All Chapters of KINARIAN MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU: Chapter 11 - Chapter 20
53 Chapters
bab 11
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 11"Tunggu, ini, apa?" gumam Kinar. Dia melihat nominal uang keluar berubah-ubah tiap bulannya. Dan semakin kesini semakin besar."Pak, apa selama ini ada kegiatan di luar yang dilakukan perusahaan?" tanya Kinar, matanya masih awas mengamati laptop."Ahh, iya. Beberapa kali memang ada semacam, study banding, dengan perusahaan lain. Kadang kegiatannya di luar kota. Ibu bisa lihat laporan rincinya. Tunggu biar saya bukakan filenya," ujar Pak Bagas menjelaskan apa yang dimaksud Kinar, dia lalu meminta laptopnya kembali untuk membuka file yang lain."Ini." Pak Bagas kembali memberikan laptopnya kepada Kinar. "Di situ rinciannya, semua ada."Kinar hanya mengangguk. Dia baca dengan teliti. Lalu teringat beberapa kali suaminya pergi keluar kota urusan kantor."Uangnya diserahkan ke siapa, Pak?""Ada rekening sendiri, Bu. Atas nama kantor, yang pegang Pak Reza. Nanti biasanya yang handle semua sekretarisnya. Laporannya juga ada."Keterangan dari Pak
Read more
bab 12
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 12"Pak, aku buatkan kopi, karena sudah mau bersusah payah dari pagi buat aku," ucap Kinar menghampiri meja Pak Bagas dengan secangkir kopi buatannya.Pak Bagas mendongak, dan tersenyum menatap Kinar. "Ternyata saya bosnya di sini," candanya."Ini, laporannya sudah selesai, bisa Anda periksa lagi, Bu Kinar. Dan terima kasih untuk kopinya." Pak Bagas menyodorkan map berisi laporan keuangan yang diminta Kinar, lalu dia menggeser kopinya, ingin mencicipi.Kinar tersenyum mengangguk. Dia bergegas mengambil laporan itu. Berniat duduk di sofa untuk melihatnya.Uhuk uhukTerdengar suara batuk setelah Pak Bagas menyemburkan kopinya. Kinar yang baru melangkah tiga langkah dari mejanya pun sontak menengok. Terlihat Pak Bagas mengelap kemejanya yang terkena tumpahan kopi."Sepahit inikah kehidupan anda, Bu Kinar!" sindir Pak Bagas. Tidak menyangka kopi buatan Kinar rasanya sangat tak karua
Read more
bab 13
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 13"Mas, aku nggak mau!""Hanya sementara, aku tidak mau rumah tangga aku sama Kinar hancur," ucap Reza tegas. Susah sekali menasehati Niken agak menjaga jarak untuk sementara ini."Kamu sudah janji mau menikahi aku, Mas!" Niken berucap dengan berlinang air mata.Reza menyugar rambutnya dengan kasar. Dia mendesah frustasi. Saat ini mereka sedang di taman yang cukup sepi siang itu. Setelah di kantor sempat bertengkar dan Niken mengancam akan menemui Kinar.Niken kalut, juga takut di tinggalkan oleh Reza. Terlebih dia sudah menyerahkan kehormatannya setelah terbuai janji dan rayuan Reza. Hampir enam bulan mereka bermain sangat rapi. Bahkan Kinar maupun orang kantor tidak curiga. Hanya Ayu yang tau.Dengan Reza, Niken seolah mendapat cinta juga harta. Niken dekat dengan Kinar karena orang tuanya dekat dengan Kinar, mereka juga berkerja di sanggar milik Kinar.Awalnya memang dia kagum dengan Kinar. Perempuan yang pintar, cantik, juga sangat berun
Read more
bab 14
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 14"Memang kamu ada perlu apa sama Bu Asih, Ndre?" tanya Kinar penasaran."Beberapa barangnya ada yang cacat akhir-akhir ini. Cuma pengen ingetin aja sih, biar lebih teliti lagi, apa lagi sekarang buat ekspor," jawab Andre dengan mata fokus pada motif caping yang sedang dia buat."Hanya itu?"Andre menoleh, menatap Kinar dengan seksama. Entah kenapa Kinar jadi salah tingkah. Padahal sebelumnya dia tidak pernah seperti itu."Kenapa?" tanyanya."Hah, apanya yang kenapa?" balas Kinar gelagapan."Kenapa, kamu kepo banget sih sama, Bu Asih?""Ouhh ... i-itu, ya mau tau aja," jawab Kinar sambil mengusap-usap lehernya karna salah tingkah."Apa ada yang kamu sembunyikan, Kinar?" Andre seperti aneh dengan tingkah temannya itu."Ehh ... nggak ... nggak ada kok. Aku ke dalam dulu!"Kinar justru tidak fokus. Dia yang memberi pertanyaan, tapi justru dia ya
Read more
bab 15
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 15"Ini." Andre tersenyum, menyerahkan paperbag berwarna cokelat kepada Kinar."Barang aku nggak ada yang ketinggalan, kok," sahut Kinar sambil tangan kanannya terulur menerima paperbag dari Andre yang belum dia tau apa isinya."Berikan itu pada Bu Asih, besok. Katanya kamu mau ke sana, biar kamu nggak usah mampir sanggar dulu besok," ucap Andre tenang."Ohh," desis Kinar. "Yaudah, aku balik, ya!" sambungnya lalu menutup kaca mobil perlahan.Andre hanya tersenyum, lalu melambaikan tangan saat mobil yang di naiki Kinar mulai berjalan meninggalkan halaman sanggar.Hufft, terdengar helaan panjang setelah mobil itu tak terlihat lagi. Andre memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana tiga perempatnya. Melangkahkan kaki ke dalam sanggar yang sudah mulai sepi karena di tinggal pulang oleh pengunjungnya. Hanya ada beberapa pekerja yang sudah bersiap pulang dan masih duduk mengobrol di atas jok
Read more
bab 16
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU16"Ke mana saja kamu seharin ini, Ma?" tanya Reza ketus saat mereka makan malam.Dahi Kinar seketika berkerut mendengar pertanyaan suaminya. Menghentikan suapannya, dan menaruh sendok pada tempat semula."Bukankan tadi pagi aku udah bilang, ya, kalau ada proyek baru," jawabnya dengan tenang."Kamu sendiri juga senang dengar berita itu tadi pagi kan, Mas!" lanjutnya dengan menatap tajam Reza. Lalu menyuap nasi kembali. Sama sekali tidak terintimidasi dengan pertanyaan suaminya itu."Kenapa sampai sore banget baru pulang? Biasanya nggak sampai jam empat juga udah di rumah!" protes Reza. Makanan di piringnya belum tersentuh sama sekali. Hatinya di penuhi api cemburu, mengalahkan bunyi perut yang sejatinya sedari tadi minta di isi.Kinar menghentikan kunyahannya. Makin heran dengan omongan suaminya. Dia memutar bola mata malas. Lalu mengalihkan pandang pada Farraz yang lahap memakan ayam gorengnya, seolah tidak terganggu dengan perdebatan orang t
Read more
bab 17
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 17Malam itu, entah kenapa hati Kinar begitu gelisah. Matanya seakan enggan untuk diajak terpejam. Padahal esok dia masih harus mengurus begitu banyak pekerjaan, yang pasti akan menguras pikiran juga hatinya. Entah kejutan apa lagi yang akan dia dapati esok hari.Kinar menyingkap selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Perlahan duduk, lalu menurunkan kakinya. Tangannya berpegang pada sisi kanan dan kiri tepi ranjang. Menatap kosong ke depan. Suasana kamar yang temaram, karena hanya lampu tidur di meja samping ranjang yang dinyalakan. Hatinya gelisah, tapi hendak turun pun juga ragu.Padangannya lalu tertuju pada gelas yang ada di atas meja, kosong. Tadi dia tak sempat meminta Bi Sumi untuk mengganti dengan yang baru karena hatinya keburu emosi dengan tingkah sang suami. Setelah mengumpulkan segenap niat, akhirnya Kinar menyambar gelas itu. Berniat turun ke bawah, mengisinya kembali di dapur. Karena kerongkongannya
Read more
bab 18
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 18"Mas." Kinar tersentak kaget dengan apa yang di lihatnya."Sedang apa kamu?" tanya Kinar dengan alis bertaut. Lemari pakaian berantakan, laci meja samping ranjang juga terbuka semua.Reza terperanjat, lalu menoleh. Dia gelagapan tidak tau harus menjawab apa. Kinar tiba-tiba saja muncul dan mengagetkannya."Ehh ... emm, i-ini Ma, aku lagi nyari berkas. Iya berkas. Ketinggalan di rumah," jawabnya gelagapan, tangannya menggaruk leher yang tak gatal.Dahi Kinar berkerut, matanya memicing. "Ohh!" hanya itu tanggapan Kinar. Dia seakan tidak peduli dengan apa yang dilakukan Reza. Melenggang masuk lalu mengambil paper bag juga tas yang dia taruh di sofa dekat jendela. Reza hanya berdiri di tempatnya mengamati setiap pergerakan Kinar."Kalau sudah selesai tolong rapikan lagi, ya, Mas. Belajarlah tanggung jawab dengan apa yang kamu lakukan, jangan melulu mengandalkan orang!" sindir Kinar sambil
Read more
bab 19
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 19"Kinar,"panggil lirih Fitri, saat dirinya berjarak beberapa langkah di belakang Kinar.Kinar menoleh, dengan wajah bersimbah air mata. Tentu Fitri terkejut melihat kondisi temannya itu. Sekilas saja sudah bisa diterka, jika dia sedang dalam tekanan yang teramat besar. Fitri mendekat dan menghambur memeluk Kinar. Seketika tangis Kinar pecah. Dia menumpahkan semua air mata yang disimpannya selama ini, seorang diri.Mendengar isak tangisnya membuat hati Fitri terenyuh. Dia memejamkan mata, dan bulir bening itu ikut luruh. Mengusap punggung Kinar berharap bisa memberi ketenangan walau sedikit. Hanya kata sabar yang terucap dari bibirnya untuk menguatkan."Kamu, terlalu berharga untuk menangis, Kinar!" ucap Fitri dengan kedua tangan menangkup pipi Kinar, setelah melepaskan pelukannya dan Kinar mulai tenang."Ada kami, di sini. Kamu ... nggak sendiri. Jangan membebankan semuanya pada diri kamu," lan
Read more
bab 20
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 20"Kenapa uangnya belum ditransfer juga, Mas?" tanya Niken dengan penuh emosi.Hari ini jatah membayar cicilan mobil. Sedang uang gajiannya bulan ini sudah ludes dalam beberapa hari saja. Untuk perawatan wajah, skincare, juga baju baru. Tak lain untuk memikat Reza. Hanya untuk bensin dan makan saja dia menodong Reza."Sabar, Sayang. Uangnya belum cair, Pak Bagas masih menunggu persetujuan dari Kinar," ucap Reza mencoba menenangkan kekasihnya itu.Niken membuang napas kasar. Wajahnya cemberut dengan tangan bersidekap dada. Pikirannya mulai panik, takut jika sampai mobilnya ditarik karena gagal bayar. Mobil impian yang baru beberapa bulan di tangannya."Nanti akan aku carikan uangnya, kamu jangan takut," ucap Reza, tangan kirinya membelai rambut Niken, sedangkan jemari tangan kanannya mengetuk-ngetuk pahanya sendiri. Berusaha mencari jalan keluar untuk masalah yang bukan tanggung jawabnya.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status