Semua Bab Kakak Ipar, Mari Kita Bercerai!: Bab 31 - Bab 40
47 Bab
31. Mabuk Cinta
Satu jam sebelumnya.Mona berjalan menuju kediaman Roderick dengan niat untuk bertemu Bella. Namun, di tengah perjalanan, dia terkejut melihat Alesya dan Zidan duduk berdua di pantai. Pasangan itu tampak begitu akrab, dimana Zidan menyuapi sesuatu pada Alesya. Mona merasa perlu untuk merekam kejadian tersebut dan mengirimkannya kepada Liam. Mona mengeluarkan ponselnya dengan hati- hati, dan mulai merekam adegan yang terlihat di depan matanya. Alesya dan Zidan tertawa bersama, berbicara dengan lembut satu sama lain, dan sesekali Zidan mengusap rambut Alesya yang diterpa angin pantai. Mona merasa marah dan kecewa menyaksikan kejadian itu, tapi dia yakin Liam perlu mengetahui apa yang terjadi.Setelah yakin cukup bukti yang direkamnya, Mona mengakhiri video dan segera mengirimkannya ke nomor Liam. "Liam, kamu harus melihat ini," tulis Mona di pesan singkatnya. Dia menunggu beberapa saat, merasa jantungnya berdegup kencang menunggu respon dari Liam.Mona merasa iba kepada Liam, namun dia
Baca selengkapnya
32. Memeluk Liam
"Dijemput wanita lain yang lebih sexy dan memahami Anda? Siapa dia bos?" tanya Edo penasaran."Dia adalah Alesya. Aku ingin dia datang dan menjelaskan semuanya kepadaku? Tentang kepergiannya? Anak siapa yang dikandungnya? Apakah dia benar telah menikah dengan lelaki lain? Bukankah dia mencintaiku? Lalu, apakah dia telah melupakanku? Tak lagi mencintaiku?" cerca Liam pada Edo, mengutarakan semua pertanyaan yang mengganjal selama ini.Hampir satu jam, Edo menunggu Liam hingga bosnya itu pingsan. Dengan sedikit kewalahan, Edo membawa Liam pulang ke kediaman Roderick. Sesampai di rumah, Edo terpaksa menidurkan Liam di sofa bukannya ke kamar. Namun Liam malah berpindah tempat.Edo melihat Liam yang terkapar lemah di lantai dengan wajah pucat pasi, tangannya mencengkram bantal dengan erat sambil mengigau tak jelas. Matanya yang terpejam rapat seolah mencari sosok yang sudah lama hilang dari hidupnya, Alesya, istri yang pergi meninggalkannya beberapa bulan lalu. "Ale, pulanglah Ale."Liam t
Baca selengkapnya
33. Sup penghilang pengar
"Apa yang kamu lakukan, Ale?" tanya Zidan membuat Alesya terjingkat dari duduknya."Emh itu… tidak, tidak ada apa apa," bohong Alesya sambil menyembunyikan ponselnya.Zidan tersenyum simpul, meletakkan segelas susu dan menghampirinya, "jangan sembunyikan apapun jika kamu ingin aku membantumu." Dielus pelan rambut Alesya, seketika membuat jantungnya berhenti berdetak untuk sesaat. "Minumlah susu untuk ibu hamil ini.""Ini..."Alesya menggantungkan kalimatnya antara bingung dan terharu."Tenang saja Ale, susu itu baik untuk kandunganmu. Aku sudah berkonsultasi dengan Dokter yang menangani kehamilanmu. Dia bilang, "Tuan Zidan, anda harus menjaga betul kondisi istri anda. Sang bayi harus sehat dengan berat badan terpenuhi agar bisa menekan miom sehingga miom tidak dapat berkembang lagi. Aku menyarankan untuk minum susu dan akan memberikan resepnya kepada anda."Zidan sungguh persis menirukan ucapan Dokter Sarah membuat Alesya tersenyum malu. Segera minum susu hingga tandas. Hal itu membua
Baca selengkapnya
34. Haruskah mencarinya?
"Dari aku."Bella mengaku jika dirinyalah yang memberi kotak bekal itu. Liam memandangnya sekilas, "terima kasih."Bella tersenyum lebar, merasa jika suaminya sangat pengertian, berbeda dengan Liam akhir akhir ini. Tak lama, Liam kembali keluar ruangan membuat Bella mengerucutkan bibirnya. "Liam Kenapa kamu tidak memakan sup anti pengarnya terlebih dahulu? aku sudah susah payah membuatnya untukmu tapi-""Aku akan memakan supnya setelah rapat," jawab Liam dingin, pergi meninggalkan Bella sendirian bersama Lia, sekretaris Liam.Bella berdecak dan mendekati Lia, "awas saja Lia! Jika kamu mengadu kepada Liam, akan aku pastikan kamu keluar dari perusahaan ini." Dirinya beranjak pergi meninggalkan kantor, sedangkan Lia hanya bisa mengangguk pasrah!Liam sendiri mempunyai rapat dan selesai siang ini. Selama meeting, semua berjalan dengan baik dan semua itu tak luput dari peranan Edo, sang asisten kepercayaan. Liam kembali ke ruang kerja, duduk di kursi, beristirahat sebentar setelah bekerj
Baca selengkapnya
35. Maraknya perselingkuhan
"Edo haruskah aku menemui Alesya?" tanya Liam bingung.Edo tersenyum simpul dan menjawab, "silahkan tanyakan kepada hati kecil anda karena dia tak akan pernah berbohong."Liam mengangguk setuju. "Baiklah, aku akan menyendiri dan memantapkan hati untuk menemuinya.""Menemui siapa?""Ah tidak ada Nyonya, kami sedang membicarakan perihal menemui klien nanti. Benarkan boss!" jawab Edo dengan tenang."Oh begitu. Baiklah," jawab Bella sekenanya dan duduk di sofa, merebahkan tubuh moleknya. Sebenarnya Bella mendengar semuanya. Setelah satu jam lamanya, Bella memutuskan untuk pulang. "Aku pulang ya Liam," ucap Bella sambil mencium bibir Liam saat lelaki itu masih sibuk dengan file filenya.Tiba tiba pintu ruang kerja Liam terbuka lebar, tampaklah sosok klien Liam, Bapak Hendra, yang dengan langkah mantap memasuki ruangan tersebut. Bella dan Liam seketika berdiri memberi salam. Setelahnya, Bella meninggalkan ruangan menyisakan dua orang di ruangan tersebut.Senyum lebar terukir di wajah Hendra
Baca selengkapnya
36. Berciuman
"Alesya?" panggil Liam pada wanita yang dipegang tangannya saat ini. Dari belakang, wanita itu mirip sekali dengan Alesya, istrinya yang telah lama meninggalkannya. Hati Liam berdebar kencang, tak menyangka akan bertemu sosok yang begitu mirip dengan Alesya di tempat ini. "Alesya, apa kau..?" Ucapnya dengan suara gemetar. Mendengar ucapan Liam, wanita itu menoleh, ternyata bukan Alesya. "Aku bukan Alesya."Wajah Liam langsung berubah pucat, "Maaf, aku salah orang," ucapnya dengan terbata.Wanita itu tampak kesal, namun dia hanya mengangkat bahu dan kembali melanjutkan aktivitasnya, berlari meninggalkan Liam dan Bella. Liam masih berdiri di sana, menyesali tindakannya yang terburu-buru. Sementara itu, dari kejauhan, Bella menyaksikan kejadian itu dengan raut wajah marah.Bagaimana mungkin, pikir Bella, Liam bisa bersamanya namun masih terus memikirkan Alesya dan bahkan mengira wanita lain sebagai Alesya. Bella merasa jengkel dan cemburu, namun dia berusaha menahan amarahnya.Sesaat ke
Baca selengkapnya
37. Tes DNA
"Apa yang kalian lakukan?" teriak Edo, berdiri di pintu masuk kedai, matanya terbelalak saat melihat sosok Alesya dan Zidan yang begitu dekat satu sama lain. Adrenaline Edo berpacu ketika ia menyaksikan Zidan mendekatkan wajahnya ke Alesya, hingga bibir mereka hampir bersentuhan.Alesya kaget, seketika menjauhkan diri dari Zidan, terlihat ragu dan gugup. Matanya berkilat dan pipinya memerah. Zidan memandang Edo dengan wajah tak suka. "Siapa dia, Ale?"Edo tahu betul bahwa Liam sangat mencintai Alesya, begitu juga sebaliknya dan ia merasa perlu melindungi kepercayaan majikannya. Dengan langkah cepat dan berani, Edo menghentakkan pintu dan masuk ke ruangan tersebut. "Nyonya Alesya, Pak Liam memerintahkan saya untuk mengantarkan dokumen ini," ujar Edo dengan suara keras dan tegas, sambil menyodorkan sehelai kertas pada Alesya."Dokumen?"Raut wajah Alesya terlihat bingung, sementara Zidan tampak kesal dengan kedatangan Edo yang tiba-tiba. "Terima kasih, Edo," sahut Alesya dengan suara ge
Baca selengkapnya
38. Operasi
"Saat kamu pergi meninggalkanku, saat itu juga aku telah menutup hati ini."Air mata Bella mengalir deras, mengguyur pipi mulusnya yang tampak memerah. Bella semakin mengeratkan pelukan sambil berkata, "Maafkan aku, Liam. Aku akan berubah. Aku janji!"Namun, Liam merasa muak melihat tangisan Bella. Baginya, itu semua hanyalah air mata buaya yang tak pernah jujur. Hatinya telah luluh lantak, tak mampu mempercayai istrinya lagi. Liam berusaha keras menahan amarah yang mendidih di dadanya, ia tak ingin meledak di depan Bella yang terus memohon maaf dengan wajah mengenaskan itu.Alih-alih mencoba untuk menghibur istrinya, Liam melepas pelukan Bella, berjalan menuju pintu dan berkata dengan suara tegas, "Aku tidak bisa lagi, Bella. Aku sudah lelah. Terlalu banyak dusta dan pengkhianatan yang harus ku terima. Aku harus pergi …."Bella tercekat, masih mencoba meraih Liam yang kini semakin menjauh darinya. Tangisannya kian menjadi, namun tidak ada lagi yang bisa ia lakukan. Liam telah putus as
Baca selengkapnya
39. Angkat tangan!
Liam sedang duduk termenung di ruang tamu saat pesan WhatsApp masuk dari Alesya, istri yang sudah lama menghilang dari hidupnya. Pesan itu membuat jantungnya berdegup kencang, segera dibuka dan dibaca pesan tersebut. Alesya meminta Liam untuk datang ke rumah sakit karena ia akan menjalani operasi kandungan. Perasaan Liam menjadi campur aduk, antara haru, khawatir, dan bingung. Kedua tangannya gemetar saat memegang ponselnya.Hati Liam merasa hancur berkeping-keping membaca pesan tersebut. Bagaimana mungkin Alesya merasa dirinya tidak bisa menerima anak mereka? Apa yang membuat Alesya begitu takut hingga memilih untuk melarikan diri? Liam menahan air matanya yang mulai menggenang di sudut matanya.Tiba-tiba, sebuah keinginan untuk menemukan Alesya dan anak mereka yang belum lahir menjadi begitu kuat dalam diri Liam. Ia ingin bertemu dengan Alesya, memeluknya erat, dan meyakinkan bahwa ia akan selalu ada untuk mereka berdua. Liam ingin menjadi sosok suami dan ayah yang baik, yang mampu
Baca selengkapnya
40. Menyelamatkan bayinya
"Hentikan operasi ini!" teriak Zidan bersama seorang lelaki berusia sekitar 60 tahun."Dia Dokter gadungan!" teriak lelaki berpakaian lusuh itu."Apa?"Delapan jam sebelumnya.Morne bersembunyi di balik jendela, mendengar percakapan antara Bella dan Raka. Bella dengan tegas menyuruh Raka untuk menyamar menjadi Dokter dan membunuh Alesya saat operasi kandungan nanti. Raka juga harus menculik Dokter asli agar rencana mereka berjalan lancar.Morne merasa ngeri dan panik, berita ini harus segera diberitahukan kepada Zidan. Tangan gemetar, ia mengambil ponselnya dan menekan nomor Zidan. Sesaat kemudian, suara Zidan terdengar di ujung sana."Zidan, Nyonya Alesya dalam bahaya! Nyonya Bella berencana membunuhnya saat operasi kandungan!" ungkap Morne dengan nada tergesa-gesa."Apakah kamu yakin?" tanya Zidan dengan suara yang serak karena cemas."Ya, aku baru saja mendengarnya dari Nyonya Bella langsung. Mereka akan menculik Dokter asli dan Raka akan menyamar sebagai Dokter untuk membunuh Ales
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status