Share

Chapter 7 - Cooking!

Alana dan Alan tampak tengah menikmati waktu mereka berdua dengan memasak bersama. Ketika Alana tengah memotong sayur-sayuran, Alan pun memeluk Alana dari belakang "Nih pake tepung dulu biar makin cantik Mbak-nya." Alan mengusap wajah Alana dengan tangannya yang menggenggam tepung.

"Kayak gini ya ternyata kelakuan manager PT. Industri Jaya?" Alana mengucapkannya dengan sangat kesal

"Hahaha, ih gak profesional ih bawa-bawa profesi." Ucap Alan dengan tertawa geli.

Alana memberikan senyuman yang terlihat menyimpan dendam kepada Alan "Ya udah kamu duduk aja gih. Jangan ngeganggu."

"Yee marah." Ucap Alan terkekeh lalu berjalan menuju meja makan, Alana tiba-tiba mengikutinya dari belakang dengan menggenggam tepung di tangannya.

Karena Alana hanya setinggi dada Alan, Alana harus menjinjit untuk mengusap tepung di wajah Alan. Namun, Alana ketahuan dan Alan menggendong tubuh Alana kemudian meletakkan tubuhnya di atas meja makan "Kamu mau ngapain?" Tanya Alan sembari mengangkat alisnya.

"Mau ambil minum. Awas ih aku mau turun!!"

"Itu di tangan kamu apa?" Alan menunjuk ke kedua tangan Alana dan memberikan senyuman yang licik kepada Alana

"Ga ada apa-apa." Jawab Alana kikuk.

"Yakin?" Tanya Alan sembari menangkup pipi Alana

"Yakin. Udah ih aku mau ambil minum." Alana menolehkan wajahnya dari hadapan Alan

Alan pun membawa wajah Alana kembali menatapnya "Aku tau loh di tangan kamu itu tepung. Kamu mau balas dendam?"

Saat Alan lengah dan fokus menatap dan menangkup wajah Alana, Alana langsung memberikan tepung ke wajah Alan "Ya udah nih tepungnya." Alana bergegas berlari namun di tahan oleh tubuh Alan.

"Mau lari kemana, Al?" Ucap Alan yang masih menahan tubuh Alana, dia pun tiba-tiba mengecup bibir Alana sampai mereka terlihat keasyikan bercumbu.

tik... tok... tik... tok...

Saat mereka tengah asik bercumbu, seketika tercium bau gosong dari arah dapur mereka berdua dan sontak Alana melepaskan bibirnya dari kecupan Alan "Alan, masakan kita gosong?" Alana membelalakkan mata kehadapan Alan dan mereka berdua pun bergegas menuju ke dapur.

"Yaahhh. Gosong!! Gimana dong." Alana sangat kecewa karena dia sudah sangat lelah memasak masakan kesukaan Alan.

"Yaudah kita masak lagi." Alan menjawab dengan gampang.

"Iya gapapa sih masak lagi. Bahan-bahannya kita beli dulu karna udah abis, terus sekarang udah jam setengah dua belas. Kalo masak lagi yang ada kita makan jam tiga sore." Ucap Alana kesal

"Jangan marah, Al."

"Aku gak marah, kok. Cuma kesel aja."

"Hmm, kita pesen makanan aja, yuk. Aku pesenin. Kamu mau apa?"

"Terus gak jadi masak dong?" Alana memberikan ekspresi wajah murung kepada Alan

"Besok kita masak lagi, ya. Kan besok minggu."

"Hmm ya udah deh."

***

Sembari menunggu makanan yang di pesan oleh Alan. Mereka terlihat tengah menonton serial tv favorit mereka berdua "Alan, Kapan-kapan kalo weekend kita liburan keluar kota, yuk. Bandung atau Yogyakarta"

"Hmm. Oke sih. Nanti yaaa." Ucap Alan sembari mengacak-acak rambut Alana.

"Kapan?" Tanya Alana menuntut seperti anak kecil

"Kalo kerjaan aku udah free. Bulan ini aku masih banyak banget kerjaan, Al. Kita pasti bakal liburan, kok." Jawab Alan sembari memberikan kecupan kecil di kening Alana.

"Oke deh." Alana memberikan senyuman.

"Soon, kita akan ke Yogyakarta bareng." Alan memastikan dan menggenggam tangan Alana

"Kenapa Yogyakarta?" 

"Karna tadi kamu nyebut Yogyakarta. Aku juga udah kangen sama Jogja, terakhir aku di Jogja pas ada project tahun yang lalu."

"Oh iya kamu kan pernah tinggal hampir satu tahun disana karna megang project perusahaan. Aku baru inget." Jawab Alana sembari menganggukkan kepalanya.

"Sabar dulu, ya. Semoga kerjaan dan meeting aku kelar bulan ini." Jawab Alan dan Alana hanya mengangguk.

"Kamu udah pernah ke Jogja?" 

"Udah sih sekali doang." Ucap Alana santai

"Kemana aja kamu selama di Jogja?"

"Ke Candi Borobudur sama ke Alun-Alun Jogja."

"Itu doang?" Tanya Alan terkejut

"Iya. Emang kenapa?" Jawab Alana heran.

"Kamu ke Jogja liburan atau study tour?" Tanya Alan mengolok dan tertawa terbahak-bahak

"Ngeledek lagi, ya, Pak? Iya-iya yang pernah tinggal di Jogja. Ledekin aja terus."

"Hahaha. uuuu jangan ngambek. Sini sini aku peluk." Alan memeluk Alana dan menenggelamkan wajahnya ke dada Alan "Jogja itu kota yang indah dan asri banget. Ntar pas kita ke Jogja aku bakal ajak kamu keliling Jogja sepuasnya." Sambung Alan. 

Tiba-tiba ponsel Alan pun berbunyi "Al, makanannya udah sampe, aku ambil dulu, ya."

***

Kringgg… Kring…

Alan membuka matanya perlahan saat mendengar alarm-nya berbunyi. Seketika dia pun meraih ponselnya yang berada di atas meja dan mematikan bunyi alarm itu. Sebelum beranjak bangun, Alan menatap Alana yang masih tertidur pulas. Alan bergegas duduk dan mencium dahi alana sebelum berjalan ke kamar mandi tanpa dibaluti pakaian. Ya, Mereka baru saja berbagi malam yang penuh gairah bersama. Selama dua minggu Alan dan Alana memutuskan untuk tinggal bersama, Alan pada akhirnya sudah bisa memiliki tubuh Alana sepenuhnya.

Alan menghidupkan shower-nya karena dia harus pergi ke kantor lebih awal. Sementara Alana terbangun saat mendengar suara shower dari kamar mandi. Ya, Alan memang tidak pernah menutup pintu kamar mandinya saat sedang mandi. Alana bergegas bangun dan menyusuli Alan ke kamar mandi tanpa dibaluti pakaian.

“Dasar Alan curang! Udah bangun tapi gak ngasi tau.” Ucap Alana kesal saat Alan tengah mengguyur dirinya dengan shower.

Alan tertawa kecil melihat Alana kesal seperti itu “Maaf, Alana. Aku harus pergi ke kantor lebih cepat hari ini. Sementara kamu masih keliatan nyenyak banget tidurnya.” Jelas Alan kemudian dia pun menarik tangan Alana kedalam pelukannya “Ya udah kita mandi bareng. Jangan ngambek.” Sambung Alan. Mereka pun akhirnya mengguyurkan diri mereka bersama-sama dibawah shower.

Setelah mereka selesai mandi, Alan mengganti bajunya dengan kemeja biru dongker dan celana berwarna cream. Sementara Alana memakai dress berwarna hitam yang panjangnya hanya selutut. Kemudian Alana pun memakai blazer berwarna coklat susu agar lebih terlihat formal.

"Kita pergi kerja bareng, kan?" Alan bertanya pada Alana.

"Sure!" Jawab Alana menyetujui sembari memakai high heels-nya

Okay. First thing first, kita breakfast dulu, ya. Aku laper.” Ucap Alan sembari memanyunkan bibirnya.

“Iya. Aku juga, nih. Tapi kita breakfast di mobil ya kaya biasa.” Pinta Alana dan Alan pun mengangguk.

Beberapa hari ini Alan dan Alana sudah terbiasa pergi ke kantor bersama saat Alan harus menghadiri meeting mingguan di kantor Alana. Bahkan mereka pun selalu menghabiskan waktu untuk sarapan bersama di mobil sebelum mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing di kantor.

Kali ini Alana terlihat sudah sangat candu kepada Alan. Ya, Sepanjang malam Alana selalu menunggu dan menginginkan Alan untuk memeluknya dengan lengannya yang kuat saat Alan masih belum tiba di apartemen. Sementara Alan diam-diam sudah sangat terbiasa melakukan rutinitas itu kepada Alana.

Alana benar-benar jatuh cinta dengan Alan. Pria itu sudah merebut hati Alana. Setiap kali Alana berada di samping Alan, detak jantungnya tak beraturan. Saat Alan menjauh, Alana merasa ada yang hampa dengan hidupnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status