How Could We Go Wrong?

How Could We Go Wrong?

By:  Putri Wahyuni  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
12 ratings
41Chapters
4.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Di era yang tampaknya semakin maju ini, hampir semua orang tidak pernah terlepas dari platform yang ada di ponsel mereka. Termasuk platform kencan online. Tidak ada yang menyangka pertemuan Alana dan Alan di aplikasi kencan online berlanjut hingga mereka melakukan kesalahan yang fatal. Akan tetapi kesalahan tersebut justru membuat Alana bisa melupakan Bagas, mantan kekasihnya. Namun bagaimana dengan Alan yang masih menginginkan Fina di hidupnya?

View More
How Could We Go Wrong? Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Rizka Amalia
Alan romantis tapi bikin kesel!
2022-01-07 17:44:03
0
user avatar
Dina
Jadi baper lihat tingkah Alan
2022-01-07 17:39:33
1
user avatar
Triwahyuni Triwahyuni
lanjut kak ceritanya bagus...
2021-12-27 19:34:55
0
default avatar
Asrizal
Awalnya kesal sama alan, tapi lama lama romantis bgt..................
2021-11-19 20:52:28
0
user avatar
Wonder Icy
sudah kumasukin pustaka kak, mantep nih ceritanya ... aku akan baca smpai selesaiii semangat terus kak yaa
2021-11-19 16:29:09
0
user avatar
Putra pribumi
keren sudah tamattt nih.
2021-11-19 15:54:18
0
default avatar
Naonao
keren kak ceritanya, ditunggu novel barunya ya...
2021-11-19 01:18:28
0
user avatar
icher
Keren, semangat terus ya tor.
2021-11-18 17:45:52
0
user avatar
Mrs. E
akhirnya kelar baca novel ini. plotnya baguuusss!!! Update novel baru lagi kaak
2021-11-16 22:55:47
0
user avatar
Tanty Longa
Pengen tahu gimana endingnya. Semangat thor
2021-11-09 06:27:49
1
user avatar
facry de vengers
Keren, semangat terus ya ......
2021-10-23 19:48:58
1
user avatar
Annss
Plotnya keren
2021-11-10 20:27:44
0
41 Chapters
Prolog
(WazzApp Notification – Bagas) "Alana, ada yang mau aku omongin sama kamu." -Bagas Bagas, kekasih Alana, mengirimkan pesan singkat ketika Alana sedang sibuk-sibuknya mengerjakan pekerjaan di kantornya. "Ngomong apa, Bagas?" -Alana "Aku bakalan kasi tau pas kita ketemu." -Bagas "Habis aku kerja kita ketemu, ya, sayang. Aku gak enak baru masuk kerja dua minggu udah izin." -Alana "Oke, aku tunggu di restaurant deket kantor kamu, ya." -Bagas Dua jam kemudian... "Tasya, gue balik duluan ya. Gue ada janji sama Bagas." Jari Tasya terhenti menari di atas keyboard dan melihat Alana merapikan mejanya yang seakan dikejar oleh deadline. "Hmm iye bucin!" Tasya menggelengkan kepalanya dan melanjutkan pekerjaannya yang masih belum selesai sehingga dia tak menghiraukan Alana yang terlihat buru-buru keluar dari ruangan kerja mereka.
Read more
Chapter 1 - Melupakan
Suara live music yang sangat keras terdengar di salah satu coffee shop tempat Alana menghabiskan waktu bersama dengan Lily dan Tasya, sahabat Alana. Alana tampak berdiri di dekat meja bar, seperti biasa, memesan caramel frappucino kesukaannya sembari mewarnai bibirnya dengan lipstick berwarna nude dan memasukkannya kembali ke dalam tas. "Sorry." Tegur Alan yang berada di belakang Alana. Alana pun menoleh ke belakang "Ya?" Tanya Alana menatap Alan sembari mengernyitkan dahi. "Ini punya kamu, bukan?" Tanya Alan sembari menunjukkan sebuah lipstick kepada Alana "Tadi aku lihat kamu mau masukin ke tas tapi malah jatuh.” Sambungnya "Oh ya ampun iya itu punya aku. Terima kasih, ya." Jawab Alana panik. "It's Okay. Kayanya kita pernah ketemu, tapi dimana ya--" Alan tampak memejamkan
Read more
Chapter 2 - Keraguan
Awal perbincangan antara Alana dan Reza memang terlihat masih dibaluti dengan basa-basi seperti orang-orang pada umumnya. Hal itu terlihat dari perbincangan mereka yang tampaknya belum mengupas seluk beluk kepribadian satu sama lain. Hal itu pula yang membuat Alana belum bisa melupakan masa lalunya. Namun, setelah dua minggu Alana dan Reza berbincang melalui aplikasi TinTan, entah mengapa Alana bisa dengan mudahnya merasakan kenyamanan terhadap Reza. Kenyamanan yang di berikan oleh Reza tampak terlihat dari ekspresi Alana yang terkadang senyum-senyum sendiri saat menerima pesan dari Reza. Alana pun seringkali tertangkap basah menunggu balasan pesan dari pria asing itu.  Dua minggu merasakan kenyamanan dengan Reza sepertinya mampu membuat Alana melupakan Bagas. Namun rasanya sangat konyol jika Alana benar-benar sudah nyaman. Masalahnya, mereka berdua belum pernah bertemu. Bagaimana mungkin Alana bisa merasakan kenyamanan dengan orang asing begitu mudah?
Read more
Chapter 3 - Pertemuan yang Tak Diduga
Alana memarkirkan mobilnya di depan salah satu coffee shop yang berada di Jakarta Pusat, tempat bertemu yang di janjikannya bersama Reza. Alana mematikan mesin mobilnya dan melamun sejenak, memikirkan apakah dia harus bertemu dengan Reza atau kembali pulang ke apartemennya. Alana sangat bingung sampai menundukkan kepalanya di kemudi mobil sembari memejamkan mata. (WazzApp Notification) Pemberitahuan WazzApp mengejutkan Alana dan dia pun membuka layar ponselnya. "Aku udah sampe, Al. Kamu dimana?" -Reza "Shit!" Ucap Alana dengan memegang kepalanya. Walaupun Alana berniat untuk membatalkan pertemuannya dengan Reza, Alana tetap tidak tega harus meninggalkan Reza begitu saja. Apalagi Alana paling tidak suka dengan orang yang membatalkan janji. "Aku di parkiran. Bentar, ya." -Alana Alana pun bergegas menghampiri Reza. Apa pun ya
Read more
Chapter 4 - Candu
Alana sedari tadi masih tenggelam dengan percakapan yang terjadi di coffee shop beberapa hari yang lalu bersama Alan. "Woi, melamun mulu. Kenapa lu?" Tasya mengejutkan Alana yang tengah melamun dan tidak menyentuh makanannya sedikit pun. "Gue kayaknya udah ngerusak pertemuan gue yang kedua kalinya dengan Alan deh." Ucap Alana murung. "Hahaha kenapa lagi lu? Salah kostum?" Lily terkekeh. "Nggak." Alana menceritakan perbincangan yang dia lakukan bersama Alan kepada teman-temannya dan pembahasan konyol yang membuat Alan menunjukkan ekspresi terkejut saat mendengar pertanyaan Alana. "Lu kenapa sih? Kemaren pertama kali ketemu lo kusut banget. Terus yang kedua kalinya malah ngebahas zodiak. Hey sayang, cowo itu kebanyakan gak suka sama hal yang berbau zodiak. Eh malah lu bahas." Ucap Lily kesal. "Iya gue tau. Gue tuh kehabisan pembahasan. Gue bingung mau nanya apa, jadi yaudah gue bahas zodiak aja. Soalnya tuh gue pernah deket
Read more
Chapter 5 - Trust Me
Menjelang dua bulan, Alana dan Alan sudah mulai membuka diri satu sama lain walaupun masing-masing dari mereka belum ada yang mengungkapkan akan membawa hubungan mereka ke arah yang lebih serius. Disisi lain, Alana masih memahami Alan yang masih mencintai masa lalunya.  Akan tetapi Alana membayangkan suatu hari nanti Alan pasti akan melupakan masa lalunya sama seperti Alana yang sudah melupakan Bagas semenjak bertemu dengan Alan. "Al, aku mau kita tinggal bareng." Ucap Alan spontan yang saat ini tengah menghampiri Alana di ruang kerjanya. Alana yang tengah sibuk mengerjakan pekerjaannya terkejut melihat Alan yang sudah berada di hadapannya. Baru kali ini Alan nekat menghampiri Alana sampai ke ruang kerjanya. "Kamu bercanda? Kita gak ada ikatan, Alan." Alana berbisik agar tak terdengar oleh karyawan-karyawan yang sedang bekerja di ruangan yang sama dengannya.  "Kita harus dekat dulu, Al." Alan menatap Alana sangat dalam dan menggengga
Read more
Chapter 6 - How Could We Go Wrong?
"Alan, shower kita kok gak nyala?" Teriak Alana yang tengah berada di kamar mandi. Alan pun terlihat menghampiri dan mendekat ke pintu kamar mandi "Tadi aku mandi masih bisa, Al. Coba buka dulu pintunya biar aku lihat." Alana pun bergegas memakai handuknya dan membuka pintu kamar mandi. Sedangkan Alan tampak langsung memperbaiki shower dengan Alana yang berdiri di sampingnya. "Udah bisa nih." Ucap Alan sembari mendongakkan wajahnya ke Alana. "Dih aneh! Masa aku tadi pencet itu gak bisa." Alana mengomel kecil dengan ekspresi wajah yang kesal. "Yaudah kamu lanjut lagi mandinya. Ntar lama-lama aku disini handuk kamu aku buka paksa." Bisik Alan di telinga Alana dengan menggoda. "Eh i-i-iyaaa. Yaudah kamu keluar." Ucap Alana panik sembari mendorong Alan keluar dari kamar mandi. Setelah Alana selesai mandi, tubuhnya merasa lelah karena sudah beraktivitas seharian. Alana pun memutuskan untuk
Read more
Chapter 7 - Cooking!
Alana dan Alan tampak tengah menikmati waktu mereka berdua dengan memasak bersama. Ketika Alana tengah memotong sayur-sayuran, Alan pun memeluk Alana dari belakang "Nih pake tepung dulu biar makin cantik Mbak-nya." Alan mengusap wajah Alana dengan tangannya yang menggenggam tepung. "Kayak gini ya ternyata kelakuan manager PT. Industri Jaya?" Alana mengucapkannya dengan sangat kesal "Hahaha, ih gak profesional ih bawa-bawa profesi." Ucap Alan dengan tertawa geli. Alana memberikan senyuman yang terlihat menyimpan dendam kepada Alan "Ya udah kamu duduk aja gih. Jangan ngeganggu." "Yee marah." Ucap Alan terkekeh lalu berjalan menuju meja makan, Alana tiba-tiba mengikutinya dari belakang dengan menggenggam tepung di tangannya. Karena Alana hanya setinggi dada Alan, Alana harus menjinjit untuk mengusap tepung di wajah Alan. Namun, Alana ketahuan dan Alan menggendong tubuh Alana kemudian meletakkan tubuhnya di atas meja makan
Read more
Chapter 8 - Ludo dan Catur
Alana memegang pelipisnya yang sedari tadi sangat lelah mengerjakan pekerjaan di kantor yang tak kunjung usai. Sesekali, di liriknya ponsel, menantikan pesan dari Alan yang tengah berada di apartemen karena tidak enak badan. Rasa khawatirnya kepada Alan melebihi rasa khawatirnya kepada dirinya sendiri. Terkadang dia berselisih paham dengan pikirannya yang mengharuskannya untuk memikirkan dirinya terlebih dahulu daripada Alan. Namun dia tetap saja bisa mengalahkan pikirannya itu dan bergegas kembali ke apartemen dengan membawa seluruh pekerjaannya untuk di kerjakan di rumah. tok... tok... tok... Alan membuka pintu dengan wajahnya yang terlihat pucat "Al, ini baru jam dua siang, kamu kenapa cepet banget balik dari kantor?" Alan terkejut melihat Alana di depan pintu yang membawa beberapa berkas dan paper bag. "Kamu gapapa? Udah makan? Udah minum obat?" Alana tak menjawab pertanyaan Alan dan malah berbalik menanyakan
Read more
Chapter 9 - Hormon Cinta
Alan pulang berbondong-bondong membawa beberapa groceries yang sudah penuh di kedua tangannya. Alana langsung menghampiri Alan dan mengambil groceries tersebut dari tangan pria itu. Wajah Alan terlihat begitu lelah. Alana dengan sikap keibuannya langsung mengambil air mineral dan memberikannya kepada Alan.  Saat Alan dan Alana sedang duduk di sofa bersama, Alana memutuskan untuk mengatakan kepada Alan bahwa dia ingin menjalani hubungan yang serius bersamanya. "Alan, aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Ucap Alana dengan menatap Alan yang berada di samping kirinya. "Iyaaa Al. ngomong aja." Jawab Alan sembari tersenyum. "Hmm--" Alana sepertinya tampak ragu mengutarakan kalimat yang akan dia katakan "Kita kan udah tinggal di apartment bareng selama satu bulan ini. Sementara kita masih belum ada hubungan apa-apa. Di samping itu, kita malah udah berhubungan terlalu jauh." Alana menghela n
Read more
DMCA.com Protection Status