Share

4

“Tayas!” teriak Teya yang langsung dihampiri oleh Tayas yang datang dengan rambut berantakan. Siapapun tau jika gadis itu bangun dengan terburu-buru.

''Apa itu?” tanya Tayas dengan tatapan heran melihat hasil gambar milik Teyas. Sebuah ligkaran sihir yang cukup besar, di dalamnya tergambar beberapa planet besar serta enam bintang yang mengelilingi planet kecil. Teyas tersenyum dengan bangga melihat hasil gambarnya.

“Nah sekarang kita hanya butuh target,” ucap Teyas yang sudah tak sabar.

Tling!

Sebuah lonceng terdengar samar dari kejauhan. Spontan kedua gadis itu mendekati jendela menara dan memperhatikan keluar. Anak pengembala tadi siang tampak masih tertidur di tempat yang sama bersama sapinya. Kedua gadis itu saling tatap tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

“Dia guardian.” Tayas memberitahu dengan senyum kemenangan di bibirnya. Tentunya sebuah keberuntungan menemukan anak guardian di pegunungan saat hari sudah gelap. Kedua gadis itu berdiri saling berhadapan di setiap sisi lingkaran. Tangan mereka saling tergenggam satu sama lain. Teyas mulai menggerakkan kakinya pada garis luar lingkaran sihir menuju gambaran planet kecil yang di belakanganya digambar dengan ukiran cantik. Kaki kanannya bergerak seolah menyapu planet kecil tersebut.

Univers,” gumam Teyas.

Univers.” Tayas menimpali dengan gumaman yang lebih kecil, kakinya juga bergerak mengulangi gerakan kaki Teyas. Kaki kanannya kembali bergerak berputar mengelilingi beberapa planet besar yang ia gambar. Seolah ia ingin menciptakan dinding yang mengurung planet-planet tersebut.

Ame,” gumam Teyas kembali yang juga diikuti oleh Tayas. Lalu kaki kiri gadis itu bergerak seolah menghubungkan tali antara semua planet besar dengan keenam bintang yang mengelilingi planet kecil tersebut.

Reincarnation, lien sacre, destin.” Teyas kembali menggerakkan kaki kanannya, kali ini gerakannya seolah menghubungkan tali antara planet kecil dengan keenam bintang. Lalu ia menutup kakinya. Teyas kali ini tak mengulangi rapalannya, hanya gerakan kaki Tayas saja yang ia ikuti.

Eclat!” seru Tayas yang menghasilkan sinar perak dari lingkaran sihirnya. Setelah beberapa detik cayahanya meredup dan sebuah cahaya kecil muncul di tengah-tengah gadis itu berdiri hampir menempel. Teyas menangkap cahaya tersebut dengan tangannya. Berjalan kembali mendekati jendela, dan meniup cahaya kecil tersebut menjauh menuju si pengembala yang tengah nyenyak dalam tidurnya.

Di malam yang damai saat semua orang hendak bersantai di rumah mereka masing-masing sebelum mengistirahatkan tubuh mereka sebuah dentuman besar terdengar. Beberapa guardian terlihat bergerak mencari sumber suara tersebut. Namun informasi yang didapat dari menara suci adalah sebuah ledakan dari seorang anak guardian yang sedang bermain di gunung Sayan bersama sapinya. Tentunya tidak ada yang bisa percaya hal tersebut. Permainan apa yang seorang anak pengembala lakukan hingga membuat sebuah ledakan yang terdengar ke seberang pulau. 

''Mungkin itu hanya anak kecil yang bermain api lalu tidak sengaja membuat ledakan,'' terka salah seorang guardian.

''Bukankah itu bahaya?'' imbuh yang lainnya. Banyak yang menerka-nerka karena belum mendapatkan jawaban pasti. Guardian dan hada yang bertugas mencari tahu pun belum berani mendekati lokasi karena asap dan api yang tampak mengandung energi sihir. 

Sasha menggenggam erat tangan Herman yang berdiri di sampingnya. Mereka tampak mencari Mario untuk menemukan Lucifer yang belum kembali sejak siang. Mario juga tak tampak ada di rumah dan hanya terdapat pesan di pagar rumahnya bertuliskan 'Mario sedang ke pasar'.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status