Share

Chapter 1 - Melupakan

Suara live music yang sangat keras terdengar di salah satu coffee shop tempat Alana menghabiskan waktu bersama dengan Lily dan Tasya, sahabat Alana.

Alana tampak berdiri di dekat meja bar, seperti biasa, memesan caramel frappucino kesukaannya sembari mewarnai bibirnya dengan lipstick berwarna nude dan memasukkannya kembali ke dalam tas.

"Sorry." Tegur Alan yang berada di belakang Alana.

Alana pun menoleh ke belakang "Ya?" Tanya Alana menatap Alan sembari mengernyitkan dahi.

"Ini punya kamu, bukan?" Tanya Alan sembari menunjukkan sebuah lipstick kepada Alana "Tadi aku lihat kamu mau masukin ke tas tapi malah jatuh.” Sambungnya

"Oh ya ampun iya itu punya aku. Terima kasih, ya." Jawab Alana panik.

"It's Okay. Kayanya kita pernah ketemu, tapi dimana ya--" Alan tampak memejamkan matanya sesekali untuk mengingat kejadian dimana dia pernah bertemu dengan Alana.

"Oh ya? Mungkin itu perasaan kamu aja. A--" Perbincangan Alana dan Alan dipotong oleh barista coffee shop.

"Mbak, ini pesanannya. Silahkan." Alana pun mengambil nampan yang di atasnya berisikan caramel frappucino dan satu buah toast.

Alana menoleh ke belakang dan menatap mata Alan "Aku duluan, ya. Aku buru-buru." Ucap Alana dan langsung meninggalkan Alan.

"Aku buru-buru" Alan mengingat kata-kata itu ketika Alana menabrak Alan saat Alan berada di kantor Alana "Kayanya dia karyawan Pak Harsono yang pernah nabrak aku." Bisik Alan dalam hati sembari tersenyum kecil.

Setelah Alana pergi, Alan memesan espresso dan duduk dekat meja bar dengan ekspresi wajah yang sangat murung. Setengah jiwa Alan hilang dan direnggut begitu saja oleh masa lalu Fina, yaitu Reza. Dirinya tak lagi menikmati hidup yang selama ini dia rasakan bersama Fina.

Demi mengurangi kejenuhannya, Alan mengunduh aplikasi kencan online yang bernama ‘TinTan’ agar dia dapat melupakan Fina yang menghantuinya akhir-akhir ini.

Disisi lain, Alana menghampiri Tasya dan Lily yang sudah menunggunya selama dua puluh menit.

"Guys, Sorry gue telat." Ucap Alana dan duduk di samping Lily

"Hmm." Jawab Tasya saat dia tengah menggigit Burger-nya

"What happened? Lu abis nangis?"  Tanya Lily heran saat menatap wajah Alana "Mata lu bengkak kaya digigit tawon." Ucap Lily terkekeh

"Gue di putusin Bagas." Jawab Alana singkat dan datar dengan tatapan kosong.

"Ha? Serius lo?" Tasya membelalakkan matanya kearah Alana.

"Hmm." Jawab Alana sembari mengaduk caramel frappucino.

"Kok bisa, sih?" Tanya Lily penasaran.

Alana pun mengangkat bahu seakan tidak mau mendengar nama laki-laki itu lagi "Gue gak mau bahas, please!" 

"Ya udah... Intinya gak usah terlalu lu pusingin, Al. Gue maki Bagas, ya. Sialan tu orang main mutusin orang tanpa kejelasan apapun!" Ucap Tasya kesal yang sudah mengenal Bagas dengan dekat saat Bagas menjadi pacar Alana. Tasya merogoh saku kanan dan mengambil ponselnya untuk berbicara dengan Bagas.

Alana panik dan merebut ponsel Tasya "Jangan! Apaan, sih?" Jawab Alana keras sehingga membuat orang-orang yang duduk di dekat mereka menatap ke arah Alana.

"Lu sakit kita juga harus ikutan sakit. Kita sakit bareng!" Tegas Lily.

"Udah deh jangan lebay. Biarin aja. Kita harus elegan dan jangan norak. Pura-puranya gue oke aja sama hal ini. Classy dong kalo ditinggalin." Alana tersenyum lebar dan dia pun menggigit toast yang dia pegang di tangannya.

"Bener juga, sih. Ya udah lupain. Cowok mah masih banyak, di sekitar sini aja banyak. Yang ngobrol sama lu tadi juga oke." Ucap Lily menggoda sembari menepuk bahu Alana.

Alana mengerutkan dahi, mencoba mengingat kembali. Alana memang memiliki kebiasaan buruk yaitu ‘pelupa’. Bahkan dia dengan mudahnya lupa jika dia baru saja dia mengobrol dengan Alan.

Tasya menghela napas. Mencoba membantu Alana mengingat pria yang berbincang dengannya di dekat bar "Itu loh... Cowok yang duduk di bar itu. Kan tadi ngobrol sama lo pas lo lagi mesen." Ucap Tasya sembari menunjuk Alan yang tengah duduk sendiri di bar coffee shop.

"OH IYA GUA INGET!! Cowo yang duduk sendiri di meja bar itu?" Alana memastikan dan menunjuk Alan yang tengah menyeruput kopinya.

"Iyaaa." Ucap Tasya kesal dengan memutar kedua bola matanya.

"Dih ngapain. style-nya aja kayak gak keurus." Jawab Alana dengan nada sombong.

"Tapi dia kayak orang depresi deh. Sama kaya lu." Ucap Lily menyindir

"Apaan, sih. Kenal juga kaga. Oh iya, gue baru inget. Katanya dia pernah ketemu gue, tapi gue lupa." Alana pun mengingat perbincangannya bersama Alan saat tengah memesan tadi.

"Ya gak heran juga sih kalo lo lupa." Sindir Lily sinis.

"Hmm! By the way, Gue gabisa move on nih gimana dong?" Tanya Alana yang mengalihkan pembicaraan.

"Unduh

aplikasi kencan online, deh. Nama aplikasinya ‘TinTan’" Tasya memberikan saran.

"Hahaha buat apa?" Alana terkekeh dan mengolok Tasya.

"Ya biar lo bisa lupa sama Bagas." 

"Seriously? Tapi serem gak, sih? Secara gue mana kenal seluk-beluk orangnya gimana." Ucap Alana memanyunkan bibirnya.

"Yaaa--- coba aja dulu, tapi jangan terlalu serius. Anggap aja untuk temen chat." Ucap Tasya santai.

"Hmm oke. We'll see" Jawab Alana dengan memberikan senyuman sinis.

***

Alana terbangun dari tidurnya. Belum sampai satu menit dia terbangun, Alana pun langsung meraih ponsel dan melihat pesan singkat yang dia ciptakan bersama Bagas selama ini. Biasanya, setiap kali Alana terbangun dari tidurnya Bagas sudah mewarnai hari-harinya dengan ucapan ‘Selamat pagi, Sayang. Have a nice day’ Namun kali ini yang di dapati oleh Alana hanyalah sebuah kenangan yang hanya bisa di lihatnya bersama Bagas dulu.

Alana bergegas menyiapkan sarapan sebelum berangkat kerja. Rasanya, hampa sekali melihat di sekeliling dapur yang hanya mengingatkannya pada sosok Bagas.

Biasanya, Bagas sering menginap di apartemen Alana. Saat pagi tiba, Alana dan Bagas selalu menyiapkan sarapan bersama sebelum Bagas berangkat kerja dan sebelum Alana berangkat kuliah. 

Saat ini, Alana baru saja lulus dan mendapatkan gelar sarjananya sekitar satu bulan yang lalu. Setelah itu Alana mendapatkan pekerjaan dan bekerja di perusahaan yang dia tempati sekarang. Lebih tepatnya hari ini Alana sudah bekerja selama dua minggu.

Rasanya Alana ingin sekali menceritakan pengalaman-pengalaman kerjanya bersama Bagas. Dulu, Alana maupun Bagas selalu menceritakan masalah atau kejadian-kejadian yang mereka alami baik di tempat kuliah Alana maupun di tempat kerja Bagas. 

Mendengar cerita Bagas yang sangat menyenangkan dalam menghadapi pekerjaan setiap harinya, Alana ingin sekali cepat menyelesaikan perkuliahan dan bekerja agar bisa merasakan lelahnya bekerja satu sama lain.

Sayangnya, Alana hanya bisa menceritakan pengalaman bekerjanya dalam waktu dua minggu saja kepada Bagas.

tok... tok... tok...

Suara ketukan pintu apartemen Alana terdengar dari luar dan menyadarkannya dari lamunan.

"Jangan-jangan Bagas." Ucap Alana dan langsung berlari kearah pintu.

Cklek!

"Eh elu ternyata. Kenapa?" Ucap Alana kepada Tasya yang sudah berdiri di depan pintu apartemen Alana dengan muka cemberut dan kedua tangannya dilipat di dada.

"Emang lu mikirnya siapa?" Tanya Tasya sembari mengangkat alis kirinya

"Gue kirain Bagas." Ujar Alana datar. Seketika raut wajahnya pun berubah menjadi murung kembali.

"Yailah cowok begitu masih aja di harepin. By the way, Gue numpang ke kantor bareng yaaa. Mobil gue mogok pas banget di depan apartemen

lu." Ujar Tasya dengan nada memohon.

Alana menghela napas sembari memutar bola matanya "Ya udah masuk, gue beres-beres dulu baru kita pergi."

"Oke!" Tasya mengacungkan jempolnya "Ih baik deh." Sambung Tasya dengan penuh semangat dan mencubit pipi Alana.

***

Alana dan Tasya berjalan menuju basement parkiran untuk mengambil mobil "Lu yang nyetir, ya." Ucap Alana sembari melempar kunci ke arah Tasya. Dengan malas, Tasya pun akhirnya mengemudikan mobil Alana.

"Puter radio, Al." Ucap Tasya sembari mengemudi keluar dari basement parkiran.

Haloooo... morning guys... apa kabar kamu pagi ini, kalo pagi itu mesti GALAU (Gembira dengerin Lagu radio) bareng Dodi Arjuna. Kalo kamu lagi galau, Dodi Arjuna siap menjadi arjunanya kamu---

"Kebetulan nih temen gue bangun pagi langsung galau." Ujar Tasya mengolok.

Alana menoleh ke samping kanan dan memukul kepala Tasya "Dih apaan sih lu. Galau yang dia maksud beda kali. Puterin lagu dari hp gue aja deh." Alana mengganti siaran radio tersebut dengan menyambungkan bluetooth ponselnya "Oh iya, sebelum ke kantor temenin gue beli kopi ya." Sambung Alana

"Di kantor banyak banget, ya, Al." Ucap Tasya sembari merapikan poninya.

"Gue butuh kopi sekarang, mau minum di mobil. Ntar di kantor beli lagi. Gue gak bisa tidur dari tadi malam." Keluh Alana.

"Hadeh, iya sabar deh gua sama elu yang lagi galau. Oh iya, lu udah unduh

aplikasi TinTan yang gue kasi tau tadi malam?" Tanya Tasya sesekali menoleh ke Alana sembari menyetir.

"Belum." Jawab Alana yang sedang fokus memainkan ponselnya.

"Eh lagu ini cocok buat elu." Ucap Tasya bersemangat saat Lagu Don't Tell Me - Avril Lavigne seketika diputar di mobil 

"Carpool Karaoke?" Tasya mengajak Alana untuk menyanyikan lirik lagu tersebut bersama-sama.

"Why not." Ucap Alana sembari mengedipkan matanya.

"Here we go!"

This guilt trip that you put me on won't mess me up, i've done no wrong

Any thoughts of you and me have gone away....

Did you think that i was gonna give it up to you (This time)

Did you think that it was something i was gonna do (And cry)

Don't try to tell me what to do

Don't try to tell me what to say

You're better off that way

***

Alana memejamkan mata sejenak, terlihat sekali wajahnya sangat lelah. Alana membuka matanya perlahan dan melihat Tasya sudah berdiri di hadapannya dengan menggelengkan kepala dan meletakkan kedua tangan di pinggangnya. Alana mengehela napas menatap Tasya "Ngapain lu berdiri berlaga kaya boss di depan gue?" Tanya Alana sinis.

"Habisnya lu belum nyampe sebulan kerja bukannya nunjukin sikap karyawan teladan malah tidur." Celetuk Tasya.

Alana mengangkat alisnya dan melipat kedua tangannya "Gue cuma merem, bukan tidur!"

"Whatever!" Ucap Tasya sembari memutar kedua bola matanya "Udah siang nih. Makan yuk."

"Lily gimana?" Tanya Alana.

"Ketemu di Middle Cafeteria aja katanya." Jawab Tasya meyakinkan.

Tasya dan Lily sudah menjadi sahabat Alana saat mereka bertiga menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi yang berada di Jakarta. Mereka berdua mencari pekerjaan bersama-sama hingga mereka diterima di perusahaan yang sama. Sementara Lily, dia bekerja di perusahaan berbeda namun tetap saja di gedung yang berdekatan dengan kantor Alana dan Tasya. Hal itu lah yang menyebabkan mereka bertiga selalu bertemu ketika jam kantor selesai maupun saat istirahat.

Sesampainya di middle cafeteria, Alana dan Tasya menunggu Lily dengan hidangan yang sudah berada di meja mereka. Cafeteria dengan suguhan outdoor dan tempat yang luas ini berada di lantai tengah antara tower A dan tower B, Cafeteria ini memang selalu menjadi tempat favorit setiap karyawan-karyawan yang bekerja di kedua gedung itu.

Middle cafeteria umumnya boleh digunakan oleh karyawan mana saja yang berasal dari perusahaan berbeda. Biasanya karyawan-karyawan dari tower A dan B kebanyakan memilih untuk menghabiskan waktu istirahatnya disana. Selain karena suasananya yang menyuguhkan outdoor dan bisa menghilangkan penat sesaat, mereka juga bisa berbaur dengan karyawan-karyawan dari perusahaan lain. 

Hal inilah yang menjadi alasan Alana, Tasya, dan Lily selalu memilih cafeteria itu. Alana dan Tasya bekerja di tower A sedangkan Lily bekerja di Tower B. Sehingga middle cafeteria menjadi lokasi yang tepat untuk mereka bertemu.

"Woi! Pada main hp mulu lo pada." Ucap Lily mengejutkan Tasya dan Alana yang tengah sibuk dengan ponselnya masing-masing "Pesenan gue yang mana nih?" Tanya Lily sembari menatap hidangan yang ada di meja.

"Tuh Ayam Bakar." Jawab Tasya.

Mereka pun akhirnya menyantap makan siang mereka sembari membahas aplikasi kencan online yang disarankan oleh Tasya kepada Alana.

"By the way, guys. Gue mau unduh

aplikasi TinTannih. Tapi ajarin gue cara mainnya, ya." Ucap Alana saat mengunyah nasi ayamnya.

Tasya dan Lily pun akhirnya mengunduh aplikasi TinTan itu di ponsel Alana "Udah, nih. Mau nama asli atau nama samaran?" Tanya Tasya.

"Nama samaran dong." Alana berpikir sejenak "Hmm--- Aleeta aja, gimana?"

"Okeee." Jawab Tasya menyetujui.

"Oke. Caranya gini, Al. Lu tinggal swipe right kalo lu suka, swipe left kalo lu gak suka." Lily mengajarkan secara detail cara menggunakan aplikasi TinTan itu. Alana dan Lily terlihat tengah fokus dengan ponsel Alana dan Alana terlihat menganggukkan kepalanya setiap kali Lily menjelaskan.

"Oh I see." Ucap Alana

"Guys, ada yang lumayan nih walaupun fotonya silhouete. Tapi dari postur tubuhnya kayanya sih oke." Ucap Lily yang melihat foto pria di aplikasi TinTan

milik Alana dan menghiraukan makanan yang ada di mejanya.

"Yaudah swipe right aja." Ucap Alana yang tengah asik menyantap makanannya sedari tadi.

"Coba lihat?" Tasya pun mengambil ponsel Alana dari genggaman Lily.

"Wah!!! jaraknya cuma satu menit dari kita. Berarti dia disini, Al." Ucap Tasya penuh semangat.

Alana membelalakkan mata dengan makanan yang masih penuh di mulutnya saat mendengar jarak yang di maksudkan oleh Tasya "Waduh, jangan-jangan dia karyawan di kantor kita lagi?" Raut wajah Alana menjadi panik seketika.

"Gue mau hapus foto aja deh. MALU!!!" Ucap Alana.

"Ngapain? Foto lu kan silhouete juga." Ucap Lily mengingatkan.

You matched with Reza.

"Wah, dia udah swipe right lu duluan." Ucap Lily heboh dan bersemangat.

"Semoga aja dia bukan karyawan kantor kita." Jawab Alana dengan raut wajahnya yang masih panik itu.

Setelah Alana memainkan aplikasi TinTan, Alana lalu fokus pada Tasya dan Lily yang membahas permasalahan wanita seperti biasanya.

TinTan Notification

"Hei, Aku Reza. Senang bisa match sama kamu."

Layar ponsel Alana dengan cahaya yang terang menyebabkan Tasya dan Lily membaca pemberitahuan aplikasi TinTan itu.

"Wahhh!!! Lo di chat sama Reza yang fotonya silhouete tadi tuh." Ucap Lily tersenyum kecil kepada Alana.

"Ya udah lu bales gih, Al. Tapi inget, jangan sampe serius, ya. Kita gak tau latar belakangnya kaya gimana." Jelas Tasya dan Alana hanya terkekeh melihat Tasya yang memiliki sifat cuek namun menjadi posesif dalam sekejap.

"Santuy." Ucap Alana dengan mengedipkan matanya.

"Aku Aleeta. Terima kasih dan senang juga bisa match dengan kamu."

"Tujuan kamu main aplikasi ini apa, Al?" -Reza

"Pengen nambah temen dan hilangin rasa suntuk aja, nih. Kamu?"

"Sama. Aku juga." -Reza

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mrs. E
Nyatanya emang banyak bgt sih yg pake nama samaran kalo mainin app dating online ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status