All Chapters of Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin: Chapter 21 - Chapter 30
261 Chapters
Aku Adalah Pria di Malam Itu
Siapa yang mengutusmu?" tanya Gigi pada Mony.Mony tersenyum melihat Gigi yang cemas dan hampir menangis."Mony, Apa yang kamu katakan semuanya tidak benar, kan? Kamu tidak mungkin membohongiku. Aku tahu kamu mencintaiku. Seluruh asetku sudah ku serahkan padamu," ujar Kian."Asetmu? Apakah kamu mengira aset yang kamu miliki bisa membuatku bahagia? Uangku lebih banyak dari asetmu. Tidak ada yang harus diperbesarkan tentang perasaanmu padaku. Aku yakin kamu hanyalah mencari nama agar semakin terkenal setelah menikah denganku," ujar Mony.Kian merasa darahnya mendidih, amarahnya tak terbendung saat mendengar jawaban Mony. Ia mengepalkan tangannya dan menggigit bibir bawahnya untuk menahan emosinya. "Siapa yang membayarmu? Katakan!" Kian meninggikan suaranya dengan kesal, memaksa Mony untuk membuka mulut dan mengungkap identitas orang yang mempengaruhi wanita ini. "Seorang yang jauh lebih berpengaruh darimu. Dibandingkan dengan dia... kamu bukan siapa-siapa sama sekali," jawab Mony denga
Read more
Kian dan Kane Ditahan
Beberapa saat kemudian Charlie berdiri dengan sikapnya yang tenang. Sementara Kian terduduk lemas dan memandang Jenderal itu dengan mata berkaca-kaca."Kian, ada apa denganmu?" tanya Gigi yang menghampiri putranya."Lebih baik terima hukumanmu dari pada menghindar, Berita kejadian hari ini sudah diketahui banyak orang. Sebuah pernikahan mewah dihancurkan oleh tanganmu sendiri," ujar Charlie.Suasana pesta yang tadinya penuh dengan tawaan kini berubah menjadi tangisan dari ibu pengantin pria. Detektif yang berpakaian rapi itu berdiri tegak di depan pintu, menyampaikan tuduhan kepada Tuan Salveston. "Tuan Salveston, kami adalah Detektif. Kami menerima laporan bahwa anda terlibat kasus penculikan dan pemer.ko.sa4n. Selain itu, Anda juga telah menuduh nona Vivian Alexander dan melakukan pencemaran nama baiknya," ujar Detektif itu dengan nada tegas dan serius. Wajah Kian Salveston memerah, campuran rasa marah dan panik. Ia ingin membantah, namun bibirnya terasa kaku. Sementara itu, Gig
Read more
Vivian Ingin Bertemu Pria Malam Itu
Vivian menatap tajam ke arah Mony, matanya bersinar penuh penasaran dan kebingungan. "Siapa maksudmu? Tadi kamu mengatakan ada yang memberi perintah. Siapa dia?" tanya Vivian dengan nada suara penuh emosi. Mony mendekat, berbisik lembut di telinga Vivian, "Pria yang di malam itu selama ini tidak pernah menjauh darimu. Kami datang untuk membalas semua perbuatan keluarga Salveston terhadapmu. Semua ini atas perintah dia." Vivian terkesiap, hatinya berdegup kencang. Hampir tidak percaya dengan apa yang telah dia dengar. Wajahnya menjadi pucat pasi, "Katakan padaku, di mana dia sekarang? Kenapa harus aku yang menjadi korbannya?" tanya Vivian dengan suara yang bergetar."Tidak bisa dikatakan korban, Kamu adalah gadis pilihannya," jawab Mony."Tidak masuk akal, Dia telah melakukan sesuatu yang merugikan aku. Bukan hanya itu saja...aku juga kehilangan harga diriku karena dia. Apakah aku harus berterima kasih pada kalian yang sudah membalas keluarga Kian?" tanya Vivian dengan nada kesal.Mo
Read more
Vivian Pingsan
"Tidak perlu dekat dengan mereka, Acara ini membosankan sekali," ujar Charlie yang beranjak dari sana sambil menarik lengan gadis itu."Sebentar! Aku belum selesai!" kata Vivian yang ikuti langkah Jenderal itu dengan terpaksa.Charlie mengabaikan permintaan gadis itu, dan tetap menariknya hingga meninggalkan acara tersebut."Jenderal ini sangat sombong sekali, kenapa malah menyuruh gadis itu tidak perlu dekat dengan kita," gerutu Micheal."Lebih mengkhawatirkan adalah...gadis itu pasti membencinya setelah tahu dia adalah pria malam itu," ucap Alexa."Dia bosmu bukan bosku, Aku adalah seorang Jaksa. Tapi, melakukan hal yang di luar kewajibanku," ujar Micheal."Menurutmu, hukuman apa yang akan didapatkan oleh keluarga Salveston?" tanya Alexa."Hukuman penjara bertahun-tahun," jawab Micheal."Tapi, dia memang bukan dalang utama pe.mer.ko.saan itu," ujar Alexa."Apa kamu ingin memberitahu mereka, bahwa dalang utamanya adalah si kepala batu itu?" tanya Micheal."Mereka tidak ada yang bisa
Read more
Vivian Mendatangi Micheal
"Gu-gugurkan?" tanya Vivian."Kenapa, bukankah kamu keberatan hamil anaknya?" tanya Charlie."Ini nyawa kecil yang tidak berdosa," jawab Vivian."Kalau begitu, cari pria itu dan menikah dengannya, Bukankah Jaksa dan pengantin itu adalah teman pria yang bersamamu? kalau begitu, temui saja dia!" Ujar Charlie. Vivian langsung terdiam dan mengacak-acak rambutnya."Menikah? menikah dengan seorang pria asing yang aku tidak kenal sama sekali. dia adalah pria brengsek," ketus Vivian."Apakah kamu begitu membencinya?" tanya Charlie yang ingin tahu isi hati wanita itu."Iya, aku bukan saja membencinya. Tapi, aku juga ingin mengebirinya. Andaikan di negara ini ada hukum kebiri, aku ingin menuntutnya," jawab Vivian dengan nada penuh amarah. Tanpa ia sadari, pria yang menjadi sasaran kemarahannya adalah Charlie sendiri. Charlie menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri sebelum berbicara lagi. "Dari pada menuntutnya, lebih baik kamu berdamai dengannya!" kata Charlie, mencoba memberikan s
Read more
Terungkap
"Dia tinggal di hotel mewah dan selama ini dia selalu memantaumu," jawab Micheal sambil menghela napas."Alamat hotel dan nomor kamarnya berapa?" tanya Vivian dengan nada yang tak terbendung, matanya menyala-nyala penuh amarah. " Malam ini aku dan dia ada pertemuan juga. Bagaimana kalau kita pergi bersama!" Ajak Micheal."Boleh juga! Aku tidak ingin berduaan dengan si mesum itu," jawab Vivian."Charlie, Kamu siap-siap saja menghadapi wanita ini, dia sedang emosi seperti wanita hamil," batin Micheal.Malam itu, langit di atas Hotel LA begitu gelap, seolah ikut merasakan kegundahan yang sedang terjadi di dalam salah satu kamarnya. Charlie dan Alexa duduk berdampingan di sofa yang empuk, menatap pemandangan kota melalui jendela besar di kamarnya. "Gadis itu akan datang menemuimu malam ini, Micheal mengatakan Vivian sangat marah dan tidak sabar ingin menghajarmu," kata Alexa dengan nada khawatir. "Aku juga tidak sabar ingin dia tahu siapa aku," jawab Charlie dengan tenang sambil menyes
Read more
Vivian Emosi
Charlie menatap Vivian dengan penuh perasaan, langkahnya semakin mendekat. Sementara itu, Vivian terkejut saat menyadari identitas pria di hadapannya. Langkahnya terhenti dan mundur beberapa langkah. "Ke-kenapa kamu?" tanya Vivian dengan suara yang gemetar. "Karena kamu adalah wanita yang aku tunggu selama ini," jawab Charlie dengan tegas dan penuh perasaan. Vivian merasa campur aduk, ia mengepalkan tangannya, mencoba menahan emosi yang menggelegak. "Jawab pertanyaanku, kenapa kamu melakukan itu padaku? Apakah kita bermusuhan? Atau aku berhutang padamu?" tanyanya, suara penuh emosi. Charlie menatap mata Vivian dalam-dalam, seolah ingin menembus jantung wanita itu. "Vivian, aku menyukaimu sejak tiga tahun yang lalu," ungkapnya dengan lembut namun tegas. Vivian tercengang mendengar pengakuan Charlie. Matanya membulat tak percaya, sementara hatinya berkecamuk antara marah dan bingung.Alexa dan Micheal yang berdiri di sudut ruangan saling memandang,"Apakah dia selama ini memendamka
Read more
Terima Lamaran Dengan Persyaratan
Micheal merasa malu ketika menyadari banyak pengunjung hotel yang melirik ke arah mereka. Dahi berkerut dan pipi merona, ia berbisik pada Alexa, "Bagaimana kalau kita cari tempat lain saja?" "Saran yang bagus," jawab Alexa setuju, senyumnya mencoba menutupi rasa tidak nyaman yang sama. Namun sebelum mereka berhasil melangkah pergi, tiba-tiba terdengar suara panggilan keras dari dalam kamar. "Alexa!" seru Charlie dengan suara parau. Mendengar nama Alexa disebut, baik Alexa maupun Micheal terkejut. "Ada apa?" sahut Alexa, mencoba terdengar tenang meski hatinya sedikit kesal."Bawa beberapa lusin gelas ke sini sekarang juga!" perintah Charlie dengan nada tinggi, membuat beberapa pengunjung kembali melirik ke arah mereka. Micheal dan Alexa saling pandang, bingung. "Gelas? Apa tidak salah? Vivian sedang mengamuk dia malah menurutinya," gumam Alexa pelan, berusaha mengerti apa yang sedang terjadi."Charlie hanya ingin meredakan kemarahan gadis itu, Kita turuti saja," ujar Micheal."Wanit
Read more
Menikah
Vivian melangkah keluar dari hotel dengan langkah gontai dan wajah murung. Angin kencang meniup rambutnya yang terurai lembut, menambah kesedihan yang mendera hatinya. Pikirannya terus melayang pada bayi yang ada dalam kandungannya. "Pernikahan yang tidak aku inginkan, Hubungan palsu ini tidak mungkin akan bahagia. Demi bayi ini aku harus menikah dengan seorang Jenderal. Pasti tidak mudah menjadi istrinya," batin Vivian, tangannya instingtif menempel di perutnya yang masih rata. Sambil berjalan menyusuri trotoar yang sepi, Vivian terus merenung. "Jenderal berpangkat tinggi? Apakah aku sudah gila sehingga harus melibatkan diri dengan prajurit negara," gumamnya pelan. Wajah Vivian tampak pucat dan lesu, matanya berkaca-kaca karena menahan rasa takut dan kekhawatiran yang menghantui pikirannya. Ia tahu hidupnya akan berubah drastis setelah menikah dengan Jenderal itu. Namun, ia merasa tak memiliki pilihan lain demi masa depan bayi yang akan ia lahirkan nanti.Charlie baru saja kembali
Read more
Kemarahan Ronald
Charlie mengulurkan tangannya hendak memeluk Vivian, namun Vivian langsung menepis tangan Charlie dengan gerakan cepat. "Apakah tidak boleh memelukmu?" tanya Charlie dengan suara yang lembut. "Tidak boleh!" jawab Vivian yang melirik tajam ke arah suaminya."Bukankah sangat aneh, kita adalah pasangan suami istri. Tapi, aku bahkan tidak diizinkan memeluk istri sendiri?" gerutu Charlie sambil menghela napas panjang.Vivian menatap Charlie dengan tatapan tajam, "Karena kamu bukan suami pilihanku," ujarnya dengan nada tegas. "Lain hari, lain waktu, lain tahun, lain bulan, jangan coba-coba menyentuh aku lagi! Aku tidak ingin hamil lagi!" sahut Vivian, kesal dan melangkah menjauhi Charlie. "Ini hanya pelukan, tidak mungkin bisa hamil," balas Charlie dengan santai, mencoba meredakan suasana. "Mana aku tahu kalau kamu memiliki jurus lain untuk menghamiliku lagi," ujar Vivian, mengerutkan kening sebelum masuk ke dalam mobil yang telah menunggu. Charlie hanya bisa menggelengkan kepalanya sa
Read more
PREV
123456
...
27
DMCA.com Protection Status