All Chapters of Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r: Chapter 31 - Chapter 40
94 Chapters
Lelaki Asing
‘’Ke pasar? Jadi putriku dibawa Bibi juga ke pasar. Ah, nggak mungkin. Tapi sama siapa dia ditinggal?’’ kataku dalam hati bertanya-tanya.Ya, beberapa hari nan lalu aku masih berada di rumah sakit dan tak mungkin bibi menitipkan Naisya ke orang lain. Lalu sama siapa anakku ditinggal oleh bibi?‘Ah, sudahlah. Kan yang penting putriku nggak kenapa-napa' Aku berusaha menepis semua rasa penasaranku itu.‘’Bu? Ibu kenapa?’’‘’Ah, enggak kok, Bi. Aku baik-baik saja.’’‘’Tadi tuh aku cuman bingung aja. Biasanya kan Bibi nggak pernah masak yang beginian,’’ kataku sembari tersenyum memandangi hidangan yang telah disediakan oleh bibi.‘’Ibu nggak suka? Biar Bibi simpen aja. Nanti Bibi yang makan atau kita kasih aja ke tetangga kali ya?’’‘’Nggak, Bi. Aku sebenarnya suka banget malahan. Aku nggak makan jengkol itu selama ini karena ngehargai Mas Deno aja yang katanya nggak suka sama jengkol.’’‘’Eh, ternyata dia bohongi aku selama ini. Di luar malah ini makanannya sama si pelakor itu,’’ kesalku.
Read more
Sebahagia itu?
Mba Nelda? Kok bengong? Lagi ngelihatin apa?’’ tulis seseakun yang membuat aku kembali menatap layar yang tengah siaran langsung itu.‘’Ah iya, ma’af guys. Kayaknya untuk hari ini aku cukupkan sampe di sini dulu. Kapan-kapan aku akan ngobrol online lagi dengan kalian ya. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan.’’‘’Terima kasih banyak buat kalian yang menyempatkan waktu untuk menonton live aku, sehat selalu ya dan semoga selalu dalam lindungan Allah. Aku pamit dulu, assalamua’laikum,’’ kataku sembari melambaikan tangan layar ke camera dan segera mengakhiri live di aplikasi itu.Dengan pelan aku menutup kembali laptop dan membiarkan benda pipihku terletak di meja itu. Aku bergegas melangkah ke ruang bermain putri mungilku. Dengan mengendap-endap aku menuju pintu yang tengah terbuka itu.‘’Adik senang Om bisa ke sini lagi. Om kata Mama dan Bibi selalu sibuk,’’ sungutnya terdengar olehku dari luar.‘’Iya, Dik. Ma’afkan Om ya. Om kadang sibuk kerja. Tapi kan ada Mama sama Bibi yang akan b
Read more
Security?
‘’Ya Allah, apa Ibu belum minum obat kali ya?’’Aku coba berpikir sejenak,’’Ah iya. Ya Allah ternyata belum, Bi. Aku lupa.’’‘’Ma’af, Bu. Bibi pun lupa mengingatkan. Kalo gitu Ibu makan obatnya di kamar saja atau di mana? Biar Bibi bawain air matang,’’ ujarnya kemudian.‘’Nggak apa-apa, Bi. Bibi kan sibuk juga. Bawa ke kamar aja. Dan nasi juga ya, Bi,’’ pintaku pada wanita yang kuanggap sebagai keluargaku itu.‘’Siap, Bu. Bibi ambilin dulu ya.’’Aku menyahut dengan anggukan. Tampak si bibi sudah bergegas melangkah. Sedangkan aku kembali ke kamar tidurku. Pantas saja kepalaku terasa pusing kembali, obatku belum dikonsumsi untuk pagi ini saking lupanya aku. Tak berselang lama wanita separuh baya itu sudah membawakanku nasi, obat dan segelas air putih.‘’Makan dulu ya, Bu. Setelah itu baru istirahat,’’ ujarnya yang bergegas meletakkan nampan yang berisi nasi dan sambal di nakas.‘’Iya, Bi. Makasih banyak ya.’’‘’Sama-sama, Bu.’’‘’Kalo gitu Bibi cek dulu Naisya ya,’’ katanya kemudian.Ak
Read more
Apa yang direncanakannya?
Malam ini mataku enggan untuk terpejam. Teringat isi pesan wanita yang masih berstatus jadi mertuaku itu. Katanya dia akan berkunjung ke rumah karena rindu dengan cucunya. Aku bingung harus bagaimana, tak mungkin aku melarangnya berkunjung ke rumahku. Biar bagaimana pun juga Naisya adalah cucu satu-satunya dan aku masih berstatus sebagai istri dari anak semata wayangnya.Tapi suamiku sudah lama pergi dari rumah dan sampai saat ini tak kunjung pulang lagi. Nanti mama malah bertanya lelaki itu dan apa yang hendak aku jawab? Apalagi beliau itu asam lambung kronis yang tak boleh banyak pikiran dan beliau dulu juga berharap agar kami hidup selamanya bersama. Mertuaku itu begitu baik sekali padaku, bahkan dia menganggapku sebagai anak kandungnya sendiri bukan menantu.‘’Ya Allah, aku harus bagaimana ini? Apa ini waktunya aku jujur ke Mama?’’Aku mengusap muka berkali-kali dan menghempaskan tubuh ke tempat tidur. Kupandangi Naisya sudah terlelap. Ya, karena seharian dia tak tidur siang karen
Read more
Akting kamu luarbiasa!
‘’Ya Allah, Nel? Kamu kok begitu sama suami sendiri?’’ Mama mertua sungguh terkesiap melihat pemandangan ini.Ya, memang tak pernah beliau melihat aku berlaku tak baik pada suamiku. Apalagi sampai menepis tangan anaknya dengan kasar di depan orang tua kandung. Orang tua mana pun pasti akan merasa kesal, bahkan marah melihat anaknya diperlakukan seperti itu jika tak tahu apa alasannya. Ah, entah kapan aku akan bisa berkata jujur pada kedua mertuaku itu. Tapi aku tak sanggup lagi untuk menutupi semua ini. Yang ada semakin membuat hatiku teriris. Tidak! Aku harus mengatakan yang sejujurnya.‘’Hemm, Mas Deno ini sebenarnya.....‘’‘’Kamu pusing, Sayang? Aku anter ke kamar ya?’’ Aku menggeleng cepat. ’’Nggak, aku duduk aja.’’ Aku kembali menghenyak di kursi.Kali ini aku gagal lagi. Tampaknya dia berusaha menghalangiku berkata yang sejujurnya tentang masalah yang menimpa rumah tangga kami. Dasar lelaki pengkhianat! Dia menyembunyikan semua ini alasannya tak mau membuat kedua orang tuanya
Read more
Kecoplosan?
‘’A—apa? Berani sekali dia. Aku malah lupa kalo pagi ini orang-orang yang melamar jadi security akan datang ke rumah ini,’’ kataku lirih yang terperanjat kaget mendengar ucapan bibi Sum.Aku tak tahu lagi apa yang direncanakan oleh lelaki itu. Padahal dia sudah lama tak berada di rumah dan dia tak tahu apa-apa soal aku mencari security pribadi. Yang tahu tentang ini hanya bibi dan aku. Ah, rencana licik apalagi yang dibuat oleh lelaki pengkhianat itu?‘’Bi, temani aku ke luar ya?’’Bukan aku takut, tapi aku hanya waspada saja. Jika nanti kepalaku mendadak pusing kembali dan apalagi kini tubuhku terasa tak berdaya. Bibi tampak mengangguk. Dengan pelan aku bangkit dan melangkahkan kaki ke luar. Setibanya di teras rumah, aku mendapati lelaki itu tengah bersama beberapa orang lelaki, menurutku mereka yang menghubungiku kemarin malam.‘’Apalagi yang kamu rencanakan, Mas?’’ gumamku dalam hati. Tanpa berpikir lagi aku bergegas menghampiri.‘’Mas, kamu nggak berhak mengatur semua ini!’’ tegas
Read more
Kenapa?
Ucapan Mama membuat aku ingin segera mengakhiri kebohongan ini. Tampak Mama sudah melangkah keluar dari rumah dan menuju pagar. Aku menghela napas gusar.‘’Sabar, Nel. Ini bukan waktu yang tepat untuk kamu bicara dengan Mama,’’ lirihku mengingatkan diri sendiri.Aku melangkah ke luar. Mataku tertuju kembali pada mama mertua yang tengah menaiki taksi dan hilang seketika dari pandanganku. Bergegas aku melangkah dan mengunci pagar kembali. Aku tak mau jika nanti lelaki pengkhianat itu menginjakkan kaki ke sini lagi.‘’Eh, Mamanya Naisya? Udah sehat?’’Aku mencari sumber suaranya. Eh, ternyata bu Aira di sebelah rumahku. Tampak dia tengah menyapu halaman. Mungkin dia tahu dari beberapa postingan para fans-ku yang mendo’akan aku sewaktu kecelakaan itu. Ya, walaupun usianya tak muda lagi, namun wanita itu pandai bermain sosial media. Aku sudah kenal siapa bu Aira. Dia begitu baik, ramah, dan suka bermain sosial media guna menghibur diri katanya.‘’Alhamdulillah, lumayan membaik, Bu. Ibu kap
Read more
POV Mama Deno
‘’Ma, kok Deno jarang banget ke sini? Kenapa ya?’’ tanya lelaki yang masih setia membersamaiku itu di waktu mendekati senja ini.Dia tampak menyesap teh hangat yang tadi kusuguhkan lalu kembali beralih menatapku.‘’Deno itu sekarang sibuk banget, Pa. Apalagi dia itu Direktur Utama di perusahaan itu. Jadi kita harus maklumin,’’ sahutku sambil tersenyum.‘’Iya, kalo itu Papa paham sih. Tapi apa nggak ada waktu liburnya? Kan hari Minggu libur. Papa merasa aneh deh sama Deno.’’Dalam hati aku membenarkan ucapan suamiku. Apa sesibuk itu anakku? Apa hari Minggu dia tak punya waktu untuk sekadar mengunjungi kedua orang tuanya? Bahkan sekadar menelpon saja tak ada. Dan kemarin aku mengunjungi rumah Deno dan Nelda, sebelumnya aku sudah memberitahu menantuku itu. Hanya saja Deno tak tahu jika aku akan berkunjung ke rumahnya.Setibanya di sana, seperti biasa aku disambut hangat oleh menantuku itu dan tak ada yang berubah dari sikap seorang Nelda padaku, namun aku sedikit curiga dengan sikapnya t
Read more
POV Deno
Semejak karyawanku mengundurkan diri dari perusahaan, membuat perusahaan itu aku tutup untuk sementara. Aku bahkan sudah berusaha untuk mencari karyawan, ingin aku ajak bekerja di perusahaanku. Namun, nihil. Semua orang sudah tahu rahasiaku selama ini.‘’Kami nggak sudi bekerja sama dengan Direktur kayak Bapak.’’Begitu ucapan mereka tiga hari nan lalu. Saat aku mengajak beberapa wanita dan pria yang kuhubungi lewat benda canggihku itu. Ah, ini semua gara-gara perempuan sok suci itu! Semua orang jadi tahu yang kututupi selama ini. Berita itu viral karena dia live di instagram, kuyakin orang lain juga ikut menshare video live itu. Lihat saja apa yang akan kulakukan pada wanita sok suci itu. Semoga saja semua rencanaku kali ini berhasil.’Kamu kira aku ini lelaki bodoh, Nel! Kamu belum tahu siapa Deno yang sebenarnya' Aku menyunggingkan bibir.Aku mengusap mukaku berkali-kali dengan kasar. Seketika panggilan Chika mampu membuyarkan lamunanku.‘’Mas? Gimana udah dapat solusi nggak kam
Read more
POV Pelakor
‘’Nggak! Pokoknya kalian nggak boleh masuk. Nanti malah aku kehilangan barang mahalku lagi. Orang miskin kayak kalian emang bisa mengganti barang mahalku? Hah?’’Aku berkacak pinggang berdiri di ambang pintu menghadap bapak-bapak rempong yang kepo sekali dengan urusanku. Ingin rasanya aku menelan hidup semua orang ini, saking marahnya aku sekarang. Bisa-bisanya mereka kepo dengan urusanku.Ibu Nirma? Siapa dia? Di mana orang itu melihat aku membawa Deno ke sini? Selama aku mengajaknya menginap di sini tak pernah kecolongan sedikit pun. Karena seribu macam cara aku lakukan agar warga tak mengetahui, kalau aku membawa lelaki menginap di rumahku. Aku akan mencari tahu ini semua, siapa itu Nirma?‘’Mba, kami cuman sekedar ngecek aja. Nggak lebih.’’‘’Kita masuk aja. Mana tahu dia yang membawa lelaki ke rumahnya!’’Semuanya menerobos memasuki rumahku, aku sudah berusaha menghalangi sekuat tenaga, namun tak bisa. Kekuatan mereka mengalahkan kekuatanku yang cuman sendirian, apalagi aku juga
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status