All Chapters of Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin: Chapter 201 - Chapter 210
261 Chapters
Bryan Mengincar Markas Billy
Billy mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia melintasi jalan-jalan di kota, tanpa henti. Suasana hati Billy sangat buruk karena kehilangan yang ia rasakan saat ini. Rasa emosi dan keputusasaan merasuki hatinya. Di tengah kecewa, ia memutuskan Vivian demi perasaan wanita itu yang masih mencintai Bryan Anderson. "Pa, sudah saatnya aku bertindak. Kita akan segera bertemu di sana," gumam Billy sambil memijat pelipisnya. Di sisi lain, prajurit Bryan Anderson dalam perjalanan menuju perbukitan tempat markas organisasi Billy berada. Sekitar puluhan mobil dengan lampu sorot menyala terang, mengambil langkah yang tegas dan sigap, menembus kegelapan malam menuju tempat itu. Mereka memiliki satu misi: menyerbu markas Billy, menghancurkan organisasi yang telah melakukan penyeludupan senjata dan narkotika.Di markas Billy, suasana hening dan tegang seolah meresapi setiap sudut ruangan. Anggota geng itu berjaga-jaga, siap menghadapi ancaman yang mungkin datang. Tiba-tiba, langkah kaki
Read more
Hasil Yang Kecewa
Bryan mengangkat tangan kanannya, memberi isyarat kepada prajuritnya yang berdiri di belakangnya dengan senjata siap dipegang. Tanpa ragu, mereka menyusun diri, mengelilingi markas yang mereka incar, memastikan tidak ada jalan keluar untuk musuh mereka."Jangan bergerak!" teriak Murfy dengan suara lantang dan keras, menunjukkan wibawa yang dimilikinya. Dia mengarahkan senjatanya ke arah anggota yang menjaga pintu markas itu, membuat mereka terperanjat dan mundur beberapa langkah. Anggota markas Billy, berusaha tidak melawan karena tidak memiliki pilihan lain selain menaati perintah. Mereka berdiri dengan kedua tangan terangkat, tak berdaya. Tiga orang yang terlihat di depan Bryan, Murfy, dan prajurit mereka, menunjukkan rasa takut dan kebingungan yang mendalam. "Geledah!" perintah Bryan dengan tatapan tajam dan dingin, seolah menembus jiwa setiap orang yang berada di depannya. Para prajuritnya segera melaksanakan perintah itu, menggeledah setiap sudut markas tersebut untuk mencari
Read more
Serangan dijalan
Bryan yang dalam perjalanan pulang, Tanpa disadari, ia sedang menjadi incaran musuhnya yang telah mengawasinya dari kejauhan. Di beberapa titik strategis, beberapa pembunuh bayaran bersembunyi sambil membawa senjata tajam dan senjata api, menunggu saat yang tepat untuk menyerang. Bryan, yang tidak tahu akan bahaya yang mengintainya, melanjutkan perjalanan pulang dengan tenang. Namun, saat ia melewati persimpangan jalan besar, tiba-tiba sebuah peluru roket meluncur ke arah mobilnya. Bryan hanya sempat melihat kilatan cahaya sebelum ledakan besar mengguncang udara. "Duar! Duar!" suara ledakan menggelegar, menghancurkan tiga mobil yang berjalan berderetan di belakang mobil Bryan. Serpihan kaca dan logam berserakan di jalan, sementara asap hitam mengepul dari reruntuhan kendaraan yang terbakar."Gawat! Saudara kita," teriak Murfy yang melihat prajuritnya tewas akibat ledakan."Cepat tinggalkan tempat ini! Mereka mengunakan peluru roket. Bukan hanya membunuh kita. Tapi, juga membunuh wa
Read more
Rencana Yang Gagal
Pintu mobil terbuka, dan beberapa orang berjas hitam keluar sambil berjalan cepat menuju pembunuh Jepang itu. Mereka mengeluarkan senjata dan mengarahkannya ke arah Yamamoto dan temannya"Jenderal, maaf, kami terlambat!" ucap salah seorang prajurit Bryan, yang baru saja datang untuk membantu. "Tahan mereka semua!" perintah Bryan tegas. Yamamoto, pembunuh Jepang yang menjadi sasaran, melihat kedatangan bantuan Bryan dan pasukannya dengan tatapan sinis. "Bryan Anderson, kau menggunakan cara ini untuk mengalahkan kami? Sungguh tidak profesional. Setahu ku, kamu bukan orang yang takut mati," cetus Yamamoto dengan nada kesal. Bryan menatap Yamamoto dan menjawab dengan suara tenang, "Sasaranku adalah Billy Maxwel, bukan kamu. Aku tidak berminat denganmu sama sekali." "Kau meremehkan aku," ujar Yamamoto dengan wajah merah padam. "Bukan meremehkan, Tapi, kalian tidak penting bagiku. Kalian hanya pembunuh bayaran yang menerima uang dari Billy Maxwel. Sedangkan orang yang aku incar orang a
Read more
Mengincar Billy
Tak disangka, sosok yang berdiri di luar ternyata Bryan, mantan suaminya. Klek! Vivian membuka pintu dengan ekspresi kaget dan heran. "Bryan?" sapa Vivian, penasaran dengan kedatangan pria tersebut. "Apakah aku menganggumu?" tanya Bryan dengan senyum yang menggantung di bibirnya, seolah ada sesuatu yang ingin dia sampaikan."Masuklah!" ucap Vivian sambil menggeser tubuhnya untuk memberi jalan. "Apa kamu sudah makan?" tanyanya lagi.Mereka berjalan menuju ruang tamu, dan Bryan melirik ke meja makan yang hanya ada satu piring bekas makan mie instan. "Kamu hanya makan mie instan?" tanya Bryan."Iya, aku baru pulang, dan makanan paling gampang adalah mie," jawab Vivian yang menuju ke di dapur untuk memgambil minuman."Kamu pasti lelah mengurus hotel sebesar itu," ucap Bryan yang merasa tidak tega. "Tidak juga! Aku suka dengan pekerjaanku sekarang," jawab Vivian."Vivian, ada yang ingin aku beritahu padamu, sesuatu yang harus kamu tahu," ujar Bryan.Vivian terdiam menatapnya dan sediki
Read more
Berseteru
Beberapa saat kemudian Komandan Heinrich dan Luis tiba di markas militer Jerman.Luis cemas dan gemetar mendatangi tempat itu, di dalam ruangan kantor Komandan Heinrich terlihat Bryan sedang menunggu di sana.Bryan berdiri dengan tatapan tajam pada Luis. "Jenderal Bryan, Anda sudah datang. Maaf, saya sedikit terlambat," sapa Komandan Heinrich dengan ramah."Tidak apa-apa! Saya juga baru tiba. Terima kasih atas kerja samanya!" ucap Bryan dengan sopan.Luis berdiri di depan Bryan dengan senyum paksa yang terpampang di wajahnya. "Saya tidak menyangka hari ini bisa bertemu dengan Jenderal Bryan Anderson," ucapnya dengan suara yang sedikit gemetar. "Komandan Luis, demi mengamankan jabatanmu, kami butuh keteranganmu. Kalau Anda menolak maka kami yang akan bertindak sendiri," ujar Bryan dengan nada peringatan yang tajam. "Saya tidak mengerti apa maksud Anda," jawab Luis dengan wajah pucat dan bibir yang bergetar. Di dalam ruangan luas yang sepi itu, Jenderal Bryan dan Komandan Militer mu
Read more
Pertemuan Bryan, Vivian dan Billy
"Itu tidak benar, Kamu yang perintah padaku selama ini, semua bisnis yang kamu jalankan dilindungi olehku. Kalau tidak mana mungkin barang-barang yang masuk bisa lolos dari pengiriman," kata Luis.Billy berdiri di depan Komandan Luis dengan senyum sinis yang menghiasi wajahnya. "Komandan Luis, kamu memberitahu aku sangat butuh uang, Anak gadismu akan masuk ke universitas tinggi. Aku telah meminjamkan uang padamu. Siapa tahu kamu melakukan penyeludupan barang ilegal. Seharusnya dari awal kamu sudah menyadarinya. Apa yang kamu lakukan akan diketahui suatu saat nanti. Jadi, tolong berhentilah!" ujar Billy dengan nada mencemooh. Luis terdiam, merasa dikhianati oleh perkataan Billy. Wajahnya memerah seiring dengan rasa malu yang mulai menyelimuti dirinya. Dia berusaha untuk menjawab, namun suaranya tercekat oleh emosi yang bergejolak. Tiba-tiba, Jhones datang dengan langkah cepat. "Serahkan dirimu kepada polisi, Jangan pinjam uang dengan atasanku lagi!" ujar Jhones dengan tegas. Dia mula
Read more
Pertarungan Bryan dan Billy
"Sudah waktunya kita selesaikan masalah kita," jawab Billy yang menatap Vivian. Wanita yang paling dia cintai.Bryan menghadap Billy dengan tatapan penuh amarah, sementara Vivian tampak bingung."Apa kau sudah gila, Ini masalah antara kita. Kenapa harus melibatkan Vivian," ujar Bryan dengan suara yang bergetar karena emosi. Billy tersenyum sinis, memandang Vivian dengan tatapan yang sulit ditebak. "Billy, apa yang kamu ingin lakukan?" tanya Vivian dengan suara bergetar."Vivian, aku pernah bertanya padamu, Apakah kamu mencintaiku? Tapi, kamu tidak pernah memberiku jawaban. Aku tahu orang yang kamu cintai ada di hadapanmu. Hari ini aku masih ingin memastikan. Apakah kamu memiliki sedikit saja perasaan untukku?" tanya Billy yang mengenakan sarung tangan hitam, menunjukkan keseriusannya dalam situasi ini. Vivian menelan ludah, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Billy. Namun, sebelum dia sempat menjawab, Bryan bersuara dengan keras, "Billy Maxwel, yang sehar
Read more
Perkataan Terakhir Billy
Suasana tegang menyelimuti sekeliling markas Billy Maxwel. Pasukan militer yang bersenjata lengkap mulai menyusup masuk ke dalam gedung tersebut. Dinding-dinding mewah yang pernah menjadi simbol kekuasaan Billy kini terasa dingin dan sunyi. Tak ada sudut yang luput dari pengintaian pasukan militer. Mereka memeriksa setiap celah, tembok, dan lantai, mencari tanda-tanda adanya ruang rahasia yang mungkin digunakan oleh Billy untuk menyimpan sesuatu atau ruangan rahasia.Beberapa prajurit menyeret kursi dan meja dari tempatnya, menciptakan kekacauan di dalam ruangan. Salah satu prajurit, yang terus menggali informasi, akhirnya menemukan sesuatu yang mencurigakan. Ia menyingkirkan kursi dan meja yang ada di salah satu sudut ruangan, kemudian mengetuk lantai di bawahnya. Suara gema yang berbeda terdengar, menandakan bahwa ada ruang hampa di bawah lantai tersebut. Dengan cepat, prajurit tersebut memanggil rekan-rekannya untuk membantu membongkar lantai tersebut. Setelah beberapa menit berus
Read more
Jhones Menolak Kerja Sama
"Jenderal, Kita akan selalu mencari keberadaan anggotanya. Jangan khawatir!" ujar Murfy."Asistennya, Jhones, apakah masih memilih diam?" tanya Bryan."Dia mengatakan tidak tahu semua itu, Dia hanya bagian perusahaan dan mengatur pertemuan Billy dengan pebisnis lainnya. Tidak tahu apakah benar apa tidak," jawab Murfy."Aku harus bertemu dengannya, seorang asisten kepercayaan tidak mungkin tidak tahu. Apa lagi dia paling sering pergi bersama Billy," kata Bryan."Iya, Jenderal!" jawab Murfy.Andrew yang penasaran dengan sesuatu, ia pun bertanya," Tuan, bagaimana dengan nyonya? Apakah baik-baik saja?" Bryan menghela nafas panjang," Billy bunuh diri di depannya, Mana mungkin baik-baik saja. Brengsek itu walau sudah tewas masih saja membuat orang sulit melupakan kejadian itu," jawab Bryan."Selain itu, dia juga di makam dengan baik, Aku tidak menyangka nyonya melakukannya demi dia," ujar Andrew.***Vivian berdiri tegak di hadapan makam yang baru saja terisi oleh jasad Billy. Udara yang s
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
27
DMCA.com Protection Status