All Chapters of Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin: Chapter 81 - Chapter 90
261 Chapters
Charlie Mengincar Pelaku Utama
Elena hanya bisa menunduk, bibirnya bergetar karena ketakutan. Ia tahu betul bagaimana Edward yang keras dan tak pernah memberi ampun pada pengkhianatan. Pada saat seperti ini, ucapannya terasa berat dan sukar untuk keluar dari mulutnya. "Tolong jangan melakukan itu, Saya yang berhutang padanya dan saya yang akan membayarnya sendiri," ucap Elena dengan suara lirih penuh ketakutan. Edward menatap tajam wanita di hadapannya, matanya menyala penuh amarah. "Sebagai asisten kediaman Jenderal berhutang dengan orang luar, sungguh memalukan sekali. Apakah upah yang diberikan tidak cukup sehingga harus berhutang?" tanya Edward dengan nada sinis.Elena merasa tertekan, tangannya gemetar tak mampu menyembunyikan rasa takut yang menguasai dirinya. Namun, ia tetap berusaha untuk menjawab pertanyaan Edward dengan seadanya, berharap agar rencananya yang tersembunyi tetap aman dari kecurigaan Edward."Hutang lama, Sebelum saya bekerja di kediaman. Demi operasi orang tua saya," jawab Elena dengan al
Read more
Penangkapan
"Apakah kamu yakin, Kekuasaan tidak akan mengalahkan hukum?" tanya Vivian."Vivian, apakah kamu takut dia terlepas dan Micheal tidak akan sanggup menahannya?" tanya Charlie.Vivian menghela napas dan sedikit cemas, ia kemudian duduk di sofa. Begitu juga Charlie yang ikut duduk di samping istrinya.Charlie memegang tangan istrinya,"Katakan apa yang kamu pikirkan!" Vivian menoleh ke arah suaminya dan berkata," Kalau kamu menangkap pelakunya, Kamu siap berhadapan dengan ayahmu?" tanya Vivian khawatir."Aku tidak takut kalau sampai terjadi, Jangan cemaskan hal ini! Cukup percaya saja padaku!" jawab Charlie dengan yakin.Vivian mengangguk walau dirinya khawatir dengan suaminya. Kediaman Perdana Menteri.Meliza duduk di samping suaminya, Ronald, yang tengah sibuk dengan laptopnya di ruangan kerja. Ia menyeduh minuman hangat untuk suaminya yang tampak letih setelah seharian bekerja sebagai Perdana Menteri. Suasana di kediaman resmi Perdana Menteri ini terasa hening dan tenang. "Meliza, ta
Read more
Ancaman Charlie
Ronald terkejut melihat ekspresi serius yang terpancar dari wajah putranya, Charlie. Matanya terbelalak saat mendengar ancaman yang keluar dari mulut putranya. "Apakah kamu sadar apa yang kamu katakan?" ucap Ronald dengan suara gemetar. "Sadar! Aku bahkan masih ingat bagaimana istriku kesakitan dan menderita. Anak kami harus meninggal begitu saja. Pak Perdana Menteri, apakah Anda masih ingin meloloskan tersangka?" tanya Charlie dengan tatapan tajam yang menusuk jantung Ronald. "Charlie, dengan mengunakan Jaksa dan prajuritmu datang ke kediamanku?" tanya Ronald sambil menahan emosi. Napasnya terasa sesak, ia merasa tertantang oleh sikap nekad putranya. Garis kening Ronald semakin dalam, mencerminkan konflik batin yang sedang dihadapi. Sementara itu, Charlie terlihat tegar dan tidak bergeming, percaya bahwa apa yang dilakukannya adalah keputusan yang benar. Dalam situasi yang memanas ini, siapa yang akan mengalah? Siapa yang benar dan siapa yang salah? Hanya waktu yang akan menjawab
Read more
Charlie Menantang Ronald
Meliza mengigit bibirnya cemas, berusaha menutupi kesalahan yang dia lakukan."Aku ingin pengacara, Aku tidak ingin bicara denganmu!" pinta Meliza.Micheal tertawa sinis dan bangkit dari tempat duduknya."Kenapa tertawa? Aku tidak bercanda," kata Meliza dengan serius. Ia ketakutan dan berusaha menyembunyikan apa yang dia rasakan.Micheal menghampiri wanita itu dan berkata," Pernyelidikan ini secara rahasia, Karena melindungi reputasi Pak Perdana Menteri. Andaikan tersebar luas...Apa yang akan terjadi. Kamu masih berharap Pak Perdana Menteri akan mencarikan pengacara untukmu," kata Micheal.Meliza menatap mata Micheal dengan keyakinan, "Ronald akan menolongku, Dia tidak akan membiarkan aku di penjara atas tuduhan yang tidak pernah aku lakukan," ujarnya mantap. Micheal tersenyum sinis, "Kita lihat saja nanti, Apakah Pak Perdana Menteri akan muncul menyelamatkanmu atau tidak," jawabnya sambil mengejek. Tangannya terlipat di dada, menunjukkan sikap angkuh. Sementara itu, Hendy yang men
Read more
Mengidap Penyakit Yang Sama
Hendy memandang ayahnya yang berdiri di hadapannya," Pa, apakah mama benar-benar membunuh anak dalam kandungan kakak?" tanya Hendy yang hampir tidak percaya.Ronald menghela napas," Benar! Mamamu telah membunuh anak Charlie. Oleh karena itu mama mu harus dihukum sesuai undang-undang negara," jawab Ronald."Berapa lama hukumannya?" tanya Hendy dengan suara lesu."Walau masih bayi, Akan tetap kesalahannya tidak bisa dimaafkan atau diberi keringanan oleh pihak hakim. Lebih kurang harus sepuluh tahun. Apa lagi kalau pihak Jaksa yang memutuskan hukuman itu karena pengaruh kakakmu yang seorang jenderal...bisa saja mamamu tidak akan bisa keluar seumur hidupnya," jawab Ronald.Hendy semakin hancur setelah mendengar jawaban dari ayahnya itu, Rasa tidak percaya begitu tega sang ibunya membunuh bayi yang belum dilahirkan.Hendy berusaha bangkit dan berdiri di hadapan ayahnya," Pa, Apa bisa aku memohon pada kakak, agar meringankan hukuman mama?" tanya Hendy yang berharap.Ronald menepuk bahu putr
Read more
Mike Anderson Dibawa Pergi
Charlie mengambil ponselnya dan menekan nomor tujuan. Sesaat kemudian seseorang menjawab panggilannya tersebut "Hallo!" suara seorang pria yang di seberang sana."Hanz, Aku butuh bantuanmu," ucap Charlie."Katakan saja!" jawab Hanz.Setelah memberitahu apa yang harus dilakukan, Charlie pun memutuskan panggilannya.Di sisi lain Andrew mendatangi Rumah sakit tempat Mike Anderson dirawat bersama anak buahnya. Mereka melangkah dengan cepat dan mengenakan topi dengan wajah yang tertutup rapat. Di lorong rumah sakit, suasana hening dan sunyi. Andrew dan rekan-rekannya berjalan dengan langkah hati-hati menuju sebuah kamar pasien yang tertutup rapat. Di depan pintu kamar tersebut, dua sosok penjaga berdiri tegak dengan wajah sangar. Mereka adalah anak buah Ronald yang diperintahkan untuk mengawasi Mike Anderson, yang sedang terbaring lemah di dalam kamar itu. Saat melihat Andrew dan kawan-kawan muncul dari ujung lorong, kedua penjaga itu segera menoleh dengan ekspresi curiga. Mereka mengg
Read more
Hubungan Atas Ranjang
"Aku tidak peduli dengan kekuasaan, Aku juga tidak peduli dengan kekayaan. Di mana pun kamu berada jangan membiarkan aku menunggumu terlalu lama," jawab Vivian dengan senyum.Charlie menatap dalam pada istrinya, "Apa pun yang terjadi, Kamu akan tetap di sisiku?" Vivian mengangguk pelan," Iya. Jadi, kamu juga jangan pernah mengkhianatiku. Jangan sia-siakan kepercayaanku padamu!" jawab Vivian."Vivian, Andaikan suatu saat tubuhku mulai lemah dan lumpuh, Apa yang akan kau lakukan?" "Aku akan merawatmu sampai sembuh," jawab Vivian dengan yakin.Charlie merasa hatinya berdebar kencang saat mendengar jawaban dari wanita yang selama ini dicintainya. "Terima kasih!" ucapnya dengan senyum yang merekah, menunjukkan betapa bahagianya ia. Dalam kebahagiaan itu, ia menggendong istrinya dengan penuh cinta, berjalan menuju ke kamar mereka. Sesampai di kamar, Charlie dengan penuh kelembutan menidurkan istrinya di atas kasur yang empuk. Ia mendekatkan wajahnya, mencium bibir wanita itu dengan penuh
Read more
Hasil DNA
Malam itu, Charlie masih melakukan penyatuan dengan istrinya. Ia terus teringat akan tubuh istrinya yang menggoda, membuat hasratnya kembali memuncak. Ia tidak tahan lagi dan ingin segera melepaskan hasratnya.Keesokan harinya, Charlie terbangun karena mendengar getaran handphone miliknya. ia mengambil handphone yang tergeletak di samping tempat tidur dan melihat notifikasi pesan masuk. Mata Charlie terbelalak saat membaca pesan tersebut. Ia menggenggam erat handphone, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja ia baca. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "99,9% Positif, Hasil DNA," ucap Charlie dengan suara bergetar, menahan tangis. Hatinya serasa diremas-remas oleh kesedihan dan kekecewaan yang mendalam. "Ronald Parkitson, Apakah ini alasannya kau mengurungnya selama ini?" gumam Charlie dalam hati, terbayang wajah pria yang selama ini ditahan oleh perdana menteri.Vivian terbangun dari tidurnya dan melihat suaminya, Charlie, duduk diam di sampingnya sambil menatap pe
Read more
Charlie Mencemaskan Mike
Charlie, Vivian, Andrew, dan Hanz duduk bersama di ruang tamu, suasana hening memenuhi ruangan. Hanz, yang merupakan dokter yang menangani Mike Anderson, ayah kandung Charlie, tampak serius saat menjelaskan kondisi pasien tersebut. "Selama tiga puluh tahun lebih, pasien jarang sekali memeriksakan diri. Setiap kali penyakitnya kambuh, dia hanya bisa menahannya. Kalau bukan karena tekad yang kuat, aku rasa tidak mungkin dia bisa bertahan hingga sekarang," ujar Hanz dengan nada yang berat. Charlie merasakan dada terasa sesak mendengar penjelasan Hanz. Tangannya bergetar saat mencoba menahan emosi yang meluap. Vivian merasakan kepedihan yang dialami oleh suaminya. Ia memegang tangan Charlie dengan erat.Wajah Hanz terlihat pucat, menunjukkan betapa buruknya kondisi Mike Anderson. "Aku akan terus berusaha untuk membantu pasien. tapi kondisinya memang sangat memprihatinkan," tambah Hanz dengan suara yang lembut. Air mata mulai menggenang di mata Charlie, namun dia berusaha keras untuk me
Read more
Siapa Wanita Itu?
Vivian menatap Charlie dengan ekspresi terkejut dan prihatin. "Apakah kamu mencurigai Ronald terlibat dengan kematian ibu kandungmu?" tanyanya dengan suara pelan. Charlie menghela napas panjang, matanya berkaca-kaca saat mengingat kejadian yang menimpa keluarganya,"Iya, kejadiannya sangat mencurigakan. Mereka mengetahui bahwa Mike Anderson, ayahku, memiliki seorang anak laki-laki. Saat itu aku baru umur dua tahun," jawabnya dengan nada berat.Kemarahan membara dalam hati Charlie saat mengingat segala perbuatan Ronald. "Aku yakin hanya Ronald yang dalang utamanya. Dia menahan ayahku dengan paksa, membunuh ibuku yang tak berdosa, dan mengadopsiku sebagai anaknya sendiri. Semua demi posisinya sebagai perdana menteri masa depan," ungkap Charlie sambil mengepalkan tinjunya. Vivian menatap Charlie dengan simpati, merasakan kesedihan dan amarah yang memenuhi hatinya. "Apa yang akan kamu lakukan, Charlie?" tanyanya dengan lembut, berusaha memberikan dukungan pada suaminya itu. Charlie meng
Read more
PREV
1
...
7891011
...
27
DMCA.com Protection Status