All Chapters of Terpaksa Menikah Dengan Mantan Suami Mbak Ku: Chapter 41 - Chapter 49
49 Chapters
BAB 41
Indah yang mendengar obrolan yang sedikit sensitif dan akan ada perbedatan dari obrolan ini, Indah langsung meminta bibi membawa Nia ke kamar terlebih dahulu supaya Nia tidak memdengar perdebatan ini. Indah meminta bibi mandikan Nia yang tangannya penuh cat karena habis melukis tadi. Indah hanya duduk memdengar perdebatan itu dan dia tidak mau ikut campur dalam perdebatan itu. Dia hanya mendengar tanpa memberikan pendapat atau suara. "Apa Ibu yakin tidak mengetahui semuanya?" tanya Rudi dengan tersenyum miris dengan kata Ibu Rahma. Ibu Rahma tampak gugup. Dia meremas tangannya sendiri. Dia tak menyangka jika Rudi akan permasalahan semua ini setelah sekian tahun lamanya. Sebagai ibu, sebenarnya dia juga tak menginginkan Mita melakukan semua itu, tapi dia mau bagaimana lagi, dia tetap harus membela dan melindungi anak kesayangannya hingga rela berbohong. Apapun akan dia lakukan untuk membela anaknya kandungnya itu. "Ibu tidak tahu. Dan Ibu percaya semua yang Mita katakan. Sebagai an
Read more
BAB 42
Mama Reni menganggukan kepala tanda setuju. Rusi juga sepertinya menyetujui pendapat Indah. Dia mengumpulkan foto Mita yang tadi di serakan di atas meja makan. Dia tidak mau kalo sampe Nia melihat foto-foto itu. Rudi tidak mau kalo anaknya itu melihat foto mamanya berselingku sama laki-laki lainNia menatap semua dengan penuh tanda tanya. Nia tampak binggung sama suasana di ruang itu. Mama Reni mengajak cucunya itu duduk untuk mencairkan suasana. Ibu Rahma dengan terpaksa juga ikutan duduk.Mereka makan siang dengan saling diam. Tak ada yang buka suara. Sepertinya semua sedang diliputi ketegangan."Kenapa semua diam?" tanya Nia merasa sangat aneh.Indah lalu tersenyum menanggapi ucapan Nia. Dia tak ingin ponakannya itu merasa ada yang salah di rumah mereka saat ini."Mungkin karena masakannya sangat lezat. Sehingga semua asyik menikmati," jawab Indah. Ibu Rahma tak menyentuh makanan apa pun yang disediakan. Dia termenung dan pandangannya entah kemana. Setelah semua makan, Indah menga
Read more
BAB 43
Setelah mama Reni pulang, Rudi dan Indah masuk ke kamar. Mama Reni pulang dengan membawa Nia. Dia sengaja agar putranya bisa lebih dekat dengan Indah. Setelah tahu kalau Mita tidak sebaik yang dia kira, mama Reni ingin putranya cepat melupakan wanita itu.Indah naik ke atas tempat tidur. Rudi juga mengikuti. Hujan yang mengguyur bumi membuat keduanya jadi malas beraktivitas. mereka berdua hanya duduk kasur karena bingung mau melakukan apa, apa lagi mereka berdua lagi banyak pikiran. Padahal baru jam lima sore.Rudi mendekati istrinya dan tiba-tiba menyandarkan kepalanya di bahu Imdah. Tangannya memeluk pinggang wanita itu."Aku merasa, aku ini pria paling bodoh," ucap Rudi.Indah yang merasa sedikit canggung karena di peluk Rudi, hanya diam sambil menarik napas. Dia tak pernah sedekat ini dengan seorang pria, juga termasuk Dicky. Walau Rudi telah menjadi suaminya, tatap saja terasa aneh. Karena masih berpikir dia abang iparnya. "Selama dua tahun kami menikah, aku tak tahu jika Mita m
Read more
BAB 44
Mendengar apa yang bisikan Rudi, gadis itu langsung berdiri dan berjalan cepat menuju ranjang. Suaminya tidak mau tahu. Dia mengikuti langkah sang istri."Menolak permintaan suami itu dosa loh, Indah," ucap Rudi.Indah melototkan matanya mendengar ucapan Rudi. Bisa-bisanya pria itu mengancamnya sekarang. Dia juga tahu itu dosa. Tapi apa secepat ini mereka melakukan itu. Baru dekat satu bulan sejak kecelakaan. Dia masih merasa sangat canggung.Rudi tertawa dengan kerasnya melihat wajah Indah yang terkejut itu. Dia mendekati istrinya dan langsung menggendongnya. Membawa masuk ke kamar mandi.Sampai di kamar mandi, Indah di dudukan di closed. Rudi berjongkok di depan gadis itu.Indah tampak sangat gugup karena Rudi yang berjongkok di hadapannya dengan kedua tangan berada di paha gadis itu."Maafkan aku, jika selama ini sering membuat kamu menangis. Membuat kamu sedih. Aku janji mulai hari ini tiada lagi air mata di pipimu," ucap Rudi dengan menggenggam tangan istrinya.Indah memandangi w
Read more
BAB 45
Rudi menarik napasnya dan mencoba menetralisir degup jantungnya yang berdetak jauh lebih cepat dari biasanya. Padahal ini bukan yang pertama bagi pria itu, tapi dia merasa jauh lebih gugup dari pertama melakukannya. Rudi tidak bisa menjelaskan kenapa bisa segugup ini sama istrinya ini. Rudi mengecup bibir Indah dengan pelan. Gadis itu menahan napasnya karena gugup dikecup oleh Rudi, itu membuat suaminya ingin tertawa karena kepolosan istrinya itu. "Jangan di tahan napasnya, Sayang. Nanti kamunya pingsan karena tidak bernapas," bisik Rudi di telinganya Indah. Indah lalu tersenyum sehingga kesempatan itu tak disia-siakan Rudi. Dia memainkan bibir gadis itu. Menciumnya dalam. Puas melakukan itu dan melihat Indah yang mulai kekurangan oksigen, pria itu melepaskan penyatuan bibir mereka. Dia lalu menghapus air liur di sekitar bibir istrinya dengan lembut. "Boleh aku meminta lebih dari ini?" tanya Rudi dengan berbisik di telinganya. Dia sudah tidak bisa menahan lagi hasrat untuk bercin
Read more
BAB 46
Indah menangis lebih dari satu jam, dia mencoba bangun. Terasa sakit di bagian inti tubuhnya. Namun, dia paksakan untuk tetap berjalan menuju kamar mandi. Di bawah shower, Indah kembali menangis. Padahal dia sudah berusaha menerima semuanya dengan rasa ikhlas tapi akhirnya kekecewaan yang dia terima. Saat hati dikecewakan berkali-kali dengan permasalahan yang itu lagi terus memerus, dan saat kesabaran mulai runtuh, aku mencoba mewaraskan pikiran untuk selalu kuat melalui semuanya. Aku dipaksa untuk harus menerima semua yang aku rasakan dan hanya air mata yang bisa menenangkan hati yang kecewa. Setelah selesai mandi, Indah duduk di sofa dekat jendela kamar. Hujan turun membasahi bumi, seakan ikut bersedih. Hujan seakan mengetahui kalo hatinya saat ini sedang gelap. Indah memutuskan menerima Rudi setelah tahu jika dia bukan anak kandungnya Ibu Rahma. Dia pikir pria itu bisa tempatnya bersandar dan berbagi. Namun, semua sama saja. Hanya bisa memberikan luka dan kekecewaan di hatinya
Read more
BAB 47
Rudi terus mempercepat laju mobilnya mencari jejak taksi yang membawa Indah. Saat di persimpangan, lampu merah menyala, dia melihat taksi yang membawa istrinya itu.Lampu hijau menyala, dia langsung tancap gas, mengejarnya dan sekarang jarak mereka tidak begitu jauh. Rudi merasa lega udah bisa menyusul taksi yang di tumpangi istrinya. Dia terus mengikuti taksi itu dan tidak mau kehilangan jejak taksi itu."Bukankah ini jalan menuju pemakaman Dicky?" tanya Rudi dalam hatinya.Taksi itu berhenti tepat di depan pemakaman umum. Indah turun dari taksi. Rudi terkejut saat melihat istrinya juga menurunkan tas koper dari dalam taksi."Indah, apa kamu bermaksud meninggalkan aku dan Nia? Apa yang akan aku katakan saat Nia ataupun mama nanti bertanya tentang kamu?" tanya Rudi dalam hatinya.Indah menitipkan tas kopernya pada penjaga makam. Dia lalu masuk menuju kuburan Dicky. Wanita itu lalu duduk di sampingnya. Memegang batu nisan kekasihnya itu.Indah memandangi makam kekasihnya, Dicky, dengan
Read more
BAB 48
Sementara menunggu taksi yang dia pesan datang, Indah mengganti bajunya yang basah di toilet umum yang berada di pemakaman. Rudi masih setia menunggu istrinya. Dia engan kalo ditinggal sama Indah.Indah keluar dari kamar mandi. Bajunya telah berganti. Dia melihat Rudi yang menunggu di luar kamar mandi sambil menunduk.Hujan sudah mulai reda. Tampaknya berteman dengan wanita itu yang ingin pergi meninggalkan makam. Dia kaya lagi menunggu temannya untuk mengajaknya makan saja."Mas, kenapa masih di sini?" tanya Indah. Dia sebenarnya kasihan melihat pria itu, kedinginan karena bajunya yang basah.Rudi seakan tidak merasakan dingin karena diguyur hujan deras tadi. Hatinya yang terbakar karena akan di tinggal istri menolak akan rasa dingin. Betapa perihnya hatinya saat ini."Indah, aku mohon. Pikirkan lagi semua. Jangan pergi!" Aksa memohon lagi sama Indah untuk memikirkan keputusannya tadi."Mas, perpisahan ini hanya untuk sementara. Kita perlu menjauh untuk tahu seberapa besar kita salin
Read more
BAB 49
Mendengar apa yang di katakan mama Reni. Rudi langsung menghubungi orang suruhannya untuk mencari tiket paling pagi yang bisa membawanya terbang ke tempat sang istri. Mengingat kata sang mama, Rudi jadi takut. Dia tak mau kehilangan wanita untuk kedua kalinya. Dia udah sangat mencintai Indah seprti yang dia rasakan sama Mita dulu.Nia yang telah mandi tak bisa di tahan lagi untuk bertemu sang Papi. Mama Reni akhirnya mengizinkan sang cucu masuk ke kamar Rudi. Tadi malam wanita itu terpaksa menginap atas permintaan Rudi. Mama Reni tidak tega meninggalkan Rudi yang sedang hancur juga."Papi mau kemana?" tanya Nia melihat Rudi yang sedang memegang tas koper.Rudi lalu berlutut dihadapan sang putri untuk menyamakan tingginya dengan Nia. Dia memegang kedua lengan anaknya itu."Papi mau jemput Mimi, sayang. Nia tinggal sama Nenek dulu ha, sayang" jawab Rudi."Mimi kemana ...?" tanya Nia dengan suara serak karena menangis. Mendengar Mimi nya pergi dia langsung menangis."Mimi pergi sebentar
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status