All Chapters of Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin: Chapter 91 - Chapter 100
261 Chapters
Hendy Mendatangi Charlie
"Aku tidak sabar ingin bekerja sama denganmu," ucap wanita itu.Hanz tersenyum," Aku yakin setelah Charlie mengetahui kepulanganmu. Dia pasti akan gembira.""Apakah dia masih marah padaku? Aku takut dia membenciku.""Sudah sepuluh tahun, tidak ada alasan dia membencimu. Kalian saling kenal sejak masih kecil. Mana mungkin dia masih menyimpan dendam padamu," jawab Hanz.Di sisi lain, Hendy berjalan lesu menuju kediamana Charlie, kakak tirinya, setelah mendengar hasil persidangan singkat ibunya, Meliza. Hatinya berkecamuk, namun tekadnya kuat untuk menyelamatkan ibunya. Sesampainya di kediaman tersebut, ia melihat Charlie sedang berdiri di perkarangan sambil bermain dengan burung peliharannya. Angin sore meniupkan rambutnya yang hitam legam, menambah kesan angkuh pada sosok Jenderal tersebut. Mengumpulkan keberanian, Hendy langsung berlutut di hadapan Charlie, memohon agar diberi kesempatan untuk menggantikan ibunya di penjara. "Kakak, biarkan aku yang menggantikan mama di penjara. Aku
Read more
Meliza Dihukum Mati
"Charlie, Kamu berencana menjatuhkan perdana menteri?" tanya Vivian."Iya, selangkah demi selangkah dia akan semakin terpuruk, Menghukum mati istrinya hanya bagian dari awal rencana. Selanjutnya putra kesayangannya," jawab Charlie yang dipenuhi rasa kebencian. Tatapannya memiliki aura membunuh. Sehingga Vivian merasakan aura tersebut"Apa yang akan terjadi, Kalau Charlie memang berniat menjatuhkan perdana menteri? Dia adalah seorang petinggi. Mana mungkin begitu mudah diturunkan," batin Vivian.Beberapa hari berlalu, Meliza, tersangka pembunuhan, dibawa ke lokasi eksekusi. Siang itu, nasib tragis menunggu perempuan ini, hukuman mati dengan cara ditembak. Di kejauhan, seorang pria merekam kejadian tersebut menggunakan kameranya. Meliza, yang merupakan istri dari Perdana Menteri, tampak berlutut dengan kedua tangan terikat erat. Raut wajahnya penuh ketakutan, dan menangis tanpa berhenti.Seorang polisi berdiri di hadapannya menodongkan senjatanya tepat mengarah ke jantung wanita itu.
Read more
Kondisi Mike Yang Lemah
"Dari sejak lama kau sudah buat persiapan Bukankah begitu?" tanya Micheal."Benar! Ketika lawan kita memiliki posisi teratas, kita harus membuat persiapan dari awal. Menghancurkan dia secara perlahan. Perselingkuhannya selama ini tidak ada yang tahu. Karena wanita itu ibu angkatku harus berbaring lemah di rumah sakit. Aku ingin Ronald merasakan sakit di saat kehilangan," kata Charlie.Micheal menuangkan minuman untuk sahabatnya," Aku mengerti perasaanmu. Aku hanya ingin mengingatkanmu. Ronald tidak akan diam saja setelah ini. Dia akan mengetahui bahwa rekaman itu adalah ulahmu," ujar Micheal.Charlie tersenyum sinis," Aku penasaran bagaimana dengan kondisinya sekarang, Takut atau masih bisa duduk dengan santai," jawab Charlie.***Berita tentang perselingkuhan Ronald dengan Meliza menyebar luas di media, terlebih setelah kematian Meliza yang dihukum mati. Semua kejadian masa lalu terungkap, membuat Ronald yang menjabat sebagai perdana menteri menjadi sasaran utama reporter dan warga L
Read more
Hendy Menimbulkan Keributan
Hanz menatap temannya yang hanya diam tanpa kata-kata," Apa kalian baik-baik saja?" "Aku tidak ada masalah sama sekali," jawab Charlie yang memandang lautan."Aku hanya berharap kalian tidak canggung saat bertemu nanti," ujar Hanz."Untuk apa harus canggung, Bagiku bukan masalah sama sekali. Aku juga tidak ingin mengingat masa lalu. Lagi pula, aku sudah menikah dengan wanita yang aku cintai," jawab Charlie dengan tegas."Baiklah, Aku merasa lega kamu bicara seperti itu," ujar Hanz. ," Aku pergi dulu! Kalau ada apa-apa hubungi aku!" lanjut Hanz."Sampai jumpa!" ucap Charlie.Hanz ingin segera kembali ke rumah sakit setelah meninggalkan villa. Dalam perjalanan, ia mengemudi mobilnya dengan pikiran yang tenang. Sambil fokus pada jalan, ia tak menyadari bahwa ia semakin mendekati persimpangan jalan yang ramai. Tiba-tiba saja, sebuah mobil truk melaju kencang dari arah samping dan menabrak mobil Hanz dengan keras. "Brak!" suara benturan itu begitu keras hingga membuat Hanz hampir kehilang
Read more
Charlie Menerima Kabar Buruk
Para pengawal berdiri tegap di gerbang masuk kediaman, bersiap untuk menyambut kepulangan Jenderal yang baru saja kembali. Begitu melihat sosok Jenderal yang gagah berani melangkah masuk, mereka segera memberi hormat dengan tangan di dada, seraya berseru, "Jenderal!" Charlie, sang Jenderal, mengangguk dengan anggun sebagai balasan hormat. Setelah itu, ia melangkah dengan langkah pasti menuju Hendy, adiknya yang sedang berdiri di sana menatap Charlie dengan tatapan penuh kebencian dan amarah. Hendy, dengan rasa sakit hati yang mendalam, berdiri tegak dan menatap tajam pada kakaknya. Tinjunya terkepal erat, menahan emosi yang meluap-luap. Wajahnya memerah, seolah akan meledak kapan saja. Charlie berhenti tepat di depan Hendy, menatapnya dengan ekspresi tenang namun tegas. Dengan suara yang berwibawa, ia berkata, "Masih berani menunjukkan mukamu di hadapanku." Kedua bersaudara itu saling menatap, saling beradu pandang, menahan ledakan emosi yang hanya menunggu waktu untuk meledak. Uda
Read more
Charlie Berduka
Charlie dan Vivian melaju secepat mungkin menuju rumah sakit tempat sahabat mereka, Hanz, sedang berjuang antara hidup dan mati.Wajah Charlie terlihat sangat cemas, mengetahui kondisi Hanz yang kritis akibat kecelakaan mengerikan itu.Sementara itu, di ruang gawat darurat rumah sakit, para dokter dan suster yang merupakan rekan Hanz berusaha mati-matian menyelamatkan nyawanya. Darah mengalir deras keluar dari hidung dan mulut Hanz yang tidak sadarkan diri. Kepalanya mengalami gegar otak yang parah, sehingga mereka harus menggunakan alat canggih dan teknik medis terkini untuk berusaha menyelamatkan rekan mereka. Dokter Utama, yang juga merupakan teman baik Hanz, mengarahkan timnya dengan tegas. Wajahnya pucat dan tegang, namun ia berusaha tetap fokus dan tidak membiarkan perasaan pribadi mengganggu tugasnya. Suster-suster yang bekerja sama dengan Hanz juga tampak khawatir, namun mereka tetap menjalankan tugas dengan hati-hati dan cekatan. Charlie dan Vivian akhirnya sampai di rumah
Read more
Hibur Aku!
"Aku tidak rela Hanz meninggal karena dibunuh, Aku lebih berharap ini hanya kecelakaan tabrak lari," ucap Alexa.Charlie, Micheal, dan Alexa berdiri di sekitar mobil yang pernah dibawa Hanz sebelum kecelakaan itu terjadi. Mereka memeriksa kerusakan yang cukup parah pada mobil tersebut. Bodi mobil penyok di beberapa tempat, kaca depan pecah berantakan, dan ban mobil terlihat mengalami kebocoran. "Kenapa tidak ada dasbornya?" tanya Charlie dengan alis berkerut, sambil memegang laporan dari polisi yang menyatakan bahwa barang-barang milik korban ditemukan di lokasi kejadian. Laporan tersebut diberikan oleh Micheal yang berperan sebagai Jaksa yang menangani kasus kecelakaan ini "Sepertinya kecelakaan ini memang telah direncanakan. Dasbornya hilang. Lokasi kejadian tidak ada kamera pengawas sama sekali. Pelakunya langsung kabur. Sulit bagi kita menemukan bukti," ujar Alexa dengan nada khawatir, memandangi mobil yang hancur itu. Micheal, dengan mata tajamnya, memperhatikan kondisi mobil
Read more
Pesan Emily yang Dibaca Vivian
"Pria yang ku kenal selama ini adalah seorang Jenderal yang tangguh dan angkuh, Tidak ku sangka hari ini dia benar-benar terpuruk. Dokter Hanz yang meninggal dalam usia muda sangat disayangkan. Negara ini kehilangan seorang dokter hebat dan baik. Tidak tahu betapa sakitnya yang dirasakan oleh Charlie saat ini," batin Vivian.Charlie yang sedikit mabuk karena telah menghabiskan minuman alkohol.Tubuh Charlie terasa ringan dan langkah kakinya sempoyongan karena menghabiskan minuman keras sepanjang malam. Begitu memasuki kamar, Charlie yang sedikit mabuk langsung mencium bibir istri tercintanya, Vivian, dengan penuh nafsu. Hatinya sedih karena masalah yang sedang dihadapi, dan malam itu ia ingin melampiaskan semua perasaannya pada istri tercinta. Dalam keadaan tidak sadar, Charlie meraih pakaian Vivian dan melepaskannya satu per satu hingga wanita itu berbaring di bawahnya tanpa balutan apa pun. Tangannya meraba dan meremas gundukan dada Vivian dengan lembut, lalu turun ke perut wanita
Read more
Hendy Ditahan
"Kenapa banyak sekali wanita cantik yang datang menghampirimu? Sebelumnya Sunny dan sekarang Emily. Siapa lagi seterusnya yang akan mencarimu?" tanya Vivian.Charlie tertawa saat melihat ekspresi istrinya itu," Apakah istriku sedang cemburu?" kata Charlie yang mengusik istrinya."Aku semakin hilang rasa percaya diri," jawab Vivian yang murung. Charlie meraih tangan Vivian, memandang matanya dengan penuh kejujuran dan ketulusan. "Honey, kamu hanya perlu percaya padaku. Aku akan membuktikan padamu. Pernikahan kita bukan hanya ikatan janji. Tapi, juga kesetiaan. Aku akan membuktikan bahwa di hatiku hanya kamu satu-satunya," ucap Charlie dengan lembut. Vivian, yang terlihat sedih dan ragu, menatap suaminya, "Apakah aku boleh tahu siapa dia dan di mana dia?" tanya Vivian yang masih merasa cemas. "Tentu saja bisa, kamu adalah istriku dan berhak mengetahuinya. Dia adalah dokter yang sama dengan Hanz. Menangani pasien CIPA," jawab Charlie dengan sabar. Mendengar jawaban itu, wajah Vivian
Read more
Konferensi Pers Ronald
Kabar penangkapan Hendy Parkitson menyebar bagai api yang menghanguskan hutan. Tak butuh waktu lama, berita itu sampai ke telinga Ronald, perdana menteri yang sedang duduk santai di ruang kerjanya. Namun, ketenangan itu seketika sirna saat ia mendengar putra bungsunya ditangkap oleh pihak kejaksaan yang bekerja sama dengan Departemen Kepolisian Los Angeles. Wajah Ronald memerah, jantungnya berdebar kencang dan perasaan amarah tak terbendung. "Charlie Parkitson, kelihatannya kau sengaja menantangku habis-habisan!" bentak Ronald dengan keras sambil membanting jam antik miliknya ke lantai yang membuatnya pecah berkeping-keping. Stone, asisten pribadinya, tampak terkejut mendengar amarah Ronald yang meledak-ledak. Ia berusaha untuk tenang dan memberikan informasi penting lainnya. "Pak, situasi semakin memanas, Di luar banyak warga yang demo dan meminta anda segera turun," ujar Stone dengan hati-hati. Ronald mengepalkan tangannya hingga nampak urat-urat yang membengkak, menahan rasa ma
Read more
PREV
1
...
89101112
...
27
DMCA.com Protection Status