Semua Bab Terpaksa Menikahi Musuhku: Bab 121 - Bab 130
131 Bab
BAB 121 - Ipang dan Obsesinya (1)
   Secara sadar dan setelah observasi mendalam, Ipang sadar kalau selama ini ia tidak punya obsesi terhadap apa pun.Sampai kemudian ia tahu kalau istrinya dulu rajin menulis buku harian.“Kamu beneran nggak apa-apa makan malam sama Papa Bagindo hari ini?”Kepala Ipang yang tadinya dipenuhi strategi untuk merayu istrinya supaya ia diizinkan membaca buku hariannya, langsung blank begitu Julie berbalik menghadap ke arahnya dan bertanya.Saat ini mereka memang ada di rumah orangtua Julie. Setelah huru-hara mengenai Priska selesai, mertua Ipang itu dengan kasual mengajaknya makan malam bersama di akhir pekan, juga seraya mengajak Suri dan ayahnya.
Baca selengkapnya
BAB 122 - Ipang dan Obsesinya (2)
   Makan malam itu berjalan dengan sempurna.Setidaknya, begitu menurut Julie dan Suri.Julie sendiri tak tahu apa yang dibicarakan Ipang sepanjang menunggu makan malam bersama ayahnya dan ayah mertuanya. Julie benar-benar meninggalkannya sendirian di sana karena ia ikut ibunya dan Suri untuk menyiapkan makan malam.“Udah pakai skincare?” tanya Ipang begitu keluar dari kamar mandi dengan pakaiannya yang sudah berganti menjadi piyama.Hari ini mereka memutuskan untuk menginap di rumah orangtua Julie, jadi Ipang malam ini memakai piyama yang dibawakan oleh istrinya dan ternyata merupakan piyama baru.Piyama yan
Baca selengkapnya
BAB 123 - Cinta Pertama yang Bertepuk Sebelah Tangan
   [Ipang dan Julie kelas 3 SMA]“Apa sih yang bikin kamu suka sama Mas Ipang?” Suri masih penasaran kenapa sahabatnya itu bisa menyukai kakaknya. “Perasaan masih banyak cowok yang lebih oke di luar sana. Tuh, si Boy aja keliatannya suka sama kamu.”“Boy yang anak sekelas kita waktu kelas satu kemarin?” tanya Julie dengan bingung, bukannya menjawab pertanyaan Suri, ia malah bertanya balik. “Yang ganteng itu?”“Iya.” Suri mengangguk penuh semangat. “Dia kan keliatan sedih banget pas kamu masuk kelas akselerasi. Terus masih suka nanyain kamu kok ke aku atau Candy.”Candy menganggu
Baca selengkapnya
BAB 124 - Mungkin Aku Terlambat, Tapi….
   Ipang menatap buku harian di tangannya, lalu berganti kepada istrinya yang masih berbaring di sampingnya dengan mata terpejam.Lelaki itu menghela napas dan menutup buku harian tersebut. Dengan hati-hati, ia menaruhnya di atas nakas dan berbaring di samping istrinya.Hari sudah beranjak pagi dan Ipang belum tidur sama sekali. Semalaman ia tak bisa berhenti membaca buku harian yang isinya dipenuhi dengan tulisan Julie.Tidak hanya tulisan, perempuan itu juga menempelkan beberapa barang yang menurutnya patut untuk dikenang—struk belanja atau ketika makan di sebuah restoran, tiket nonton di bioskop, dan bahkan beberapa foto polaroid.Meskipun untuk struk belan
Baca selengkapnya
BAB 125 - Pangeran yang Telah Menemukan Pasangannya
   “Kayaknya kamu jadi lebih ceria dari terakhir kali kita ketemu, Jules.”“Oh, ya? Masa?” Refleks, Julie menangkup kedua pipinya dan terkikik geli ketika menyadari gestur konyolnya tersebut.“Aku seneng liatnya.” Ario ikut tersenyum ketika menatap Julie. Namun setelahnya ia langsung berdeham. “Maksudku, aku seneng liat kamu lebih ceria. Kalau kata-kataku barusan didenger Ipang, bisa dijadiin tiang pancang aku sama dia.”Julie tak bisa menahan diri untuk tidak tergelak mendengar gurauan Ario. “Nggak bakal jadi tiang pancang juga kali, Mas.”“Semoga ya.” Ario meringis. “Oh ya, jadi kita uda
Baca selengkapnya
BAB 126 - Semua Akan Ada Waktunya
   “Enaknya kasih hadiah apa buat Mas Ario sama istrinya ya, Mas?”“Hm….” Ipang mengusap dagunya. “Borgol bulu-bulu, cambuk dari kulit gitu, atau penutup mata. Gimana?”Ipang langsung tergelak ketika istrinya melotot begitu mendengar ide kado pernikahan untuk Ario darinya.“Maaas, sembarangan deh ngomongnya.” Julie menggerutu sembari menoleh ke sekitarnya dengan panik. “Kalau ada yang denger gimana coba?”“Nggak apa-apa, siapa tahu bisa menginspirasi yang lain.” Tangan Ipang terjulur untuk mengusap sudut bibir Julie di mana ada bercak kuah udon. “Serius, itu ide da
Baca selengkapnya
BAB 127 - Hadiah yang Dipikirkan dengan Baik
   “Kamu mau kondangan atau memikat mantan lagi? Cantik banget.”Julie langsung mendelik begitu mendengar ucapan Candy. “Itu muji atau ngatain ya?”“Dua-duanya.” Candy langsung nyengir lebar. “Tapi serius, belum full makeup buat kondangan aja udah cantik pakai gaun itu. Gimana nanti pas hari H?”Julie berputar di depan cermin yang ada di butik milik Shua Tanaka tersebut. Hari ini ia mengajak Candy makan siang bersama lalu memilih gaun yang rencananya ia beli untuk ia pakai ke resepsi pernikahan Ario.Sebenarnya ia ingin mengajak Ipang, tapi suaminya itu sedang sibuk akhir-akhir ini, mengejar ketertinggalannya
Baca selengkapnya
BAB 128 - Ipang Si Sumbu Pendek
 “Aku baru inget kalau di sini pasti banyak temen kuliah kamu sama Mas Ario,” komentar Julie ketika menatap ke sekelilingnya. “Pantesan banyak juga yang dari tadi nengok ke kamu ya.”“Ah, masa, Babe?” tanya Ipang sambil lalu. Ipang lebih fokus pada penampilan istrinya hari ini. “Kayaknya mereka ngeliatin kamu deh.”“Kok ngeliatin aku?”“Iya, mikir kayaknya mereka, ini ada bidadari jatuh dari langit kira-kira sakit nggak ya abis mendarat di bumi?”Julie mendengus karena tak sanggup menahan tawanya begitu mendengar gombalan Ipang yang benar-benar lancar keluar dari mulutnya.“Duh, apa sih, Mas? Gombal deh,” balas Julie setelah berhasil menge
Baca selengkapnya
BAB 129 - Tolok Ukur Kita Bukan Orang Lain
 Julie menatap persediaan pembalutnya dengan murungPadahal ia sudah lumayan berharap ketika seminggu kemarin periode menstruasinya tidak menunjukkan eksistensinya. Ada harapan kecil yang tersemat di hatinya ketika menjalani hari demi hari tanpa harus membuka pembalut.Ketika pagi ini ia bangun dengan perasaan tak nyaman, Julie segera ke kamar mandi meski langit di luar sana masih agak gelap.Julie menghela napas dan memilih mandi saat itu juga. Usai mandi, ia memakai skincare dan berpakaian masih dengan wajah murung.Karena Julie jarang bangun sepagi ini, ia sempat kebingungan sebaiknya melakukan apa. Ipang masih terlelap di ranjang dan Julie tak tega membangunkannya lebih awal daripada biasanya.Jadilah Julie be
Baca selengkapnya
BAB 130 - Karena Tujuan Ipang Hanyalah Membahagiakan Julie
“Suri, bunga apa yang disukain sama kakak iparmu?”“Kakak ipar siapa—OH, MAKSUDNYA JULIE!” pekik Suri dengan heboh. Ipang sampai harus menjauhkan ponselnya dari telinga selama lima detik begitu mendengar teriakan adiknya.“Kamu lupa kalau Julie itu istriku?” tanya Ipang dengan sebal.“Kadang-kadang sih iya, Mas.” Suri tertawa ringan. “Hm… bunga bank sama deposito sih, Mas.”“Mas serius, Suri!”“Aku juga serius, Mas.” Kali ini Suri ikut ngotot seperti kakaknya. “Julie tuh sama kayak aku, bukan fans bunga. Jadi dikasih bunga apa aja ya suka-suka aja. Tapi kami lebih suka bunga yang tahan lama, kayak bunga bank, misalnya.”Ipang mendecakkan lidahnya. Menyesal juga ia bertanya pada adiknya. “Ya udah, kalau gitu.”“Eh, sebentar,” sergah Suri sebelum Ipang memutuskan sambungan telepon tersebut. “Mas Ipang bikin salah apa sampai kepikiran ngasih bunga?”“Emangnya kalau suami ngasih bunga itu pas abis bikin salah doang?” Ipang mengusap pelipisnya. Kecurigaan adiknya benar-benar membuat kesaba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status