Boommm...
Boommm... Boommm..."Uhuk!"Sesosok pria paruh baya sedang terikat di sebuah tiang khusus dan rantai-rantai surgawi. Sosok tersebut sedang disiksa oleh ribuan Dewa yang dipimpin oleh seorang Dewa yang berjuluk Dewa Perang."Kaisar Langit! Cepat serahkan pecahan batu itu kepadaku atau aku akan membunuhmu sekarang juga!" bentak sosok berzirah emas yang tidak lain adalah Dewa Perang itu sendiri."Anak sekaligus muridku yang berbakti! Aku tidak akan pernah memberikan pecahan batu itu sampai kapanpun. Kau boleh membunuh dan meminta apapun darikuku, tapi janganlah kau minta sesuatu itu." ucap sosok itu dengan tenang bahkan masih sedikit tersenyum menatap Dewa Perang. Sosok itu tidak lain adalah Kaisar Dewa Ling atau Kaisar langit atau pemimpin tertinggi para dewa di alam Dewa.Dia dalam kondisi mengenaskan seperti ini karena telah dikhianati oleh putra angkat sekaligus murid satu-satunya yang bernama Zhan Zheng. Kaisar Langit sama sekali tidak mendendam dengan apa yang telah dilakukan oleh dewa perang. Dalam tatapan matanya kali ini, dia justru terlihat seperti seseorang yang sedang mengkhawatirkan dewa perang jika sampai apa yang diinginkan oleh dewa perang itu tercapai.Dia telah mengetahui dengan jelas pecahan batu yang diinginkan oleh Dewa Perang dan bagaimana berbahayanya jika sampai pecahan batu itu disatukan. Dia tidak ingin satu-satunya murid yang dia miliki ini akan tertimpa sebuah marabahaya yang mungkin dapat melukai atau bahkan membunuhnya. Sungguh, kasih sayang orang tua dan guru memang benar-benar tidak terbatas."Dasar orang tua keras kepala! Baiklah.. Aku akan membunuhmu!" teriak Dewa Perang lalu mencabut pedangnya dan melesat dengan cepat untuk menebas Kaisar Langit.Namun sebelum hal itu terjadi, tiba-tiba saja waktu yang ada di tempat itu berhenti dan hanya Kaisar Langit seorang diri lah yang menyadari akan hal tersebut sekaligus mengetahui orang yang melakukannya. Dia pernah sekali bertemu dengan orang ini."Maafkan hambamu yang kecil ini tidak dapat memberikan penghormatan yang sepantasnya, Yang Agung, Sang Maha Dewa!" ucapnya lalu menundukkan wajahnya.Zhuuung!Sebuah celah spasial atau pusaran angin berwarna putih keemasan tiba-tiba muncul di atas langit dan sosok yang memakai pakaian serba putih yang memiliki aura sangat agung muncul dari pusaran angin tersebut. Dia adalah Sang Maha Dewa, yang merupakan eksistensi tertinggi di alam semesta."Tidak perlu seperti itu Ling Tian! Aku datang ke sini hanya ingin memperlihatkan sesuatu kepadamu!" ujar Sang Maha Dewa kepada Kaisar Langit yang bernama Ling Tian.Sang Maha Dewa lalu mengibaskan tangannya dengan pelan. Seketika sebuah cahaya keemasan muncul dan sebuah formasi yang lebih mirip seperti sebuah layar tercipta tepat dihadapan Kaisar Langit, Ling Tian.Sebuah gambaran akan sebuah kejadian terlihat dari formasi itu yang membuat Kaisar Langit langsung mengerutkan keningnya. Bagaimana tidak? Gambaran itu adalah tentang dirinya sendiri, yang mana dia akan tewas terbunuh saat Dewa Perang menebaskan pedangnya. Tidak sampai di situ saja, Dewa Perang juga langsung menanamkan sebuah energi di dalam tubuhnya sehingga energi itu pun meledak dan menghancurkan tubuh Kaisar Langit.Dalam gambaran pada formasi itu, jiwa Kaisar Langit kemudian dibawa ke suatu tempat yang dinamakan siklus reinkarnasi. Semua ingatannya dihapus di tempat itu lalu dirinya pun direinkarnasikan di sebuah klan kecil yang berada di pinggiran kekaisaran Wei, Daratan Timur, Benua Langit atau Alam Tingkat Rendah.Klan itu merupakan klan yang didirikan oleh salah satu putranya yang selamat dari pembantaian dan melarikan diri ke alam lain dengan mengorbankan kultivasinya. Dan klan itu tentu saja bernama Klan Ling.Kaisar Langit direinkarnasikan dengan memiliki tubuh serta garis darah khusus yang sama seperti pada saat ini, yaitu tubuh dan garis darah Kaisar Naga Bayangan yang memiliki banyak kelebihan. Namun kekuatannya ini dalam keadaan tersegel. Diantara keunggulan yang dimiliki tubuh serta garis darah Kaisar Naga Bayangan adalah dapat menggunakan seluruh elemen serta memiliki elemen unik yaitu elemen bayangan dan tubuh fisik yang sangat keras melebihi senjata tingkat dewa. Hanya senjata-senjata khusus saja yang dapat melukainya dan pedang yang sedang dibawa oleh Dewa Perang merupakan salah satu diantaranya.Tidak sampai di situ saja, reinkarnasi dari Kaisar Langit itu juga memiliki nama yang sama yaitu Ling Tian putra Ling Jun, salah satu tetua tingkat tinggi Klan Ling dan sekaligus adik dari Sang Patriark.Kaisar Langit terus memperhatikan kejadian demi kejadian pada formasi berbentuk layar itu hingga pada saat umur reinkarnasinya itu menginjak 20 tahun, sebuah jiwa lain masuk ke dalam tubuhnya dan menyatu secara sempurna. Ini merupakan sebuah anomali yang tidak mungkin terjadi bahkan di seluruh alam semesta. Namun mengingat kembali sosok yang ada di hadapannya, maka tidak ada yang tidak mungkin baginya.Peristiwa demi peristiwa terus ditonton dengan serius oleh Kaisar Langit hingga formasi itu pun tiba-tiba meredup karena telah usai. Tatapan Kaisar langit kini tertuju kepada Sang Maha Dewa dan terlihat sangat kosong."Jadi semua itu akan terjadi, Yang Agung?" tanya Kaisar Langit kepada Sang Maha Dewa."Benar! Itu adalah takdir yang telah aku buat dan kau harus menerimanya, Ling Tian!" jawab Sang Maha Dewa.Kaisar Langit sangat sedih akan hal tersebut, namun dia hanya bisa menerimanya. Sedangkan untuk Sang Maha Dewa, dia sama sekali tidak peduli karena apapun kehendaknya adalah hukum mutlak."Aku telah menyimpan semua ingatanmu pada artefak-artefak yang kau kenakan itu. Dan aku juga akan menyebarnya di banyak tempat," Kata Sang Maha Dewa."Baiklah.. Aku akan pergi sekarang!" katanya lagi lalu menghilang menjadi ketiadaan.Waktu yang sebelumnya terhenti langsung berjalan kembali dan Dewa Perang yang sedang melesat segera tiba dihadapan Kaisar Langit, Ling Tian. Dia menebaskan pedangnya tepat pada lehernya kemudian mengalirkan energi kedalam tubuh sang kaisar hingga tiba-tiba tubuh itu pun meledak menjadi debu yang beterbangan.Kejadian itu disaksikan oleh ribuan Dewa dan Dewa Perang langsung mendeklarasikan diri sebagai Kaisar Langit selanjutnya dan disetujui oleh semua Dewa. Kejadian itu benar-benar sama dengan apa yang sebelumnya Kaisar Langit lihat dan waktu pun terus berlalu.***“Di-mana aku? Hhhh..”Nafas lemah seorang pemuda yang baru saja sadar dari pingsannya. Pemuda itu baru saja membuka matanya setelah sadar dari pingsannya akibat terseret ombak di ruang kekosongan dan terdampar di tempat asing yang belum dikenalnya. Saat itu ia sedang dalam pelatihan gurunya sekaligus dalam perjalanan menuju Alam Menengah yang membuatnya berada dalam keadaan seperti sekarang. Dan benar, dia adalah Ling Tian atau reinkarnasi Kaisar Langit atau Kaisar Dewa Ling.Pemuda itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempatnya berada."Ma-makhluk a-apakah itu?""Ma-makhluk a-apakah itu?"Tubuh pemuda itu bergetar akibat ketakutan yang teramat mendalam. Di depannya saat ini terdapat sosok makhluk yang tidak terukur lagi besarnya. Makhluk itu pula lah yang ternyata membuat bebatuan di tempat itu bergerak ke satu arah."Makhluk Kekosongan, Danshuiyu Kunpeng!" ucapnya lirih dengan tubuh yang bergetar hebat. Teringat akan sosok makhluk spritual yang pernah terlintas dalam ingatannya.Makhluk itu sendiri saat ini sedang asyik berkultivasi. Ia segera menghentikan pekerjaannya seraya mengerutkan kening. 'Ada makhluk hidup?' batinnya lalu menatap secara intens ke satu arah dimana dia merasakan aura kehidupan.Setelah merasakan sejenak aura dari kehidupan yang ada di sebuah batu raksasa, kerutan di kening Kunpeng semakin dalam dan tidak lama kemudian menghilang dan digantikan dengan seringai lebar.'Tidak salah lagi! Ini aura Kaisar Dewa!' batinnya lalu mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar. 'Tapi bagaimana mungkin dia menjadi selemah ini?' batin
"Aku harap kamu tidak mati di jalan, Kaisar Dewa!" ujar Danshuiyu Kunpeng tidak menyahuti ucapan sang pemuda.Danshuiyu Kunpeng lalu membuat gerakan ancang-ancang dan melemparkan tubuh sang pemuda ke suatu arah yang mana arah itu terdapat sebuah portal yang menghubungkannya dengan Alam Menengah.Swooosshhh...Pemuda itu melesat dengan kecepatan cahaya saat tubuhnya dilempar dengan tanpa aba-aba olehnya. Setelah pemuda itu benar-benar telah lenyap dari pandangannya, Danshuiyu Kunpeng langsung menghela nafas panjangnya."Aku harap di pertemuan kita nanti kamu akan dapat menghiburku dan membuat otot tubuhku kembali lemas seperti dulu, Kaisar Dewa!" ucapnya lalu menghilang entah kemana.***Pemuda yang yang sebelumnya dicekik lalu di lemparkan oleh Danshuiyu Kunpeng saat ini sedang melesat dengan kecepatan melebihi ukuran kecepatan cahaya."Sial! Ini memang sangat benar dapat mengantarkanku ke Alam Menengah, namun aku juga dapat mati dan kehilangan seluruh energi Qi milikku agar dapat men
Kedua ibu dan anak itu melesat menuju ke sumber ledakan yang terjadi. Sesampainya mereka berada di pusat kejadian, keduanya langsung mengerutkan kening karena menemukan sesuatu yang mirip sebuah telur dengan warna emas kebiruan bermotifkan lambang Yin dan Yang."Telur?" ucap keduanya secara bersamaan."Ibu, mungkinkah telur ini yang jatuh dari langit itu?" pemuda itu bertanya dengan ibunya."Hufth! Kamu ini kebiasaan sekali. Sesuatu yang sudah kamu ketahui jawabannya itu tidaklah perlu kamu tanyakan lagi, nak!" kata sang ibu dengan helaan nafas panjang."Ehehe.. Maaf, ibuku yang paling baik." pemuda itu hanya tersenyum cengengesan saja menanggapi ucapan sang ibu yang penuh dengan helaan nafas itu.Sang ibu tidak lagi memperhatikan putranya, fokusnya kali ini tertuju kepada telur emas kebiruan dengan motif Yin dan Yang.'Aura ini sangat kuat! Setidaknya lebih kuat dari aura milikku!' batinnya setelah merasakan aura yang terpancar dari telur itu.Ekspresi wajah wanita itu segera menjadi
Ekspresi wajah dari sang ratu segera berubah saat ternyata suaminya langsung menanyakan perihal bayi yang sedang digendongnya untuk membuka percakapan. Kaisar Tian Lei lupa mengatakan kata-kata yang seharusnya dia katakan untuk menyambut kedatangan dari istri dan juga anaknya itu."Tentu saja bayiku! Memangnya kamu tidak melihat aku sedang menggendongnya?" Ratu Hiza Ming langsung menjawab pertanyaan dari suaminya dengan nada yang sedikit ngegas karena dia ingin memutuskan secara sepihak mengakui bayi itu sebagai anaknya."Eh..? Sejak kapan istriku ini hamil? Mengapa aku tidak mengetahuinya?" Kaisar Tian Lei langsung cemberut dengan cara bicara permaisurinya itu. Dia segera mengetahui apa yang diinginkan olehnya."Tidak perlu seolah bodoh dan bertanya-tanya seperti itu kepadaku! Aku secara tidak sengaja menemukan bayi ini terjatuh dari atas langit dan aku tertarik untuk mengangkatnya menjadi putraku!" kata Ratu Hiza Ming."Apaa! Terjatuh dari langit?" Kaisar Tian Lei terkejut."Benar!
"Ibuu.. Sakit ibuu.." Tian Lin kecil terus saja berteriak sembari memegangi kepalanya yang terasa seperti akan pecah saja.Ratu Hiza Ming semakin khawatir dan panik saat putranya sama sekali tidak merespon pertanyaan darinya kecuali hanya berteriak kesakitan."Pelayan! Pelayan! Cepat panggilkan tabib!" teriaknya dengan menggunakan energi Qi sehingga membuat seantero istana kekaisaran heboh. Baru kali ini sosok Ratu yang sangat terkenal dengan ketenangannya berteriak lantang dan penuh dengan kekhawatiran.Kaisar Tian Lei yang sedang berada di aula istananya bersama dengan para jenderal dan petinggi kekaisaran dibuat sangat terkejut oleh teriakan istrinya. Dia segera menghentikan pertemuan dan melesat ke arah sumber suara.Zheep!Zheep!Zheep!Puluhan sosok termasuk Kaisar Tian Lei dan pangeran Tian Zhao muncul di dekat ratu Hiza Ming dan juga Tian Lin kecil. Mereka semua memperlihatkan ekspresi wajah kekhawatiran saat melihat pangeran kedua mereka berguling-guling di tanah sembari teru
"Yaahh.. Begitulah.. Jika aku bertemu dengan Makhluk Kekosongan itu lagi, aku pasti akan berterima kasih kepadanya dan sedikit peregangan otot dengannya," ujarnya dengan tersenyum lebar dan penuh arti."Hahaha.. Dia merupakan entitas yang terkuat saat ini di alam semesta ini! Bahkan diatas Kaisar Dewa sekarang! Kau harus menjadi lebih kuat dan tidak terkalahkan terlebih dahulu sebelum menantangnya!" ujar Naga Bayangan dengan tertawa keras."Tidak masalah! Aku hanya memerlukan satu hal saja untuk menjadi kuat!" ujar Tian Lin kecil."Apa itu?" tanya Naga Bayangan dengan raut wajah serius dan penasaran."Waktu! Hahaha.." jawab Tian Lin lalu diikuti ledakan tawa yang terkekeh-kekeh."Cih! Sialan kau bocah!" ujar naga Bayangan yang merasa dirinya sangat bodoh di hadapan bocah kecil berumur 3 tahun itu.Gelak tawa Tian Lin kecil pun mereda dan suasananya langsung berubah menjadi sangat hening. Tidak ada satu kata pun yang terucap antara dirinya dan juga Sang Naga Bayangan, sehingga membuat
Dunia Jiwa.Swooosshhh...Sosok kecil mungil dengan wajah yang sangat tampan muncul dari dalam celah spasial berwarna putih keemasan yang keberadaannya tepat di depan sebuah istana megah dengan hiasan pohon-pohon dari buah abadi di sampingnya.Ya, istana itu tentu saja adalah Istana Ling dan sosok kecil mungil berpraupan tampan dan sempurna adalah Tian Lin kecil."Hoo.. Sudah cukup lama aku tidak melihat tempat ini." ucapnya dengan mengembangkan senyum simpul.Namun tidak lama kemudian senyuman dari sosok mungil berumur 3 tahun dan itu tiba-tiba merosot dan berbalik arah 180 derajat. Dalam pikirannya saat ini terbayang-bayang akan kenangan yang ada dan pernah terlewati di istana megah di hadapannya. Kenangan akan kebersamaan bersama saudara dan saudarinya, kenangan akan suka dan cinta serta canda juga tawa terlintas sepenuhnya di dalam ingatan bocah kecil itu.Tampak dari ujung pelupuk matanya terlihat sebuah butiran air jernih yang menandakan bahwa ia sangat merindukan mereka semua.
Istana Kekaisaran Tian.Seisi Istana Kekaisaran Tian berubah menjadi duka karena sosok kecil mungil yang selalu membuat mereka terkejut dan membanggakan kini tergeletak lemah dan tidak sadarkan diri di kamarnya.Khusus Ratu Hiza Ming, bahkan kesehatannya semakin hari semakin menurun. Badannya yang segar dan raut wajah yang penuh seri saat ini telah menjadi sangat kurus dan lesu. Senyumannya yang indah tidak pernah lagi terlihat semenjak putra kesayangannya pingsan hampir 17 tahun yang lalu.Hal itu semakin membuat seisi istana kekaisaran Tian bertambah duka. Sedangkan untuk Kaisar Tian Lei sendiri, dia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya meminta istrinya untuk beristirahat ataupun sekedar makan. Namun hal itu selalu ditolak dan ditolak serta hanya beberapa kali saja sang ratu mau melakukannya. Itu pun karena sang ratu berfikir bahwa jika dia terlalu terlarut dan sama sekali tidak makan, maka dia akan tumbang terlebih dahulu sebelum anaknya terbangun dari pingsannya. Hal itu tentu