All Chapters of Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris: Chapter 31 - Chapter 40
99 Chapters
BAB 31: Terkesan
Alfred berdiri di belakang Floryn, matanya bergerak tajam melihat apa yang tengah gadis kecil itu keluarkan dari dalam tas berwarna merah mudanya. Floryn mengeluarkan beberapa buah handycam dan meletakannya di atas meja.Seorang pegawai toko memeriksanya satu persatu dengan teliti untuk mengetahui apa yang saja yang perlu diperbaiki.Kening Alfred mengerut samar, tergelitik rasa penasaran. “Darimana semua handycam itu berasal?”Wajah Floryn mengadah, matanya melengkung seperti bulan sabit saat bibir mungilnya mengukir senyuman. “Ayahku seorang polisi dan kami baru pindah hari ini ke rumah dinas baru. Sepertinya, pemilik lama adalah seorang detective, aku menemukannya di dalam kamar.”“Bagaimana dengan handycam yang tadi kau gugunakan merekam?”“Tadi aku sedang berakting, aktingku bagus bukan?” ungkap Floryn berhasil membuat Alfred menganga terkejut sampai kehilangan kata-kata.Betapa meyakinkannya acting Floryn beberapa saat yang lalu ketika menolongnya. Alfred tidak bisa membayangkan
Read more
BAB 32: Perpisahan
Malam yang gemerlap di kota Loor berhasil menghipnotis, diantara gedung-gedung yang berdiri kokoh, ada banyak pemandangan yang bisa Floryn nikmati sebagai orang yang baru pertama kali datang ke kota Loor.Jalanan yang luas begitu tertib dipenuhi oleh para pengendara, beberapa orang pejalan kaki bergerak cepat menuju halte dan stasiun kereta, masyarakat kota Loor lebih suka menggunakan angkutan umum atau bersepeda, karena harga kendaraan yang mahal dan pajak yang tinggi. Restaurant dan kedai-kedai tengah sibuk dipenuhi oleh pengunjung yang akan makan malam dan bersantai melepas penat mereka dari pekerjaan.Sekumpulan pengamen professional tengah bernyanyi dengan indah di sebuah taman, sementara di sebelah utara terdapat gedung opera yang tengah melakukan pertunjukan.Semakin jauh Floryn berjalan, dia semakin suka dengan pemadangan yang ada. “Apa kau menyukai bunga?”Suara Alfred yang bertanya mengalihkan perhatian Floryn, gadis kecil itu tertunduk malu sambil memeluk tas berisi semu
Read more
BAB 33: Perhatian
Bayangan tubuh kecil Floryn terlihat di atas dilantai, gadis itu tengah bersimpuh mencari-cari koin yang bisa dia dapatkan dari bawah claw machine dan beberapa mesin lainnya. Dibalik niat baiknya yang ingin menyenangkan hati Nara, Floryn telah lupa diri jika dia sangat miskin, satu sen uang yang dia miliki begitu berharga untuk bisa mengganjal perutnya yang sering kelaparan.Floryn menjangkau kolong mesin dengan tangannya, perjuangan Floryn membuahkan hasil. Kini, ada beberapa koin uang yang dia dapatkan digenggaman tangannya yang penuh debu.Floryn membuang napasnya perlahan mencoba untuk menurunkan ketegangan di bahunya, keberadaan boneka dinosaurus yang Nara inginkan masih berada di sudut tabung kaca. Apapun yang terjadi, dia harus berhasil karena tidak ada koin lagi yang bisa Floryn cari ditempat ini.Enam buah koin masuk ke dalam mesin, dengan tangan yang berkeringat dingin Floryn mulai memegang tuas dan menggerakannya dengan hati-hati.Suara mesin terdengar sedikit lebih kuat
Read more
BAB 34: Teman
Ketika Floryn masuk ke dalam kamar, dia menemukan Nara tengah duduk dilantai, bersandara pada lemari makanan, anak itu tengah memakan beberapa bungkus biscuit dengan segelas susu sambil bermain dengan seekor anak anjing yang tengah melompat-lompat disekitar Nara.Floryn menatap ngeri keadaan kamar Nara kini berantakan, barang-barang berserakan dipenjuru tempat hingga tidak ada jalan untuk Floryn melangkah.Floryn hanya bisa menghela napasnya dengan berat, kini tugasnya bertambah lebih berat. Floryn tidak hanya harus membujuk Nara dan memperbaiki suasana hatinya, dia juga harus membereskan seisi kamar yang kini seperti kapal pecah.Inilah salah satu sifat buruk Nara ketika marah dan tidak mendapatkan apa yang dia inginkan, dia akan menjangkau apapun disekitarnya dan melemparkannya sebagai bentuk penyaluran amarah agar tidak memukuli dirinya sendiri.Melihat kedatangan Floryn, Nara merangkak naik ke ranjang bersama anjing poodlenya, gadis kecil itu menyembunyikan diri dibawah selimut.
Read more
BAB 35: Kebaikan
Floryn mengetuk daun pintu beberapa kali sebelum melangkahkan kakinya memasuki dapur belakang, gadis itu tersenyum malu melihat seorang pria berperawakan tinggi besar, kulitnya yang cokelat eksotis dihiasi beberapa buah tato hingga sampai ke leher dan sebagian kepalanya yang plotos. Pria besar itu tengah memeriksa beberapa buah dari keranjang.Floryn meremas kuat permukaan pakaiannya, berusaha memberanikan diri untuk menyapa lebih dulu. “Maaf, saya datang terlambat. Saya Flo, saya perawat baru nona Nara,” ucap Floryn memperkenalkan diri dengan suara yang nyaris tidak terdengar.Floryn malu atas keterlambatannya, dia telah menghabiskan terlalu banyak waktunya untuk mencari sepatunya ke penjuru tempat dan beberapa tong sampah. Hingga kini, sepatu itu tidak Floryn temukan.Entah siapa orang yang sudah mengambil sepatu jeleknya, Floryn takut orang itu akan membuang sembarangan.Diam-diam Floryn sempat menangis sendirian didalam toilet, dia tidak dapat membayangkan akan berjalan tanpa ala
Read more
BAB 36: Sebuah Misi
Selembar document terlipat ke belakang, Alfred membacanya dengan teliti, mempelajari beberapa hal penting yang harus dia ketahui sebelum memulai ikut bekerja dengan ayahnya besok nanti.Selama ini, meski Alfred sibuk dengan pekerjaannya sebagai pilot, dia juga tahu tugasnya sebagai pewaris yang suatu hari nanti, lambat laun akan berpindah ke tangannya. Alfred tidak pernah berhenti untuk belajar hingga mendatangkan bebera guru khusus untuk mengajarinya tentang bisnis.Beberapa laporan penting terkadang sampai ketangannya agar Alfred tidak ketinggalan tentang perkembangan bisnis keluarganya.Menjadi pewaris adalah kewajiban mutlak yang tidak akan pernah bisa Alfred tolak, terkecuali dia tidak lagi menjadi dari bagian keluarga Morgan. Alfred tahu betul, kedatangannya ke perusahaan dan langsung menduduki sebuah jabatan akan menerima pandangan yang berbeda-beda. Rasa hormat, rasa iri, sekelompok penjilat, hingga kelompok orang yang akan terus meremehkan kemampuannya dan berpikir jika dia
Read more
BAB 37: Melihatnya
Bayangan tubuh Nara terlihat di cermin, gadis kecil itu tengah fokus mengancingkan pakaiannya, sementara Floryn berdiri dibelakangnya tengah menyisir rambut panjangnya. Nara suka rambutnya dikepang dan mendapatkan beberapa hiasan.Beruntung saja, keahlian Floryn dalam menyulam cukup berguna ketika digunakan untuk megepang rambut Nara.Langit terlihat sudah gelap melalui jendela, sebentar lagi jam bekerja Floryn sudah selesai, sudah waktunya untuk dia harus pulang.Dibandingkan lega karena akhirnya bisa beristirahat, justru pikiran Floryn terbebani memikirkan kemana dia harus pergi, dan bagaimana dengan kaki yang tengah terluka, kini harus berjalan dengan satu sepatu.Uang yang tersisa cukup untuk membeli sapatu, namun risikonya dia tidak dapat membeli sesuatu untuk makan.Dada Floryn terasa sesak, selalu saja, ada sebuah peristiwa yang terjadi disetiap harinya. Floryn tidak bermaksud mengeluh, tapi tidak ada satu orangpun yang menginginkan kehancuran dalam hidupnya.Dia tidak memilik
Read more
BAB 38: Kenangan
“Barusan, aku tidak salah lihat kan?” bisik Floryn sambil mengucek matanya, mustahil Floryn salah orang. Dia sangat mengingat wajah orang-orang yang paling dibencinya didunia ini.Tapi, mengapa Issabel terlihat begitu mesra dengan lelaki lain? Apakah hubungannya dengan Emier sudah tidak seperti dulu?Rasa penasaran akhirnya mendorong Floryn memberanikan diri masuk ke dalam rumah bordil itu. Dari kajauhan Floryn mengintip Issabel memang sedang bersama seorang pria yang lebih muda darinya.Floryn berdecih melihat begitu luar biasanya penampilan Issabel saat ini, wanita itu menggunakan pakaian dan perhiasan mahal, wajahnya terawat dengan baik. Wanita itu terlihat cukup angkuh ketika tasnya bawa oleh seorang perempuan yang menyambutnya. Semakin hancur hidup Floryn, rupanya Issabel maupun Emier hidup semakin baik.Betapa tidak adilnya dunia ini. Setelah berselingkuh dengan Emier, Issabel hidup dengan baik dan melenggang begitu mudah, sementara disetiap langkah yang dia pijak ada kehidupan
Read more
BAB 39: Sebuah Tawaran
“Flo, tolong mengalah lah, jangan membesarkan masalah yang ada."Floryn tersenyum sinis menutupi banyak kekecewaan terlukis sepasang mata safiernya yang kini berkaca-kaca. Hatinya sungguh sakit mendengar permintaan Emier, sudah cukup selama ini selalu mengalah pada hal apapun, mengapa untuk hal sederhana seperti ini Floryn diharuskan mengalah juga?Tangan Floryn mengepal kuat menggenggam amarah. “Siapa yang sebenarnya sedang membesarkan masalah disini? Aku atau tiga orang dewasa kini berdiri depanku dan terus memaksaku hanya karena sebuah kamar sialan ini?” tanya Floryn menatap tajam Emier.“Kau tidak perlu berbicara kasar seperti itu jika tidak setuju. Disini, ayahmu sedang berusaha bersikap adil, tapi kau bersikap egois,” sahut Issabel.Rachel menyeringai dibalik pundak Emier yang melindunginya seperti seorang pahlawan, hal ini seperti menunjukan kepada Floryn bahwa ayahnya lebih menyayangi keluarga barunya dan Floryn bukan bagian hal itu.Floryn tersenyum sinis melihat semua orang
Read more
BAB 40: Rumah Bordil
Samantha meletakan segepok uang diatas meja, dengan senyuman lebarnya Issabel mengambil uang itu dan memasukannya ke dalam tas tanpa perlu menghitungnya.“Kau membutuhkan bantuan lain?” tanya Issabel mengedarkan pandangannya melihat beberapa pelacur yang tengah berdandan, mereka harus bersiap-siap sebelum menemui lelaki yang memesan mereka.Samathan tersenyum memaksakan. “Aku hanya butuh dua barang.”“Baiklah, jika perlu barang baru, hubungi aku,” jawab Issabel masih dengan senyuman lebarnya. Samantha mengangguk tanpa suara, wanita itu ikut beranjak dan pergi ke ruangannya.Issabel dan Samantha berteman sejak mereka masih muda, mereka berdua pernah bekerja disebuah rumah bordil dan menjadi wanita penghibur. Setelah mendapatkan cukup banyak uang, Samantha memutuskan keluar dari pekerjaannya dan membangun bisnisnya sendiri, yaitu rumah tempat wanita penghibur dan tempat perjudian.Saat itu, Samantha datang ke sebuah build imigran gelap, dia membutuhkan beberapa wanita penghibur tambah
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status