All Chapters of Wanita Simpanan Mr. Dante: Chapter 21 - Chapter 30
74 Chapters
Sekretaris Dante Alfonso
"Lana kamu gak sedang bercanda kan?" tanya Fina memastikan. Saat ini Lana sedang bertemu dengan Fina setelah ia selesai bekerja ia memutuskan untuk bertemu dengan Fina di cafe yang tak jauh dari kantornya. Ia butuh seseorang yang bisa mendengarkan ceritanya dan ia pikir jika Fina adalah orang yang tepat untuk mendengarkan semua ceritanya adalah Fina karena hanya Fina yang tahu semua hal yang terjadi pada dirinya di masa lalu. Jadi Lana hanya bisa bercerita dengan Fina seorang. "Memang kamu melihat jika aku sedang berbohong? Mana mungkin aku berbohong untuk hal yang tidak penting seperti ini. Sekarang aku bingung harus gimana?" tanya Lana dengan mata yang berkaca-kaca. Fina yang mendengar cerita dari Lana saja kaget dibuatnya karena tak menyangka jika laki-laki yang membelinya adalah laki-laki yang sama dengan laki-laki yang membeli tubuh Lana beberapa saat yang lalu. Dan itu membuat Fina tak bisa berkata apa-apa lagi. "Terus kamu menerima perintah untuk menjadi sekretaris laki-lak
Read more
Ancaman Dante
Lana melihat tampilan dirinya di cermin yang ada toilet kamar perawatan sang ibu. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai sekretaris dari seorang Dante Alfonso walaupun rasa berat tapi Lana mencoba untuk menjalani semuanya dengan baik karena ia tak punya pilihan lain selain menerima pekerjaan barunya ini. Jika ia menolak permintaan ini maka Lana juga yang kena imbasnya. Maka dari itu Lana sebisa mungkin ia akan menjalani posisi barunya sebagai seorang sekretaris dan ia juga tak lupa untuk bertanya kepada orang-orang yang lebih berpengalaman di bidang ini karena Lana benar-benar tak memiliki pengalaman apapun. Sekali lagi Lana melihat penampilan dirinya di cermin sebelum akhirnya ia keluar dari kamar mandi. "Wah putri ibu cantik sekali," puji Linda ketika melihat putrinya keluar dari kamar mandi. "Ibu terlalu berlebihan biasanya aku juga berpenampilan seperti ini kan?" tanya Lana balik. "Memang benar jika kamu terlihat sangat cantik setiap hari tapi hari ini ibu merasa kamu
Read more
Tak ada pilihan lain
Lana masih duduk termenung di kursi kerjanya setelah tadi ia mendengar apa yang dikatakan oleh bosnya di hari pertamanya bekerja sebagai sekretaris barunya. Kata-kata yang membuat mental Lana down dan membuatnya tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia masih ingat jika sang bos mengatakan jika pekerjaan dirinya disini tidak hanya mengurus soal pekerjaan saja tapi juga harus menghangatkan ranjang sang bos ketika sang bos inginkan. Jika ia tak melakukan apa yang diperintahkan maka sang bos akan mengatakan kepada semua orang bahwa Lana pernah menjual dirinya dan yang lebih membuat Lana semakin tambah shock ketika sang bos berkata jika ia akan memberitahukan ibunya bagaimana perilaku dirinya diluar. Tentu saja Lana tak mau sampai itu terjadi. Ia tak ingin jika ibunya mengetahui tentang darimana ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu darimana karena jika sang ibu tahu mungkin sang ibu bisa terkena serangan jantung dan Lana tak mau sampai itu terjadi. Dari tadi Lana terus mencoba menahan air mata
Read more
Malam panas dimulai
Mau tak mau Lana akhirnya setuju untuk ikut sang bos pergi ke Lombok besok. Kalaupun ia membantah maka hasilnya akan percuma jadi lebih baik Lana memilih untuk mengiyakan saja apa yang diperintahkan oleh sang bos. Dan saat ini ia sudah sampai di rumah sakit untuk menjemput ibunya. Sesampainya di rumah sakit Lana tak memasang ekspresi senang dan tak menunjukkan rasa sedihnya karena hidupnya benar-benar sudah ada di tangan seorang Dante Alfonso. Ia tak tahu apa yang terjadi kedepannya tapi untuk saat ini Lana hanya ingin memikirkan soal kesehatan ibunya. Jadi Lana tak mau memikirkan tentang dirinya untuk saat ini. Semakin dekat dengan kamar perawatan sang ibu Lana mulai mengatur ekspresi wajahnya agar sang ibu tak jika saat ini ia sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. "Ibu maaf Lana lama sampai disini," kata Lana ketika masuk kedalam ruang perawatan sang ibu. "Tidak masalah sayang. Ibu sudah bilang sama kamu kalau kamu sedang sibuk maka biarkan ibu pulang sendiri. Lagipula i
Read more
Pasrah
Setelah selesai menyelesaikan semua proses pembayaran Lana kembali ke kamar perawatan sang ibu. Bahkan Lana sudah mendapatkan obat yang sudah diresepkan oleh dokter Fandi. Yang pasti urusan rumah sakit sudah beres dan sekarang tinggal membawa sang ibu pulang ke rumah. Sepanjang jalan menuju ke ruang perawatan sang ibu Lana memikirkan banyak hal terutama bagaimana besok ia akan bilang kepada ibu untuk pergi ke Lombok bersama dengan sang bos. Padahal saat ini kondisi sang ibu belum sepenuhnya pulih dan tak mungkin untuk ditinggalkan. Dan Lana juga tak bisa menolak perintah dari sang bos jika tak ingin kehidupannya baik-baik saja. Karena ancaman dari sang bos terasa nyata bagi Lana. Kalau saja sang bos tak membawa soal ibunya maka Lana tak peduli akan hal itu. Tapi pada kenyataannya sang bos membawa-bawa soal sang ibu yang itu membuat Lana merasa tak nyaman dan tak mau sampai membuat sang ibu nantinya terkena imbasnya. Ketika Lana hampir sampai di kamar perawatan sang ibu ia sudah merub
Read more
Malam bersama dengan sang bos
Lana sedang memindahkan nasi goreng yang dibelinya di warung depan rumahnya karena ia tak cukup waktu untuk masak makan malam jadi lebih baik membelinya saja dan untung saja sang ibu tak mempermasalahkannya."Bu ini nasi gorengnya," kata Lana sambil menyerahkan piring berisi nasi goreng. "Makasih sayang," jawab Linda sambil menerima nasi goreng itu. Ibu dan anak pun makan dalam diam nasi goreng yang dibeli oleh Lana tadi. Sampai akhirnya Lana membuka suaranya. Lana harus bilang kepada sang ibu membahas soal kepergiannya ke Lombok besok. Karena mau tak mau ia harus meninggalkan sang ibu. "Kalau sudah makan nanti obatnya diminum ya Bu," kata Lana mengingatkan. "Iya sayang ibu tahu," jawab Linda mengerti. "Bu, boleh Lana bicara sesuatu sama ibu sekarang?" tanya Lana mulai membuka suara. Linda yang sedang menghabiskan nasi gorengnya pun mengehentikan sejenak dan sekarang menatap kearah sang putri. "Ada apa sayang? Apa kamu punya masalah?" tanya Linda kepada Lana. "Ini bukan masala
Read more
Tak sabar menantikan malam panas
Setelah menempuh penerbangan yang cukup lama akhirnya Dante dan juga Lana sampai juga di Lombok dan sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju ke hotel dimana mereka menginap sekaligus mengecek hotel yang merupakan hotel milik keluarganya. Sebenarnya kedatangan Dante kesini selain untuk melihat perkembangan hotelnya tapi juga melihat pembangunan resort terbarunya yang ada di sebuah pulau yang letaknya cukup terpencil. Jadi mungkin baru besok ia akan mengeceknya secara langsung. Nanti malam ia juga mendapatkan undangan makan malam dari salah satu rekan kerjanya jadi hari ini cukup mengecek hotelnya saja. Sepanjang perjalanan tak ada yang membuka suara sampai akhirnya mereka sampai di hotel dimana mereka menginap dan sudah disambut oleh manager hotel secara langsung. "Selamat datang tuan Dante," sapa seorang wanita cantik yang merupakan manajer hotel ini. Dante hanya menganggukkan kepalanya ketika mendengar kata sapaan dari wanita yang merupakan manajer di hotel ini. "Perkenalka
Read more
Penyerahan diri
Sudah hampir 2 jam orang yang diperintahkan oleh Dante untuk merubah penampilannya Lana karena memang malam ini Dante memerintahkan Lana untuk menemani Dante untuk pergi ke tempat salah satu rekan kerjanya untuk acara makan malam. Lana mau membantah apa yang dikatakan oleh sang bos tentu saja tak bisa karena disini tugasnya Lana hanya mengikuti perintah sang bos. Ditambah lagi sang bos menyimpan rahasia penting dalam hidupnya jadi ia tak mau sampai membuat kesalahan. Bukannya Lana merasa takut tapi hanya saja Lana tak mau sampai ada gosip yang beredar diluar sana dan sang ibu mengetahui tentang masalah yang ia simpan selama ini. "Wah nona cantik sekali pasti nanti akan banyak laki-laki yang terpesona dengan penampilan nona," puji orang yang mengubah penampilan Lana. Lana hanya tersenyum saja tanpa menanggapi apapun perkataan dari orang itu karena jujur saja Kalila merasa tak nyaman harus di makeup bahkan memakai gaun yang selama ini tak pernah ia pakai. Ia hanya mengikuti saja apa y
Read more
Now, you're mine
Sepanjang perjalanan Lana lebih banyak diam karena jujur saja ia tak merasa nyaman dengan keadaan saat ini. Walaupun penampilannya sudah berubah secara total tapi tetap saja Lana merasa tak percaya diri. Di tambah lagi saat ini ia sedang berada disamping sang bos yang terus menatapnya lekat. Rasanya risih saja ketika ada orang yang memandang dirinya dengan tatapan yang lekat dan tajam seakan-akan menelanjangi dirinya begitu saja. Tapi Lana berusaha untuk bersikap biasa karena disini konteksnya ia sedang bekerja dan tidak ada hal-hal yang lain yang harus ia lakukan selain menemani sang bos bertemu dengan rekan kerjanya. Sedangkan Dante dari tadi terus memandang kearah Lana begitu tajam. Dari pertama kali ia melihat Lana di kamar hingga saat ini ia merasa tak bosan sama sekali bahkan ia semakin merasa bergairah ketika melihat Lana yang terlihat tenang ketika ia terus menatapnya lekat. Dari tadi ia terus saja mengumpat ketika gairahnya bisa dengan cepat naik padahal Lana tak melakukan ap
Read more
Terbelenggu dengan Dante Alfonso
Lana mencoba memalingkan wajahnya ketika baru saja Dante memberikan sebuah ciuman yang begitu panas dan juga membara. Bahkan sekarang air mata mengalir dari mata indahnya karena ia tak suka diperlakukan seperti ini. Bahkan sekarang ia berada di bawah kendali dari laki-laki yang dulu pertama kali membelinya dan juga sekarang menjadi bosnya. Bahkan penampilan Lana setengah telanjang karena tadi ia berniat untuk mandi tapi sang bos masuk ke kamarnya dan langsung menerjangnya. Dan Lana tahu setelah ini apa yang diinginkan oleh sang bos. "Sekarang kamu sudah berani-beraninya menggoda laki-laki lain diluar sana?" tanya Dante dengan ekspresi marah. Lana tentu bingung dengan maksud perkataan dari bosnya ini karena ia tak melakukan apapun yang dituduhkan oleh sang bos. Selama ini Lana tak pernah terlibat hubungan apapun dengan laki-laki manapun yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Jadi bosnya ini tak ada hak untuk merendahkan dirinya. "Apa maksud bapak? Saya bukan wanita murahan sepe
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status