Ibu Susu Anak Dosenku

Ibu Susu Anak Dosenku

By:  Blue Rose  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 ratings
44Chapters
3.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Di tengah proses skripsi, Lela dipaksa mencari uang sebanyak-banyaknya untuk membayar utang ayah, biaya rumah sakit ibu, sampai SPP adiknya! Oleh karena itu, dia sangat senang kala melamar lowongan kerja dengan perjanjian gaji yang fantastis. Sayangnya, dia tak sadar bahwa lowongan itu ternyata untuk menjadi Ibu Susu dari Baby Dam--bayi tampan yang merupakan anak Bara sang dosen pembimbing yang super galak! Lantas, bagaimana nasib Lela selanjutnya? Terlebih ... Baby Dam tampaknya tak mau lepas darinya!

View More
Ibu Susu Anak Dosenku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Desii Amelia
Pak Bara jadi Jatuh cinta sama Lela tapi sampai saat ini belum ada kelanjutannya lagi ni kak... hayoo dong kak dilanjut ceritanya.
2024-06-24 02:26:50
1
user avatar
Desii Amelia
Ceritanya baguus bngt tolong dong kak dilanjut lagi ceritanya...pingin tau akhir dari cerita ini endingnya pasti indah bngt... lanjut lagi Kak ceritanya
2024-06-24 02:25:00
2
user avatar
Blue Rose
Gimana nih menurut kalian buku ini? Silahkan direview di sini ヾ(^-^)ノ
2024-06-15 19:07:18
1
44 Chapters
1. Seleksi Ibu Asi
"Ukuran payudaranya berapa, Mbak? Emangnya cukup nyusuin bayi kalau sekecil itu?""Iya, loh. Dilihat dari penampakannya, kayanya Asi Mbak gak cukup banyak, deh?"“Kalaupun asinya banyak, pasti encer dan gak berkualitas, ya?”Lela seketika melongo ucapan-ucapan wanita di sekelilingnya.Tanpa sadar dia menutupi bagian dadanya yang sudah terhalangi hijab creamnya.Gadis yang sedang stress akibat proses skripsi dan utang ayahnya itu melamar kerja karena melihat status penjual sayur langganannya.Katanya, ada orang kaya yang sedang mencari ibu asuh untuk anaknya dengan gaji tinggi. Dipikirnya, ini kesempatan besar agar dia dapat kerja di satu tempat alih-alih memiliki 3 pekerjaan sampingan.Tapi, kok pelamar lain malah mengomentari ukuran payudaranya dan membawa-bawa perihal asi?Dengan cepat, Lela pun melihat ponselnya lagi dan melihat judul bannernya.Namun, matanya membelalak karena apa yang ditanyakan ibu-ibu tadi masuk akal.[SELEKSI IBU ASI! GAJI 10JT PER BULAN + TUNJANGAN LAINNYA]
Read more
2. Baby Dam yang Malang
“Mbak gak bercanda, kan?”Mendengar itu, Lela jadi merasa tak enak. Tapi, biar bagaimanapun juga, dia memang tidak bisa jadi ibu asi tanpa pernah hamil dan punya anak, kan?“Ehem…” Pria yang tadi mengenalkan diri sebagai dokter keluarga itu tiba-tiba berdeham dan memecah keheningan.“Sebenarnya ada caranya. Bagaimanapun, karena Tuan Muda sangat butuh asi akibat alergi susu sapi dan juga karena Tuan Muda sepertinya menyukai Mbak, kami bisa mengusahakan untuk melakukan sesuatu.”“Maksudnya melakukan apa, saya gak harus hamil dulu kan?” tanya Lela, tak mengerti.Dokter Greg pun menggeleng, "Tentu saja tidak, Mbak, tenang saja, ami tidak akan melakukan hal sejauh itu. Dengar penjelasan saya dulu."Lela pun mengangguk patuh, ia was-was dengan apa yang akan disampaikan oleh dokter itu. Posisinya yang lemah akan membuatnya mudah dibujug dan dikendalikan.Lalu Dokter Greg pun mulai menjelaskan cara apa yang bisa Lela lakukan agar bisa menghasilkan Asi.Salah satunya melakukan induksi laktasi.
Read more
3. Antara Hidup dan Mati
Di sisi lain, Lela kini berdiam diri di kamar kost-an.Dia memikirkan apa yang harus ia pilih.Terlebih, sejak kemarin, hatinya pedih kala mendengar tentang kisah perceraian orang tua Baby Dam dan ibunya yang tak ingin merawat bayi tampan itu. Lela jadi tak tenang saat kuliah dan bekerja taditadi. Namun melihat tidak adanya pesan dari mereka, sepertinya Baby Dam dalam keadaan baik?Sepertinya, keputusan menolak jadi Ibu Asi Baby Dam tidak menimbulkan masalah….“Lela, KELUAR KAMU!”Suara teriakan pria dari luar kost membuat Lela tersentak dan tersadar dari lamunannya.Ada ribut-ribut apa ini? Gadis itu pun keluar kamar, tetapi dia terkejut kala menemukan tetangga kostnya sudah berkerumunan menonton tiga pria berpenampilan preman yang baru saja berteriak di depan kamarnya."Ada apa ini, Pak?" tanya Lela bingung."Kamu anak dari Pak Suyanto Wijoyo, kan?"Meski masih bingung, Lela pun mengangguk. "Iya, ada apa ya Pak?""Bapakmu kabur! Gak ada yang bisa ditagih karena jaminan sertifika
Read more
4. Syok
"Lela? Ngapain kamu di rumah saya?"Mendengar itu, Lela seketika merapikan bajunya. "Ja–jadi... Bapak adalah Ayah dari Baby Dam?" tanyanya–memastikan.Melihat Bara mengangguk, Lela tercengang.Ruangan seketika hening dan baru terpecah karena Baby Dam mulai menangis.Jadi, Lela langsung bereaksi untuk menggendongnya dan memberikan Asi kembali untuk Baby Dam.Lela bahkan lupa kalau Bara masih di sana.Untungnya, pria dingin itu peka dan langsung keluar dari kamar anaknya agar Lela leluasa memberikan asi pada anaknya.Hanya saja, wajah Bara tampak mengeras. saat menemui asistennya."Dika, kamu apa-apaan sih, dia itu mahasiswa bimbingan saya! Kok bisa kamu sampai nggak tahu?!"Dika sendiri tampak terkejut. "Mohon maaf Pak, tapi saya tidak mendapatkan informasi itu. Hanya, yang saya tahu, Mbak Lela atau Laila itu memang kuliah di Universitas yang sama dengan tempat Anda mengajar, tapi saya tidak tahu kalau dia anak bimbingan Anda," jelasnya.Ctas!Bara membanting tempat pulpennya hingga ja
Read more
5. Tak Secantik Parasnya
Untungnya ... setelah pertemuan itu, Lela berhasil menghindari Bara. Dia hanya berkomunikasi lewat chat atau email untuk mengirim dokumen revisinya.Tampaknya, Bara juga berlaku demikian. Hanya saja, tepat tengah malam, Bara yang baru pulang dari kantor mampir ke kamar Baby Dam yang didesign agar diapit kamar utama yang ditempatinya dan kamar pengasuhnya.Namun, Bara tak menyangka jika Lela tertidur di sana dengan posisi memberikan asi padanya.'Shit...' ucapnya dalam hati.Seketika, dia teringat bahwa mahasiswinya itu sudah menjadi ibu susu putranya.Masalahnya ... posisi Lela miring menghadap ke pintu, sehingga sebagian dada gadis itu terlihat!Srak!Bara langsung melemparkan jasnya ke arah Lela sebelum mendekat untuk memindahkan Baby Dam ke keranjang bayinya. Sebisa mungkin, dia tak melihat aset mahasiswinya itu.Sayangnya, saat ia akan mengambil Baby Dam, tiba-tiba Lela bangun. "Aaaaa!" teriaknya, kaget.Matanya melebar dan penuh tuduhan. "Oeeek!" Gara-gara teriakan Lela, Bab
Read more
6. Tak Sengaja Melihat
Untungnya, Bi Tati menyusul masuk dengan teko di tangannya.Wanita paruh baya itu langsung menyapa mantan Nyonya mansion itu yang sedang menatap Lela. "Selamat datang, Nyonya. Mau ketemu sama Tuan Muda ya?" tanya Bi Tati. Jujur, Lela kaget karena Bi Tati terlihat sangat berani menghadapi Riri yang memiliki wajah judes itu.Bi Tati bahkan tak peduli dengan Riri yang terlihat kesal. "Hallo, kamu pengasuh barunya?" tanya wanita itu menatap tajam Lela. Lela mengangguk, "Betul, Nyonya." "Gak pelu panggil Nyonya, aku bukan istri Bos kalian lagi," ujarnya lalu maju untuk melihat putranya. Baby Dam terlihat menatapnya dengan heran seolah menelisik siapa yang ada di depannya. Melihat respon Baby Dam yang pasif, wajah Riri seolah kecewa dan langsung melepaskan tangannya dari kepala si bayi. "Ck! Saya pamit dulu!" ujarnya pergi dari sana. Bi Tati pun mengikutinya, meninggalkan Lela dengan Baby Dam. Melihat kepergian sang ibu, Baby Dam seolah tak merasa terusik, ia hanya diam
Read more
7. Saran Dokter
"Kamu.. kalo udah selesai, cepet susuin Baby Dam. Jangan males-malesan!" ujarnya judes, setelah berhasil mengendalikan diri.Tanpa basa-basi, pria itu berbalik dan keluar kamar. Lela sendiri hanya bisa mengangguk, mengiyakan. Tapi, entah mengapa rasanya dia jadi malu dan takut menemui Bara lagi!Untungnya, Lela berhasil memompa asi meski tidak sebanyak biasanya.Gadis itu pun keluar untuk mencari Baby Dam.Namun siapa sangka dia malah menemukan Dosen sekaligus Bosnya itu sedang menunggunya sambil mencoba menenangkan Baby Dam yang terus menangis. Tatapan Bara sudah seperti namanya--membara!Lela sampai takut saat mengulurkan tangan untuk menggendong Baby Dam.Diambilnya Baby Dam lalu diberikannya bayi itu, adi di kamar.Sementara itu, Bara pergi ke kamar untuk bersih-bersih.Namun belum sempat masuk kamar, Bara langsung disuguhkan pemandangan Baby Dam tantrum. Putranya itu menangis kencang.Segera saja, Bara menghampiri Lela dan Baby Dam. "Astagah, La! Kenapa nangis lagi?!" omeln
Read more
8. Stimulasi...?
Sang dokter tertawa. Ternyata, dia bercanda.Hanya saja, gara-gara konsultasi tadi, Lela dan Bara masih canggung, bahkan saling diam selama perjalanan pulang.Syukurlah tadi Lela sudah diajari stimulasi oleh dokter sehingga kini Baby Dam bisa tidur nyenyak dengan perut kenyang. Akan tetapi, mereka berdua tak sengaja bertemu di dapur saat Lela sedang makan! "Ehem..." deham Bara menormalkan suara, "Kita perlu bicara." "Di--di mana, Pak?" tanya Lela berusaha menelan makanannya dengan susah payah. "Di kamar Baby Dam, saya mau Bi Tati juga dengar.""Baik Pak," balas Lela, meski bingung.Segera dia berusaha menghabiskan makannya meski agak sulit karena konsentrasinya terpecah saat memperhatikan Bara yang mengambil air minum di dekatnya. Jujur, suasananya sangat canggung, sampai Lela rasanya mau pingsan saja, biar bisa kabur."Oke. Setelah kamu makan, langsung naik." Lela tersentak kaget dari lamunannya, tapi ia lalu mengangguk dan menatap kepergian Bosnya dengan perasaan khawa
Read more
9. Berkurang Lagi?
"Kamu belum revisi ini, kan?" Lela mengangguk. "Belum semua, Pak."Bara menatap hasil revisian Lela yang masih seberantakan sebelumnya. "Lela, saya tau kamu sibuk dengan anak saya, tapi apa kamu mau minta simpati saya karena kamu yang mengurusnya? Kamu pikir dengan itu saya akan menoleransi segala kesalahan kamu?" ucapnya pedas. "Enggak Pak, saya tau saya salah. Tapi beri waktu saya lagi, semalam saja untuk merevisi lagi." "Kamu kira saya akan menyetujui itu?" Lela menggeleng lagi, tetapi kali ini ia diam tanpa meminta keringanan waktu. Ia tau bahwa permohonannya hanya akan terbuang sia-sia.Bara tetaplah Bara yang disiplin dan tidak bisa menoleransi kesalahan sekecil apapun. "Kalau gitu, saya tunggu sejam dari sekarang," putus Bara. Ia menyerahkan laptopnya dan langsung menyuruh Lela merevisi skripsi itu di laptopnya. Tanpa pikir panjang, Lela langsung merevisinya. Saking fokusnya, ia sampai tidak menyadari kalau ia masih ada di ruangan sang dosen. Meski begitu, usah
Read more
10. Bara Goyah
"Astagah!!!"Dika ikut kaget saat Bara kaget. Ia tahu Bara sedang melamun, tetapi ia tak pernah melihat Bosnya kaget sampai seperti itu."Ma--maaf, Bos. Tadi saya sudah mengetuk pintu tapi Anda sepertinya sedang serius," ujar Dika, takut bosnya marah.Bara berdeham, lalu mengangguk. "Ada apa?""Ini draft Tim Perencana yang tadi pagi Anda minta," jawab Dika menyerahkan file tersebut.Bara pun menerimanya dan melihat perencanaan yang mereka susun. Lalu ia mengangguk, merasa cukup dengan file tersebut.Namun, moodnya turun setelah mendengar ucapan Dika selanjutnya, "Oh ya, Pak. Untuk acara makan malam dengan Nona Cantika, jadi kan? Saya disuruh Tuan Besar untuk menanyakan kepastiannya."Ck! Ayahnya terus menjadwalkannya untuk bertemu dengan anak perempuan kolega bisnisnya."Bilang sama Papa, saya agak gak enak badan. Saya ingin pulang dan langsung istirahat.""Baik, Pak," balas Dika sebelum akhirnya pamit pergi.Bara menyenderkan badannya di kursi. Ia ingin istirahat saja setelah kerja
Read more
DMCA.com Protection Status