Share

JANIN SIAPA DI RAHIMMU, DEK?
JANIN SIAPA DI RAHIMMU, DEK?
Author: Olin huy

BAB 1

"Sayang, kamu agak gemukan." Kuperhatikan bentuk tubuh istriku tambah berisi. Apalagi bagian perutnya. 

Wajah istriku mendadak pucat. Dia salah tingkah dan seperti sedang menyembunyikan sesuatu. 

"Iya, Mas. Maaf ya. Selama kamu bekerja di luar pulau, aku jadi banyak ngemil. Mau bagaimana lagi? Di rumah tidak ada suami. Setiap hari nonton TV dan sedia cemilan. Jadi melar deh." 

"Jadi, istriku sekarang doyan ngemil? Kebetulan, Mas bawa oleh-oleh. Berbagai jenis keripik. Pasti kamu suka." 

Kukeluarkan dari tas. Makanan ringan ini kubeli ketika mampir di pusat oleh-oleh setelah perjalanan dari bandara ke rumah. Karena di tempatku merantau, aku tak sempat membeli apa-apa. Rasanya pengen buru-buru pulang setelah dua tahun merantau dan bekerja di perkebunan sawit.

Berat rasanya jauh dari keluarga. Tapi apa boleh buat. Di tanah kelahiranku sendiri aku hanya bisa kerja sebagai kuli bangunan. Sementara disaat sepi cuma nganggur tanpa pemasukan. Berharap di kota orang ekonomi akan membaik.

Istriku pun tak keberatan kutinggal bekerja di tempat yang jauh dan tidak pulang dalam kurun waktu yang lama.

Di rantau, aku sangat irit. Apa lagi untuk makan. Meski kerjaan berat, aku lebih sering puasa agar lebih hemat dan bisa mengirim uang ke kampung dengan jumlah lebih banyak. 

Dalam kurun waktu delapan belas bulan, uang yang kukirim bisa dipakai untuk membangun rumah. Karena tanah sudah ada. 

"Ini apa, Mas?" tanya istriku saat melihat keripik berbentuk panjang berwarna hitam.

"Itu keripik belut. Enak, renyah, gurih. Aku sudah mencobanya."

Tiba-tiba saja istriku mual dan berlari ke kamar kecil.

"Hoek, ho ...ek!"

Aku berlari menyusulnya. 

"Dek, kamu kenapa? Sakit ...? Masuk angin?" Kusentuh keningnya dengan telapak tangan. Enggak panas. Apa jangan-jangan dia hamil? Tapi tidak mungkin. Karena aku baru pulang.

"Enggak, Mas. Aku cuma jijik saja melihat keripik belut itu. Tolong buang, Mas! Atau kamu empetin di tempat yang enggak bisa kulihat." Istriku memegang perutnya dan kembali masuk ke kamar mandi. Berusaha memuntahkan sesuatu. Tapi tak ada apa pun yang keluar.

Istriku sangat menyukai hewan dengan kulit yang licin itu. Tapi entah kenapa, kali ini dia tidak mau memakannya. Bahkan melihat pun tak mau.

"Kita periksa ke dokter atau bidan saja, ya. Aku takut lambungmu bermasalah."

"Enggak, Mas. Aku enggak apa-apa. Aku sudah bilang, Mas. Aku jijik dengan makanan itu."

***

Dari pagi sampai siang, hingga sore aku belum melihat istriku makan. Padahal bilangnya dia suka ngemil.

"Dek, katanya suka ngemil. Kok makanan yang kubawa belum ada yang dibuka?"

"Nanti, Mas. Setelah kamu pulang, aku merasa kenyang melulu." Wanita yang lama kutinggal pergi itu menaruh kepalanya di pundakku.

Kuelus kepalanya kemudian melingkarkan tanganku ke pinggangnya sampai menyentuh bagian perut. Kurasa badan istriku memang semakin berisi. Tapi perutnya ... kupikir ini bukan lemak. Karena tak ada lipatan. Perasaanku semakin gusar. Kuhela napas dengan kasar.

"Dek, kita periksa ke dokter atau bidan. Kamu siap-siap!" Aku menjauhkan kepalanya dari pundakku. Kemudian berdiri.

"Aku kan sudah bilang, Mas. Aku enggak sakit."

"Kadang kita tidak merasa sakit meski sebenarnya tubuh bermasalah. Buktinya, kamu tiba-tiba lemas dan enggak mau makan."

Aku harus memastikan kalau istriku memang dalam keadaan baik-baik saja.

***

Usai antre lama di klinik. Kini aku lega, karena istriku sudah masuk dan diperiksa. Aku menunggu di kursi yang tidak panas, tapi tubuhku merasa gerah dan berkeringat.

Dokter keluar dari ruangan yang hanya tertutup tirai. Kemudian duduk berhadapan denganku. Istriku berada di sebelahku.

"Ada apa dengan istriku, Dok? Kenapa dia terlihat pucat dan lemas? Dia sakit apa?" Aku meremas tangan ini untuk menyiapkan diri mendengar penuturan wanita berseragam putih itu.

Dokter tersenyum. Kemudian berkata, "Selamat, Pak! Istri anda hamil. Menurut hitungan, kandungannya sudah menginjak empat bulan."

Mataku membelalak. Menoleh istriku yang menunduk. Dada bergemuruh. Hamil? Dengan siapa istriku berbuat mes*m? 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status