All Chapters of Jeritan Dibalik Peti Mati Ayahku: Chapter 51 - Chapter 58
58 Chapters
Bab 51. Bebaskan Aku
"Hah! Kenapa kalian jadi kikuk?" tanya Jaka lalu berdiri dari kursinya dengan bertolak pinggang. "Kalian salah tangkap, kan?"Polisi itu lalu saling pandang kemudian salah satu dari mereka mendorong bahu Jaka kuat-kuat hingga pemuda tegap itu terjatuh dari tempatnya berdiri saat ini.Aduh!Jaka berteriak kesakitan karena dorongan polisi itu lalu menatap mata polisi yang mendorongnya dengan kesal."Ada apa ini?" tanya Irawan yang melangkah masuk ke dalam ruangan dengan seragam kebesaran yang selama ini dia sombongkan. "Kalian sedang apa? Kenapa dia ada di lantai?" tanya Irawan lalu berdiri dengan sombongnya di depan Jaka yang belum bangkit dari tempatnya terjerembab. "Dia melawan kalian, kan? Dia memang tukang bikin onari!""Jangan asal bicara kamu, Irawan. Aku tidak mungkin melawan polisi! Aku tidak begitu!" teriak Jaka dengan begitu marah."Oh! Baiklah!" Irawan lalu meraih bahu kedua polisi itu lalu berbisik-bisik seperti sedang mendiskusikan sesuatu. "Kalau begitu kita masukkan dia
Read more
Bab 52. Irawan Melanggar Perjanjian
Red berdiri di depan Jaka dengan wajah yang menyeramkan tapi kali ini Jaka sama sekali tidak merasa takut pada sosok ini, dia yakin jika sosok ini justru akan menolongnya dan saat itulah Irawan akan kalah darinya.Keyakinan itu semakin memuncak saat Red terus saja mengungkap kalau Irawan telah melanggar perjanjian pesugihan yang mereka buat diawal hingga sosok menyeramkan ini sudah tidak mau lagi melayani Irawan yang tidak membayar janjinya untuk tumbal selanjutnya yaitu Jaka."Jadi kalau aku tidak mati maka sama saja dengan Irawan tidak membayar janjinya padamu?" tanya Jaka memastikan."Ya, itu yang aku sesalkan. Padahal selama ini kerjasama kami baik-baik saja. Tapi kenapa dia tidak berusaha membunuhmu," kesal Red sekali lagi.Jaka tersenyum sinis, dia tau Irawan tentu tidak akan mudah membunuhnya karena sepupunya itu tau kekuatannya."Sekarang aku tidak mau lagi bekerja dengannya," kesal Red lalu pamit pada Jaka karena dia merasa sudah terlalu lama berada di tempat ini.Jaka mengij
Read more
Bab 53. Jangan Percaya Pembohong
"Apa mungkin dia jujur?" tanya Dumadi pada Red yang masih memandangi wajah Irawan yang terus mengiba."Entah!" jawab Red lalu membuang wajahnya jauh dari tatapan mata polisi muda itu. "Dia mungkin berbohong, tapi aku tidak mau melihat wajahnya,"Dumadi lalu mengikuti langkah Red yang menjauh dari Irawan sedang polisi tegap itu masih saja mengiba di lantai dengan posisi yang masih merendah.Keduanya memasuki lagi sel tempat Jaka berada lalu duduk di samping Jaka yang sempat tidak menyadari keberadaan mereka. "Eh!" Jaka memperbaiki posisi duduknya lalu menoleh ke arah Red dan Dumadi yang duduk berjejer bersandar tembok sama dengannya. "Kalian kembali?" tanya Jaka dengan wajahnya yang polos. "Apa yang membuat wajah kalian seperti itu? Dia mengaku kalau dia pelakunya?""Tidak! Tentu saja tidak! Mana mungkin maling ngaku maling," timpa Dumadi lalu menatap lagi Red yang masih diam membantu di sel tempat Jaka ditahan."Lalu apa?" tanya Jaka mulai penasaran."Red, jangan percaya pada pemboho
Read more
Bab 54. Aku Akan Mengalahkan Jaka
"Aku akan mengalahkan Jaka!" tegas Red dengan matanya yang merah. "Dia akan aku musnahkan saat dia sedang tidak siap!""Wow!" Irawan tersenyum senang mendengar apa yang baru saja dikatakan sosok menakutkan ini. Entah apa yang membuat Red memutuskan hal itu tapi sungguh jawaban itu adalah semua yang ditunggu oleh polisi muda nan licik ini.Setelah mendengar perkataan Red, Irawan sengaja tidak melajutkan perbincangan ini. Dia tidak mau Red berubah pikiran terlebih karena dia tau sebenarnya masih ada kemungkinan bagi Red untuk berubah.Polisi muda itu lalu kembali ke rumahnya dan membereskan ruanga sesajennya sambil menunggu kabar dari sosok yang berjanji akan memusnahkan Jaka yang semakin perkasa itu. "Kamu menunggu seseorang?" tanya Marni, pelayan di rumah Irawan saat majikannya itu tidak kunjung beranjak dari ruangan bercahaya remang-remang itu."Aku menunggu tamuku," sahut Irawan masih tetap duduk di lantai menghadap meja sesajennya."Karena sudah malam saya pamit tidur, ya, Pak,"
Read more
Bab 55. Jaka Harus Mati
Sial! Teriakan itu lantang terdengar saat Irawan akhirnya tiba di kantornya dan berjalan cepat memasuki sel tempat Jaka berada. "Cepat bawa pria menyebalkan itu kemari!" "Siapa?" tanya polisi yang berada di meja jaga pagi itu."Siapa? Bukankah yang aku bui cuma satu orang?" tanya Irawan begitu marah.Polisi itu diam saja dan sedetik kemudian memutar wajahnya ke ara pintu menuju sel tempat Jaka kemarin bermalam. "Tidak ada siapapun di dalam penjara, Pak,"Hah!Irawan mempercepat langkahnya memasuki sel tempat Jaka ditahan lalu menyadari kalau apa yang dikatakan bawahannya itu benar adanya.Sel tahanan kosong dan tidak ada siapapun di sana bahkan polisi penjaga. Tentu Irawan jadi panik dibuatnya dan matanya semakin cekung karena belum juga berhasil membayar tumbal untuk semua keinginannya. "Apa yang harus aku lakukan sekarang!" Irawan menendang tralis di depannya kemudian memutar badannya kembali ke ruang kerjanya.Saat tiba di ruang kerja dia bertemu polisi yang kemarin dimintanya me
Read more
Bab 56. Marni Bertindak
Pak!Teriakan itu membuat semua orang panik kemudian segera membawa tubuh Irawan masuk mobil agar bisa tiba di rumah secepatnya.Beberapa menit kemudian mobil yang membawa Irawan akhirnya tiba di halaman rumahnya dan beberapa pelayan segera menyambutnya termasuk supir kepercayaannya.Marni yang juga ada di dalam rumah cepat-cepat lari menghampiri majikannya. Wanita berusia 40 tahun itu lalu meminta supir Irawan membawa masuk majikannya kemudian membaringkannya di atas sofa rumah mewah itu. Suara riuh sempat terdengar dari para pelayan yang takut melihat kondisi Irawan yang begitu aneh tapi dengan cepat Marni meminta para pelayan dan polisi bawahan Irawan untuk pergi saja."Tapi..." "Kalian tidak tau apa-apa, biarkan aku dan supir saja yang ada di ruangan ini. Selebihnya kalian tinggalkan kami," Mendengar perintah dari pelayan senior itu anggota polisi dan pelayan lain segera meninggalkan tempat, tinggalah Marni dan supir yang masih ada di sana menunggu kondisi Irawan yang belum jug
Read more
Bab 57. Jaka Melawan
Hiyaaa!Mata Marni terbelalak penuh emosi saat tangannya akhirnya berusaha menikam Jaka yang masih saja tersenyum lebar seakan tidak merasakan takut akan apa yang sedang dilakukan pelayan sepupunya itu.Jaka terus tersenyum saat pisau yang ada di tangan Marni semakin dekat menyayat tubuhnya dan saat tikaman itu semakin dekat dengannya tiba-tiba suara petir mengelegar di atas langit.Duaar!Mata Marni memutar ke atas langit-langit rumah dan dengan wajah ketakutan dia segera menjatuhkan pisau yang sejak tadi dia genggam.Apa itu!Jaka menatap Marni yang ketakutan lalu berkata. "Itu tandanya kamu akan kalah dengan mudah," desisi Jaka begitu percaya diri.Pengantar peti mati itu lalu melangkah melewati tubuh Marni yang masih terpaku menatap langit-langit rumah karena meyakini wanita ini sudah kalah bahkan sebelum dia menyentuhnya.Tidak!Marni memutar wajahnya ke arah pisau yang ada di lantai lalu meraihnya lagi kemudian dengan posisi jongkok kembali memutar wajahnya ke arah Jaka yang mas
Read more
Bab 58. Jaka Belum Selesai
"Siapa kamu?" tanya sosok penjembut dengan suaranya yang begitu menakutkan."Dia belum selesai di dunia ini. Kamu tidak boleh menjemputnya!" kesal sosok yang ternyata adalah Dumadi. Pria yang sejak awal begitu berharap pada Jaka yang kini tergeletak di atas lantai dengan nyawa yang hampir lepas dari tubuhnya."Apa yang kamu katakan?" sosok berwajah menakutkan itu langsung memutar wajahnya ke arah lalu menatap wajah pria yang sudah kehilangan banyak darah itu dengan iba. "Jadi kamu belum bisa pulang?"Ya!Dumadi mengangguk cepat agar sosok ini segera pergi. "Dia masih punya urusan denganku, jadi biarkan dia di sini,"Jaka menoleh ke arah Dumadi lalu menghela nafasnya merasa kalau percuma jika dia tetap hidup padahal dia tidak memiliki keakinan lagi untuk bangkit. "Apa tidak bisa kau pergi saja?" tanyanya dengan penuh harap teman ayahnya itu akan membiarkan semua ini terjadi tanpa perlawanan."Jaka, kami sangat berharap padamu. Irawan sudah hampir menyerah dan itu karena kamu. Jadi apa
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status