Lahat ng Kabanata ng His Dark Side (Jade Wayden Williams): Kabanata 31 - Kabanata 40
45 Kabanata
Part 31
Alicia meremas jemarinya yang terasa dingin. Tak hentinya ia merutuk diri, bagaimana ia bisa melupakan hal sepele yang dapat menimbulkan masalah dikemudian hari. Seperti saat ini, ia hanya duduk dengan tubuh menegang menatap layar ponselnya yang dipegang oleh Jade. "Jelaskan padaku, Baby. Bagaimana kau mengeja namaku dengan gambar seperti ini diponselmu 😈, huh?"Alicia menggigit bibir bawahnya, jemarinya meremas dan sesekali memelintir ujung kemeja yang tak berdosa itu. Ia berdehem berusaha menenangkan diri. "Itu... itu... tidak sengaja saat aku memasukkan nama kontakmu, jempol tanganku terpeleset dan emoji itu yang keluar dan... dan... kurasa itu lucu, maksudku... cute, ya kau tahu, itu sangat cute..." Alicia meringis malu.Jade meletakkan ponsel di atas pangkuan Alicia. "Sekarang ganti dengan nama yang menggambarkan tentang siapa diriku di hatimu. Waktumu satu menit dari sekarang." Titah Jade dengan posisi tak beralih berdiri di hadapan Alicia dan menyelipkan kedua tangan di saku
Magbasa pa
Part 32
Langit kelam membentang luas di kota New York seiring berlalunya senja. Satu hari yang berlalu sama dengan satu hari lebih dekat kepada hari pernikahan sepasang kekasih yang melepas lelah di sofa dengan pemandangan semarak Manhattan.Suasana temaram oleh pendar cahaya kota menembus kaca jendela dengan kesejukan yang menyelimuti, tak cukup untuk menentramkan hati yang dilanda secuil kekesalan. Bagaimana tidak? Alicia telah menggunakan berbagai cara dan alasan agar Jade mengizinkannya untuk makan malam bersama Dazzlene di restoran Harry, namun ditolak mentah-mentah oleh Jade.Jade yang enggan menyatakan kecemburuannya secara langsung membuat Alicia mendengus kesal. Berulang kali Alicia meminta maaf kepada Dazzlene karena mengingkari janjinya. Dazzlene yang memahami situasi Alicia, berusaha menenangkannya dengan meminta Alicia untuk menuruti kemauan Jade. Well, sekecil apapun kepercayaan yang kau jaga dan respect yang kau tunjukkan dalam sebuah hubungan, itu adalah modal kuat untuk kau
Magbasa pa
Part 33
Air hangat dari guyuran shower yang mengalir membasahi tubuh dari ujung kepala hingga kakinya menyamarkan air mata yang tak henti turun membasahi pipi. Tangannya bertumpu pada dinding menahan tangisan yang tergugu membuatnya terasa lemah.Jika bukan Anna Hillenburg, tentu hatinya tak akan sesakit ini. Mengapa harus sahabat dekatnya? Mengapa harus seseorang yang berjasa dalam hidupnya? Baiklah, menurutnya tidak akan ada pria yang tak bertekuk lutut bila berhadapan dengan seorang Anna Hillenburg. Pesonanya, kemolekan tubuhnya dan senyum manisnya membuat mata pria manapun berdelik menatapnya.Berbeda jauh dengan wanita yang tengah meratapi kisah cintanya. Ia melihat kembali tubuh telanjangnya yang terpantul dari cermin, bagaikan langit dan bumi bila dibandingkan dengan Anna.Alicia mengeringkan tubuh dan rambutnya dan meraih bathrobe. Ia masih menginap di Apartemen Dazzlene untuk menghindari Jade. Ia duduk termangu sendiri menghadap jendela menunggu Dazzlene yang sedang lembur di kantor
Magbasa pa
Part 34
Wajah yang selalu terpoles sempurna tanpa celah kini nampak pucat dan lemah. Rambut yang selalu tergerai indah dan berkilau kini hilang keanggunannya. Tubuh sempurna yang menjadi impian kaum hawa kini meringis pilu."Kau menyesal atas perbuatanmu?" Ujar seorang pria dengan tertawa mengejek di hadapan wanita yang terkulai lemah di lantai sisi ranjang. "Semudah itukah? Kau mendatangkan banyak bencana bagi keluargaku dan kau berkata menyesal? Kau gila!" Teriak pria itu, nampak amarah yang mulai memuncak. "Kami tidak berhutang padamu, tidak meminta apapun darimu, bahkan mengenalmu sekalipun tidak. Tapi kau datang seperti wanita iblis bagi kami dan menghancurkan semua yang kami miliki! " Pria itu menendang kursi kayu di hadapannya, menimbulkan dentuman kencang di kamar itu."Maafkan aku. Maaf... aku benar-benar minta maaf..." Lirih wanita itu dalam isak tangisnya yang lemah hampir tak terdengar.Sang pria berjalan menghampiri wanita lemah itu dan mengarahkan stick Golf di dagu wanita itu d
Magbasa pa
Part 35
Semangat hidup terasa pupus seiring malam demi malam panjang yang berlalu dengan derai air mata. Empat hari yang terasa sama dan membosankan. Mata yang sulit bersepakat dengan intuisi alamiah untuk terlelap, terjaga sepanjang malam. Baginya, semua yang ia dengar dan alami seperti tornado yang meluluhlantakkan rencana masa depannya dan hanya meninggalkan puing-puing kenangan belaka. Anna Hilleburg, wanita anggun di mata Alicia yang berjasa dalam hidupnya, entah di mana ia sekarang. Ia merasa frustasi oleh sikap Jade yang selalu bergeming bila Alicia menanyakan hal-hal tentang Anna. Yang ia dapatkan hanyalah kilat tajam mematikan dari sorot mata Jade yang mengunci tatapannya.Alicia melemparkan pandangan kosong ke luar jendela kaca dengan tubuh tengkurap di atas ranjang. Empat hari ia mengurung diri di kamar tamu pilihannya dan enggan berbicara dengan siapapun, terutama kepada manusia stress di hadapannya saat ini."Good morning Baby. Aku membawa sarapan buah segar dan lemon hangat den
Magbasa pa
Part 36
Alicia duduk termangu di dalam bathtub kering. Ia memeluk lututnya dan merunduk. Sudah tiga kali Jade mengetuk pintu kamar mandinya. Ahh, pria itu benar-benar berisik! Apakah berada di dalam kamar mandi juga harus memakai timer?"Apa yang kau lakukan? Kau lupa bagaimana caranya mandi? Kau ingin aku melakukannya untukmu?" Sindir Jade yang berjalan mendekati Alicia di Bathtub."Aku hanya kesulitan membuka gaun ini. Resleting ini---""Sudah selesai! Resleting itu tidak akan terbuka hanya dengan melamun, Nyonya Williams!" Ujar Jade yang baru saja menarik turun resleting gaun Alicia pada bagian belakang dan beranjak keluar menutup pintu.Alicia merasakan wajahnya menghangat. Entah mengapa degup jantungnya berpacu kencang seperti ini. Jika memang terlanjur membenci, apakah yang ia rasakan ini bagian dari kebencian atau...Alicia menepis pikiran kacaunya dan bergegas mencari pakaiannya. Bagaimana ia bisa ceroboh seperti ini, lupa membawa pakaian ganti saat membersihkan diri?Ia mengikat erat
Magbasa pa
Part 37
Senja demi senja berlalu, begitu pula hari dan minggu keminggu yang terlewati begitu saja. Kehampaan menjadi sahabat terbaik Alicia setelah menikah dengan Jade.Pernahkah kau mendengar ungkapan, andai waktu dapat diputar kembali? Ya, hal itulah yang terbesit padanya saat ini. Dunia yang penuh warna, dikelilingi oleh orang-orang terkasih seketika sirna. Diganti dengan kehampaan dan kesunyian yang menderu di dasar hati, begitu memilukan, begitu menyesakkan.Tidakkah situasi itu sama seperti ketika kau sedang menari bahagia bersama keramaian dan tiba-tiba saja kau di tarik dan dikucilkan di atap gedung tertinggi seorang diri, di mana kau hanya menjadi penonton dan melihat semarak keindahan di bawah sana tapi tak dapat melebur di dalamnya? Menyakitkan, bukan?Baiklah, tidak akan ada yang dapat memahami kengerian dalam kehampaan jika tidak pernah berada di sana! Kepedihan hati Jade melihat wanita yang dicintainya mengurung diri seperti burung dalam sangkar, membuat hatinya tergerak untuk
Magbasa pa
Part 38
Disaat kau mengawal pagi dengan amarah, maka amarah akan menguasai suasana hatimu sepanjang hari. Alicia berharap, sedikit perhatiannya dapat meredakan amarah dalam hati pria yang sedang diobatinya.Alicia duduk di sisi sofa dan dengan hati-hati ia membalut luka di punggung tangan Jade. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh pria yang terbaring di hadapannya, sedari tadi hanya melemparkan pandangan ke luar jendela.Usai mengobati tangan Jade, Alicia menangkup wajah Jade dengan tangan kirinya, mengarahkan kepada pandangannya. "Do you feel better?"Melihat Jade yang bergeming membuat Alicia tidak sabar mengungkapkan pikirannya yang mulai panik. "Aku mohon, lepaskan Bryan. Jangan memperlakukannya seperti Anna. Jangan menawan siapapun lagi, please.""Lupakan apa yang baru saja kau lihat dan dengar! Aku akan berangkat bekerja. See you." Jade mengecup kening Alicia sekilas dan beranjak meninggalkannya.Alicia kembali ke kamarnya. Nampaknya perhatian yang ia berikan tak cukup untuk menenangka
Magbasa pa
Part 39
Alicia menarik selimutnya hingga ke batas leher. Ia baru saja kembali dari kamar utama, meninggalkan Jade yang sedang terlelap. Setelah pergulatan yang panas antara dirinya dan Jade, ia merasakan kelu pada lidahnya.Bukan! Rasa kelu pada lidahnya bukan karena ulah Jade, melainkan... ia hanya merasa sulit untuk memaknai situasi hatinya saat ini.Disaat ia merasa mulai mencintai Jade seperti dulu, nama Anna terlintas di benaknya. Disaat ia ingin menjauhi Jade, hati kecilnya seakan memberontak, kasih sayang dan perhatian Jade padanya tidak mengizinkannya melakukan hal itu.Apakah terlalu egois, bila ia menjalani hari-harinya dengan normal dan penuh cinta kepada Jade yang kini adalah suami nya, sedangkan Anna entah di mana keberadaannya, apakah ia makan dan tidur dengan baik?Berapa lama yang ia butuhkan untuk menunggu Jade memaafkan Anna. Bahkan setiap kali ia membuka mata dikala pagi, ia kembali teringat kepada Anna yang bertambah satu hari melewati hari kelamnya seorang diri, disuatu t
Magbasa pa
Part 40
Jade memijat kedua pelipisnya yang terasa pening oleh suara hingar bingar komentator yang sedang menyuarakan kejadian yang sedang terjadi di arena pacuan balap kuda.Sesekali ia mengibaskan tangan di hadapan wajahnya, entah hanya perasaannya saja atau memang kenyataan, ia merasa debu-debu yang membumbung dari kaki kuda-kuda yang melintas di arena balapan itu terbang ke hadapannya.Ia tak menyangka, menonton yang dimaksud Alicia adalah duduk di area terbuka melihat kuda-kuda yang sedang beradu cepat. Lagi-lagi rengekan Alicia meruntuhkan pertahanan hatinya untuk menuju tempat menonton yang semestinya, di bioskop!Belum lagi teriakan Alicia di sampingnya saat melihat salah satu The American Quater Horse favoritnya berada digaris depan mengungguli para lawannya. Paha Jade sedari tadi menjadi sasaran pukulan Alicia atas kehebohannya."Kau puas?" tanya Jade yang sedang menyeka keringat Alicia dan menyodorkan sebotol air mineral untuknya. Ia meminta Jordan untuk menaikkan suhu pendingin mob
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status