All Chapters of Contract Marriage with A Boss : Chapter 21 - Chapter 30
37 Chapters
Bab 21. Satu rencana lain
Rupanya, Angkasa membawa Kanaya ke sebuah sebuah rumah besar yang bergaya sangat modern yang letaknya agak jauh dari pusat kota, namun dekat dengan pesisir pantai. Matanya menyapu pemandangan indah yang membuatnya takjub. "Rumah siapa ini?" Kanaya bertanya tepat saat Angkasa melepaskan sabuk pengamannya."Rumah mu!"Kerutan di dahi Kanaya kembali muncul. Lelaki di samping benar-benar asal jeplak saja jika berbicara."Kenapa, kamu terkejut? Aku serius. Semalaman aku mengecek kesiapan rumah ini untuk kamu huni. Aku sudah menyiapkan semua keperluan mu di dalam." sambungnya sembari menutup pintu mobil."Tapi, kenapa?"Angkasa datang mendekat ke posisi Kanaya yang masih berdiri di dekat mobil lalu meraba pipi Kanaya dengan sensual. Kanaya memejamkan mata menikmati sentuhan Angkasa yang tak pernah gagal membuatnya berdesir."Nanti kamu akan tahu. Lebih baik kita masuk ke dalam, ayo!"Kanaya terpukau dengan rumah besar itu. Rumah itu sebagian besar dindingnya terbuat dari kaca yang memungki
Read more
Bab 22. Mulai merindu
"Mas, kamu tidak tersinggung dengan perkataan kak Angkasa kan?" tanya Tiara ketika dia sudah berada di kamar bersama suaminya.Eddo yang mengancingkan bajunya lalu duduk menghadap laptop tersenyum kepada istrinya. "Tidak. Kita memang sudah sangat lama sejak kamu keguguran waktu itu. Setelah pekerjaan ku yang ini selesai, aku akan menjadwalkan liburan untuk kita!"Tiara sangat bahagia. Ia berjalan mendekat lalu memeluk suaminya dari belakang. "Makasih ya mas!"Sebenarnya, dulu Eddo menikahi Tiara karena sebuah kecelakaan, Tiara hamil di luar nikah. Malam itu Eddo mabuk dan tak sengaja malah berujung berhubungan badan dengan Tiara, perempuan yang sejak sekolah memang sudah menyukai Eddo. Angkasa dulu sangat marah begitu mengetahui adiknya di perlakukan seperti itu. Tapi ia tak bisa berbuat banyak karena Tiara sangat mencintai Eddo. Dan Eddo dengan rapihnya mampu merahasiakan pernikahannya karena di sisi lain ia masih berhubungan dengan Kanaya. Di tempat lain, Kanaya kian resah karena A
Read more
Bab 23. Tak segampang itu
Di suatu tempat, Daniel tampak sibuk menjadi supir Angkasa dan Yeremia yang duduk di sampingnya terlihat barusaja memasukkan sebuah senjata api."Saya tidak menyangka jika anda akan mengamankan nona Kanaya di tempat itu Bos!" ucap Daniel memecah kesunyian."Tentu saja aku harus melakukan hal itu, Dan. Aku akan lebih cemas jika dia tidak ada di pengawasan ku!""Anda tidak menelpon nona Kanaya dulu, Bos? Beberapa menit yang lalu Eddo menghubunginya!" kata Daniel dengan hati-hati.Tapi Angkasa terlihat sangat tenang cenderung acuh. Semacam tak terpengaruh oleh apapun. Pria itu sibuk malah dengan ponselnya yang lain. Daniel yakin, pasti Bosnya sudah merencanakan sesuatu."Bagiamana dengan kasus yang kau pegang Yer?" kali ini Angkasa lebih tertarik membahas soal kasusnya."Mereka sangat licik Bos. Sepertinya mereka tidak mau mengalah dengan mudah!" sahut Yeremia tak bisa menyembunyikan ekspresi kesalnya."Kalau begitu telepon Tian, Dan. Katakan jika aku ada urusan. Aku sedang malas berbica
Read more
Bab 24. Kembali larut
Kanaya hendak di beritahu oleh Yura yang kini lari terbirit-birit, tapi perempuan itu sudah lebih dulu memutar gagang pintu. Maka terkejut lah dia tatkala mendapati Angkasa telah berada di kamarnya."Dari mana?" tanya Angkasa dengan santai seolah memang sedang menunggu kedatangan Kanaya.Dan Kanaya hanya bisa terdiam sembari menekan saliva ke tenggorokan. Antara takut juga kesal."Kau pergi menemui laki-laki itu saat aku tak di rumah?" imbuhnya sembari bangkit menuju ke tempat Kanaya berdiri.Kanaya mendongak mencari jawaban, tentang bagaimana bisa pria tampan di depannya mengerti bila dirinya barusaja menemui Eddo."Apa seseorang melapor padamu?" sengit Kanaya yang merasa juga berhak marah.Angkasa diam terlebih dahulu menunda untuk menjawab. Rahangnya berkedut saat serius memandang wajah Kanaya yang memang sangat cantik. Dan Angkasa merasa tak suka jika Kanaya pergi menemui Eddo dengan pakaian sexy seperti ini."Aku hanya menebak. Kenapa kamu sepucat itu?" Maka Kanaya lah yang kini
Read more
Bab 25. Bercinta dengan mu
Jemari besar milik Angkasa tampak lihai dan bergerak cepat saat mencopoti satu demi satu pakaian yang menutupi tubuh Kanaya. Entah apa yang ada di dalam benak Angkasa saat ini. Yang jelas, pria itu tak mungkin melakukan segala sesuatu tanpa misi yang jelas."Tubuhmu ini hak ku. Jika aku ingin, maka berarti kau harus melakukannya!" kata Angkasa.Dan Kanaya tak bisa untuk tak mendesah ketika kuncup merah muda miliknya di kulum sepenuhnya oleh Angkasa. Sungguh gila, pria itu selalu mampu melakukan semua hal intim dengan dramatis tanpa rasa malu. Ia saja merasa malu dengan yang di lakukan Angkasa, namun pria itu justru melakukannya tanpa terganggu oleh apapun.Desiran aneh yang akhir-akhir ini mulai akrab itu ia rasakan kembali mengisi laju darahnya. Jantung yang berdetak lebih cepat semakin membuat denyutan itu merata. Matanya yang sayu menatap seraut wajah sendu yang jelas-jelas sudah mengharapkan hal yang lebih."Jangan di tutupi!""Tapi-""Jangan di tutupi!"Angkasa terus bergerak men
Read more
Bab 26. Letihnya menunggu
"Minum ini!"Kanaya yang masih berbaring sembari menutupi tubuh telanjangnya tak siap menangkap sebuah botol berisi pil yang tidak dia ketahui namanya."Apa ini?" Kanaya bertanya sembari menyatukan kedua alisnya."Kau bilang belum siap kan? Minum itu!"Angkasa lalu pergi meninggalkan Kanaya. dan perempuan itu membaca keterangan yang melingkari pinggang botol putih itu dengan saksama. Kanaya heran, kenapa Angkasa bisa punya obat seperti ini? Untuk apa pria itu menyimpannya?Di lain tempat, Tiara siang ini sedang sibuk menyiapkan makanan untuk ia bawa ke kantor dimana Eddo bekerja. Namun begitu tiba di kantor, ia tak mendapati suaminya ada di sana.Sarah, seorang perempuan yang ia kenali mengatakan bila Eddo sedang pergi sejak pagi tadi dan belum kembali hingga sekarang. Tiara akhirnya memberikan makanan itu kepada Sarah lalu dia pergi. Namun Tiara tak pulang ke rumah. Ia membelokkan mobilnya ke sebuah ruang terbuka hijau dimana ia melihat banyak anak-anaknya sedang mengikuti serangkai
Read more
Bab 27. Dalam kepalsuan
"Bukan apa-apa!" jawab Angkasa acuh tak acuh. "Mana mungkin bukan apa-apa. Sini!" gerutu Kanaya sembari menarik lengan kekar berotot Angkasa lalu menelitinya dengan serius.Anehnya Angkasa terlihat tak menolak sewaktu Kanaya menggeretnya menuju sofa. Wanita yang senang berpakaian terbuka dan sexy itu terlihat mengamati luka yang tertutup perban dengan raut cemas. Dan Angkasa, dalam momen itu, tidak tahu kenapa ia malah terpaku kala menatap seraut penuh kecemasan yang di tunjukkan oleh Kanaya.Bulu mata Kanaya tebal dan letik, kulit Kanaya juga terlihat sangat sehat dan terhidrasi. Bahkan, bibir yang berkali-kali ia lahap itu juga tampak begitu menggiurkan jika di pandang dari dekat. Tapi ia segera menggelengkan kepalanya guna menggugurkan segenap kekaguman yang timbul. Walau bagaimanapun, wanita di depannya tak lebih dari seorang wanita yang harus ia singkirkan dari kehidupan sang adik."Bukan apa-apa. Ini hal biasa!" ucapnya sembari menarik lengannya karena ia mulai tak nyaman dengan
Read more
Bab 28. Tak ku sangka
Kanaya mengagetkan Yura yang sibuk mengelap beberapa piring yang telah tiris. "Bu, Ibu mau ngapain?" tutur Yura dengan tangan yang masih menggenggam lap. "Aku mau masak. Kamu punya tepung?" balas sang majikan dengan mata jelalatan mencari beberapa benda yang dia butuhkan. Yura mengangguk demi melihat wanita sexy itu mengangkat beberapa perabotan memasak dengan lihai, "Ada Bu, sebentar." "Aku perlu susu cair, telur, sama butter! Oh keju juga!" Namun tanpa mereka sadari, Angkasa yang diam-diam mengikuti terlihat bersedekap di dekat lemari sembari mengamati dengan seksama. Bagiamana mungkin perempuan itu sangat mahir di dapur seperti sekarang ini? Semua gerakannya sangat luwes dan tidak kaku sama sekali. Biasanya seorang pelakor hanya bisa menjadi beban. Bertepatan dengan itu, Daniel yang sedang lewat menjadi penasaran dengan apa yang di lihat oleh bosnya. "Bos?" sapa Daniel menepuk pundak Bosnya. Angkasa pun sedikit terkejut dan langsung ngeloyor pergi sebab ia tak mau kalau sam
Read more
Bab 29. Kekesalan Daniel
"Kamu mau pergi lagi?" kata Kanaya menebak. Semula, Angkasa kesal karena Kanaya tiba-tiba menyusulnya lalu menyuguhkan raut tak suka ketika dia akan pergi. Ia memang harus pergi karena Tiara pasti sedang membutuhkannya. "Kamu sungguh akan pergi? Kamu bahkan tidak menjawab pertanyaan ku?" desak Kanaya yang tidak tahu mengapa malah menjadi kesal. Alih-alih marah, Angkasa jutsru reflek merengkuh tubuh Kanaya. Ia terpaksa harus memanipulasi keadaan sebelum menjadi besar. " Pergi, pergi kemana? Istriku lebih membutuhkan ku. Aku tidak akan pergi!" Kanaya melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Angkasa mencari kebenaran. Apakah itu bukan bualan semata? Perempuan itu bahkan mendengar dengan jelas kalimat terakhir Angkasa. "Tapi..." Dan Angkasa segera menyumpal mulut Kanaya dengan ciuman supaya wanita itu tak lagi mendebatnya. Sementara di tempat lain, Tiara menangis seorang diri usai menutup teleponnya. Ia terpaksa menelpon kakaknya karena hingga larut malam ponsel suaminya tak bisa
Read more
Bab 30. Tiara kambuh
Angkasa baru saja akan memejamkan matanya di samping Kanaya. Tapi getaran masif di ponselnya kian mengganggu. Angkasa lalu menyambar teleponnya dan terdengarlah suara Daniel. "Bos, Nona Tiara kambuh. Saya sedang perjalanan ke rumah sakit!" Detik itu juga Angkasa langsung menyambar jaket, kunci mobil lalu bergegas turun tanpa berpamitan kepada Kanaya yang kini menatap bingung. Mau kemana lagi suaminya itu? Bukankah beberapa menit yang lalu Angkasa berkata jika dia tidak akan kemana-mana? Angkasa bahkan langsung pergi dengan bermanuver kasar dan membuat Tian yang semula mencuci beberapa mobil terlihat kebingungan. Bos-nya tadi itu tampak gusar dan panik. Yura yang melihatnya hal itu turut menyusul suaminya. "Ada apa?" tanya Yura begitu ingin tahu. Tian mengendikkan bahunya sembari berucap, "Aku nggak tahu, tapi Bos kelihatan panik!" Di jalan, Angkasa menginjak pedal gasnya dengan sangat kencang. Tak pedulikan klakson dan makian yang berbunyi karena ulahnya. Dadanya bergemuruh
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status