Share

3. Antara Hidup dan Mati

Di sisi lain, Lela kini berdiam diri di kamar kost-an.

Dia memikirkan apa yang harus ia pilih.

Terlebih, sejak kemarin, hatinya pedih kala mendengar tentang kisah perceraian orang tua Baby Dam dan ibunya yang tak ingin merawat bayi tampan itu.

Lela jadi tak tenang saat kuliah dan bekerja taditadi.

Namun melihat tidak adanya pesan dari mereka, sepertinya Baby Dam dalam keadaan baik?

Sepertinya, keputusan menolak jadi Ibu Asi Baby Dam tidak menimbulkan masalah….

“Lela, KELUAR KAMU!”

Suara teriakan pria dari luar kost membuat Lela tersentak dan tersadar dari lamunannya.

Ada ribut-ribut apa ini?

Gadis itu pun keluar kamar, tetapi dia terkejut kala menemukan tetangga kostnya sudah berkerumunan menonton tiga pria berpenampilan preman yang baru saja berteriak di depan kamarnya.

"Ada apa ini, Pak?" tanya Lela bingung.

"Kamu anak dari Pak Suyanto Wijoyo, kan?"

Meski masih bingung, Lela pun mengangguk. "Iya, ada apa ya Pak?"

"Bapakmu kabur! Gak ada yang bisa ditagih karena jaminan sertifikat rumah pun dijual sama Bapakmu. Jadi, cuma kamu yang bisa kami tagih sekarang."

Deg!

Mata Lela seketika membulat.

Ayahnya berutang lagi dan bahkan berurusan dengan debt collector menyeramkan itu?

"Tapi Pak, saya gak tau apa-apa mengenai utang–"

"Kami gak peduli! Di perjanjian, Bapakmu menuliskan namamu. Jadi, kami meminta pertanggungjawaban Anda untuk segera mencicil tunggakan 5 juta x 5 bulan," potong sang debt collector.

Ia menunjukkan kontrak bernilai hukum yang jelas.

Tidak ada pelanggaran dari tindakan mereka ini. Jadi, Pak RT dan Ibu Kost yang baru datang pun tak bisa berbuat banyak.

"Bos! Lebih baik, kita bawa saja dia dan jual saja biar menghasilkan, daripada dia tidak bisa membayar hutang Bapaknya," ujar salah satu dari preman itu.

Tubuh Lela seketika gemetar. Dia akan dijual?

"Maaf Pak, apa tidak ada perpanjangan waktu? Saya harus mencarinya terlebih dahulu.” tanyanya, memohon.

"Tidak. Bapakmu sudah keterlaluan! Gak ada pertanggungjawabannya sama sekali. Jadi, Bos kami tidak menerimanya lagi," ucapnya, tak peduli.

“Beri uang sekarang atau kamu yang kami jual!”

Para tetangga Lela hanya bisa bersimpati, ekonomi mereka juga sama pas-pasannya….

Tring!

Ponsel Lela tiba-tiba berbunyi.

[Kirimkan kembali soft copy revisianmu ke email saya sehari sebelum bimbingan nanti. Jika tidak, kamu cari dosen lain saja.]

Lela menghela nafas kala menyadari pesan dari sang dosen.

Jangankan melakukan revisi, situasinya saja tak jelas saat ini! Namun segera, Lela membalas dan berjanji mengirimkannya.

“Cepetan!"

Deg!

Di saat genting itu, tawaran jadi Ibu Asi Baby Dam terngiang. Meski induksi laktasi beresiko, sepertinya ia harus melakukannya.

Gadis itu lantas mengetik di ponselnya. Dihubunginya sekretaris dari ayah Baby Dam untuk meminta dikirimkan 5 juta ke rekeningnya segera.

Untungnya, pria itu melakukannya tanpa banyak bertanya, asal Lela segera datang ke mansion. Jadi, gadis itu pun membayar utang sang ayah pada kumpulan pria sangar di depannya.

Sang debt collector tertawa. “Kaya gini kan enak! Oke, sebulan lagi saya akan kembali dan menagih 5 juta lagi," ujarnya.

Lalu ia pergi, lalu diikuti para anak buahnya.

Setelahnya, Lela terkulai lemas. Untuk menangis pun, air matanya tak bisa keluar.

Kejadian itu sungguh menakutkan….

Bahkan, mengalahkan proses penyuntikan hormon dan persiapan meng-ASI-hi yang akhirnya dilewati Lela.

Setelah seminggu dilakukan induksi laktasi, Lela merasakan perubahan drastis tubuhnya, terutama di bagian dadanya yang seolah membesar dan sering tegang.

Ia juga mencoba menstimulasi payudaranya agar bisa menghasilkan Asi seperti yang diajarkan dokter.

Beberapa tetes Asi pun keluar, sehingga Lela langsung mengabari pengasuh Baby Dam kalau prosesnya sudah berhasil.

Kebetulan beberapa hari ini, dia memang sudah tinggal di mansion itu untuk merawat Baby Dam yang lengket padanya.

Jujur, Lela merasa dihargai juga di mansion itu. Dia bahkan memakai kamar di samping kamar Baby Dam yang kecil tetapi interiornya bernilai puluhan juta rupiah.

Dan seperti biasa … Lela juga selalu disambut penuh suka cita oleh orang-orang di sana setelah pulang dari kampus.

"Akhirnya, Mbak Lela datang! Baby Dam nyariin loh sampe gak mau minum susu dan nangis,” ucap sang pengasuh.

Jelas sekali, wanita tua itu dan yang lain sudah berusaha keras, tapi tidak bisa menenangkan bayi tampan itu

Segera saja, Lela menggendong “anak persusuannya” itu yang langsung tenang dengan mudahnya!

Gendongan gadis itu bahkan bisa membuat Baby Dam tertidur!

“Makasih ya, Mbak Lela. Akhirnya, Baby Dam bisa tenang.”

“Sama-sama, Bu,” balas Lela tersenyum.

Wanita tua itu mengangguk, sebelum akhirnya berkata, “Oh, iya, Mbak sudah tahu kalau Tuan Raniero–ayahnya Baby Dam–akan datang sebentar lagi?”

Lela sontak menggeleng.

Jangankan informasi ini, wajah Tuan Raniero saja dia tak tahu.

Selama proses kontrak, Tuan Raniero diwakili kuasa hukumnya.

Di mansion mewah ini, juga tidak ada potret pria itu karena semua ruangan justru dipenuhi potret wajah Baby Dam–tidak ada yang lain.

Tapi, Lela tak ambil pusing. Toh, hubungannya dan Tuan Raniero hanyalah sebatas atasan dan bawahan. Walau tak dipungkiri, terkadang Lela penasaran seberapa kaya Tuan Raniero itu, hingga memberikan uang 15 juta sebagai bonus penandatanganan kontrak. Bahkan, gaji pokoknya dinaikan setelah 3 bulan bekerja?

Sampai-sampai Lela akhirnya bisa mengundurkan diri dari 3 tempat kerjanya dan mulai memproses revisi skripsinya.

Besok, dia bahkan akan menemui sang dosen killer untuk bimbingan.

“Mbak Lela, asinya merembes!” ucap sang pengasuh tiba-tiba, “lebih baik, kita ke kamar segera. Sekalian, untuk memberi Baby Dam asi.”

Lela sontak mengangguk.

Ditemani sang pengasuh, gadis itu masuk ke kamar Baby Dam.

“Abababuba!” Baby Dam berceloteh sambil mendusel wajahnya di dada gadis itu.

Semakin mengamati Baby Dam, semakin membuat Lela penasaran seperti apa paras ayahnya. Ia belum sempat melihat foto ayah Baby Dam karena saking sibuknya.

Saat ia sibuk menyusui sambil menikmati wajah Baby Dam, Lela mendengar suara pria yang familiar. Terlebih saat dirinya menengok ke belakang.

Deg!

"Pak Bara?"

“Tuan Raniero?”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Agung muhammad
minta dana 1 jt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status