"Overall, udah baik. Tinggal dipertajam lagi pembahasannya di bagian Bab 4 akhir ini, dan Kesimpulan," ujar Bara menjelaskan. Ia mencatat beberapa hal di file milik Lela untuk kemudian diperbaiki. "Baik, Pak," balas Lela. Mereka saling diam karena Lela yang merevisi langsung di depan Bara dan Bara yang sibuk mengerjakan hal lain. Semua tampak normal, tetapi tiada yang tau kalau sebenarnya ada yang berdebar di antara mereka. Setelah selesai revisi dan di-ACC untuk selanjutnya maju ke Sidang, Lela pun izin pada Bara lewat WA untuk mampir ke toserba. Ia ingin membeli sesuatu katanya. Bara pun mengiyakan, tapi memperingati Lela agar segera pulang kalau Baby Dam mencarinya. . Lela pergi ke toko aksesoris dan kado, sebenarnya ia tak tau apa yang bisa ia berikan pada Bara. Ia ragu kalau barabg yang ia berikan akan tidak layak untuk bosnya itu. Bara jelas lebih kaya darinya, ia pullnya segalanya dan ia belum tentu bisa memberinya hadiah berharga. Lalu ia berpikir untuk
"Saya udah nelpon dari tadi, kamu malah gak ngangkat-ngangkat!" protes Bara. Ia berdiri menjulang di antara Lela dan Reza yang kaget atas kehadirannya. Alalagi fakta bahwa Bara membawa bayi di gendongannya, bayi itu menangis dan Lela langsung menggendongnya. Reza yang bingung pun menatap Lela yang dengan sigap langsung bisa menenangkan bayi itu. Di sana Lela, Reza dan Bara menjadi tontonan. Ini seperti drama rumah tangga yang wanitanya selingkuh, lalu suaminya datang untuk melabrak istrinya yang sedang pacaran dengan selingkuhannya. Banyak yang membicarakan mereka, bahkan ada yang memotret dan video. Melihat situasi itu, Lela pun keluar terlebih dahulu. "Nanti aku jelasin ya, Za. Aku pamit dulu!" "Iya, Lel. Hati-hati!" ujar Reza merasa tertekan. Bagaimana tidak? Bara terus menatapnya dengan tatapan membunuh. Lalu ia menambil barang-barang Lela dan pergi menyusulnya yang membawa anaknya. . Di parkiran, Bara membuka mobilnya dengan remot otomatis. Lela pun masuk
Isi surat itu adalah... Dengan hormat kepada Pak Bara, Dosen Pembimbing sekaligue Bos Terbaik saya. Saya membuat syal ini untuk Pak Bara sebagai hadiah ulang tahun, meskipun gak sebagus yang dijual di brand mahal, saya optimis ini layak untuk dipakai dan saya pilih dengan bahan lembut dan premium. Maafkan saya telah membuat Pak Bara kerepotan selama ini. Saya juga telah berhutang materi dan jasa, sehingga saya pun tahu diri bahwa saya gak bisa membalas Pak Bara dengan baik suatu hari. Ini agak lebay tapi Bapak adalah Hero saya. Bagaimana tidak, Bapak benar-benar datang saat di masa paling krisis dalam hidup saya. Andai Bapak tidak menolong saya saat itu, mungkin saya bukan Laila lagi, saya mungkin akan menjadi bagian dari wanita penghibur itu. Namun Bapak tenang saja, saya akan mendedikasikan hidup saya selama dua tahun ini untuk Baby Dam. Semoga dia bisa tumbuh menjadi anak yang sehat sampai masanya disapih. Tidak ada kata lagi yang cukup untuk kebaikan Bapak pada say
Pesta ulang tahun sangat megah digelar di mansion besar itu. Lela yang baru pertama kali melihat pesta semegah itu secara langsung pun langsung terkagum. Para pegawai mansion juga diberi seragam layaknya pelayan di restoran, termasuk Lela juga yang berperan sebagai pengasuh Baby Dam di sana. Bara belum sampai, katanya ia masih di jalan enuju mansion. Sejak tadi ia dikerumuni para Nyonya dan wanita-wanita muda berpakaian mewah, mereka jelas tamu di pesta tersebut. Masalahnya Baby Dam tak mau digendong orang bahkan disentuh pun menolak sampai tantrum. Baru juga Baby Dam diam lima menit yang lalu setelah tantrum. "Aduh duh duh, lucu banget sih Tuan Muda Raniero!" ujar salah satu dari mereka. Mereka terus memuji Baby Dam yang membuat si bayi itu terus ngusel-usel di dada Lela, ia tak ingin melihat orang lain. Tak lama datanglah Riri bersama seorang pria di sampingnya. "Hai, Laila!" sapanya. Lela pun tersenyum padanya, "Hai, Nyonya!" Melihat Lela menggunakan seragam p
"Ukuran payudaranya berapa, Mbak? Emangnya cukup nyusuin bayi kalau sekecil itu?" "Iya, loh. Dilihat dari penampakannya, kayanya Asi Mbak gak cukup banyak, deh?" “Kalaupun asinya banyak, pasti encer dan gak berkualitas, ya?” Lela seketika melongo mendengar ucapan-ucapan wanita di sekelilingnya. Tanpa sadar dia menutupi bagian dadanya yang sudah terhalangi hijab creamnya. Gadis yang sedang stress akibat proses skripsi dan utang ayahnya itu melamar kerja karena melihat status penjual sayur langganannya. Katanya, ada orang kaya yang sedang mencari ibu asuh untuk anaknya dengan gaji tinggi. Dipikirnya, ini kesempatan besar agar dia dapat kerja di satu tempat alih-alih memiliki 3 pekerjaan sampingan. Tapi, kok pelamar lain malah mengomentari ukuran payudaranya dan membawa-bawa perihal asi? Dengan cepat, Lela pun melihat ponselnya lagi dan melihat judul bannernya. Namun, matanya membelalak karena apa yang ditanyakan ibu-ibu tadi masuk akal. [SELEKSI IBU ASI! GAJI 10JT PER BULAN + T
“Mbak gak bercanda, kan?”Mendengar itu, Lela jadi merasa tak enak. Tapi, biar bagaimanapun juga, dia memang tidak bisa jadi ibu asi tanpa pernah hamil dan punya anak, kan?“Ehem…” Pria yang tadi mengenalkan diri sebagai dokter keluarga itu tiba-tiba berdeham dan memecah keheningan.“Sebenarnya ada caranya. Bagaimanapun, karena Tuan Muda sangat butuh asi akibat alergi susu sapi dan juga karena Tuan Muda sepertinya menyukai Mbak, kami bisa mengusahakan untuk melakukan sesuatu.”“Maksudnya melakukan apa, saya gak harus hamil dulu kan?” tanya Lela, tak mengerti.Dokter Greg pun menggeleng, "Tentu saja tidak, Mbak, tenang saja, ami tidak akan melakukan hal sejauh itu. Dengar penjelasan saya dulu."Lela pun mengangguk patuh, ia was-was dengan apa yang akan disampaikan oleh dokter itu. Posisinya yang lemah akan membuatnya mudah dibujug dan dikendalikan.Lalu Dokter Greg pun mulai menjelaskan cara apa yang bisa Lela lakukan agar bisa menghasilkan Asi.Salah satunya melakukan induksi laktasi.
Di sisi lain, Lela kini berdiam diri di kamar kost-an. Dia memikirkan apa yang harus ia pilih. Terlebih, sejak kemarin, hatinya pedih kala mendengar tentang kisah perceraian orang tua Baby Dam dan ibunya yang tak ingin merawat bayi tampan itu. Lela jadi tak tenang saat kuliah dan bekerja taditadi. Namun melihat tidak adanya pesan dari mereka, sepertinya Baby Dam dalam keadaan baik? Sepertinya, keputusan menolak jadi Ibu Asi Baby Dam tidak menimbulkan masalah…. “Lela, KELUAR KAMU!” Suara teriakan pria dari luar kost membuat Lela tersentak dan tersadar dari lamunannya. Ada ribut-ribut apa ini? Gadis itu pun keluar kamar, tetapi dia terkejut kala menemukan tetangga kostnya sudah berkerumunan menonton tiga pria berpenampilan preman yang baru saja berteriak di depan kamarnya. "Ada apa ini, Pak?" tanya Lela bingung. "Kamu anak dari Pak Suyanto Wijoyo, kan?" Meski masih bingung, Lela pun mengangguk. "Iya, ada apa ya Pak?" "Bapakmu kabur! Gak ada yang bisa ditagih
"Lela? Ngapain kamu di rumah saya?"Mendengar itu, Lela seketika merapikan bajunya. "Ja–jadi... Bapak adalah Ayah dari Baby Dam?" tanyanya–memastikan.Melihat Bara mengangguk, Lela tercengang.Ruangan seketika hening dan baru terpecah karena Baby Dam mulai menangis.Jadi, Lela langsung bereaksi untuk menggendongnya dan memberikan Asi kembali untuk Baby Dam.Lela bahkan lupa kalau Bara masih di sana.Untungnya, pria dingin itu peka dan langsung keluar dari kamar anaknya agar Lela leluasa memberikan asi pada anaknya.Hanya saja, wajah Bara tampak mengeras. saat menemui asistennya."Dika, kamu apa-apaan sih, dia itu mahasiswa bimbingan saya! Kok bisa kamu sampai nggak tahu?!"Dika sendiri tampak terkejut. "Mohon maaf Pak, tapi saya tidak mendapatkan informasi itu. Hanya, yang saya tahu, Mbak Lela atau Laila itu memang kuliah di Universitas yang sama dengan tempat Anda mengajar, tapi saya tidak tahu kalau dia anak bimbingan Anda," jelasnya.Ctas!Bara membanting tempat pulpennya hingga jat