All Chapters of Ibu Susu Anak Dosenku: Chapter 11 - Chapter 20
50 Chapters
11. Trend
Mendengar ucapan asal Alex, Bara menggelengkan kepala. "Jaga ucapan lo ya, Tokek! Gue sama sekali gak fokus sama dianya, gue justru bingung sama diri gue sendiri yang tertarik sama dia!" "Oke-oke, jadi lo gak terima dengan perasaan itu?" Bara mengangguk, "Lo bayangin aja, masa gue suka sama dia?" umpatnya. Saking frustasinya, dosen galak itu pun minum banyak wine sampai Alex kualahan menghentikannya. Pria itu sampai meminta wanita penghibur yang dipesannya untuk pergi! Sepertinya, Bara benar-benar galau. Tapi jujur, baru kali ini ia melihat Bara bertanya soal permasalahan yang mudah tapi ia seolah terus menyangkal. Bara tak mungkin tak tau kalau ia sedang tertarik dengan seorang wanita secara khusus, tetapi berusaha menyangkalnya dengan keras. Coba bayangkan dua botol wine dihabiskannya, sampai mabuk? "Udah cukup, anjir! Lu udah mabok!" ucap Alex, menghentikannya. Sahabat Bara itu langsung meminta pelayan night club memindahkan semua gelas dan botol alkohol di mejanya dan m
Read more
12. Mabuk?
Sayangnya, Bara tak bisa berkonsentrasi karena alkohol! Melihat itu, Alex menghela napas dan membawanya pulang ke mansion mewah milik ayah Damian itu. Maka, ketika pulang, pegawai di mansion sudah tertidur, kecuali satu orang. Lela! Dan gadis itu sangat takut melihat Bara yang pulang dipapah oleh temannya. Terlebih, bau alkohol menguar dari keduanya. Gadis polos itu sampai bengong. Bara yamg biasanya bersikap dingin dengan wajah datar, sekarang tersenyum teler. "Hai!" Suara teman Bara menyadarkan Lela dari lamunan. "Hai!" balasnya, "Anu... Pak Bara kenapa ya?" Jujur, dia sedikit khawatir. Namun, pria yang memapah Bara itu tak menjawab hanya senyum menatapnya. Tanpa basa-basi, ia kemudian masuk ke ruang tamu dan menidurkan Bara di sofa yang ada di sana. "Gak apa-apa, Bara cuma mabuk. Kamu baru pertama liat orang mabuk?" Lela sontak mengangguk polos, ia juga agak was-was dengan Alex. Meski wajahnya tampan, dia terlihat memakai pakaian seperti bad boy. Jaket kulit,
Read more
13. Baby Dam Nempel
"Ehmm..." Lela merasakan dekapan yang sangat erat di sekeliling tubuhnya. Ini pertama kalinya semenjak ia remaja merasakan pelukan yang seperti ini. Rasanya seperti tali yang mengikat, tapi tali itu terlalu besar dan hangat. Teksturnya tidak keras, tapi tidak lembek juga. Asing dan aneh, tapi kok nyaman? Ingin mencari tahu, Lela perlahan mulai membuka mata. Namun, pemandangan di depannya membuat gadis itu hampir menjerit! Ada Bara di sampingnya yang masih tidur dan memeluk Lela dengan hangat. Hah? Panik, Lela pun mencoba melepaskan tangan pria itu dari tubuhnya. Untung, tak sesulit kemarin, sehingga dia bisa menjauh. Hanya saja.... "Aaaaaaa!" Bugh! Lela gagal untuk tidak berteriak saat melihat Bi Tati yang sedang menggendong Baby Dam. Saking paniknya, Lela bahkan terjatuh ke atas karpet dan lupa kalau teriakannya itu tipe yang menggelegar. Semua penghuni mansion seketika kaget. Bahkan, Bara sampai terbangun dari tidurnya! "Kenapa kalian di sini?" tanya pria itu, ta
Read more
14. Bimbingan Khusus
Setelah mengetik pesan itu, Bara hendak mengirimnya. Akan tetapi, pria itu ingat, ia tak boleh melakukannya! Terlebih, kata-kata Greg dan istrinya yang kebetulan merupakan dokter anak, mendadak terngiang di kepala Bara. "Perpisahan antara kamu dan Riri sebenarnya merupakan sebuah keputusan yang beresiko pada anak, terutama bayi yang baru lahir. Timingnya gak pas." "Damien perlu sosok ibu yang bisa menjadi sandarannya." Kala itu, Bara tidak mengelak. Dia yang terkenal gengsian, bahkan sudah sampai memohon pada Riri agar tetap bertahan selama 2 tahun ke depan. Tapi, dia bisa berbuat apa jika Riri malah mengancam bunuh diri kalau tidak diceraikan? Wanita itu sudah tak sabar bersatu dengan pria idamannya yang mampu membuatnya tidak merasa sepi! "Hah...." Tanpa sadar, Bara menghela napas. Dan kini, Damien sepertinya sudah bersandar pada Lela. Sepertinya, Bara harus menoleransi mahasiswinya kali ini. [Ok] balasnya singkat pada Lela. Dipijitnya kening yang mendadak terasa pen
Read more
15. Rasa Asi
Bukan hanya Bara yang frustasi. Lela pun sama. Setelah bimbingan yang cukup lancar itu, gadis itu terkejut mendengar Baby Damian yang terus saja menangis entah karena apa. Apakah Baby Dam sudah dikasih asi? Sudah! Saat dipompa tadi, asi-nya keluar stabil. Pakaiannya bersih. Popoknya juga baru. Lela menghela napas. Ia terus menimang dan berusaha menenangkan Baby Dam--mengabaikan pinggangnya yang mulai pegal sekali tanda-tanda haid. Ceklek! Tiba-tiba pintu kamar terbuka. "Ada apa lagi nih?" tanya Bara melihat anaknya yang terus menangis. Lela menyadari pakaian dosen sekaligus atasannya itu sudah rapi, sepertinya hendak berangkat kerja. "Saya juga tidak tahu, Pak," jawab Lela lemas, sembari terus menggendong Baby Dam. "Coba lihat mana asinya?" Lela pun menunjukkan botol Asi yang ia pompa sebelum memberi asi pada baby Dam. Namun tanpa diduga, Bara malah mencicipi Asi itu dengan santai--tidak memperhatikan bagaimana reaksi Lela yang terkejut dan malu! Apakah Bara memang tida
Read more
16. Jalan-Jalan
Tak terasa, mereka pun tiba di tempat tujuan yang dimaksud Bara.Namun, Lela tiba-tiba merasa bingung, apalagi saat melihat tempat yang dikunjungi adalah Mall terbesar di Ibukota.Ia pernah ke sana tetapi hanya jalan-jalan menemani temannya shopping. Lalu, ada yang aneh dengan tempat parkir ini...."Kenapa bengong?" tanya Bara sembari melepas sabuk pengamannya."Gak apa-apa, tapi... bukannya kita parkir dulu, Pak?" tanya Lela.Ia bingung karena mereka berhenti tepat di depan pintu masuk utama Mall. Sementara itu tidak ada yang menegur mereka, Satpamnya malah terlihat mendekati Bara dengan senyuman."Satpam yang parkirin," jawabnya, "kita pake valet."Bara langsung keluar lalu melemparkan kuncinya pada Satpam itu. Mereka terlihat sudah akrab, sementara itu ia kaget ketika tiba-tiba seorang Satpam lain membukakan pintu untuknya."Silahkan, Nyonya," ucapnya pada Lela."Hah?"Melihat Lela bingung, Satpam itu juga merasa bingung.Sementara itu Bara tiba-tiba datang dan mengambil alih Baby
Read more
17. Keluarga Bahagia
Lela bingung sekarang. Harusnya memang cuma pengasuh, kan?Untungnya, ketegangan itu tak berlangsung lama.Lela sudah selesai dan kini keluaar dari ruang rias.Ditemuinya Bara yang terlihat menimang Baby Dam. "Baby Dam udah ngantuk ya, Pak?" tanya Lela.Namun alih-alih menjawab, mengapa Bara malah bengong?"Pak?" panggil Lela bingung."Oh... sudah?" tanya Bara gelagapan."Sudah, Pak," jawabnya malu.Bara menatapnya dengan intens, bahkan ia terlihat menyukai penampilannya.Jujur, pria itu menyukai warna gelap untuk dirinya sendiri, tapi untuk wanita ia lebih suka dengan warna yang soft seperti yang dipakai Lela kali ini.Dan penampilan Lela ... berubah sangat drastis.Anak kuliahan semester akhir yang sedang mumet-mumetnya mengerjakan skripsi, biasanya tampilannya sangat sederhana dan terkesan ndeso.Lela yang seperti itu, kemudian didandani, seolah ada peri yang mengubahnya dengan sihir. Ia menjadi sosok yang cantik natural, bersinar dan tampak seperti orang lain."Bagaimana hasilnya,
Read more
18. Sisi Baik Bara
"Gak semua hal bisa kamu ceritain, La. Apalagi ke orang asing," jelas Bara yang hanya bisa dibalas anggukan oleh Lela dan juga senyuman tak enak.Benar juga ucapan pria itu.Salah-salah, ucapannya malah bisa jadi boomerang untuk dirinya ke depan.Bagaimana kalau itu membahayakan Baby Dam?Setelah teguran itu, meski tak tahu entah akan ke mana, Lela pun hanya bisa mengikuti Bara tanpa bertanya lebih jauh.Hanya saja, dia tersadar bahwa Bara sama sekali tidak mempermasalahkan dirinya yang seharusnya menggendong Baby Dam.Pria itu bahkan membawa tas besar untuk anaknya--seolah terbiasa. Padahal, mereka sudah 4 jam berkeliling Mall!Mungkin inilah sisi baik Bara? Menghargai wanita dengan cara act of service?***"Sini duduk!" ujar Bara setelah mereka akhirnya berhenti di restoran mewah yang ada di gedung yang sama dengan Mall. Pria itu juga meminta kursi lipat dari restoran untuk Baby Dam agar tidur dengan nyaman.Hanya saja, keheningan menyergap mereka setelahnya, sampai pelayan data
Read more
19. Pantas Dikasihani
Bara sontak tertawa, bahkan saat pelayan mengantarkan pesanan mereka ke meja!"Maksudnya kutukan itu hanya kiasan," jelas Bara ketika mereka mulai makan. "Maksudnya gimana, Pak?" tanya Lela bingung. "Hem, gini... Kakek Nenek saya dari pihak Ayah bercerai dan menikah lagi, Kakek Nenek saya dari pihak Ibu juga bercerai, lalu salah satunya menikah lagi. Menurun ke Ibu dan Ayah saya juga... bercerai. Lalu saya sendiri, bercerai. Kutukan perceraian," ungkap Bara. Lela terdiam. Ia ingat perkataan Bara sebelumnya kalau pria itu tak pernah hidup susah.Malah lebih kasihan Lela sebenarnya. Namun, dalam kasus non materi, bolehkan Lela bersimpati?"Masa sih Bapak percaya hal kayak gitu?" tanya Lela, akhirnya. "Gak sih, tapi semua terbukti." "Semua tentang sugesti kali, Pak. Gak ah, jangan percaya." "Sudah terbukti, Baby Dam adalah korban dari perceraian itu." Lela menghela napas, sepertinya sekarang dosennya sedang tidak percaya diri. "Mohon maaf sebelumnya, Pak. Ini opini pribad
Read more
20. Ketahuan?
Gosip tentang Bara yang jalan bersama seorang wanita berhijab pun langsung viral. Video dan foto tersebar di mana-mana. Idola perempuan muda di seluruh negeri yang baru saja menduda, kini diketahui sudah memiliki gandengan lagi. Jagat maya dihebohkan dengan pencarian 'siapa perempuan itu?' Semua penasaran dengan siapa pasangan Bara kali ini. Maka kini di kamar Baby Dam, Lela menyusui bayi tampan itu sambil memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia tidak ingin terekspos. "Permisi!" sapa seseorang. Lela pun menoleh dan mendapati Dokter Greg bersama istrinya, mereka memang punya jadwal mengontrolnya dua minggu sekali. "Iya, silahkan masuk!" jawab Lela tersenyum. "Keknya serius banget, mikirin apa?" tanya istri dokter Greg. "Hehe, enggak Dok, hanya mikirin Skripsi, seperti biasa." "Ooooh mahasiswa tingkat akhir emang suka gitu. Semangat ya!" "Siap, Dok." Blenda adalah istri Greg sekaligus dokter anak, keduanya berkolaborasi dalam pekerjaan untuk Bara yang me
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status