All Chapters of Terpaksa Menikah Dengan Mantan Suami Mbak Ku: Chapter 31 - Chapter 40
49 Chapters
BAB 31
"Jangan kurang ajar kamu Indah. Apa karena sekarang kamu sudah menikah dengan Rudi berani melawan Ibu. Ingat ... kamu itu dinikahi hanya untuk menggantikan posisi Mita. Jangan sombong!" ucap Ibu Rahma dengan sedikit emosi."Aku mau bertanya sama Ibu, apa aku ini anak kandungmu atau bukan? Di mana letaknya kurang ajarnya saya Ibu?. Mengenai posisi aku di rumah Rudi, aku juga sadar jika hanya sebagai baby sitter Nia. Aku sengaja ibu tumbalkan hanya untuk kepentingan dan kesenangan Ibu, tanpa berpikir perasaanku. Ibu hanya takut melepaskan keponakan kayamu itu!” ucap Indah dengan penuh penekanan.Mendengar kata-kata Indah, Ibu Rahma makin emosi. Dia mengangkat tangannya ingin menampar pipi gadis itu. Namun, tangannya ditahan Rudi. Ternyata pria itu dari tadi mendengar dan melihat semuanya. "Kenapa tak jadi? Tampar ... tampar aku seperti biasa Ibu lakukan sama aku sejak kecil. Apa Ibu malu di lihat Rudi perlakuan mu kepada aku? Kalian berdua sama saja. Kalian telah berhasil menghancurkan
Read more
BAB 32
Pada sore harinya Indah di ijinkan pulang oleh Dokter. Indah pulang bersama mama Reni dan Nia, mereka berempat pulang. Ibu Rahma akan di kabarin kalo Indah sudah mencampai rumah baru dikabarin kalo Indah sudah pulang dari rumah sakit.Mama Reni secara pribadi meminta Rudi untuk tidak mengabarin Ibu Rahma kalo Indah udah mau pulang dari rumah sakit setelah mendengar cerita dari Rudi tadi. Mama Reni tidak habis pikir, kenapa seorang ibu bisa setega itu berkata kasar pada putrinya yang sedang berduka dan sakit.Indah heran melihat perubahan di dalam rumah Rudi. Tak ada lagi foto pernikahan pria itu dengan Mita. Hanya ada foto Nia dan suaminya itu. Memasuki ruang keluarga terpasang foto pernikahan mereka. Walau tidak sebesar foto pernikahan Mita, tapi itu juga sangat indah untuk dilihat. Sederhana seperti yang Indah suka.Rudi langsung menggendong Indah dan mendudukkan di sofa. Nia langsung naik ke sofa dan duduk di samping miminya. Mengecup seluruh bagian di wajah gadis itu dengan semang
Read more
BAB 33
Di taman belakang rumah Rudi, Indah sedang berlatih berjalan seperti semulah sebelum kecelakaan. Dia telah bisa berjalan tanpa bantuan kursi roda lagi. Setelah lelah latihan melangkah, dia duduk di bangku biasanya dia melukis. Pandangan gadis itu tertuju ke taman bunga.Di sana dia melihat tak ada lagi bunga yang sempat dia tanam kembali. Telah berganti dengan bunga yang baru. Indah menarik napas dalam. Dia teringat kejadian malam itu. Air mata Indah kembali jatuh membasahi pipinya. Dia teringan akan Dikcy."Sekarang kau pasti bangga karena di bela Rudi," ucap Ibu Rahma. Entah sejak kapan ibu Rahma sampai di rumah itu. Dia tampak tidak baik-baik saja. Terlihat dari raut wajah yang cemberut.Indah hanya diam tak menjawab ucapan ibunya. Bukannya ingin menjadi anak durhaka. Justru dia takut akan mengeluarkan kata-kata pedas jika menjawab kata ibunya."Ingat Indah, jangan pernah lagi kau meminta cerai. Bersyukur Rudi mau menikahi gadis seperti kamu. Yang entah bagaimana kelakuan kamu sela
Read more
BAB 34
Sebelum Ibu Rahma memgatakan ini, Indah telah memikirkan ini sebelum ibunya mengatakan kebenaran, tapi tetap menyakitkan mendengar ucapan bahwa dia bukan anak kandung Ibu Rahma langsung dari mulut sang Ibu."Katakan sekali lagi, Bu. Jadi benar aku ini bukan anak kandungmu? Jadi selama ini kamu perlakukan aku seperti ini emang aku bukan anak kandung Ibu?" tanya Imdah dengan suara gemetar."Aku tak tahu ... kenapa kalian jadi menyerangku? Apa aku salah mempertahankan rumah ini? Bukankah Rudi membelinya untuk Mita? Bukanya Rudi membeli Rumah Ini untuk Mita?" Ibu rahma bertanya dengan nada sedikit emosi. Sepertinya dia berusaha mengalihkan pembicaraan."Rahma, apa maksud ucapanmu tadi? Jadi Indah ini bukan anak kandungmu? Jawab dengan jujur," tanya Mama Reni dengan suara pelan, sepertinya dia menahan emosinya."Kalian mau tahu juga kebenarannya? Dan kamu Indah, apa tidak akan menyesal setelah tahu semuanya?" tanya Ibu Rahma.Indah menarik napas berat. Dan membuangnya lagi. Dia mencoba men
Read more
BAB 35
Rudi masuk ke kamar setelah mamanya pamit pulang. Dia telah memutuskan akan tetap pindah dari rumah ini. Itu juga yang disarankan mama Reni. Jika memang Ibu Rahma tak mengizinkan rumah ini di jual, biar di carikan orang untuk menjaganya.Mama Reni dan Rudi tidak membahas mengenai kenyataan jika Indah hanya anak dari selingkuhan bapaknya yang merusak hubungan keluarganya Ibu Rahma, mereka tak mau menghakimi sebelum tahu semua kebenarannya.Rudi melihat istrinya yang tidur dengan posisi meringkuk. Dia naik ke ranjang dan melihat masih ada sisa air mata di pipi sang istri. Dia lalu menghapusnya. Entah mengapa dia merasa kasihan melihat Indah yang selalu saja menangis. Matanya selalu berlinang air mata.Tubuh Indah terlihat jauh lebih kurus dari pertama mereka menikah. Rudi memeluk pinggang istrinya itu agar merapat.Indah membuka matanya. Melihat Rudi, air matanya kembali menetes. Dia ingin berbagi kesedihan dengan suaminya. Tapi takut tidak ada tanggapan dari suaminya. Indah saat ini bu
Read more
BAB 36
Rudi meraih ponselnya dan menekan tombol biru untuk menerima pangilan. Menerima panggilan orang kepercayaannya itu. "Besok pagi kita bertemu di kafe biasanya. Aku sudah pulang ke rumah," jawab Rudi. Setelah itu ponsel kembali di tutupnya. Dia kembali fokus untuk menonton televisi menemani Indah dan Nia. Nia dan Indah begitu nikmatnya menyantap brownies yang dia beli. Mereka sambil bercanda dan nonton televisi. "Bagaimana kakinya kamu? Apa sudah bisa digerakkan secara normal?" tanya Rudi kepada Indah yang lagi asik makan brownies sambil bercanda sama Nia. "Sudah, Mas. Sudah jauh lebih baik. Aku sudah kuat berjalan walau belum sanggup laju seperti biasanya," jawab Indah yang masih asik makan brownies. "Syukurlah. Pasti sebentar lagi akan kembali normal," jawab Rudi. Indah memandangi suaminya dengan intens. Sepertinya ada yang ingin dia katakan kepada Rudi. Rudi yang merasa diperhatikan menatap balik sang istri. "Ada yang ingin kamu katakan?" tanya Rudi. "Mas, apa aku boleh ke ku
Read more
BAB 37
Rudi melangkah dengan perlahan menujuh kuburan sang istri tercinta, Mita. Saat dia melangkah dia menggendong Nia yang sudah berumur tiga tahun, kuburan sang istri berlokasih di pinggir kota, dan di kelilingi oleh perpohonan yang sangat rimbun. Sinar matahari susa masuk menyinari kuburan itu karena terhalang olah perpohonan di sekitar kuburan sang Istri. Dia berjalan sambil menahan rindu sama istri tercintahnya.Rudi menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri saat sampai di makam Mita. la meletakkan bunga mawar putih di atas batu nisan yang terletak di tengah-tengah lapangan hijau dan tertutup oleh rimbunnya pohon. Nia memandangi makam tersebut dengan pandangan bingung di wajahnya. Nia masih belum mengerti apa dan dia belum perna bertemu sang ibunya secara langsung karena sang ibu meninggal sesaat melahirkanya.Indah juga ikut meletakan bunga yang dia beli tadi. Walau pun mereka kurang akur, dia tetap menyayangi kakaknya itu. Indah selalu mengangap sang kaka seperti kaka kandungn
Read more
BAB 38
Setelah mengantar anak dan istrinya pulang, Rudi langsung pamit kembali pergi. Dia ingin bertemu dengan orang suruhannya untuk mencari tau gimana almarhum istrinya mita dulu."Jangan menunggu aku pulang. Tidurlah jika kamu mengantuk. Aku masih ada urusan. Aku tidak tau cepat atau tidaknya urusan ku," ucap Rudi dengan istrinya."lya, Mas," jawab Indah singkat.Nia yang tertidur segera dipindahkan ke kamarnya. Rudi lalu membantu sang istri menuju kamar mereka. Di dalam kamar pria itu mengecup dahi Indah sebelum pergi. Gadis itu memandang kepergian suaminya dengan pikiran bercampur. Di satu sisi dia masih membenci Rudi karena penyebab kematian Dicky, di sisi lain dia membutuhkan pria itu sebagai tempat bersandar. Tiada lagi yang dia miliki selain suaminya itu. Apalagi sikap suaminya beberapa hari ini udah berubah banyak.Dulu dia masih merasa memiliki keluarga, yaitu ibu Rahma. Namun, sejak dia tahu kebenaran siapa dirinya, dia merasa sebatang kara. Rudi memang berjanji akan mencari tahu
Read more
BAB 39
Rudi terdiam dengan menatap wajah Nia yang sedang duduk. Tak tahu bagaimana jika memang bocah itu bukan darah dagingnya, dia tidak akan tau gimana hancurnya hati dia kalo emang Nia bukan anaknya. Dia sangat menyanyangi anaknya ini.Nia yang baru menyadari kehadiran Rudi, lalu berteriak memanggil namanya dengan nada khas anak-anak. Tersenyum simpul pria itu menjawabnya."Papi ...," teriak Nia dengan suara anak-anaknya."Ya, Sayang," jawab Rudi datar dia tidak tau gimana hatinya.Indah yang baru selesai masak, menyiapkan semuanya di atas meja makan. Dia heran melihat interaksi Rudi dan Nia yang tak biasa, dia bingung apa yang salah antara mereka. Hari ini pria itu tampak sedikit kaku dengan anaknya."Mas, apa ada masalah? Kenapa kamu sangat dingin?" tanya Indah akhirnya.Rudi yang sedang melamun, memikirkan ucapan orang suruhannya tak mendengar pertanyaan Indah. Karena tidak ada tangapan dari Rudi, Gadis itu akhirnya kembali pertanyaannya. "Mas, apa kamu ada masalah? Kenapa sikap kamu
Read more
BAB 40
Meraka berdua tidak sadar dan mengetahui, Rudi sudah berdiri di belakang mereka berdua. Dia bermaksud ingin pulang makan siang dengan istrinya. Tapi dia mendengar semua ucapan mertuanya."Syukurlah kalau kamu tidak mengiginkan harta Rudi, karena kau memang harus sadar diri, jika semua yang dimiliki Rudi harus jatuh ke tangannya Nia yang merupakan anaknya Rudi dan Mita. Jangan coba kau rebut semuanya dari tangan Nia. Walaupun nantinya kau memiliki anak lagi dengan Rudi, kau harus ingat, jika anakmu akan dapat bagian kecilnya saja. Kau harus mengingat itu!" ucap Ibu Rahma."Terserah apa yang ibu katakan. Semua keputusan ada di tangan Mas Rudi. Jadi percuma saja Ibu bicara denganku, aku tidak mau mencampuri urusan harta Mas Rudi" balas Indah.Indah kembali melangkahkan kakinya menuju meja makan, dia udah tidak mau berdepat sama Ibu Rahma. Namun, Ibu Rahma tak tinggal diam, dia lalu menahan dengan memegang pergelangan tangannya Indah untuk menghalangi jalannya Indah."Kau jangan sombong k
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status