Share

1

Siang hari yang cerah di kota Boras. Kota cantik yang menjadi pusat pemerintahan Zois sekaligus kota terbesar di planet itu. Kesibukan setiap insannya yang terlihat menekuni pekerjaan mereka masing-masing seakan sebuah kesenangan bagi mereka. Saling bergurau yang diselingi tawa ditengah pekerjaan mungkin salah satu hal yang membuat pekerjaan itu menyenangkan. Terasa damai dan tentram.

Brak!

“Lucifer!” teriak seorang gadis setelah menendang pintu rumahnya. Kedamaian siang itu sepertinya tak berpengaruh di rumah yang satu ini. Anak laki-laki yang berdiri di belakang gadis itu hanya mampu menggeleng heran melihat kekuatan gadis itu menendang pintu. 

“Dia belum juga bangun bahkan saat Sungsang sudah hampir muncul.” gadis itu mengoceh memasuki rumah dengan rantang makanan merah muda di tangannya. Omelan gadis dua belas tahun itu sudah tidak bisa dibedakan lagi dengan omelan ibu rumah tangga pada umumnya. Sungsang sendiri adalah salah satu dari enam bintang utama yang berada paling dekat dengan Zois. 

“Berhenti mengikuti, lebih baik bangunkan kakak.” gadis itu tampak kesal dengan Herman yang mengekornya sejak beberapa jam yang lalu. Dengan patuhnya Herman memasuki kamar di dekat tangga dengan pintu hitam bertuliskan ‘sedang hibernasi’. Di dalam kamar itu seorang anak laki-laki sedang meringkuk di bawah selimut dengan memeluk guling layaknya koala. Matanya terpejam dan rambutnya berantakan. Nafasnya yang beraturan menandakan anak itu tertidur sangat pulas.

“Lucifer, bangunlah. Sasha mengamuk,” panggil Herman sedikit mengguncang tubuh temannya itu. Bukannya bangun anak itu lebih mengeratkan pelukannya pada guling kesayangannya. 

“Kalau tidak bangun, minggir lah. Bagikan energi untukku,” ucap Herman seraya menepuk badan Lucifer agar memberinya ruang. Tanpa kata Lucifer menggeser badannya dan Herman pun masuk ke bawah selimut Lucifer. Mereka tertidur di bawah selimut yang sama dengan Herman yang memeluk lengan Lucifer.

Herman adalah bangsa hada yang membuat ikatan dengan Lucifer yang merupakan seorang bangsa guardian. Kedua bangsa ini hidup secara simbiosis mutualisme. Bangsa hada akan menerima energi sihir dari guardiannya, sedangkan guardiannya akan mampu mengaktifkan kekuatannya yang berupa pengendalian ruang dan waktu. Pertukaran energi ini dilakukan dengan bersentuhan atau dalam bentuk batu sihir yang sudah mengandung energi dari setiap partnernya. 

Sasha adalah adik Lucifer yang secara tidak langsung dia juga adalah seorang guardian namun tidak memiliki ikatan dengan hada manapun. Guardian yang tak memiliki ikatan disebut sebagai an guard dan hidup layaknya manusia biasa tanpa kemampuan sihir.

“Memang lebih baik menjadi an guard,” ucap Sasha yang melihat datar kedua laki-laki yang sedang tertidur pulas dengan posisi saling berpelukkan tersebut. Gadis itu kembali ke dapur dan mengambil sebuh baskom yang diisi penuh oleh air. Tak lama ia kembali ke kamar kakaknya. Perlahan gadis itu menarik kursi ke sisi ranjang dan berdiri diatasi kursi tersebut. Dengan tenangnya tangan mungil itu menumpahkan seluruh air dalam baskom tepat diatasi wajah Lucifer dan Herman yang tentu saja langsung terbangun. Wajah keduanya seperti orang yang baru saja diselamatkan setelah hampir tenggelam.

“Ayo makan siang,” ajak Sasha tersenyum simpul. Setelah mengembalikan kursi pada tempatnya Sasha kembali ke dapur dengan baskom kosong di tangannya. Jelas sekali wajahnya sangat puas setelah apa yang ia lakukan. 

Di dalam kamar Lucifer hanya menunduk murung dengan mata masih mengantuk. Herman segera bangun dan mengganti baju basahnya dengan sekali jentikkan jari. Ia menepuk-nepuk kemeja biru yang membalut tubuhnya.

“Selamat pagi, Luci,” sapa Herman saat hari sudah sangat siang. Setelah menyapa dengan senyum lebar pada pria yang sedang murung ia lalu pergi keluar menghampiri Sasha. Lucifer hanya mampu meratapi kasur kapuknya yang basah, yang lagi-lagi akan menjadi hambatannya untuk tidur malam ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status