All Chapters of Ibu Susu Anak Dosenku: Chapter 31 - Chapter 40
50 Chapters
31. Pacar Bara yang Cantik
"Saya tau kamu kaget, tapi itu fakta yang berhasil saya dan tim temukan." Lela masih diam, ia bingung harus bagaimana menanggapinya. "Terima kasih Pak sudah menyampaikan informasi itu, saya terlalu buta dengan fakta hanya karena ayah saya adalah orang terdekat saya." "Itu wajar, hanya saja karena kamu sudah tau Ayahmu seperti ini, kamu hanya perlu waspada dengan dia." "Baik Pak, terima kasih banyak." "Sama-sama," jawab Bara melanjutkan makannya yang tertunda. Sudah lama Bara tidak makan akanan dengan rasa yang sangat pekat, ia sedikit asing dengan itu. Ia lalu meminta Lela menambahkan air panas ke mie-nya yang katanya terlalu asin, padahal itu sudah pas. Mungkin lidah sehat Bara menolak untuk makan makanan yang mengandung banyak penyedap rasa. Mereka pun kembali ke kamar masing-masing setelah itu, tetapi belum sampai tidur lelap, Baby Dam sudah menangis minta susu. Lela segera pergi ke kamar bayi tampan itu. Namun saat ia sedang menyusui sambil mengelus-elus punggun
Read more
32. Pasangan Selevel Bara
"Oh ya? Tapi dia baru bercerai," balas Lela bingung. Namun ia juga merasa agak aneh, mengapa orang itu bercerita padanya tentang hal-hal yang harusnya tidak dibahas dengan orang asing sepertinya. "Ya makanya karena udah cerai jadinya dijodohin lagi, tapi aku lagi bujug Kakek sih biar ngijinin aku nikah sama Kak Bara. Aku udah lama ngejar dia, tapi gak boleh hanya karena sepupu. Padahal kami bukan sepupu dari Ayah, kalo dalam agama Islam boleh kan?" Lela mengangguk saja, ia tak tau harus bagaimana menjelaskannya. Masalahnya bukan hanya tentang hukum agama tapi tentang culture juga. "Aku juga bersedia kalau harus mualaf, bahkan nama modelku Dena, aslinya Diana." Lela tidak tau kenapa gadis itu langsung cerita semuanya, meskipun itu fakta, Lela tidak terbiasa dengan gaya bahasanya yang frontal. Lalu ia membicarakan hal pribadi pada orang asing, apa tidak takut kalau apa yang ia katakan akan tersebar? "Oh ya, salam kenal aku Diana atau Dena Auriel Yanuar, sepupunya Kak Bara s
Read more
33. Aku Lebih Cantik dari Dia
"Lela?" tanya Dena dengan tatapan kecewa. "Iya, jadi berhenti ngejar aku." Dena merasakan air matanya mulai keluar, selama ini ia menunggu Bara untuk lepas dari kekasih-kekasihnya, lalu istrinya tapi setelah menikah ia harus menerima kenyataan pahit itu lagi. Ditolak oleh Bara, orang yang ia cinta untuk kesekian kalinya. "Kenapa Kak Bara gak bisa liat aku sebagai perempuan yang mencintai, Kak Bara? Kenapa?!" tangisnya mulai histeris. Kalau sudah begini Bara tidak bisa melakukan apapun selain membiarkannya menangis. "Aku lebih baik dari dia, aku lebih cantik, aku lebih kaya, aku punya level yang sama dengan Kak Bara! Tapi kenapa dia bisa, dan aku gak bisa dapetin hati Kak Bara?! Kenapa?!" Andai ia bisa jujur, ia juga tidak tahu kenapa Lela dengan mudah masuk ke dalam hatinya yang sudah berusaha ia kunci. Mengapa semudah itu Lela meraih kepercayaannya, mengambil empatinya yang biasanya ia tutup dengan rapat. Namun Lela bisa semudah itu masuk di dalam hatinya dan Baby Dam.
Read more
34. Tuan Besar Raniero
"Ya karena Dena boong tentang hubungan kami, kami gak pacaran. Dia udah ngejar saya dari dulu, tapi kami nggak mungkin bisa bersama karena selain sepupu. Saya sudah anggap dia sebagai adik saya sendiri, makanya kami nggak bisa menikah dengan kondisi kami masih saudara yang sangat dekat." Lela pun mengangguk, ia rasa sudah cukup ia mengetahui sampai di situ saja sebagai orang asing. Ia merasa tidak berhak bertanya banyak hal tentang masalah pribadi mereka. Jadi ia mengangguk dan memikirkan bagaimana agar ia bisa meminimalisir interaksi dengan Dena. "Em, baik Pak," jawabnya singkat. Lalu Bara teringat sesuatu, "Oh ya, untuk Bab terakhir silakan di selesaikan, jika ada pertanyaan bisa langsung kirim di email." "Baik Pak," jawab Lela. Lagi-lagi interaksi mereka sangat kering. Hal itu membuat Bara merasa semakin jauh darinya. Padahal ia ingin sekali bisa akrab dengan Lela, bicara santai dan saling tertawa tanpa ada tembok di antara mereka. Ia pun berangkat ke kantor seperti
Read more
35. Lela Demam
Hendra menginap di mansion semalam, hingga paginya pulang ke Bogor karena ada rapat penting Sore harinya. Sosoknya juga sudah tidak sebugar dulu, ia butuh istirahat sebelum melakukan aktifitas ngantornya setelah perjalanan jauh. Meski sudah pergi, Hendra telah meninggalkan ganjalan dalam hati Bara tentang seseorang yang ia sukai. Di keluarga mereka, menikah tanpa cinta sudah biasa, tapi tidak dengan Bara yang menikah karena cinta. Sekarang pun ia tidak tau, apakah ia bisa keluar dari zona itu atau tidak. Apakah ia akan menerima perjodohan dari ayahnya dan melupakan perasaannya pada Lela? Saat ia memasuki kamar Baby Dam saat baru pulang kantor, ia melihat Lela sedang tertidur di sana. Namun posisinya terlihat tidak nyaman, sehingga ia berinisiatif untuk memindahkannya. Hingga saat ia menyentuh Lela, ia merasakan panas menjalar di tubuh lemah itu. "La! Bangun La!" Wajah Lela juga terlihat pucat, ia merasa panik sesaat dan membangunkan Lela. Namun, Lela hanya mengerang tanpa
Read more
36. Menghindar
Benar apa kata Radit, ini adalah ketakutan Bara karena tak bisa bersama Lela. Ia bahkan sekarang memilih lembur dan tak pulang selama dua hari. Jujur saja, tidak melihat Lela dan putra tercintanya membuat ia bad mood. Bahkan emosinya jadi mudah terpancing, sampai membuat Dika kualahan menghadapinya. Sudah dua orang yang kena semprot pagi ini gara-gara kesalahan kecilnya. Dika pun rasanya ingin menangis, ia dicurhati dua karyawan itu ingin resign gara-gara Bara. Paahal dua karyawan itu adalah karyawan lama yang sangat penting bagi perusahaan. "Permisi, Pak, ini kopinya," ujar Dika masuk membawa kopi. Bara hanya berdehem tak menoleh padanya seolah tak berminat. Namun, bukannya langsung pergi Dika malah berdiri di depan mejanya seolah ragu ingin mengatakan sesuatu. "Ada apa lagi?" "Anu Pak... kalau boleh tau apakah Bapak sudah makan?" tanyanya. Bara mengeryit heran, "Ngapain tanya? Kayak biasalah, kamu gak perlu nanya lagi makan siang saya, beliin aja." Tuh kan, ditan
Read more
37. Gosip di Kantor
"Banyak yang ngomongin ini loh, Pak." "Ngaco aja kamu! Dah sana pergi," usir Bara kesal. "Yeu... valid Pak, semua orang juga punya foto Lela yang gendong Dede Damien." Bara berpikir, semoga ini tak mengganggu Lela dan ia tak boleh tau. "Keep aja informasi ini buat kalian aja, jangan sampe Lela tau. Kalo sampe dia kepikiran, ini berpengaruh pada asi-nya." Dika tersenyum penuh arti, masih saja bosnya denial dengan perasaannya sendiri. Semua orang yang mengenal Bara dengan baik pasti tahu bahwa ia sedang jatuh cinta pada Lela. Dika yang secara tidak langsung ikut andil dalam rekrutmen Ibu susu waktu itu, tentu tahu perjalanan Lela untuk sampai diterima sebagai ibu Asi Baby Dam. Namun, ia sempat tidak tahu bagaimana perkembangan mereka berdua karena ia fokus di kantor. Akan tetapi fakta bahwa Bi Tati memberinya saran untuk mengirim Lela ke sana, akhirnya membuatnya tahu bahwa perkembangan hubungan mereka cukup baik. Meskipun dari sisi Lela ia terlihat pasif, sementara Bara ya
Read more
38. Tak Jadi Menghindar
Bara memutuskan untuk tidak menghindari Lela lagi, ia butuh istirahat juga. Ia tak ingin gila duluan sementara anaknya masih bayi. Ia pulang jam 17.00 WIB di hari ke-3 setelah Lela mengantarkan makan siang untuknya, tetapi setelah itu ia akan pergi ke Jerman untuk perjalanan bisnis.Ia sudah bicara pada Bi Hera untuk menyiapkan keperluannya untuk keberangkatannya besok.Ketika ia melangkah masuk ke dalam rumah, ia agak bingung karena merasakan kehadiran orang yang memperhatikannya. Hingga sebuah suara mengejutkannya. "Bara!" panggil seseorang. Ia menoleh dan mendapati Neneknya dari pihak ayahnya--Hendra. Ia terkejut, bagaimana neneknya ada di sana. "Nenek?" tanyanya. Wanita tua itu masih terlihat bugar, ia memiliki jarak usia sekitar 13 tahun dengan almarhum suaminya tetapi ia adalah istri keduanya. Ingat kan, bahwa nenek dan kakek kandungnya, dari pihak ibu atau ayahnya sama-sama bercerai dan menikah lagi? Intinya Nenek yang sekarang ada di hadapannya adalah nenek tirinya. Sa
Read more
39. Meninggalkan Lela Bersama Lampir
Mereka pindah ke ruang keluarga, santai mengobrol ringan sebelum masuk ke pembicaraan utama. "Kamu gak penasaran kenapa kami ke sini?" tanya Yuni dengan nada sok asik. Bara tersenyum santai, "yang pasti gak lagi gabut kan, Nek?" tanyanya. "Haha! Kamu bisa aja," ujar Yuni tertawa garing. Eva hanya tersenyum saja melihat interaksi mereka yang mulutnya manis tapi ekspresinya jelas saling tidak suka. Bagaimana tidak, Bara adalah pewaris utama keluarga Crazy Rich Raniero, sementara anak kandung Yuni hanya diberi bisnis yang nilainya tidak ada seperempat dari bisnis utama keluarga Raniero. "Tentu saja kami ke sini karena Papi kamu cerita tentang calon istrimu, jadi kami penasaran ingin melihat." Bara menghela napas, sudah ia duga pasti akan dicepuin ayahnya sendiri. "So?" "Kami ingin kamu pikir-pikir lagi. Kamu adalah pewaris keluarga terpandang, setidaknya kamu harus memilih seseorang yang bisa membantumu meluaskan bisnis." Mendengar itu berkali-kali membuat Bara muak, entah ayah
Read more
40. Kangen
Sepeninggalan Bara, Lela melakukan aktivitasnya seperti biasa. Akan tetapi di siang harinya, saat ia akan pergi karena sudah izin ingin menemui temannya terkait diskusi Skripsi, Yuni menghentikannya. "Kamu kira dengan Bara memanjakan kamu, sekarang kamu aman sama saya?" tanyanya menyeringai. Ia duduk di kursi meja makan usai makan siang. "Maaf Nyonya Besar, saya sudah izin Pak Bara sebelum beliau pergi," balas Lela sopan. "Itu Bara, tidak dengan saya. Sekarang karena tidak ada Bara, yang harus kamu patuhi adalah saya. Ingat itu!" Lela hanya bisa mengangguk dan setuju dengan apapun yang diperintahkan Yuni. Wanita berusia 60 tahun itu yang masih terlihat cantik itu, menyuruhnya melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak ia kerjakan. Bahkan ia sampai membuat Baby Dam tantrum karena ia lama datang, sebab disuruh keluar beli sate. Tiada yang berani mengadu termasuk Bi Tati dan Eva, mereka hanya bisa menonton acara pembullyan itu. Saat Lela sedang menyusui Baby Dam, Bara men
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status