All Chapters of Istri Kecil Presdir Dingin: Chapter 41 - Chapter 50
84 Chapters
41. Hadiah
"Seperti anak kecil saja, jangan belepotan makannya, Om!" keluh Cesa sambil mengusap sisa makanan di sudut bibir Zevin, "Persis seperti Dares!" Entah kenapa omelan Cesa membuatnya sangat bahagia. Omelan yang sudah dia nantikan lima tahun lamanya. Sama seperti dulu saat Cesa membersihkan lukanya sambil mengomel. Membuat Zevin gemas! 'Bibirnya mengeluh tapi tangannya tetap perhatian' batin Zevin. "Ayo buka mulutnya lagi yang lebar, Om!" keluhnya menyodorkan makanan. Zevin menurut dan membuka mulut dengan lebar hingga kepenuhan hal itu membuat Cesa merasa sangat lucu dan sedih sekaligus. Kenapa sekarang Zevin sangat penurut seperti Dares! Cesa tersentuh sekaligus, saat mendapati tatapan mata Zevin. 'Dia benar-benar jelmaan Dares!' batin Cesa, 'Eh ke
Read more
42. Kebenaran
Cesa dikejutkan dengan dokumen pernikahannya legal dari KUA, beserta dengan surat-surat penunjangnya. Sebuah buku warna hijau yang dulu sangat dia inginkan dari Zevin. Yah, Cesa tak bisa memungkiri jika cinta tumbuh di hatinya seiring dengan fakta jika Zevin yang mengambil kesuciannya. Malam dimana Zevin merenggut kesuciannya itu masih Cesa ingat, kelembutan gerakannya dan penuh damba. Cesa benci takdirnya menjadi wanita kedua, namun Zevin terus membayangi hidupnya. Sentuhan Zevin adalah hal pertama untuk Cesa, juga perhatian dan mencintai Zevin adalah sesuatu yang tidak bisa dia tahan. Zevin adalah cinta pertama untuk Cesa. "Om, kenapa tidak dari dulu? Kenapa saat aku sudah mematikan percikan cinta itu! Dimana kamu saat aku sembilan bulan merindukan kamu di tengah beratnya masa kehamilan kembar!" lirih Cesa. "Kenapa tidak menemukan aku saat itu!" lanjutnya
Read more
43. Permintaan Maaf Ayah
Cesa sedikit bimbang dengan dirinya sendiri, dilihatnya liontin berbentuk hati dengan berlian di tengahnya. Terlihat indah sekali! Bahkan setelah lima tahun terus berada di kotak dan tidak pernah di buka, warna dan cahayanya masih memancar. 'Kenapa aku begitu bodoh!' runtuknya dalam hati. Cesa juga menyesali kebodohannya sendiri karena tidak menyadari ada hadiah istimewa untuknya. Jika dia tau lima tahun silam, mungkin dia tidak akan tersiksa selama mengandung dan melahirkan kembar, juga tidak akan merawat kembar seorang diri. Semua tentu Cesa lakukan dengan Zevin dengan penuh tawa dan bahagia! Terselip rasa bersalah pada kedua anaknya itu, karena telah mengambil hak dari mereka yaitu kasih sayang seorang ayah. Namun, sebagai laki-laki Zevin terlambat menyampaikan keinginannya.. Jadi bukan sepenuhnya salah Cesa. Cesa kemudian
Read more
44. Keputusan Cesa
Setelah beberapa lama. Demon mengantar Cesa dan anak-anak kembali ke rumah setelah menemani berbelanja. Dares dan Vista sudah terlihat sangat lelah dan tidur di carsheet mereka. Ya, mobil Demon sudah sejak mereka berdua kecil terpasang dua carsheet untuk mengantar mereka ke sekolah, atau jalan-jalan walau tanpa mommynya. Demon benar-benar menyayangi kedua putra dan putrinya itu. "Sa, Apakah kamu masih belum bisa menjawab lamaranku?" tanya Demon. "Mas, Cesa sudah sering bilang bahwa kita tidak akan pernah bisa bersatu! Aku tidak bisa, Mas!" ucap Cesa. "Kenapa?" tanya Demon. Cesa menghela nafas mencoba berfikir jernih setelah semua kenyataan tumpang tindih di otaknya. "Apa karena daddynya anak-anak?" kejar Demon. Cesa sontak menatap Demon, "Bukankah sebelum daddynya anak-anak datang aku selalu menolakmu? Alasannya sama, Mas!" ucap C
Read more
45. Kembali ke Rutinitas.
Bukannya Cesa merasa bersalah untuk penolakan pada Demon, justru Cesa mengingat Zevin yang tengah duduk di kursi roda. Seorang diri! Berjuang untuk sembuh tanpa support dari orang-orang terdekatnya. Hati Cesa mulai bimbang! Cesa berjalan menuju kamar Dares setelah mengunci pintu rumahnya. Membaringkan putranya dan menunggu putranya telah mendapatkan posisi nyaman untuk tidur malam ini. Cesa mengusap pipi Dares pelan dengan penuh kasih, menatap wajah yang selalu menghantuinya selama ini. "Kenapa disaat seperti ini, Om terus saja menghantuiku!" gumam Cesa pelan. Memandang wajah Dares seperti memandang wajah Zevin, sehingga malam ini Cesa ingin menuntaskan hatinya dengan memeluk Dares semalaman. Tak mengerti sesak apa dalam dadanya! Cesa hanya ingin merebahkan kepalanya
Read more
46. Wujud Asli
Demon tampak mendekat dengan seringai jahat yang bahkan tak pernah Cesa lihat selama lima tahun ini. "Stop, Mas! Sadarlah!" pekik Cesa. Demon berhenti dan kembali menatap Cesa dengan tajam, "Oh iya ... Bu Cesa sangat mencintai suaminya! Hampir saya lupa!" Cesa sejujurnya ketakutan dengan tatapan Demon yang terus mengincar dan menghunusnya. Apa-apaan ini? Apa yang terjadi pada Demon? Laki-laki yang begitu baik dengannya lima tahun ini, kenapa menjadi seperti ini? "Mas, jangan seperti ini? Mas marah karena semalam? Bicara sama Cesa, Mas!" ucapnya. Demon menyeringai, "Panggilan Mas darimu membuatku jengah kali ini, Cesa! Aku tak ingin menjadi kakakmu! Aku bukan orang baik yang rela mengorbankan banyak hal hanya untuk menjadi Kakak!" ucapnya penuh penekanan saat mengatakan [Kakak]. "Mas!" ucap Cesa sedikit kaget dengan jawaban Demon.
Read more
47. Menerima
Demon dengan cepat menyambar bibir Cesa. Melumat dan menyesap bibir yang sudah dia inginkan sejak lima tahun lalu. Bibir yang selalu ada dalam bayangannya. Tak perduli Cesa terus berontak, tak membalas ciumannya, dan tak mau membuka bibirnya, Demon tetap menyesap kuat bibir mungil itu. Air mata Cesa sudah berada di ujung mata. Penghinaan yang luar biasa dilakukan oleh laki-laki yang sebelumnya sangat dia percaya. Hingga setelah sekian lama, Demon melepaskan pangutannya pada bibir Cesa. Diusap nya bibir mungil yang hampir bengkak itu bersamaan dengan air mata Cesa yang luruh. "Apa tak pernah ada sedikitpun hatimu menuju aku?" tanya Demon. Cesa tetap diam, seolah tak ingin lagi berbicara dengannya. "Apa sebegitu jijiknya kamu denganku?" desis Demon merasa sakit hati karena Cesa tak mau melihatnya. Ada setitik rasa
Read more
48. Harus apa
Siang itu, Demon kemudian membawa Cesa menuju sekolah anak-anak untuk menjemput mereka dan mengajak bermain. Yah, mereka pergi ke taman bermain layaknya keluarga yang lengkap. Anak-anak kembali bahagia dan tak lagi menanyakan Daddy mereka, dan itu justru membuat Cesa takut. Disaat seperti ini, Cesa sangat berharap anak-anaknya akan mencari Daddy mereka dan menangis hingga pulang. Cesa tidak merasa aman lagi berada di dekat Demon. "Apa kamu tidak menikmati hari ini, Sayangku?" tanya Demon berbisik di telinga Cesa. Hal itu semakin membuat Cesa ketakutan, ada nada mengamcam dalam pertanyaan yang Demon lontarkan. Cesa kemudian menggeleng sambil menormalkan ekspresinya, "Tidak! Aku menikmati bermain dengan anak-anak seperti biasa!" elaknya. Demon mengangguk, "Syukurlah! Sekedar informasi jarum jam angka tiga, ada dua orang yang selalu mengawasi kedua anak-anak dan di angka sembilan ada yang selalu mengawasimu, Sayangku!" ucap Demon. Cesa menelan salivanya pelan, m
Read more
49. Surat Cerai
Hampir satu bulan penuh semenjak tragedi Cesa dengan Demon, Zevin belum juga terlihat. Demon juga semakin intens mendekati Cesa dan anak-anak, seperti dulu, seolah tidak memberikan celah agar anak-anak memikirkan Daddy mereka. Ketakutan Cesa semakin terus bertambah, karena harapannya tak kunjung terlihat. Zevin! Satu-satunya harapan Cesa adalah Zevin, Daddy kandung anak-anaknya yang bisa menyelamatkan mereka. Semakin hari, Cesa semakin takut dengan Demon, ditambah lagi gelagat Demon yang semakin membuat Cesa takut. "Apa yang kamu lakukan, Om? Apa kamu baik-baik saja! Apa belum ada perkembangan dengan kesehatanmu? Apa belum ada pengajuan perceraian datang padamu?" pikiran Cesa dipenuhi dengar pertanyaan-pertanyaan itu. Cesa sangat frustasi! Beberapa hari Cesa tak bisa tidur. Hingga badannya telihat sangat lesu, seperti saat ini sedang dud
Read more
50. DPO
Demon melakukan mobilnya dengan menggila menuju ke gudang terdekat yang jaraknya juga tidak dekat. Kabar jika gudangnya disergap polisi di beberapa cabang gudang yang tersebar secara bersamaan membuatnya bingung. Apa yang terjadi? Apa aku kecolongan? Siapa musuh yang sudah berani melakukan ini? batin Demon berkecamuk. Dia terus melajukan mobilnya sambil melihat keadaan gudangnya. Bersamaan dengan itu, ada panggilan masuk di ponsel Demon, dan dengan cepat dia mengangkatnya. "Hmm, Ada apa?" tanyanya pada sang asisten. "Tuan, lihat berita yang terkini memenuhi seluruh penyiaran televisi!" ucap asistennya. Demon dengan cepat mengakhiri panggilan dan melihat link yang dikirim oleh asistennya itu. Klik! [Selamat sore pemirsa, telah berhasil disita jutaan ton narkotika jenis langka di kawasan Flinger, Dusseldorf]
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status