All Chapters of Maaf Om, Aku Mencintaimu: Chapter 11 - Chapter 20
22 Chapters
MOAM# 11. Ungkapan cinta Zehra
"Berani kamu melanggar perjanjian kita, Zehra!" "Laura!" Jovan menahan tangan Laura yang hendak menampar Zehra. "Apa yang kamu lakukan?" Laura menurunkan kepalan tangannya. Untuk mengatakan jika Zehra mencintai Jovan, Laura yakin itu bukan yang terbaik. Laura malah takut jika Jovan pun memiliki perasaan yang sama dan akan berakibat fatal jika tahu Zehra pun mencintai Jovan. Laura memilih pergi dari villa itu untuk menetralkan emosinya. Jovan menoleh pada Zehra yang terdiam merutuki kecerobohannya karena sampai Laura tahu apa yang dirasakannya. "Zehra, kamu baik-baik saja?" Zehra menepis tangan Jovan yang hendak menyeka air matanya. Zehra tidak ingin perasaannya pada Jovan semakin dalam karena perhatian pria itu padanya. Sebab, semua itu hanya akan membuat hatinya sakit. Walau pada kenyataannya, Zehra tidak akan bisa terus menghindar dari Jovan. "Zehra, ada apa?" Jovan menatap Zehra bingung karena Zehra tidak seperti biasanya. Zehra tersenyum kecut melihat Jovan yang
Read more
MOAM# 12. Selingkuh?
Jovan semakin membuat Zehra mengeluarkan suara indah memabukkan itu dengan sentuhan yang semakin liar pada bagian tubuh Zehra yang lain. Sungguh Zehra semakin jatuh cinta pada pria dewasa itu. Selain perhatiannya, Jovan juga begitu pandai membuatnya terbuai dalam surga dunia yang diciptakannya. Sejenak pikiran Zehra gamang membayangkan bagaimana nanti dirinya harus melepaskan pria seperti Jovan. Ingin sekali Zehra egois. Namun, Zehra sadar diri karena Jovan pun tidak mencintainya dan hanya melakukan kewajibannya sebagai seorang suami pada Zehra. Walau Jovan dan Zehra hanya menikah kontrak, tapi Jovan memang selalu bersikap adil pada kedua istrinya. "Terima kasih, Zehra. Terima kasih karena kamu sudah membuat pagiku indah," ucap Jovan dengan mengecupi wajah Zehra. "Tolong bangunkan aku di jam 10 nanti, karena jam siang ini aku ada meeting." Zehra hanya mengangguk mengiyakan, setelah itu Zehra melihat Jovan terlelap setelah melepaskan hormon lelahnya. Pandangan Zehra belum teralih
Read more
MOAM# 13. Cemburu
"Keadaan bayinya sangat sehat ya, Nyonya, Tuan. Bayinya juga sudah memasuki trimester akhir dan semuanya dinyatakan bagus." Jovan tersenyum bahagia mendengar penuturan sang dokter. "Terima kasih banyak, Dokter." Jovan menoleh pada Zehra, lalu meraba perut buncit itu dengan sangat bahagia. Sayang, Jovan tidak bisa mendapatkan kebahagiaan itu dari Laura, wanita yang dicintainya. Padahal Jovan berharap jika Laura lah yang mengandung anaknya. Namun, nyatanya Laura lebih mengkhawatirkan keadaan tubuhnya jika harus mengandung anaknya daripada membahagiakan dirinya. "Zehra, terima kasih karena kamu sudah menjaga anakku dengan baik." "Sama-sama, Om. Dia juga anakku, Om." Zehra mengusap lembut perutnya, namun, sedetik kemudian Zehra menghentikan usapan itu saat sadar apa yang akan terjadi padanya nanti. Jovan pun menatap Zehra dengan sendu. Pria dewasa itu tahu jika sebenarnya Zehra tidak rela jika nanti harus merelakan anaknya pada Laura. Jovan sangat mengerti bagaimana perasaan
Read more
MOAM# 14. Apa kamu mencintaiku?
"Om, kok Om di sini?" Jovan tersenyum manis mendengar pertanyaan yang selalu terlontar dari istri mudanya. Dan pertanyaan itu seolah Zehra sadar diri jika dirinya bukan pemilik Jovan seutuhnya. Entah mengapa hati pria dewasa itu semakin tersentuh oleh kedewasaan Zehra. "Aku merindukanmu, Zehra." Zehra menatap Jovan begitu dalam. Begitu bahagia hati Zehra mendengar ucapan Jovan yang mengatakan jika pria itu merindukannya. Namun, Zehra tidak ingin terlalu ke geeran karena biasanya Jovan memang bilang seperti itu, tapi nyatanya cinta pria itu hanya untuk Laura, istrinya. "Tapi bukankah seharusnya Om masih di kantor?" Jovan meraih pinggang Zehra, lalu menarik tubuhnya hingga wajah mereka begitu dekat. "Sudah kukatakan aku merindukanmu, Zehra." "Tapi--" Zehra tak bisa lagi mengatakan apapun karena Jovan sudah menempelkan bibirnya pada bibir tipis Zehra. Jovan terus mendalami apa yang dilakukannya pada benda seksi itu. Pria itu memang begitu tergoda akan tubuh Zehra yan
Read more
MOAM# 15. Ucapan penuh arti
Jovan tak banyak bicara dan hanya langsung membersihkan diri tanpa ingin mengatakan apapun pada Laura. Tentu saja membuat Laura semakin yakin jika Jovan pun memiliki perasaan lain pada Zehra. Laura tidak akan membiarkan Zehra menempati posisinya karena jika itu terjadi, reputasinya mungkin tidak akan sebagus sekarang, menantu kesayangan dari pemilik perusahaan besar, Royal Company group. "Kamu lihat saja, Zehra. Aku tidak akan tinggal diam dan membiarkan kamu menempati posisi di hati suamiku." Laura berdecak kesal karena satu pesan yang mengharuskan dirinya segera pergi. "Kenapa harus sekarang, sih? Jika aku pergi, Jovan pasti kecewa dan aku yakin dia pasti menemui Zehra lagi." Handphone Laura akhirnya berdering karena mungkin pesan yang tidak kunjung di balas wanita seksi itu. "Iya, iya. Aku berangkat sekarang!" Jovan menatap Laura yang sudah menatapnya setelah menutup panggilan teleponnya dengan emosi. Terlihat helaan napas kasar dari pria bertubuh tinggi besar itu. Laura in
Read more
MOAM# 16. Malam hangat
"Bi, sebenarnya Jovan dan Laura ke mana? Ko mereka belum pulang juga?" Elvira sedikit bingung karena hampir larut malam, Laura dan Jovan belum pulang. "Em, saya tidak tahu, Nyonya." Beti menghela napasnya dalam, karena bingung harus mengatakan apa pada Elvira. Tanpa Beti sadari, kecemasannya membuat Elvira curiga jika Beti menyimpan sesuatu darinya. "Bi, kamu sudah lama bekerja dengan Jovan, bukan? Kamu juga tahu bagaimana aku menganggapmu seperti keluarga, bukan?" Beti meremas jari-jarinya karena sadar arti ucapan Elvira. Beti tahu bagaimana baiknya Elvira tidak hanya padanya, tapi juga pada keluarga Beti. Namun, Beti tidak mungkin mengatakan apa yang terjadi pada rumah tangga Jovan. Sebab, Beti sudah berjanji pada Jovan dan Laura untuk tidak mengatakan apapun pada Elvira. "Nyonya, maafkan saya. Tapi saya tidak bisa mengatakan apapun pada Anda. Nyonya tahu sendiri siapa saya, juga bagaimana Nyonya Laura jika sampai saya melanggar aturannya." Elvira memalingkan wajahnya
Read more
MOAM# 17. Senyum menyakitkan
Suara burung berkicau terdengar jelas di telinga Zehra. Perlahan, Zehra mengerjapkan matanya. Dengan segera Zehra beranjak dari baringannya lalu mengedarkan pandangannya mencari sosok pria yang semalam bersamanya. Namun, nyatanya Jovan sudah tidak ada karena jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. "Astaghfirullah, kenapa aku sampai ke siangan seperti ini, sih?" Zehra mengingat-ingat kejadian hangat tadi malam. Jovan jarang bermalam di tempat tidur Zehra, sebab Laura selalu saja mengganggu mereka. Untuk itu, Zehra begitu bahagia saat Jovan bisa bermalam dengannya. Bibir Zehra tidak luput dari senyuman saat teringat kisah manis semalam, bahkan Jovan kembali menyentuhnya di akhir pagi. Zehra tidak menolak, Zehra justru sangat senang karena dirinya memang mencintai pria dewasa itu. "Terima kasih, Om. Terima kasih atas malam indahnya. Walau sebentar lagi semua itu akan berakhir, tapi sekarang aku bahagia." Zehra mengusap perutnya yang tak bosan-bosan Jovan kecup semala
Read more
MOAM# 18. Menjelang persalinan
"Sudah sangat bagus, tinggal menunggu jabang bayi keluar, ya. Jenis kelaminnya sudah dipastikan, dia sungguh tampan. Saya selalu menghimbau agar Nyonya tidak sampai setres. Sebab, jika Nyonya setres, jabang bayi akan ikut setres." Zehra dan Jovan terus menatap layar besar yang memperlihatkan keadaan bayi mereka yang tengah bergerak-gerak. Jovan begitu bahagia karena sebentar lagi akan jadi seorang Daddy. Jovan sangat bersyukur bisa bertemu dengan Zehra dan akhirnya bisa merasakan bagaimana menjadi daddy. Jovan pun tidak khawatir lagi akan harta kekayaannya karena kini dirinya sudah memiliki penerus. "Terima kasih, Dok." Jovan meraba perut Zehra, lalu mengecupinya penuh cinta. "Terima kasih, Zehra." Zehra semakin sakit hati karena sebentar lagi dirinya akan meninggalkan Jovan dan menyerahkan bayinya pada Laura. Entah bagaimana perasaan Zehra saat ini, gadis malang itu hanya bisa berharap dirinya bisa ikhlas saat nanti menyerahkan putranya pada Laura. Ingin sekali Zehra mengata
Read more
MOAM# 19. Aku pergi, Om
"Kamu jangan banyak pikiran, Ra. Insya Allah semua ada jalannya." Dewi memijit kaki Zehra yang sedikit bengkak. Zehra tersenyum getir. "Iya, Mom. Aku ingin segera keluar dari ikatan ini. Aku ingin mencari siapa orang yang sudah memfitnah Daddy. Karena dialah kita seperti ini." Dewi menarik napasnya dalam. Dewi tahu bagaimana perasaan Zehra saat ini. Walau Zehra tidak langsung mengatakan, Dewi tahu jika saja Altan tidak difitnah, mungkin Zehra tidak akan mengalami hal menyedihkan itu. "Yakin akan ada kejutan indah untuk kita, Ra. Mommy yakin kamu pasti bahagia setelah ini." Zehra menarik kakinya, lalu memeluknya sang mommy dengan erat. "Aamiin, semoga hari esok lebih baik." Jovan menatap pelukan pilu ibu dan anak itu dengan berbagai pikiran. Perasaannya pada Zehra memang belum seperti cintanya pada Laura. Apalagi tahu Zehra benar-benar ingin segera terlepas dari ikatannya, Jovan akan mengubur dalam-dalam perasaan itu agar hidupnya juga hidup Zehra bisa damai. "Ra, bag
Read more
MOAM# 20. Kecurigaan Elvira
"Aarghh!!!" Zehra berteriak sekencang-kencangnya melepaskan sesak di dadanya yang teramat sakit. "Kenapa ini sakit sekali, hiks!" Zehra terus meremas dadanya. Bahkan Zehra begitu tak tahan menahan rasa sakit itu. Air matanya terus mengalir mengingat bayi yang sudah dilahirkannya kini harus ditinggalkan. Zehra juga harus melupakan pria dewasa yang sudah membuatnya jatuh hati. "Maafkan Mommy, Devane, hiks!" Zehra memegang lalu mengecup erat baju bayi laki-laki yang sudah disiapkannya sejak awal. Laura tidak membiarkan Zehra untuk bertemu terlebih dahulu dengan bayinya. Namun, atas izin Jovan, Zehra boleh memberikan nama untuk bayi mereka. Walau Laura menolak keras, pada akhirnya Jovan mempu membuat Laura tidak bisa lagi menolak nama bayi yang di berikan oleh Zehra. "Andrew Devano Robert." Jovan mengelus pipi lembut sang buah hati dengan hati yang teriris. "Anak laki-laki yang kuat dan rendah hati. Daddy harap kamu bisa menjadi pria yang bisa membuat wanitanya bahagia nanti.
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status