Semua Bab Kakak Ipar, Mari Kita Bercerai!: Bab 21 - Bab 30
47 Bab
21. Miom dan kehamilan
Liam membelalakkan mata saat menonton video yang ditunjukkan Bella tentang kedekatan Alesya dan Zidan. Namun detik berikutnya bersikap biasa saja dihadapan Bella."Pada video itu, Alesya terlihat tak tahu malu. Dia pergi darimu untuk menggaet lelaki lain," pancing Bella."Lalu?!""Lalu, katamu?" Bella heran dan tak habis pikir dengan suaminya itu. "Mereka berselingkuh, Liam. Kenapa kamu tak marah? Lalu, saat aku…"Liam menatap Bella tajam membuat wanita itu tak ingin meneruskan kalimatnya. Padahal menurut Bella, Alesya patut dihukum atas sikapnya ini.Dalam hati Liam, dia merasa ada yang aneh. Seolah- olah rasa cemburu mulai menyelinap, ada juga rasa sakit, sama seperti saat Bella berselingkuh dengan lelaki lain, namun dia berusaha keras menepis perasaan itu dan bersikap seolah- olah tak ada yang terjadi. Mata Liam terus memperhatikan layar ponsel Bella yang menampilkan Alesya dan Zidan sedang tertawa bersama, terlihat begitu bahagia. Alesya tak pernah sebahagia itu selama dengannya.
Baca selengkapnya
22. Jemput Alesya!
Liam berlari tergesa-gesa menuju kamar Marco saat mendengar kabar ayah mertuanya tersebut siuman dari koma. Sesampainya di kamar, Liam menemukan Marco telah duduk di tempat tidur, "Ayah Marco!""Liam, kamu disini.""Ayah, syukurlah!" Marco memeluk sang mertua dan disambut hangat oleh Marco. Tak lama, dilepas pelukan dan mata sedang mencari-cari seseorang."Ada apa, Ayah?" tanya Liam bingung."Dimana Alesya?" tanya Marco dengan nada cemas, mencari keberadaan anak keduanya itu.Sesaat Liam bingung untuk menjawabnya. "Alesya telah pergi," jawab Liam dengan gugup.Mendengar jawaban itu, Marco langsung memarahi Liam dengan keras, "Bagaimana bisa kamu melepaskan Alesya begitu saja? Dia adalah satu satunya wanita yang sangat mencintaimu!"Liam terdiam, merasa tertohok dengan kata-kata Marco. Wajahnya tampak pucat dan menundukkan pandangannya. Dia sadar betul telah kehilangan sosok Alesya yang berharga dalam hidupnya, tapi rasa harga diri yang tinggi juga mempengaruhi Liam untuk menahan diri,
Baca selengkapnya
23. Liam, kamu tega!
"Miom akan membesar dan mendorong janin, sehingga janin tidak dapat menempel pada dinding rahim. Kondisi ini terjadi pada trimester pertama. Akibatnya, risiko terjadinya keguguran semakin besar. Jika miom berkembang semakin membesar, miom dapat mendesak janin sampai plasenta yang tumbuh di bawah rahim. Kondisi ini dapat mengakibatkan pendarahan saat persalinan.Bila miom tumbuh menghalangi saluran janin, pertumbuhan janin akan terganggu karena kekurangan makanan dan oksigen. Kondisi ini dapat berujung pada kematian janin," jelas Dokter."Ya Tuhan!"Alesya tak menyangka jika efeknya akan separah ini. Tak bisa menahan lagi, air mata berhasil mengucur deras dari sudut matanya."Alesya tenanglah. Kita pasti bisa melalui semua ini. Pasti kita bisa menyembuhkan janinmu sehingga Miom lah yang akan sirna," jelas Zidan memberi kekuatan.Alesya hanya bisa mengangguk pasrah, berdoa yang terbaik untuk dirinya dan janin yang dikandung. Mereka memutuskan untuk pulang setelah Dokter meresepkan beb
Baca selengkapnya
24. Memberitahu sesuatu
"Apa?"Mona syok mendengar jawaban lugas dari lelaki tampan di depannya. Tatapan beralih pada Alesya dan kembali berkata, "Ale, bagaimana bisa, kamu lakukan hal ini? Bukankah kamu sangat men–""Sudah cukup, Mona. Kamu sudah mengerti semuanya jadi cukup lihat saja kehidupanku. Jangan coba coba mencampuri urusan pribadiku," cerca Alesya membuat Mona bergidik ngeri. Tak biasanya Alesya bersikap seperti itu. Alesya yang dikenal dulu sangatlah lemah lembut dalam bertutur kata. Ditatap penuh kecurigaan lelaki yang kini menggandeng tangan Alesya. "Ayo kita pulang, Ale."Alesya mengangguk, memandang Mona sekilas dan berlalu pergi. Hatinya tak nyaman karena telah membentak sahabatnya itu. "Ale, tunggu! Dengarkan aku dulu. Ale?!"Alesya sama sekali tak menggubris panggilan Mona membuat wanita seksi itu menggerutu sebal. "Apa yang sebenarnya terjadi? Aku akan mencari tahu semua ini!"Mona memutuskan pergi menuju ruang Obgyn. Ya, kakaknya adalah seorang Dokter kandungan. Hanya butuh beberapa m
Baca selengkapnya
25. Bella hamil?
Bella menarik nafas dalam-dalam dan berkata pada Liam, "aku hamil.""Apa?!"Dengan gugup, Bella mengulurkan sebuah alat tes kehamilan yang menunjukkan dua garis merah kepada suaminya. "Ya Liam, aku hamil," ucap Bella pelan, hatinya berdebar kencang menunggu reaksi suaminya.Liam menoleh, melihat benda yang diberikan Bella. Matanya melotot tak percaya, lalu kembali menatap wajah Bella yang tampak cemas."Bagaimana bisa?" tanya Liam, masih dengan nada tak percaya.Bella mengangguk pelan, menahan air mata kebahagiaan yang mulai menggenang di pelupuk matanya. Ketika Bella memberitahu Liam tentang kehamilannya, ekspresi wajah Liam tidak menunjukkan kebahagiaan. Sebaliknya, seolah ada beban yang memikul hatinya. Hal itu kentara dengan ekspresi Marco. Dia juga tak menyangka Bella hamil. Anaknya itu selalu berfikir untuk kemolekan tubuhnya sehingga tak mau hamil bahkan mempunyai anak. Bagi Bella, mempunyai anak sangat merepotkan, dia tak punya waktu untuk bersenang senang dan dirinya akan ter
Baca selengkapnya
26. Diantara dua pilihan
Zidan dan Alesya tiba di gereja dengan penuh semangat untuk menghadiri pesta pernikahan salah satu pegawai mereka. Mereka berjalan beriringan sambil menggenggam tangan satu sama lain, menunjukkan betapa erat hubungan mereka. Sebelum pesta dimulai, mereka memutuskan untuk berdoa bersama, berlutut di depan altar dan merasakan kedamaian yang melingkupi gereja itu."Selamat atas pernikahan kalian," ucap Zidan pada Arkan, anak buahnya."Terima kasih boss. Aku harap Anda segera menyusul."Zidan mengangguk tak nyaman karena Alesya ada disampingnya, mendengar pembicaraan mereka. "Tentu. Nanti, disaat wanita yang kucintai sudah memahami pengorbananku sejauh ini sehingga dia akan memutuskan untuk bersamaku.""Oh, so sweet," puji mempelai wanita membuat Alesya semakin memerah, terasa jika orang disekitarnya memang memojokkan dirinya agar segera menerima Zidan sebagai suami."Sudahlah. Ayo kita mulai bersenang senang di pesta!" ucap Zidan."Lets go!"Pesta pernikahan berlangsung dengan meriah, pe
Baca selengkapnya
27. Mengidam ya
"Apa ini?!" tanya Liam sambil membuka tumpukan kertas dan amplop coklat.Mata tajam itu mulai membaca dengan seksama tulisan yang ada pada lembaran di tangannya. "Miom!" gumam Liam yang masih terdengar Mona."Benar, Alesya divonis mengidap Miom, penyakit yang bisa mempengaruhi janin di kandungannya," jelas Mona sambil melirik Liam. Mencoba mencari rasa khawatir di mata mantan suami Alesya itu namun sama sekali tak ada. Mengenai Alesya, dia bukan mantan Liam karena mereka belum bercerai.Liam menatap hasil pemeriksaan Alesya dengan wajah datar, berusaha menutupi kecemasan yang menggebu di dalam dadanya. Mona yang melihat Liam pun menggeleng pelan, mengawasi Liam dengan tatapan curiga."Kau tak perlu khawatir, Liam," ujar Mona lemah, mencoba memberi semangat kepada suami sahabatnya itu. Ucapan Mona terdengar seperti sindiran yang justru membuat Liam merasa semakin terpengaruh dan rapuh. Banyak sekali pertanyaan di benaknya yang belum juga terjawab. Dan sampai saat ini semua tanda tanya
Baca selengkapnya
28. Anggur merah
Zidan dan Alesya mulai berpetualang dengan sepeda motor antik milik Zidan, melaju menuju perkebunan anggur yang terletak di sudut kota Amerika. Alesya masih ragu, namun rasa ingin memakan anggur begitu mendesak dirinya untuk ikut, terlebih tawaran Zidan untuk menemani perjalanan ini juga tak mampu ditolaknya."Kamu harus berpegangan erat, ya. Jalannya tidak mulus," ujar Zidan sambil menyalakan mesin motor yang mengeluarkan suara berdengung khas."Em, baik." Alesya pun mengangguk dan mulai melingkarkan tangannya di pinggang Zidan, berusaha menahan ketakutannya. Zidan tersenyum puas dan mulai melajukan motor.Sepanjang perjalanan, mereka melintasi jalan- jalan yang berliku dan bergelombang, membuat Alesya semakin erat memeluk Zidan, tampak ragu dan tak nyaman karena baru pertama kali melakukan hal yang diluar batas menurut Alesya. Perlahan tapi pasti, Wanita hamil itu mulai menikmati perjalanan tersebut, terpesona oleh pemandangan indah di sekitar mereka.Di tengah perjalanan, Zidan sese
Baca selengkapnya
29. Kepergok
Zidan dan Alesya tiba di kediaman Roderick. Mereka berdua melangkah perlahan mendekati rumah yang besar dan megah itu, namun terlihat sunyi. Zidan merasa takut jika mereka ketahuan datang ke sini, jadi dia mencoba memastikan dulu keberadaan Liam sebelum melanjutkan masuk kesana. Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi kantor Liam."Halo. Apakah saya bisa berbicara dengan CEO Liam?" tanya Zidan dengan hati-hati."Maaf, tapi Tuan Liam sedang ada rapat," jawab resepsionis di seberang sambungan telepon."Baiklah kalau begitu. Maaf mengganggu," ucap Zidan sebelum memutuskan sambungan.Mendengar kabar itu, Zidan merasa lega dan mengajak Alesya untuk melanjutkan rencana mereka. "Ayo masuk Ale!"Zidan memegang tangan Alesya, membawa menuju pintu rumah. "Tunggu, Zidan. Kita tak perlu masuk kediaman Liam. Kita bisa lewat samping karena anggur merah terletak di balkon kamarku.""Baiklah. Ayo kesana!"Mereka berjalan ke sisi rumah dan menemukan tangga yang mengarah ke balkon kamar Alesya. Deng
Baca selengkapnya
30. Bagaimana? Apa kamu cemburu?
"Itu…"Zidan tersenyum kecut pada Alesya, mengingat bagaimana detik-detik mendebarkan yang baru saja ia alami. "Aku berhasil mengambil tiga biji anggur untukmu, Alesya," katanya pelan, menunjuk pada anggur di telapak tangan.Alesya kembali menatap intens tiga objek di tangannya, terkejut namun bersyukur. "Terima kasih banyak, Zidan. Aku tahu itu berbahaya. Kamu benar-benar berani melakukannya demi aku."Zidan mengangguk, wajahnya memerah karena malu dan bangga. "Ah, tidak apa-apa. Tapi tadi Bella, mengapa dia terlihat sangat marah saat melihat kita? Aku sungguh tak menyangka jika dia akan semarah itu."Alesya menarik nafas panjang, merasa cemas. "Jangan khawatir tentang Bella, Zidan. Semuanya akan jelas terungkap, jadi kamu tak usah takut padanya, Oke."Zidan terkekeh, "kamu ini bisa saja, Ale. Kenapa juga aku harus takut pada kakak tak tahu diri itu."Keduanya tadi sempat menyimpan rasa was was dan takut akan kemarahan Bella."Sekarang, makanlah! Bukankah kamu begitu menginginkannya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status