"Ma-makhluk a-apakah itu?"
Tubuh pemuda itu bergetar akibat ketakutan yang teramat mendalam. Di depannya saat ini terdapat sosok makhluk yang tidak terukur lagi besarnya. Makhluk itu pula lah yang ternyata membuat bebatuan di tempat itu bergerak ke satu arah."Makhluk Kekosongan, Danshuiyu Kunpeng!" ucapnya lirih dengan tubuh yang bergetar hebat. Teringat akan sosok makhluk spritual yang pernah terlintas dalam ingatannya.Makhluk itu sendiri saat ini sedang asyik berkultivasi. Ia segera menghentikan pekerjaannya seraya mengerutkan kening.'Ada makhluk hidup?' batinnya lalu menatap secara intens ke satu arah dimana dia merasakan aura kehidupan.Setelah merasakan sejenak aura dari kehidupan yang ada di sebuah batu raksasa, kerutan di kening Kunpeng semakin dalam dan tidak lama kemudian menghilang dan digantikan dengan seringai lebar.'Tidak salah lagi! Ini aura Kaisar Dewa!' batinnya lalu mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar.'Tapi bagaimana mungkin dia menjadi selemah ini?' batinnya lagi yang cukup keheranan.Tubuh pemuda itu merasa menjadi lemas seluruhnya saat tiba-tiba makhluk raksasa dan mengerikan itu menatap intens kepadanya.'Hanya menggunakan tatapan saja sudah semengerikan ini, lalu bagaimana dengan kekuatannya?' batin pemuda itu dengan bergidik ketakutan.Melihat dari ukuran batu raksasa dengan makhluk kekosongan itu saja sudah bagaikan kelereng dengan bumi. Lalu dengan pemuda itu bagaimana? Sungguh dia merasa seperti sesuatu yang lebih kecil daripada debu di hadapan makhluk sebesar planet itu."Kaisar Dewa!" seru makhluk itu tiba-tiba.Pemuda itu merasakan tekanan yang luar biasa kuatnya saat angin yang keluar dari mulut makhluk itu. Dia merasa seperti hampir hancur saja padahal itu hanyalah karena sebuah suara."Kaisar Dewa! Bagaimana kau bisa dalam kondisi semenyedihkan ini? Apakah ini merupakan reinkarnasimu?" makhluk itu bertanya.Pemuda itu kebingungan harus menjawab apa akan pertanyaan tersebut. Seketika ia langsung teringat pernah mendapatkan sepenggal ingatan saat menemukan sebuah benda berbentuk anting hijau keemasan yang kini telah menyatu di telinganya. Dia tidak menyangka bahwa sepenggal ingatan itu merupakan ingatan dari kehidupan sebelumnya."Tuan Danshuiyu Kunpeng! Aku tidak tahu apakah aku ini merupakan reinkarnasi Kaisar Dewa yang kau sebutkan atau bukan," ujar pemuda itu dengan lemah."Oh..? Kau mengetahui tentangku? Dan bahkan mengetahui namaku? Sudah ratusan ribu tahun aku tidak mendengar seseorang yang memanggilku seperti itu kecuali baru saat ini," Kunpeng semakin tertarik."Siapa yang tidak mengetahui tentangmu? Semua orang pasti pernah mengetahui tentang julukan Tuan Danshuiyu Kunpeng sebagai Makhluk Kekosongan!" kata sang pemuda dengan jujur."Sepertinya memang kau tidak mengetahui mengenai perubahan yang terjadi, Kaisar Dewa!"Zhuuung...Tiba-tiba sebuah sinar tercipta dari dalam tubuh makhluk raksasa itu. Seluruh tubuhnya memancarkan sinar emas yang menyilaukan mata sang pemuda sehingga terpaksa dirinya harus memejamkan matanya."Sepertinya memang benar, kau adalah reinkarnasinya," tiba-tiba sebuah suara seorang pria terdengar di depan sang pemuda.Sang pemuda yang awalnya memejamkan mata seketika langsung membukanya. Dia mendapati seorang pria paruh baya dengan pakaian hitam berdiri tepat di depannya. Batu raksasa yang sebelumnya terombang-ambing juga sudah berhenti saat itu juga. Mungkin pria paruh baya itu lah yang melakukannya."Tapi sebagai reinkarnasi dari sosok yang paling kuat di alam semesta, kamu benar-benar memprihatinkan, Kaisar Dewa!" lanjut si pria paruh baya atau perwujudan manusia dari Danshuiyu Kunpeng.Pemuda itu hanya diam dan terus diam. Dia tidak mengatakan apapun atau lebih tepatnya dia tidak bisa berkata-kata karena tekanan aira yang luar biasa kuatnya dari sosok Kunpeng."Bahkan kau tidak memiliki Qi Dewa! Sungguh sangat lemah!” Kunpeng dengan memasang raut wajah penuh kekecewaan karena harapannya untuk bisa bertarung dengan Sang Kaisar Dewa kini harus ia simpan.Pemuda itu hanya bisa terdiam seribu kata sembari tersenyum masam. Apa yang dikatakan oleh Danshuiyu Kunpeng memanglah benar adanya. Jangankan menggunakan jentikan jari, bahkan hanya menggunakan auranya saja pasti dirinya akan mati."T-tuan Kunpeng, bisakah anda menghilangkan pancaran aura dari tubuh anda? Aku benar-benar tidak kuasa lagi menahannya!" kata pemuda itu dengan lemah."Oh..? Begitukah? Maafkan aku jika tidak sengaja menekanmu, Kaisar Dewa!" ujar Danshuiyu Kunpeng dengan santai lalu menghilangkan pancaran aura kultivasi miliknya."Haahh.." pemuda itu pun langsung menghela nafas lega saat beban yang ia rasakan menghilang secara sempurna. Bahkan aura Danshuiyu Kunpeng benar-benar lenyap seolah tidak pernah ada atau hanya seonggok daging berbentuk manusia saja.Danshuiyu Kunpeng lalu mendekati sang pemuda, kemudian dengan lambaian tangannya saja batu raksasa yang ditancapi pedang oleh sang pemuda langsung hancur berkeping-keping menjadi ketiadaan.Tubuh pemuda itu melayang di kehampaan dengan lemahnya, lalu Danshuiyu Kunpeng menjentikkan jarinya. Seketika seberkas sinar emas muncul dan menembak dengan cepat mengenai tubuh sang pemuda.Swosh…Saking cepatnya tembakan dari sinar emas itu sehingga membuat sang pemuda tidak dapat bereaksi. Sinar emas itu masuk ke dalam tubuhnya dan secara perlahan meregenerasi sel-sel tubuh sang pemuda beserta organ dalamnya.Hanya butuh waktu satu menit saja sebelum akhirnya pemuda itu merasakan seluruh luka dalam yang ia alami telah sepenuhnya pulih dan kekuatannya juga kembali."Hmm.. Ranah Master Akhir ya..? Cukup lumayan dan wajar untuk reinkarnasi Kaisar Dewa yang belum genap berumur 30 tahun," kata Danshuiyu Kunpeng sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.Pemuda itu dengan segera menangkupkan kedua tangannya untuk memberikan rasa hormat kepada Danshuiyu Kunpeng serta berterima kasih. "Terima kasih, Tuan Kunpeng!" ucapnya dengan tulus."Lupakan! Aku melakukan ini karena ingin membalas budimu dulu yang tidak membunuhku saat kau mengalahkanku," ujar Danshuiyu Kunpeng sembari mengibaskan tangan.Pemuda itu tidak paham dengan apa yang sedang dibicarakan oleh Kunpeng, namun dirinya hanya menganggukkan kepalanya saja agar tidak bersikap mengecewakan. Pemuda itu berpikir mungkin saja Danshuiyu Kunpeng sedang berbicara mengenai kehidupan mereka sebelumnya."Baiklah.. Setelah kau pulih seperti ini, apa yang akan kau lakukan, Kaisar Dewa?" tanya Danshuiyu Kunpeng."Aku ingin ke Alam Menengah!" jawab pemuda itu dengan penuh tekat."Hmm.. Alam Menengah yaa..?" ucap Danshuiyu Kunpeng sembari manggut-manggut dan memegangi serta mengelus jenggotnya."Ada apa Tuan Kunpeng?" tanya sang pemuda keheranan."Alam Menengah cukup jauh dari sini! Dengan kekuatanmu saat ini, mungkin kau akan kembali kehabisan energi Qi di tengah jalan jika melakukan perjalanan dengan terbang!" kata Danshuiyu Kunpeng."Apaa!" pemuda itu terkejut."Tapi aku punya sedikit jalan keluar," ujar Danshuiyu Kunpeng."Bagaimana itu, Tuan Kunpeng?" tanya sang pemuda itu dengan antusias."Begini!" ujar Danshuiyu Kunpeng lalu menghilang dari tempatnya berdiri dan tiba-tiba muncul tepat di hadapan sang Pemuda sembari mencengkram lehernya dengan kuat."A-apa yang k-kau lakukan, T-tuan Kunpeng?" tanya pemuda itu terbata-bata."Aku harap kamu tidak mati di jalan, Kaisar Dewa!" ujar Danshuiyu Kunpeng tidak menyahuti ucapan sang pemuda.Danshuiyu Kunpeng lalu membuat gerakan ancang-ancang dan melemparkan tubuh sang pemuda ke suatu arah yang mana arah itu terdapat sebuah portal yang menghubungkannya dengan Alam Menengah.Swooosshhh...Pemuda itu melesat dengan kecepatan cahaya saat tubuhnya dilempar dengan tanpa aba-aba olehnya. Setelah pemuda itu benar-benar telah lenyap dari pandangannya, Danshuiyu Kunpeng langsung menghela nafas panjangnya."Aku harap di pertemuan kita nanti kamu akan dapat menghiburku dan membuat otot tubuhku kembali lemas seperti dulu, Kaisar Dewa!" ucapnya lalu menghilang entah kemana.***Pemuda yang yang sebelumnya dicekik lalu di lemparkan oleh Danshuiyu Kunpeng saat ini sedang melesat dengan kecepatan melebihi ukuran kecepatan cahaya."Sial! Ini memang sangat benar dapat mengantarkanku ke Alam Menengah, namun aku juga dapat mati dan kehilangan seluruh energi Qi milikku agar dapat men
Kedua ibu dan anak itu melesat menuju ke sumber ledakan yang terjadi. Sesampainya mereka berada di pusat kejadian, keduanya langsung mengerutkan kening karena menemukan sesuatu yang mirip sebuah telur dengan warna emas kebiruan bermotifkan lambang Yin dan Yang."Telur?" ucap keduanya secara bersamaan."Ibu, mungkinkah telur ini yang jatuh dari langit itu?" pemuda itu bertanya dengan ibunya."Hufth! Kamu ini kebiasaan sekali. Sesuatu yang sudah kamu ketahui jawabannya itu tidaklah perlu kamu tanyakan lagi, nak!" kata sang ibu dengan helaan nafas panjang."Ehehe.. Maaf, ibuku yang paling baik." pemuda itu hanya tersenyum cengengesan saja menanggapi ucapan sang ibu yang penuh dengan helaan nafas itu.Sang ibu tidak lagi memperhatikan putranya, fokusnya kali ini tertuju kepada telur emas kebiruan dengan motif Yin dan Yang.'Aura ini sangat kuat! Setidaknya lebih kuat dari aura milikku!' batinnya setelah merasakan aura yang terpancar dari telur itu.Ekspresi wajah wanita itu segera menjadi
Ekspresi wajah dari sang ratu segera berubah saat ternyata suaminya langsung menanyakan perihal bayi yang sedang digendongnya untuk membuka percakapan. Kaisar Tian Lei lupa mengatakan kata-kata yang seharusnya dia katakan untuk menyambut kedatangan dari istri dan juga anaknya itu."Tentu saja bayiku! Memangnya kamu tidak melihat aku sedang menggendongnya?" Ratu Hiza Ming langsung menjawab pertanyaan dari suaminya dengan nada yang sedikit ngegas karena dia ingin memutuskan secara sepihak mengakui bayi itu sebagai anaknya."Eh..? Sejak kapan istriku ini hamil? Mengapa aku tidak mengetahuinya?" Kaisar Tian Lei langsung cemberut dengan cara bicara permaisurinya itu. Dia segera mengetahui apa yang diinginkan olehnya."Tidak perlu seolah bodoh dan bertanya-tanya seperti itu kepadaku! Aku secara tidak sengaja menemukan bayi ini terjatuh dari atas langit dan aku tertarik untuk mengangkatnya menjadi putraku!" kata Ratu Hiza Ming."Apaa! Terjatuh dari langit?" Kaisar Tian Lei terkejut."Benar!
"Ibuu.. Sakit ibuu.." Tian Lin kecil terus saja berteriak sembari memegangi kepalanya yang terasa seperti akan pecah saja.Ratu Hiza Ming semakin khawatir dan panik saat putranya sama sekali tidak merespon pertanyaan darinya kecuali hanya berteriak kesakitan."Pelayan! Pelayan! Cepat panggilkan tabib!" teriaknya dengan menggunakan energi Qi sehingga membuat seantero istana kekaisaran heboh. Baru kali ini sosok Ratu yang sangat terkenal dengan ketenangannya berteriak lantang dan penuh dengan kekhawatiran.Kaisar Tian Lei yang sedang berada di aula istananya bersama dengan para jenderal dan petinggi kekaisaran dibuat sangat terkejut oleh teriakan istrinya. Dia segera menghentikan pertemuan dan melesat ke arah sumber suara.Zheep!Zheep!Zheep!Puluhan sosok termasuk Kaisar Tian Lei dan pangeran Tian Zhao muncul di dekat ratu Hiza Ming dan juga Tian Lin kecil. Mereka semua memperlihatkan ekspresi wajah kekhawatiran saat melihat pangeran kedua mereka berguling-guling di tanah sembari teru
"Yaahh.. Begitulah.. Jika aku bertemu dengan Makhluk Kekosongan itu lagi, aku pasti akan berterima kasih kepadanya dan sedikit peregangan otot dengannya," ujarnya dengan tersenyum lebar dan penuh arti."Hahaha.. Dia merupakan entitas yang terkuat saat ini di alam semesta ini! Bahkan diatas Kaisar Dewa sekarang! Kau harus menjadi lebih kuat dan tidak terkalahkan terlebih dahulu sebelum menantangnya!" ujar Naga Bayangan dengan tertawa keras."Tidak masalah! Aku hanya memerlukan satu hal saja untuk menjadi kuat!" ujar Tian Lin kecil."Apa itu?" tanya Naga Bayangan dengan raut wajah serius dan penasaran."Waktu! Hahaha.." jawab Tian Lin lalu diikuti ledakan tawa yang terkekeh-kekeh."Cih! Sialan kau bocah!" ujar naga Bayangan yang merasa dirinya sangat bodoh di hadapan bocah kecil berumur 3 tahun itu.Gelak tawa Tian Lin kecil pun mereda dan suasananya langsung berubah menjadi sangat hening. Tidak ada satu kata pun yang terucap antara dirinya dan juga Sang Naga Bayangan, sehingga membuat
Dunia Jiwa.Swooosshhh...Sosok kecil mungil dengan wajah yang sangat tampan muncul dari dalam celah spasial berwarna putih keemasan yang keberadaannya tepat di depan sebuah istana megah dengan hiasan pohon-pohon dari buah abadi di sampingnya.Ya, istana itu tentu saja adalah Istana Ling dan sosok kecil mungil berpraupan tampan dan sempurna adalah Tian Lin kecil."Hoo.. Sudah cukup lama aku tidak melihat tempat ini." ucapnya dengan mengembangkan senyum simpul.Namun tidak lama kemudian senyuman dari sosok mungil berumur 3 tahun dan itu tiba-tiba merosot dan berbalik arah 180 derajat. Dalam pikirannya saat ini terbayang-bayang akan kenangan yang ada dan pernah terlewati di istana megah di hadapannya. Kenangan akan kebersamaan bersama saudara dan saudarinya, kenangan akan suka dan cinta serta canda juga tawa terlintas sepenuhnya di dalam ingatan bocah kecil itu.Tampak dari ujung pelupuk matanya terlihat sebuah butiran air jernih yang menandakan bahwa ia sangat merindukan mereka semua.
Istana Kekaisaran Tian.Seisi Istana Kekaisaran Tian berubah menjadi duka karena sosok kecil mungil yang selalu membuat mereka terkejut dan membanggakan kini tergeletak lemah dan tidak sadarkan diri di kamarnya.Khusus Ratu Hiza Ming, bahkan kesehatannya semakin hari semakin menurun. Badannya yang segar dan raut wajah yang penuh seri saat ini telah menjadi sangat kurus dan lesu. Senyumannya yang indah tidak pernah lagi terlihat semenjak putra kesayangannya pingsan hampir 17 tahun yang lalu.Hal itu semakin membuat seisi istana kekaisaran Tian bertambah duka. Sedangkan untuk Kaisar Tian Lei sendiri, dia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya meminta istrinya untuk beristirahat ataupun sekedar makan. Namun hal itu selalu ditolak dan ditolak serta hanya beberapa kali saja sang ratu mau melakukannya. Itu pun karena sang ratu berfikir bahwa jika dia terlalu terlarut dan sama sekali tidak makan, maka dia akan tumbang terlebih dahulu sebelum anaknya terbangun dari pingsannya. Hal itu tentu
***Ratu Hiza Ming yang saat ini sedang mengelus-elus wajah dari Tian Lin dan Kaisar Tian Lei yang sedang membujuk istrinya agar beristirahat ataupun makan tiba-tiba saja dikejutkan oleh sebuah sinar keemasan yang terpancar dari tubuh putra mereka.Spontan sang ratu segera mundur dan hampir saja terjatuh jika saja tidak ditangkap tubuhnya oleh sang suami. Keduanya menatap dengan keheranan sekaligus kekhawatiran tubuh putranya yang bersinar menyilaukan itu.Sinar itu semakin lama semakin terang saja sehingga membuat keduanya harus menutup mata. Saat merasa bahwa sinar itu telah sepenuhnya mereda, Ratu Hiza Ming dan Kaisar Tian Lei segera membuka pelupuk mata mereka.Saat keduanya telah sempurna membuka kedua mata, tubuh mereka berdua menegang seketika, tidak lama kemudian tubuh mereka bergetar dengan hebat khususnya untuk Sang Ratu Hiza Ming.Air matanya yang sebelumnya tertahan seketika itu juga langsung tumpah saat melihat sosok pemuda yang sangat tampan yang tidak lain adalah putrany