapinya tapi lebih baik kamu berhati-hati jika dia sudah mulai memainkan kartu ayahnya,” saran Joanna.“Tenang saja. Aku sedang mempersiapkan untuk mengeluarkan ayahnya dari daftar pemegang saham. Doakan bisa secepatnya,” jawab Lionel menjelaskan rencananya.Joanna mengangguk terhadap ide tersebut lalu dia tersentak karena mendadak tangannya ditarik oleh Lionel. Pria itu mengajak dirinya untuk segera tidur karena malam semakin larut. Meski besok akhir pekan dan mereka tidak perlu bekerja.Keesokan paginya, Jeff yang bangun lebih pagi karena mendengar suara berisik dari Galaxy dan Galen yang sedang bertengkar. Pria itu kebetulan tidur di kamar yang terletak di depan tangga sehingga terdengar keras. Dia keluar untuk melihat tentang apa keduanya bertengkar.“Kalian kenapa?” tanya Jeff pada keduanya.“Galen, Paman
Baca selengkapnya
72. Sedikit Masa Lalu
“Jadi, aku pergi selama sebulan itu untuk menyelesaikan hutang terhadap keluarga bibiku sebelum menikah denganmu,” ucap Edie mengawali ceritanya.Beberapa bulan sebelumnya, Edie menerima pesan di ponselnya yang mengatakan jika bibinya, adik dari ibunya telah meninggal dan suami dari bibinya itu meminta bertemu dengan dirinya. Namun, ketika pria itu mengajukan untuk mengambil libur 3 hari yang nyatanya  menjadi satu bulan karena suami bibinya itu menuntut semua biaya yang mereka keluarkan untuk menghidupinya di masa lalu.Betapa hancur hati Edie mendengar hal tersebut. Padahal sebelum dia merantau ke Springham, bibinya berkata untuk tidak menganggap semua biaya hidup dari dia kecil. Maklum saja, ibunya sakit-sakitan sejak ayahnya meninggal sehingga bibinya bersedia merawat dan menyekolahkan Edie kecil.Tentu Edie tidak begitu saja membayarkan semua nominal yang diminta. Pertama, dia hanya membayar sepersepuluh dari nominal yang diminta dengan ber
Baca selengkapnya
73. Ajakan Edie
“Aku masih ingin bekerja apalagi di tempat ini aku sangat nyaman,” jawab Leia jujur.“Baiklah,” timpal Jeff pelan.Malam itu, Jeff mengantar Leia pulang setelah hampir seharian ini mereka bersama. Pria itu merasa kurang setelah menghabiskan waktu bersama dengan kekasihnya. Dia pulang ke apartemennya setelah memastikan kekasihnya telah masuk ke rumah Elise.Baru saja memasuki apartemen studio yang dimilikinya dan dia sadar jika nanti sudah menikah dan mereka tinggal di unit ini maka akan sangat sesak. Dia harus secepatnya mencari rumah untuk tempat tinggal mereka nanti.Ternyata banyak yang harus dipikirkan sebelum dan sesudah menikah nanti. Seperti daerah tempat tinggal, keuangan, dan sebagainya.“Wah, kepalaku mulai pusing. Aku tidur aja dulu,” gerutu Jeff yang merasa kepalanya nyeri.**Keesokan paginya, Edie pergi menuju rumah Elise untuk menepati janjinya. Semalam, dia sudah menghubungi sepupunya untuk pagi ini dihubungi melalui panggilan video. Tentu saja, sepupu mau karena pria
Baca selengkapnya
74. Laporan
“Ih, apaan sih, Ed?” tegur Elise dengan rona wajah yang memerah.Wanita itu malu dengan ajakan serius dari Edie. Meski saat ini hanya tinggal mereka berdua saja, tetapi dia tidak bisa menyembunyikan emosinya. Dengan cepat Elise berdiri untuk menghindari pria itu. Namun, Edie secara refleks menahan tangan kekasihnya.“Jika ya, aku akan menjadi pria yang paling berbahagia saat ini,” ujar Edie perlahan. Dia berbisik tepat di telinga Elise agar wanita itu segera menjawab.Edie berniat tidak akan melepaskan kekasihnya dari pelukannya. Terasa hangat hatinya setelah wanita itu mengangguk tanpa bersuara dalam pelukannya. Pria itu mempererat pelukannya karena dia benar-benar bahagia untuk hari ini.Dia melepaskan pelukan itu sebentar lalu mengeluarkan sekotak bludru berwarna hitam dari sakunya. Edie memberikan kotak tersebut sehingga membuat kekasihnya hanya bisa ternganga dan terharu.Sementara Edie sedang berbahagia, tidak dengan Chris di supermarket yang dia pegang. Pria itu sekarang sedang
Baca selengkapnya
75. Ngidam
“Kau di mana? Sepertinya bicaramu tidak beres,” tanggap Jeff.“Aku minum sedikit tapi tidak mabuk. Dia membuat seorang hampir mati hari ini, Jeff,” lapor Chris yang tentu saja membuat Jeff cukup terkejut.“Gimana ceritanya, Chris?” tanya Jeff penasaran.Chris menceritakan kejadian siang itu dengan detail pada Jeff agar tidak terjadi kesalahpahaman jika itu kelalaian pegawai lain. Lalu, pria itu juga menjelaskan dia belum memberikan skorsing terhadap Laura karena menunggu instruksi dari Jeff.Tak lama, Jeff memberikan instruksi karena dia juga harus memikirkan hukuman yang cocok karena kesalahan tersebut adalah fatal. Ataukah dia akan melepas wanita itu begitu saja? Karena Lionel sudah tidak mau berurusan dengan masalah ini.“Sadarkan dirimu dulu baru kembali ke kantor atau besok saja kamu masuk kantor,” suruh Jeff. “Untuk masalah Laura, secepatnya aku akan kembali padamu.”“Oke, thanks,” balas Chris.Jeff pun menutup panggilan tersebut. Pria itu gamang karena sedari awal Lionel sudah
Baca selengkapnya
76. Kejutan
“Mommy tidak enak badan, calon adik kalian sedang rewel,” ucap Lionel pendek.“Hah, calon adik gimana, Dad?” Galen heran dengan jawaban yang diberikan oleh ayahnya.“Maksud Daddy, mommy sedang hamil jadi kalian akan punya adik. Sekarang mommy sedang tidur karena kelelahan,” jelas Lionel tersenyum.Kedua putranya terperangah sehingga menghentikan makan mereka lalu keduanya beranjak memeluk Lionel erat. Ternyata si kembar juga antusias dengan kehamilan ibu mereka. Namun, ayahnya menyuruh mereka untuk menurunkan suara karena ibu mereka istirahat.“Lanjutkan makan kalian dulu nanti Daddy beritahu sesuatu,” ucap Lionel menjanjikan.Mereka pun makan dengan lahap karena tidak sabar dengan sesuatu yang dirahasiakan oleh ayahnya. Namun, si bungsu mendadak tersedak karena terburu-buru makan. Lionel pun memberikan minuman agar batuk Galaxy hilang.Usai makan, Lionel mengajak si kembar pindah ke ruang tengah sambil menemani mereka mengerjakan tugas sekolah. Pria itu mengeluarkan ponselnya dan men
Baca selengkapnya
77. Hasil Pemeriksaan
Pelayan itu meletakkan kembali nampan yang tadi dibawa ke meja makan lalu dengan cepat menghampiri Joanna. Namun, tamunya sudah tidak terlihat. Dia membantu sang nyonya berdiri, tetapi begitu dia melihat darah di lantai, pelayan itu memanggil Ben.“Ada apa?” tanya Ben yang tergopoh-gopoh.“Harus ke rumah sakit,” ucap pelayan itu panik. “Nyonya berdarah.”Joanna yang merasa lemas akhirnya pingsan dalam dekapan Ben. Dia pun menyuruh pelayan wanita itu untuk memanggil pelayan pria agar membantunya membawa ke rumah sakit.“Jangan lupa hubungi tuan Lionel segera ke rumah sakit yang biasa.” Ben memapah Joanna dengan bantuan pelayan pria yang tiba.Pria itu khawatir terjadi apa-apa dengan majikannya. Bagaimana bisa nyonyanya berada di dekat pintu depan padahal tadi masih berada di ruang tengah? Begitulah isi pikiran Ben yang sedang kalut. Dia meminta pelayan pria untuk mengendarai mobil dan mengantarkan mereka ke rumah sakit.Sementara di rumah, pelayan wanita yang menemukan Joanna tadi masi
Baca selengkapnya
78. Mencari Tahu
“Jeff menghubungiku untuk melanjutkan rapat melalui konferensi video. Mereka tadi menunda diskusi rapat,” pamit Lionel mencium kening Joanna.Hal itu membuat Joanna duduk di ruang tengah sekarang. Dia menemani kedua putranya belajar karena suaminya harus bekerja. Namun, di dalam hatinya, wanita itu merasa jika bekerja adalah alasan Lionel untuk menghindarinya. Tidak tahu kenapa Joanna bisa berpikir seperti itu. Mungkin salah satu penyebabnya  adalah karena dia tidak menceritakan apa yang terjadi.Padahal dia tidak ingin terjadi perpecahan di keluarga besar suaminya. Secara keluarga suaminya begitu menyayangi Lionel dan dia tidak ingin merusak hal tersebut. Namun, dia juga tidak ingin calon bayinya menjadi korban dari kecemburuan orang itu.Joanna bimbang tapi sebisa mungkin dia tidak ingin stres seperti kata dokter. Bisa berbahaya untuk janinnya.“Mommy!” teriak Galaxy. Bocah bungsu itu sedari tadi memanggilnya tapi tidak ada
Baca selengkapnya
79. Akhir Pekan
“Ya ampun, Tuan. Kenapa tidak minta ke chef saja?” tanya Ben.“Joanna mengidam aku yang memasak, Ben. Dia tidak ingin makan kalau bukan aku yang memasak,” jelas Lionel agar Ben paham.Kepala pelayan itu hanya tersenyum memperhatikan Lionel yang bingung sendiri. Dia memilih tetap memanggil chef yang bekerja, tetapi hanya untuk membantu tuannya memasak. Tidak mengambil alih memasak.Hampir dua jam berkutat di dapur akhirnya selesai juga. Beberapa porsi burito untuk sarapan khusus istrinya. Sementara untuk kedua putranya sudah disiapkan oleh chef di dapur bangunan khusus yang terletak di sebelah mansion utama.Lionel menyambut kedua putranya yang turun. Pagi ini mereka belum mandi karena setelah sarapan, Lionel mengajak mereka untuk berenang. Kedua sudah duduk di meja makan, tetapi mereka memilih menunggu ayahnya untuk memanggil ibu mereka untuk bergabung.“Sayang, aku sudah membuatkan burito permintaanmu,” panggil
Baca selengkapnya
80. Bukti
“Jadi, kamu tidak bekerja?” tanya Joanna meski dia sudah tahu jawabannya.“Bukan tidak bekerja tapi aku bekerja dari rumah sambil menjaga kamu,” ungkap Lionel.Joanna memeluk Lionel sebagai rasa terima kasih karena ikut berkorban. Dia memilih untuk diam saja. Wanita itu juga dalam hatinya telah lama memutuskan untuk mempercayakan hidupnya kepada Lionel meski tidak ada kata-kata yang terucap.Keesokan harinya di kantor, Jeff menempati kantor Lionel karena ruangannya begitu kecil dibandingkan dengan pekerjaan kantor yang bertambah di hari Senin yang padat. Karena Lionel akan bekerja dari rumah dan masih ada waktu 1 bulan lebih menuju pernikahannya. Apalagi dia belum bilang kepada Lionel terkait masalah ini.Sepertinya dia harus segera mengatakan kepada Lionel agar dia tidak memundurkan jadwal pernikahannya. Persiapan pernikahan sudah dia serahkan ke Leia dan WO jadi dia hanya terima selesai. Ah, dia juga lupa memberitahu Elise untuk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status