Share

Kantor polisi

Firman terbangun saat cahaya matahari masuk melalui ventilasi jendela. Dia meregangkan badan kemudian mengucek matanya. Yang pertama kali dia lihat adalah wajah Winda yang masih terpejam. Padahal dokter mengatakan, luka di kepalanya ringan. Kenapa sampai saat itu Winda tak kunjung bangun? Batin Firman berkecamuk.

Dia mendekatkan wajah nya pada Winda, berbisik pelan di telinga nya, “Cepat bangun sayang ....” kemudian mengecup pelan pipi itu.

Firman tersenyum lirih, dadanya terasa sesak kembali. Namun, dia mencoba untuk menahannya.

Tak berselang lama, dering ponselnya berbunyi. Firman segera mengambilnya yang tergeletak di atas meja. Dia melihat nama yang tertera di layar, sepertinya itu telepon dari rumah.

Firman segera mengangkat telepon itu, kemudian berbicara pada seseorang ditelepon.

“Halo ....”

“Papa, papa di mana? Kapan pulang? Mama juga kapan pulang.” terdengar suara si sulung Farhan dari seberang telepon, pertanyaannya membuat hati Firman teriris.

“Sebentar lagi Papa akan pula
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status