All Chapters of Mahar Sepuluh Ribu : Chapter 71 - Chapter 80
116 Chapters
71. Pura-pura Bahagia
Satu minggu sudah Aisha berada di luar kota dan hari ini adalah hari dimana dia akan kembali ke rumah yang sebenarnya membuatnya mengingat masa-masa bahagia sebelum kehadiran orang ketiga dalam pernikahannya. "Apa kamu ingin aku menginap di rumah?" Wina menawarkan diri untuk menemani Aisha."Istirahat di rumah, aku tahu kamu juga lelah kita akan bertemu besok di kantor.""Ya, kamu yakin akan baik-baik saja?""Hum, tidak perlu dicemaskan. Aku yakin tidak ada orang jahat. Pulanglah istirahat jangan lupa kabari aku jika sudah sampai di rumah, biar bagaimanapun kamu adalah sahabatku. Aku khawatirkan kondisi tubuhmu yang juga lelah."Wina tidak lagi bisa mengelak akhirnya ia pun pulang dengan taksi online yang di pesan mereka berdua.Langkah kaki Aisha begitu berat namun Aisha tidak mungkin bisa menghindar lagi. Aisha menghentikan langkahnya ia di kejutkan karena kehadiran wanita yang sudah melahirkan. "Bunda!""Wa'alaikumsalam, nak. Bagaimana kabarmu?""Assalamualaikum, bunda, kabarku s
Read more
72. Pura-pura Bahagia 2
Rayyan mengerutkan keningnya melihat reaksi terkejut Aisha."Ada apa sayang? Kamu tak ingin ayah dan bunda kesana? Apa ayah –""Tidak ayah, maaf. Tidak masalah aku hanya kelewat bahagia jadi berteriak spontan," Aisha tersenyum memeluk cinta pertamanya. Menyembunyikan jika hatinya yang lara.Khandra mengulurkan segelas air putih pada Aisha. Wajahnya tak bisa di bohongi ada rasa khawatir dan rasa nyeri di sana."Minumlah dulu, semua akan baik-baik saja." Aisha menerima menenggak habis minum yang di berikan Khandra."Kamu yang merencanakan ini?""Maafkan aku, Aisha.""Kamu terlalu ikut campur dalam masalah rumah tangga ku, Khandra. Aku tidak suka ini.""Aisha, dengarkan dulu–""Sayang, yang di katakan Khandra benar. Cara ini yang membuat kita kembali menyatu. Aku masih mencintaimu sampai kapanpun, dan hanya kamu yang pantas menjadi penghuni di dalam sana." Ferdi menunjuk dadanya.Suasana semakin hangat Aisha meninggalkan Ferdi dan memilih bergabung dengan Sekar, wanita kedua yang selalu
Read more
73. Tidak Pantas
Ferdi memiliki kesempatan untuk mendekati Aisha dan ia pun kembali ke kamar di mana tempat yang ternyaman untuknya namun sayang Aisha menolak kehadirannya di kamar itu. "Aisha, mulai hari ini mas akan tidur di sini. Kamu tahu bagaimana Bunda yang begitu sangat menyayangi kita, aku harap dengan kehadiran Bunda di sini kamu kembali membuka hati untukku dan juga untuk Esti walau bagaimanapun dia sedang mengandung anakku dia adalah madumu anggap saja dia adalah adik–""Sementara. Hanya sementara dan tidak untuk selamanya selama bunda di sini, kamu bisa menepati kamar ini Mas tapi bukan tidur dalam satu ranjang denganku. Jadi bukan berarti harus tidur di tempat tidur yang sama, kamu bisa tidur di kursi dan aku di kasur. Mengenai Esti aku tidak akan berubah pikiran dan tentang hubungan kita pun tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti sebelumnya.""Aku yakin bunda akan menerima kehadiran Esti asalkan kamu bersedia menerimanya lebih dulu. Kenapa kamu tidak mencoba bersahabat deng
Read more
74. Ambisi Esti
Sikap Esti yang semakin memuakan dan desakan Bu Winarti agar mereka segara membeli salah satu tanah atas nama Ferdi semakin menambah kekesalan Aisha.Ajeng yang merasa jika ada sesuatu tak beres dalam rumah tangga putrinya pun tak bisa mencari tahu, sikap Ferdi yang begitu perhatian dan manjanya Esti padanya menimbulkan tanya besar dalam diri Ajeng. Lagi, sebagai Ibu tentu aja tidak bisa mengambil keputusan sepihak tanpa tahu permasalahan yang sebenarnya terjadi karena ia pun tak memiliki bukti siapa Esti yang sebenarnya karena yang ia tahu Esti adalah sepupu Ferdi yang dititipkan kepada besannya."Mas, susu hamil yang sudah habis. Jangan lupa beli ya, kasihan anak kit–" Esti menutup mulutnya tersadar jika hampir saja keceplosan."Ya, dek, nanti mas beliin. Sayang, kamu mau di belikan apa nanti?" Ferdi mendekati Aisha dan memeluk pinggang wanita yang masih ia cintai meski terlihat Aisha keberatan."Tidak, ada.""Kamu yakin tidak ingat sesuatu?""Tidak. Yang aku inginkan saat ini untu
Read more
75. Ambisi Esti 2
Berdua tertawa di kamar puas membuat Aisha membayar semua belanjaan yang pasti membuat Aisha geram."Beli apa lagi Bu? Mumpung kita masih di sini. Itu akan lebih baik dari pada kita keluar uang?"Esti memperlihatkan apa yang di belinya di toko online. Puas semua belanjaan di bayar oleh Aisha."Kita pilih dulu, baru kita pesan. Apa rencanamu sekarang? Kamu bisa mengambil semuanya?"Bu Winarti mendekati menantunya, bertanya dengan lirih agar tidak ada yang mendengarkan suara mereka. Walau Ajeng dan Aisha akan sibuk di taman belakang dan Bibi Siti bersama mereka."Aku akan mengambil semua milik mbak Aisha, termasuk rumah ini. Aku tidak rela kalau mbak Aisha hidup dengan tenang harta yang berlimpah, kita juga punya hak atas ini semua. Apa lagi mas Ferdi suami Aisha juga,""Rencana ibu gimana? Apa Bu Ajeng menyetujui permintaan ibu? Aku tidak ingin menganggu pembicaraan ibu dan Bu Ajeng, jadi aku memilih pergi, lagi pula mbak Aisha pasti panggil aku." "Gagal. Wanita sombong itu sama kaya
Read more
76. Cari Muka
Kedatangan Arga dan Khandra yang tak biasa tentu membuat wajah Ajeng dan Aisha berbinar. Sudah lama setelah kepergian Arga ke luar kota sehingga pertemuan mereka terbatas hanya sekedar saling tukar kabar walau acara sang ayah berapa hari yang lalu mereka berkumpul namun itu tak cukup untuk menebus rasa rindu dalam diri mereka.Belum hilang keterkejutan Aisha dan Ajeng dari belakang sosok yang amat ia kenali berjalan ke arah mereka. Ayah dan suaminya yang tiba-tiba pulang cepat hari ini."Wah, sayang kamu masak banyak? Kebetulan sekali ada Arga dan Khandra. Bunda, tahu aja kalau kita akan kumpul, benar kalau firasat seorang ibu lebih tajam dari segalanya." Ferdi berbasa-basi dengan Arga dan Khandra sebelum melanjutkan pada Aisha dan Ajeng. Namun tatapannya berbeda saat manik Ferdi bertemu dengan Esti. Entah apa yang mereka katakan tetapi, sorot mata keduanya saling beradu, sayang di balik itu semua tak lepas dari pandangan Aisha."Mbak, Aisha. Biar aku yang siapkan makanan untuk mas F
Read more
77. Pemerasan.
Bu Winarti merasa jika ada yang tidak beres. Tidak bisa di biarkan Ferdi belum mendapatkan apa yang seharusnya menjadi miliknya."Kamu–""Aisha sayang, kenapa kamu tidak cerita tentang proyek baru kamu? Biar seru gitu, besan kita ke dapur lagi yuk. Kebetulan lagi kumpul kita buat makanan atau kue,""Tidak usah Bu Winarti, sebaiknya kita duduk sini saja. Kapan lagi bisa begini ya, kan?""Besan benar kita tidak bisa begini lagi kalau besan pulang ke rumah. Kenapa tidak tinggal di sini saja?""Kalau aku di sini, bagaimana mereka punya privasi? Kita akan mengganggunya mereka besan.""Bund, benar yang di katakan ibu. Aku tinggal berjauhan dengan mama. Bertemu dengan bunda berasa aku bertemu mamaku, seandainya Bunda masih lama di sini tentu akan membuatku semakin bahagia dan merasakan betapa sayangnya Bunda pada Mbak Aisha dan aku merasa sangat iri.""Sifat iri, itu tidak baik. Lantas kenapa kamu tidak pulang ke rumah ibumu jika suami tidak pulang alangkah lebih baik tinggal dengan ibu atau
Read more
78. Permintaan Konyol
Perasaan tertekan karena keadaan, ingin memberontak meski hal itu bisa di lakukan namun, nyatanya ia tak bisa ada hati dan kebahagiaan seseorang yang harus ia jaga. Siapa lagi kalau bukan kebahagiaan kedua orang tuanya.Dunia akan mengecam bahkan mungkin mengatakan jika dirinya adalah wanita yang bodoh. Tapi bukankah seorang anak rela melakukan apapun asalkan orang tuanya bahagia begitu juga dengan Aisha.Rela sakit dan perih melihat kedzaliman keluarga suami dan madunya, tidak ada yang bisa di lakukannya. Jika saja ayahnya tak sedang sakit tentu Aisha sudah menggugat cerai Ferdi. Dan mengusir mereka dari rumahnya, hidup bahagia dengan status yang baru.Baginya biarlah dia yang sakit asalkan orang yang ia sayangi bahagia. Walau, terkadang ingin melawan tapi apalah daya dirinya yang tertahan karena keadaan."Aisha, aku butuh uang. Apa kamu mau dengar orang tua kamu kalau aku menikah lagi? Kamu tahu kan ayah tidak baik-baik saja? Atau kamu mau ayah cepat –""Cukup, mas. Sudah cukup kamu
Read more
79. Kemarahan Rayyan
Ferdi mendekati Aisha memeluk pinggangnya agar wanta bergamis hitam itu bersuara tentu suara yang tidak menyudutkan dirinya."Aku hanya lelah yah,""Kalau lelah lepaskan, jangan bertahan jika itu akan membuat hatimu terluka semakin parah."Ucapan Rayyan membuat mereka saling berpandangan dan tentunya mereka terkejut terlebih Aisha yang mendengar penuturan sang ayah. Begitu pula dengan Ferdi, Esti dan Ibunya yang tidak kalah kagetnya."Maksud, Ayah?"Rayyan menatap seluruh wajah yang ada ruang makan, tatapan yang sulit di artinya tapi bagi Ajeng dan keluarganya itu adalah tatapan amarah yang di pendam."Kenapa kamu berjuang seorang diri, sampai sejauh ini. Kamu sakit tapi tidak sedikitpun berbagi dengan ayah, apa karena sakit ayah? Kamu takut jika ayah mati hanya mendengar masalah yang kamu hadapi begitu, sayang? Sampai kapan kamu menyembunyikannya, nak?"Aisha terdiam tubuhnya begitu lemah air mata yang ia sejak tadi ia tahan kini tumpah begitu saja. Tidak lama sebab Aisha tersenyum
Read more
80. Talak
Ferdi yang teguh dengan pendiriannya tak ingin bercerai dari Aisha membuat geram keluarga besar Aisha. Arga yang tidak tahan melihat sikap arogan Ferdi berdiri menarik kerah bajunya dengan kasar sehingga tubuhnya hampir tersungkur ke depan."Jatuhkan talakmu pada kakakku, brengsek. Kau masih sayang mereka bukan? Atau kau lebih suka masuk penjara?"Ferdi gugup sebenarnya ia takut berhadapan dengan keluarga Aisha. Terlebih pria di keluarga Aisha tak bisa di remehkan."Kamu jangan main ancam anakku, tanyakan dulu sama Aisha apa dia mau bercerai atau tidak? Jangan asal minta cerai. Lagi pula menurutku ini bagus mengingat Aisha sulit hamil jadi dia bisa–""Aku ingin bercerai. Sebelumnya aku sudah menggugat cerai mas Ferdi, hanya tertunda sampai sekarang."Wajah Ferdi dan Bu Winarti pucat ucapan Aisha membuat mereka shock."Sudah jelas, kan? Tunggu apa lagi?"Mereka tidak bisa berkutik Bu Winarti yang ingin menolak untuk pergi terpaksa berdiri dari kursinya di susul Esti."Aisha Julwa Juma
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status