All Chapters of Kakak Cantik, Jadi Mamiku!: Chapter 191 - Chapter 200
330 Chapters
Sedikit Petunjuk
Rio pergi ke toko majalah milik perusahaan Langit. Dia ke sana untuk mengecek lokasi sekalian mencari sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk kecelakaan yang menimpa Aruna. Rio mengamati Cctv yang terpasang di beberapa titik toko besar itu, hingga melihat karyawan toko yang naik tangga sedang membersihkan kamera Cctv. “Siapa yang menggeser posisi kamera?” tanya karyawan pria itu ke karyawan lain yang ada di bawah. “Mana kutahu. Aku juga tak pernah menyentuhnya,” jawab karyawan yang ada di bawah. “Berarti orang-orang yang mengatur event yang menggeser posisinya,” ujar karyawan yang membersihkan kamera Cctv itu sambil membetulkan posisi yang seharusnya. “Bisa jadi,” balas karyawan satunya. Rio mendengarkan percakapan dua karyawan itu. Dari percakapan keduanya, akhirnya Rio tahu kenapa tak ada video berarti yang terekam karena posisi kamera itu diubah ke titik buta. Rio pun mendekat ke dua karyawan itu, lantas menyapa ramah. “Maaf, boleh aku menanyakan sesuatu?” tanya Rio sopan. Dua
Read more
Terus Mencari Bukti
Aruna keluar dari ruangan setelah jam kerja berakhir. Dia berjalan sambil menenteng tasnya menuju lift. Dia masuk lift bersama staff lain, hingga saat sampai di lobi, Aruna bertemu dengan Clay yang ternyata masih ada di perusahaan.“Sudah mau pulang?” tanya Clay saat bertemu Aruna.“Ah, ya.” Aruna mengangguk menjawab pertanyaan Clay.“Kenapa jam segini kamu masih di perusahaan?” tanya Aruna.“Sebenarnya tadi ada pemotretan ulang, jadi aku datang kemari lagi dan ini baru selesai,” jawab Clay menjelaskan.Aruna mengangguk-angguk pelan mendengar jawaban Clay. Dia lantas perlahan melangkah untuk menjaga jarak dengan pria itu sesuai instruksi Ansel.“Aku bertemu suamimu tak hanya sekali, kenapa aku merasa dia tak menyukaiku?” tanya Clay tiba-tiba.Aruna cukup terkejut mendengar pertanyaan Clay. Dia pun menghentikan langkah sambil menatap pria itu dengan tanda tanya besar di kepala
Read more
Langit Bertindak
“Asistenku sudah berusaha meminta agar manager toko membuka rekaman Cctv sehari sebelum event berlangsung, tapi manager itu mengatakan jika hari itu kamera Cctv sedang dilakukan pemeliharaan sehingga kamera tidak berfungsi sebagai mana mestinya,” ujar Ansel setelah menceritakan apa yang diketahuinya. Dia menceritakan semuanya ke Langit.Langit diam berpikir mendengar ucapan Ansel. Sama halnya dengan sang menantu, Langit juga merasa aneh dengan prosedur pemeliharaan Cctv yang bertepatan dengan banyaknya orang sedang beraktivitas di sana.“Daddy akan mendatanginya langsung untuk melihat sendiri kebenaran ucapan manager itu. Polisi hanya mengecek rekaman saat kejadian saja, daddy pun tak berpikiran sampai harus mengecek Cctv sehari sebelum event,” balas Langit sambil menatap Ansel yang bicara dengannya di ruang kerja.“Asistenku pun tidak akan tahu soal kamera Cctv yang tak dalam posisi sebagaimana mestinya jika bukan karena percakapan
Read more
Pengakuan Manager
Langit mengajak manager toko masuk ruang kerja untuk membahas tentang kamera Cctv yang melakukan pemeliharaan di waktu yang tak tepat.Asisten dan sekretaris Langit pun ikut untuk menjadi saksi apa saja yang akan dibicarakan oleh Langit dan manager.“Sebenarnya apa yang membuat Anda datang ke sini langsung, Pak. Jika memang ada masalah, Anda bisa memanggil saya ke perusahaan,” ucap manager itu hati-hati karena takut menyinggung Langit.Langit menatap tajam ke manager itu, lantas membalas, “Jika aku tidak langsung ke sini, aku tidak akan tahu kinerjamu sebagai manager.”Manager itu semakin menundukkan kepala mendengar ucapan Langit.“Aku sampai datang ke sini tentunya karena ada hal serius yang perlu kubicarakan langsung,” ujar Langit sambil memberikan tatapan tajam ke manager.Pria bertubuh gempal itu menelan ludah susah payah menghadapi atasan tertinggi di perusahaan itu.“Katakan, kenapa kam
Read more
Semakin Aneh
Ansel dan Rio terlihat begitu serius memperhatikan rekaman yang diberikan Langit. Mereka memperhatikan dengan seksama situasi toko sebelum kamera Cctv dimatikan.Ansel menghela napas kasar, lantas menyandarkan punggung dengan ekspresi wajah sedikit frustasi.“Tidak terlihat apa pun selain karyawan yang berseliweran mengatur tempat sebelum dipasang panggung. Berarti petugas pemeliharaan memang melakukan dengan sangat hati-hati,” ujar Ansel mengemukakan pendapat setelah melihat rekaman itu.“Daddy sudah menghubungi perusahaan keamanan yang bertanggung jawab dengan Cctv di toko, mereka mengatakan akan segera memberi kabar soal data petugas yang seharusnya datang ke sana,” ucap Langit menjelaskan.Ansel mengusap kasar wajah karena frustasi, sudah sejauh ini tapi kenapa sangat sulit menemukan petunjuk pelakunya.“Pak, manager perusahaan keamanan,” ucap Aldo memberikan ponsel ke Langit.Langit menerima panggilan
Read more
Wanita Yang Menyukai
“Runa, ada apa?” Aruna terkejut saat Ansel menyentuh pundaknya. Dia menoleh hingga melihat suaminya itu menatapnya bingung. Aruna baru saja melamun hingga dikejutkan Ansel. Dia pun menggelengkan kepala pelan membalas pertanyaan Ansel. “Tidak ada,” ucap Aruna sambil menggelengkan kepala pelan. “Sejak tadi kamu diam dengan tatapan kosong. Apa ada yang sedang kamu pikirkan?” tanya Ansel sambil duduk di hadapan Aruna. Aruna menggeleng lagi dengan seulas senyum agar suaminya tak cemas. “Aku benar-benar tidak kenapa-napa, mungkin karena tadi mengingat beberapa pekerjaan di kantor,” jawab Aruna mencoba meyakinkan. Ansel mengerutkan alis mendengar jawaban Aruna, tapi kemudian memilih percaya. Aruna mendekat ke Ansel, lalu melingkarkan kedua tangan suaminya ke perut untuk memeluknya. Ansel sedikit terkejut karena tak biasanya Aruna bermanja seperti ini. “Kamu sudah punya petunjuk soal pelaku kejadian di event?” tanya Aruna penasaran. “Belum, bahkan setelah mengecek secara menyeluruh
Read more
Mulai Ada Titik Terang
Aruna duduk diam di taksi yang membawanya kembali ke perusahaan. Dia memikirkan pembicaraannya dengan Bumi soal masa kuliah Ansel. “Aku yakin ucapan Clay bukan sebuah kebetulan. Bagaimana jika memang ada maksud yang disampaikan?” Aruna terus berpikir soal masa lalu Ansel yang mungkin tak diketahuinya, terlebih enam tahun setelah mereka berpisah. Namun, Aruna juga tak berani bertanya langsung karena takut jika hal itu menyinggung hati suaminya. “Apa yang harus aku lakukan?” Aruna benar-benar bingung. Di sisi lain dia mencoba melupakan kecelakaan yang terjadi, tapi di sisi lain dia juga penasaran karena cerita dari suaminya. Dia tidak bisa tinggal diam saat mengetahui suaminya berjuang keras demi keadilannya. Saat Aruna hampir saja sampai di perusahaan. Ponselnya berdering dengan nama tak dikenal terpampang di layar. Aruna mengerutkan alis karena penasaran siapa yang menghubunginya. “Halo.” Aruna memberanikan diri menjawab panggilan itu. Aruna terdiam sesaat saat mendengar suara
Read more
Menemukan Pelaku
Aruna menatap Ansel yang pergi lebih dulu. Dia melambaikan tangan saat mobil suaminya melaju meninggalkan kafe. Setelah mobil Ansel menghilang dari pandangan. Aruna memberhentikan taksi, lantas pergi dari tempat itu. Namun, Aruna tak pergi ke perusahaan melainkan menemui seseorang yang bisa menjawab rasa penasarannya. Aruna tidak yakin apakah ini benar, tapi dia tak ingin melewatkan kesempatan untuk tahu, kenapa dirinya diincar dan dicelakai. “Kupikir kamu tidak akan datang,” ucap Clay yang sudah menunggu Aruna. Aruna hanya menatap datar ke Clay. Dia mengamati sekitar dan tak ada siapa pun di sana. “Kamu bilang ada managermu bersama kita?” tanya Aruna karena baru menyadari jika Clay berbohong. Clay menoleh ke kanan dan kiri, lantas menatap Aruna. “Ah, ya. Aku lupa soal itu, dia mendadak ada urusan lain, jadi kita bisa bicara berdua saja,” ucap Clay lantas mempersilakan Aruna untuk duduk di kursi yang ada di hadapannya. Aruna melirik kursi yang ada di hadapan Clay. Dia sedikit
Read more
Pelaku Sebenarnya
Aruna menatap kesal ke Clay yang sedang makan. Dia benar-benar tak sabar menunggu pria itu makan, hingga berpikir jika pria itu hanya mempermainkannya saja. “Sepertinya memang salahku berada di sini. Seharusnya sejak awal aku tak menganggap sama sekali kebaikanmu sebagai sebuah niat baik, itu hanya kebetulan, seharusnya aku tak acuh akan hal itu!” geram Aruna karena Clay sepertinya memanfaatkan sesuatu darinya saja. Clay mengunyah makanan yang masuk mulut. Dia lantas menatap Aruna yang baru saja bicara. “Padahal aku muncul karena kasihan, kenapa kamu menyesal sudah aku tolong?” Clay bicara sambil menatap Aruna. “Apa sebenarnya yang kamu inginkan? Kamu muncul bukan karena sebuah kesengajaan, kan?” Aruna sudah mencurigai Clay sejak ditolong waktu itu. Aruna merasakan hal yang janggal ketika Clay menarik tangannya. Pria itu tak jatuh, tapi sengaja menjatuhkan diri. Dia bisa merasakan betapa kerasnya benturan yang menghantam pinggulnya sampai membuatnya keguguran. Semua kecurigaannya
Read more
Kecolongan
“Lacak ponsel Aruna, cepat!” perintah Ansel saat tak menemukan Aruna di ruangan itu, tapi ada bekas peralatan makan di meja. Ansel berjalan cepat keluar dari restoran, Rio sendiri buru-buru menghubungi orang kepercayaannya untuk melacak keberadaan ponsel Aruna. “Apa kalian tidak melihat mobil keluar dari restoran?” tanya Ansel saat menemui dua orang suruhannya yang berjaga di depan. Dua pria itu terkejut mendengar pertanyaan Ansel. Mereka saling tatap hingga mengingat mobil yang keluar dari restoran sebelum Ansel datang. “Ada, mobil silver tipe SUV melintas sebelum Anda datang,” jawab salah satu pria. Ansel mengetatkan gigi mendengar penjelasan orang suruhannya. Dia langsung masuk mobil dan duduk di belakang kemudi. Rio sangat terkejut dengan yang dilakukan Ansel. Dia pun langsung masuk dan duduk di samping kursi kemudi. Dua pria suruhan Ansel pun masuk mobil mereka. Ansel mengambil jalan ke kiri sedangkan dua orang tadi ke kanan agar bisa menemukan mobil yang dimaksud. “Mereka
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
33
DMCA.com Protection Status