Semua Bab Kakak, Jangan Merayuku Terus!: Bab 41 - Bab 50
121 Bab
41. Darah Bangsawan
Zack tercengang melihat banyak mobil di halaman rumah. Vigor berdiri didampingi dua orang pengawal. Sahabatnya ini tidak pernah datang dengan serius seperti ini.“Zack. Ada yang ingin bertemu denganmu.” Vigor menjulurkan tangan ke arah pintu mobil mewah.Yang pertama kali Zack lihat adalah sebuah tongkat berlapis emas. Kemudian, keluarlah seorang lelaki tua berpakaian jas lengkap. Wajah ningratnya menatap Zack dengan pandangan berwibawa.Hanya satu kali Zack bertemu dengan lelaki tua ini. Kakek Viscout, kakek sahabatnya—Vigor. Orang tua yang umurnya hampir delapan puluh tahun, namun masih tetap gagah.“Tuan Viscout,” sapa Zack sambil menunduk santun.Viscout mengulurkan tangan. Mereka berjabatan. Zack lalu membawa tamu-tamunya masuk ke dalam rumah.Sekilas ia melihat rombongan yang mendampingi Viscout dan Vigor. Satu mobil mewah di apit dua mobil Jeep yang berisi lelaki-lelaki gagah berotot.“Ini suatu kejutan. Saya tidak mengira mendapat penghormatan atas kunjungan Anda, Tuan Viscout
Baca selengkapnya
42. Mengulur Waktu
Zack menggeleng keras mendengar pernyataan Kakek Viscout. Enak saja mau mengambil alih Aurora."Secara hukum, Aurora adalah anak dari Papi Mamiku. Jadi, kalian tidak bisa mengambilnya begitu saja.""Aurora adalah darah dagingku. Tentu saja aku ingin Aurora tinggal bersama keluarga kandungnya."Vigor akhirnya menengahi. Ia mengatakan Aurora sudah dewasa. Sebaiknya mereka menyerahkan segala keputusan pada Aurora saja.Meski tidak setuju, Zack juga tidak menolak. Aurora memang berhak memilih.Sementara itu, Kakek Viscout pun tampak tak puas. Kentara sekali bahwa lelaki tua itu ingin menguasai Aurora."Kalau begitu, biar kami yang mengantarkan Aurora ke kastil. Aku perlu waktu juga untuk bicara dengan Aurora dan keluargaku."Pertemuan tegang itu berakhir. Vigor dan kakeknya berpamitan. Iring-iringan mobil mewah yang dikawal keluar dari gerbang menuju jalan raya.Zack kini sendirian memikirkan keinginan Kakek Viscout. Rasanya ia ingin menyembunyikan Aurora saja agar sang adik tidak kembali
Baca selengkapnya
43. Cucu Satu-Satunya
Zack menggeleng keras mendengar pernyataan Kakek Viscout. Enak saja mau mengambil alih Aurora."Secara hukum, Aurora adalah anak dari Papi Mamiku. Jadi, kalian tidak bisa mengambilnya begitu saja.""Aurora adalah darah dagingku. Tentu saja aku ingin Aurora tinggal bersama keluarga kandungnya."Vigor akhirnya menengahi. Ia mengatakan Aurora sudah dewasa. Sebaiknya mereka menyerahkan segala keputusan pada Aurora saja.Meski tidak setuju, Zack juga tidak menolak. Aurora memang berhak memilih.Sementara itu, Kakek Viscout pun tampak tak puas. Kentara sekali bahwa lelaki tua itu ingin menguasai Aurora."Kalau begitu, biar kami yang mengantarkan Aurora ke kastil. Aku perlu waktu juga untuk bicara dengan Aurora dan keluargaku."Pertemuan tegang itu berakhir. Vigo…"Ini tentang apa?" Aurora bertanya seraya mengerutkan kening.Zack tidak langsung menjawab pertanyaan Aurora. Lalu ia hanya menyahut pelan. "Tentang keluarga kita.""Kalau begitu, tunggu Mami dan Alzard datang saja. Biar tidak mengu
Baca selengkapnya
44. Pertemuan Kakek dan Cucu
“Oh, ya, Tuhan!” desis Alzard. “Jangan bilang Aurora adalah anak Papi dengan Ibu Marlene.”“Ngaco!” Zack mendelik sewot pada adik lelakinya.Namun kemudian, kedua anak lelaki itu menoleh dan menatap mami mereka dengan penasaran. Clara masih tetap mengamati Aurora.“Mi? Aurora anak Papi dengan Ibu Marlene atau bukan?” desak Alzard.Kepala Clara akhirnya menggeleng pelan. Ia meraih tangan Aurora dan menggenggamnya erat. Bibirnya tersenyum sedikit.“Dulu, Papi dan Marlene berpacaran. Kakek Viscout tidak setuju karena Papi bukan seorang bangsawan. Akhirnya Papi memutuskan Marlene karena merasa tidak sepadan bersanding dengan Marlene.”Clara berhenti sejenak, kemudian melanjutkan ceritanya. “Tetapi, Papi dan Marlene masih berhubungan baik. Bahkan saat Papi menikah dengan Mami, Marlene datang.”Tangan Clara mengelus rambut panjang Aurora yang selalu tergerai indah. “Kalau dipikir-pikir, kamu memang mirip Marlene, terutama rambutmu.”“Mami pernah curiga kenapa Papi sangat ingin mengadopsi di
Baca selengkapnya
45. Sementara Menetap
Aurora duduk menghadap Kakek Viscout. Jari-jarinya saling meremas. Kepalanya menunduk dalam.Setelah menangis dan merengek pada keluarga Morgan bahwa ia tidak ingin berada di kastil, Zack meminta waktu untuk bicara dengan sang adik angkat.Zack menasehati Aurora. Mengingatkan bahwa ini lah saat yang ia tunggu. Bertemu dengan keluarga sedarahnya."Maafkan, Kakek, Aurora. Kamu pasti merasa sangat asing di sini." Kakek Viscout menatap sendu sang cucu.Perlahan, Aurora mengangkat kepalanya. Matanya menatap mata lelaki tua di depannya."Maafkan, Aurora, Kakek. Aurora tidak tau harus bagaimana." Aurora melirih.Kakek Viscout tersenyum. "Boleh Kakek duduk di sampingmu?"Hening sejenak. Lalu, kepala Aurora mengangguk samar.Perlahan, dengan tongkatnya, Kakek Viscout berdiri dan mengambil tempat di sisi sang cucu. Aurora kini duduk menyamping menghadap sang Kakek.Sesaat keduanya hanya bertatapan dengan senyum di wajah. Seperti saling mengamati dan menyelami perasaan masing-masing.“Kita meman
Baca selengkapnya
46. Pelajaran Bangsawan
Zack meledakkan tawanya mendengar cerita putusnya Aurora dengan Vigor. Malam itu mereka sedang menelepon. Awalnya, Zack bertanya tentang pekerjaan, lalu mereka akhirnya membicarakan hal lain.“Lalu, kamu bilang apa pada Vigor?”“Aku memasang wajah sedih lalu bilang bahwa aku patah hati.”“What? Tak bisa kubayangkan paniknya Vigor mendengar ucapanmu.”“Iya. Dia meminta maaf berkali-kali. Walau akhirnya ia tau aku tidak bersungguh-sungguh.”Malam-malam berikutnya, Zack tidak pernah absen menghubungi Aurora. Bahkan ketika telah berada di ranjang masing-masing, keduanya tetap berbagi cerita.“Mana bukunya? Aku mau lihat?” Zack bertanya saat Aurora bercerita bahwa ia harus belajar tentang sejarah bangsawan Adorra.Aurora meletakkan cover buku di depan kamera, hingga Zack dapat melihat dengan jelas. Buku itu cukup tebal dan bersampul keras. Tampak sangat elegan dan mewah.“Kakek bilang, buku ini akan diperbaharui karena akan dicantumkan namaku dan nama ayahku.”“Jadi, akhirnya Kakek Viscout
Baca selengkapnya
47. Tidak Betah
"Zack, jemput aku. Aku mau pulang. Hiks, hiks." Aurora terisak pelan membuat Zack panik.Setelah makan malam, Aurora segera menelepon Zack. Ia bahkan belum sempat mengganti gaun malam."Coba cerita dulu, ada apa, Aurora?"Sambil sesunggukan, Aurora bercerita tentang rencana Kakek Viscout. Lelaki tua itu meminta orang tua Vigor melamarnya. Meskipun Vigor mengatakan ia belum berdiskusi dengan keluarga tentang hal ini.Tetap saja pernyataan itu membuat Aurora kesal. Mereka bicara seperti tidak menganggap Aurora ada. Ia hanyalah boneka yang tidak bisa berpendapat."Pokoknya sekarang kamu berangkat jemput aku!" Sekali lagi Aurora memerintah sang kakak angkat. "Aku tidak betah di sini!""Ya sudah. Aku siap-siap sekarang. Nanti aku yang akan bicara pada Kakekmu dan Vigor."Aurora mengangguk lalu menutup telepon. Ia lalu masuk ke kamar mandi, mencuci wajahnya dari make up dan berganti pakaian piyama.Ketika keluar dari kamar mandi, ia mendengar pintu kamarnya diketuk. Aurora membuka dan memas
Baca selengkapnya
48. Siapa Wanita Itu?
Zack duduk di depan Dokter Keyna. Wanita cantik berjas putih itu sedang membaca berkas kesehatan di atas mejanya.Demi melihat keseriusan wajah Dokter Keyna, Zack merasa risau. Apa benar ia memiliki penyakit jantung?"Ulurkan tanganmu, Zack. Aku mau mengecek nadimu."Segera, Zack mengulurkan lengannya. Dokter Keyna menghitung detak nadi sambil mengamati dada Zack.Setelah selesai, Dokter Keyna mencatat di kertas. Lalu, kembali menatap Zack."Louis bilang akhir-akhir ini kamu merasa jantungmu berdebar kencang?"Zack mengangguk cepat. "Betul. Aku jadi ingat sakit yang diderita Louis. Arima? Apa itu namanya?""Aritmia. Gangguan yang terjadi pada irama jantung, kadang terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur." Dokter Keyna menjelaskan."Persis begitu yang aku rasakan akhir-akhir ini.""Sebenarnya, aritmia normal terjadi pada kondisi jantung yang sehat. Hanya saja jika berulang memang bisa menandakan ada masalah pada organ jantung."Namun begitu, membaca berkas serta memeriksa kes
Baca selengkapnya
49. Teman Baru
Zavian mengerutkan kening. Dalam lift, di depannya, Aurora sedang berdiri sangat dekat dengan Zack. Aurora bahkan menyandarkan tubuhnya pada tubuh Zack.Kemudian, Zavian melirik Zack. Sahabat sekaligus bos-nya itu tampak santai. Tidak ada tanda-tanda risih dan canggung dengan sikap akrab Aurora.Kalau dipikir-pikir, Zavian ingat, mereka mulai dekat saat Zack di penjara. Setiap mengunjungi Zack, Zavian melihat mereka berpelukan. Saat datang maupun pulang.“Kamu bisa donlot permainan itu, Aurora. Jadi, tidak perlu menunggu ponselku.” Zack terkekeh saat Aurora dengan bangga memperlihatkan keberhasilannya.“Tidak mau. Aku mau main dari ponselmu saja.”“Memang kenapa?”“Ponselmu lebih canggih.”Alis Zavian terangkat tinggi saat Zack hanya terkekeh. Bahkan kemudian dengan entengnya, Zack mengusak pelan kepala Aurora. Ada apa dengan kedua mahluk di sampingnya ini? Zavian bertanya dalam hati.“Cewemu.” Tiba-tiba, Aurora menyerahkan ponsel Zack dengan wajah datar saat telepon itu bergetar.Mat
Baca selengkapnya
50. Salah Sangka
Aurora mengangkat wajahnya. Zack terlihat khawatir. Setelah berada di dekat Aurora, ia mengamati wajah dan tubuh sang adik angkat.“Kenapa memangnya?” Aurora bertanya polos.“Lihat.” Zack memberikan ponselnya.Di layar kecil itu, sebuah rekaman saat Aurora hampir jatuh di kafe terlihat. Belum selesai, ia mnegembalikan ponsel Zack. Tentu ia sudah tau kelanjutannya seperti apa.“Siapa yang memberi rekaman itu? Aku tidak tau kalau di kafe atas ada CCTV.”“Kakekmu meneleponku dan marah-marah. Ia bilang aku tidak becus menjagamu. Lalu, ia mengirimkan rekaman CCTV.”“Oh.” Aurora menjawab singkat. Dalam hati ia senang Kakek Viscout memarahi Zack. Siapa suruh meninggalkannya sendiri di kantor.“Kamu kenapa?” Zack bingung melihat Aurora sangat datar padanya.“Kamu bisa lihat aku tidak apa-apa.”Zavian yang ikut masuk ke dalam ruangan Aurora melirik keduanya. Zack yang tampak khawatir dan Aurora yang seperti merajuk. Tidak mau terlibat, Zavian memilih pamit ke ruang kerjanya.Setelah Zack dan A
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status